Content-Length: 177595 | pFad | https://www.academia.edu/42674367/ONTOLOGI_SAINS_MODERN

(PDF) ONTOLOGI SAINS MODERN
Academia.eduAcademia.edu

ONTOLOGI SAINS MODERN

2019

https://doi.org/10.24252/.v8i2.1276.

Kata Ontologi berasal dari kata Ontos yang berarti "berada (yang ada)". Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada.

ONTOLOGI SAINS MODERN Pendahuluan Kata Ontologi berasal dari kata Ontos yang berarti “berada (yang ada)”. Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada. Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.1 Ontologi adalah teori tentang hakikat wujud: tentang hakikat yang ada. Argumen ontologis tentang hakikat wujud ini semata-mata berdasarkan atas argumen-argumen logika yang logis dan rasional. Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ada“ dengan perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga membuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana proses memperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Dengan membahas ketiga unsur ini manusia akan mengerti apa hakikat ilmu itu. Tanpa hakikat ilmu yang sebenarnya, maka manusia tidak akan dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya. Ilmu pengetahuan (science) mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengetahuan (knowledge atau common sense). Mempelajari ilmu pengetahuan itu berarti mempelajari atau membahas esensi atau hakekat ilmu pengetahuan, sedangkan membahas pengetahuan berarti membahas hakekat pengetahuan. Ilmu atau sains berisi teori. Teori itu pada dasarnya menerangkan hubungan sebab akibat. Sains tidak memberikan nilai baik atau buruk, halal atau haram, sopan atau tidak sopan, indah atau tidak indah; sains hanya memberikan nilai benar atau salah. Kenyataan inilah yang menyebabkan ada orang menyangka bahwa sains itu netral.2 Ilmu secara ontologis membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerahdaerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra-pengalaman dan pasca-pengalaman diserahkan ilmu kepada pengetahuan lain. Ilmu hanya merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam batas ontologis tertentu. Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empiris ini adalah konsisten dengan asas epistemologi keilmuan yang mensyaratkan adanya verifikasi secara empiris dalam proses penemuan dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.3 Revolusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi berkali-kali telah terjadi, dengan akibat yang besar dan tidak terduga. Perkembangan empat revolusi dimaksud sebagai berikut: Revolusi pertama, membuka era bagi penelitian mendalam tentang gaya gravitasi, dan penelitian tentang dinamika gerakan benda-benda. Hasil-hasil yang dicapai dalam era ini ialah suatu pembuktian bahwa sifat alam dapat “dilukiskan” dalam suatu deskripsi yang jelas dan pasti, oleh karena itu dapat diramalkan secara amat teliti. Era tersebut dirintis oleh Isaac Newton. Revolusi kedua, era ini lebih memusatkan pada sifat-sifat kelistrikan dan A. Bahrum, “Ontologi, epistemologi dan aksiologi” Vol 8 Nomor 2 (2013): 11, https://doi.org/10.24252/.v8i2.1276. 2 Ahmad Tafsir, Filsafat ilmu: mengurai ontologi, epistemologi dan aksiologi pengetahuan, Cet. 4 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009). 3 Sulhatul Habibah, “Implikasi Filsafat Ilmu terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” Vol. 4 Nomor 1 (April 2017), http://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/693. 