Content-Length: 177595 | pFad | https://www.academia.edu/42674367/ONTOLOGI_SAINS_MODERN
Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Kata Ontologi berasal dari kata Ontos yang berarti "berada (yang ada)". Menurut istilah, Ontologi adalah ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata ini dan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Dengan demikian, ontologi adalah ilmu pengetahuan yang meneliti segala sesuatu yang ada.
Filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan (sains), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran relatif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia ( The Liang Le dalam Fuad Hasan: 2010, 13).
1 | O n t o l o g i b y M a r i o n ONTOLOGI Marion, S.Pd., Email: marion@pnsmail.go.id ABSTRAK. Filsafat ilmu merupakan satu di antara banyak cabang filsafat. Filsafat ilmu lahir dari upaya menjawab tiga jenis pertanyaan, yang satu di antaranya disebut sebagai landasan ontologis filsafat. Ontologi mempelajari apa yang ada atau hakikat yang ada, baik kongkrit maupun abstrak. Ontologi berperan melahirkan aliran-aliran dalam filsafat, yaitu (1) Monoisme, (2) Dualisme, (3) Pluralisme, (4) Nihilisme dan (5) Agnotisisme. Ontologi matematika melahirkan tiga aliran dalam memahami hakikat matematika, yaitu (1) aliran logistik, (2) aliran intuisionis, dan (3) aliran formalis. Memahami ontologi matematika sekolah akan memperkuat arah pencapaian tujuan pendidikan matematika dan memberi landasan lebih kuat bagi siswa dalam meningkatkan makna dan kegunaan matematika dalam kehidupan. Kata Kunci: filsafat ilmu, ontologi, matematika, matematika sekolah
Menurut ilmu antropologi “kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009 : 144). Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Ia tak pernah terlepas dari situasi di mana ia tinggal; dengan siapa ia berelasi dan bagaimana ia bertahan hidup. Dalam konteks inilah manusia dibentuk menjadi manusia yang berbudaya. Ia dididik dan dibentuk berdasarkan tempat dimana dia tinggal. Dalam sejarah peradaban manusia mulai dari tingkat primitif sampai modern, manusia juga mengalami perkembangan. Perkembangan itu berawal dan menuju suatu bentuk atau pola kebiasaan yang lebih