1 1 kemagnitan benda sebagai keseluruhan, dan juga tentang sifat-sifat radiasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam era itu dipelopori oleh sarjana-sarjana besar seperti Faraday, sedangkan deskripsi teoritisnya oleh Maxwell. Revolusi ketiga, era ini dimulai pada awal ditemukannya sifat kuantum cahaya oleh Max Planc. Era ini membawa revolusi secara menyeluruh dalam pemikiran manusia tentang zat dan jagad raya. Kecemerlangan era ini dibawakan oleh Einstein yang merumuskan Teori Relativitas; Rutherford tentang atom; Bohr tentang kuantum serta nama-nama yang berkaitan dengan teori kuantum baru seperti Schrodinger, Heisenberg dan Dirac. Revolusi keempat dimulai pada tahun 1938 dengan ditemukannya suatu tipe materi baru yang disebut partikel oleh Anderson.4 Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh seorang ekonom Jerman yaitu Profesor Klaus Schwab. Dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution. Revolusi industri generasi pertama (1.0) ditandai dengan penggunaan mesin uap. Generasi kedua (2.0), melalui penerapan konsep pada produksi massal dan mulai dimanfaatkannya tenaga listrik, telegraf dan produksi baja. Generasi ketiga (3.0), ditandai dengan adanya penggunaan teknologi otomasi berbasis computer dalam proses industri. Revolusi industri keempat (4.0), terjadi pada saat lompatan besar sektor industri, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Hakikat Realitas َ ُّ َ ۡ َ ۡ َ ُّ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ ۡ َۡۡ َ َۡ ََ َ َ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َ َ َ َ ‫ ٱل ِذي علم بِٱلقل ِم‬٣ ‫ ٱقرأ وربك ٱلأكرم‬٢ ‫ خلق ٱلإِنسن مِن عل ٍق‬١ ‫ٱقرأ بِٱس ِم ربِك ٱل ِذي خلق‬ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َٰ َ ۡ َ َ َ ۡ ٥ ‫ علم ٱلإِنسن ما لم يعلم‬٤ B. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. 96: 1-5). Berdasarkan firman Allah SWT tersebut bahwa membaca, menulis dan ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun dalam ayat tersebut ada dua cara yang ditempuh Allah SWT dalam mengajar manusia. Pertama, melalui pena (tulisan) yang harus dibaca manusia, dan yang kedua melalui pengajaran secara langsung tanpa alat atau yang dikenal dengan istilah Ilmu Laduni. Oleh karena itu, tidak semua ilmu pengetahuan dapat dipelajari dan dipahami oleh manusia. َ َ َ َ َ َٓ َ ۡ َ َ ۡ ُّ َ َ َ ُّ َ َ ُّ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ َ َٓ ٓ َ ۡ َ ُّ ‫ه ُّؤلَآءِ إن ُّك‬ ۡ‫نتم‬ َٰ ِ‫ُّوِن بِأسماء‬ َٰ ‫وعلم َءادم ٱلأسما َء كلها ثم ع َرضهم على ٱلم‬ ِ ِ ‫لئِكةِ فقال أ‬ ِ ฀฀‫ۢنب‬ ۡ ُّ َ ۡ َ َ َ َ ٓ َ َ ۡ َ َ َ َ ٓ َ َ َ ۡ َ َ َ َٰ َ ۡ ُّ ْ ُّ َ َ ُّ َ ‫َص َٰ ِدق‬ ٣٢ ‫ قالوا سبحنك لا عِلم لنا إِلا ما علمتنا ۖٓ إِنك أنت ٱلعلِيم ٱلحكِيم‬٣١ ‫ِين‬ “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".(Q.S. 2: 31-32) 4 Habibah. 2 Dalam ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT mengajarkan pada Nabi Adam AS tentang nama-nama benda seluruhnya. Ini menyatakan bahwa ada ilmu yang tidak bisa dipelajari kecuali Allah SWT menghendaki untuk memberikan ilmu tersebut. Hal ini memberi jawaban kepada kita, bahwa semua Ilmu memang bersumber dari Allah. Kalaupun ada anggapan, bahwa ilmu itu bukan dari Allah, adalah karena sudut pandang manusia yang salah, seolah manusia lah yang menciptakan ilmu, padahal manusia hanyalah menemukan ilmu, sehingga ditemukannya teori-teori, atau hukum-hukum yang dinyatakan dan dinisbatkan kepada nama seseorang sebagai penemunya. Dan kiranya kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa semua ilmu pada dasarnya dari Allah. Posisi manusia, hanyalah menemukan ilmu tersebut, melalui kemampuan berpikirnya yang juga dari Allah. Pada tahun 1993, buku Tarnas yang berjudul The Passion of the Western Mind, terbit. Dalam buku itu ada sebuah bab yang berjudul The Crisis of Modern Science. Menurut Tarnas, sedikitnya ada 6 (enam) hal yang menarik perhatian tentang sains modern. Pertama, postulat dasar sains modern ialah space, matter, causality, dan observation, ternyata semuanya dinyatakan tidak benar. Kedua, dianutnya pendapat Kant bahwa yang orang katakan jagad raya, bukanlah jagad raya yang sebenarnya, tetapi jagad raya sebagaimana diciptakan oleh pikiran manusia. Ketiga, determinisme Newton kehilangan dasar, orang pindah ke stochastic. Keempat, partikel-partikel sub-atomatik terbuka untuk interpretasi spiritual. Kelima, adanya uncertainty sebagaimana ditemukan oleh Heisenberg. Keenam, kerusakan ekologi dan atmosfir yang menyeluruh yang disebut Tarnas planetary ecological crisis.5 C. Tafsir Metafisika Tafsiran yang paling pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat gaib (supranatural) dan wujud-wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata. Animisme merupakan kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supranatural ini: di mana manusia percaya bahwa terdapat roh-roh yang bersifat gaib yang terdapat pada benda seperti batu, pohon, dan air terjun. Animisme ini merupakan kepercayaan yang paling tua umurnya dalam sejarah perkembangan kebudayaan manusia dan masih dipeluk oleh beberapa masyarakat di muka bumi. D. Asumsi Dasar Ilmu Ilmu pengetahuan berasal dari kata latin scientia, bentuk kata kerja scio/scire yang artinya mempelajari, mengetahui. Sedangkan ilmu (bahasa Arab/ ‘ilmu) berasal dari kata ‘alima berarti juga tahu. Ilmu pengetahuan (science) merupakan hasil usaha pemahaman manusia tentang hal ihwal sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran dan dapat diindera manusia dengan menggunakan metode ilmiah (uji logika empiris) dimana kebenarannya diuji secara rasional empirik. Ilmu Pengetahuan adalah (a) akumulasi pengetahuan yang disistemasikan; (b) suatu metode atau pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dan dapat diamati oleh panca indera manusia; dan (c) suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk jika ..., maka …6 5 6 Tafsir, Filsafat ilmu. Harsoyo, Karakter Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Yayasan Obor, 1977). 3 Ilmu diartikan sebagai proses, prosedur dan produk, maksudnya adalah serangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah, sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematik mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan (Liang Gie) . Secara garis besar, dari segi alat utama dan cara memperolehnya, pengetahuan dapat dikatagorikan menjadi tiga jenis: 1) Mistik; 2) Filsafat; 3) “Ilmu”/ Sains (pengetahuan ilmiah). Pada dasarnya orang memperoleh tahu dan pengetahuan melalui belajar atau Studi (Study); jenis studi secara lebih spesifik yang dilakukan orang di antaranya:  Studi Mistik: Semedi, berkhalwat; ritual khusus; istikharah; merenung; berdoa; dll.  Studi Filsafat: diskusi, merenung (berfikir); tukar/alih informasi lisan atau tulisan pemikiran; dll.  Studi Sains: “trial and error”; bertanya pada yang dianggap tahu; kursus; sekolah; membaca buku sains; diskusi sains dan sejenisnya; opname; spionase; folling; investigasi; survey; observasi; fact finding; dan Riset (Research) Selain dengan belajar atau studi, ada beberapa model yang dilakukan manusia untuk memperoleh ilmu, antara lain:  Explanation magic. Menghubungkannya dengan hal-hal yang gaib (takhayul dan animisme).  Authority an Tradition. Menghubungkannya dengan apa-apa yang telah dilakukan oleh pemimpinnya. Demikian selanjutnya menjadi suatu tradisi.  Generalization by Experience. Menggunakan pengalaman-pengalaman untuk menarik suatu kesimpulan yang sifatnya umum dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.  Trial and error atau approximation and correction. Mencoba-coba, sampai (secara tiba-tiba) menemukan cara pemecahannya yang dianggap memuaskan.  Speculation and Argumentation. Mengajukan kemungkinan-kemungkinan, lalu diambilnya satu kemungkinan dengan harapan berhasil dan benar kiranya. Sedangkan menurut Aristoteles, terdapat 3 (tiga) cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu:  Metode Deduksi; Secara deduksi orang berpijak dari hal-hal yang bersifat umum untuk memecahkan masalah yang bersifat khusus (Aristoteles).  Metode Induksi; mencari fakta-fakta yang nyata dan murni dari pengalaman dalam masyarakat. Dari fakta-fakta itulah ditarik kesimpulan yang bersifat umum (Francis Bacon). Metode ini merupakan salah satu ciri research modern dan atau dari sinilah bermula metode penelitian ilmiah.  Hypothesis and experimentation. Membuat hipotesis-hipotesis, lalu mengumpulkan fakta-fakta, selanjutnya dengan analisa yang sangat cermat, hati-hati dan tajam terhadap fakta-fakta tersebut diambil satu kesimpulan yang tepat dan bersifat umum yang menjelaskan fakta-fakta tadi. E. Kesimpulan Ilmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri manusia maupun realitas di luar dirinya, sedangkan teknologi merupakan instrumen bagi manusia 4 untuk memenuhi kebutuhannya. Pada zaman kontemporer ilmu pengetahuan mengalami kemajuan sangat cepat dengan penemuan berbagai teknologi canggih. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berimplikasi dalam perubahan peradaban manusia. Diversifikasi dan spesialisasi ilmu serta inovasi teknologi telah mencapai temuan-temuan baru beserta penerapannya di bidang nuklir, kimia, bioteknologi dan genoteknologi, mikroelektronik, dan antariksa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan Inovasi teknologi menimbulkan dampak positif serta negatif. Dampak negatif tentunya dapat mengancam eksistensi manusia, hal itu merupakan problem fundamental diantara problem yang lain seperti di bidang sosial, ideologi, politik, ekonomi, serta pendidikan. Adanya dimensi etis, merupakan hal penting dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengembangkan IPTEK harus memperhatikan martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggung jawab pada kepentingan umum, baik sebagai pribadi, hubungan dengan lingkungannya maupun sebagai makhluk yang bertanggung jawab terhadap Khaliknya. Teknologi mutakhir yang semakin berkembang perlu didasarkan pada filsafat ilmu sebagai arah bagi pengembangannya, supaya para ilmuwan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) keberadaan serta pengembangannya selalu saling mempengaruhi. Pada zaman kontemporer terjadi loncatan-loncatan penting dalam IPTEK. Inovasi teknologi secara pesat mempunyai dampak positif juga negatif. Filsafat ilmu sebagai dasar bagi pengembangan IPTEK harus turun pada kontekstualitas supaya kesadaran akan pemanfaatan teknologi tetap pada koridor kepentingan bersama. Implikasi dari pengembangan dan penerapan IPTEK juga harus dikendalikan dengan didasarkan pada filsafat ilmu dan adanya etika ilmiah supaya tidak semakin jauh dari nilai-nilai etik, moral, dan agama. Daftar Pustaka Bahrum. “Ontologi, epistemologi dan aksiologi” Vol 8 Nomor 2 (2013): 11. https://doi.org/10.24252/.v8i2.1276. Habibah, Sulhatul. “Implikasi Filsafat Ilmu terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” Vol. 4 Nomor 1 (April 2017). http://ejurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/view/693. Harsoyo. Karakter Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Yayasan Obor, 1977. Tafsir, Ahmad. Filsafat ilmu: mengurai ontologi, epistemologi dan aksiologi pengetahuan. Cet. 4. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009. 5








ApplySandwichStrip

pFad - (p)hone/(F)rame/(a)nonymizer/(d)eclutterfier!      Saves Data!


--- a PPN by Garber Painting Akron. With Image Size Reduction included!

Fetched URL: https://www.academia.edu/42674367/ONTOLOGI_SAINS_MODERN

Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy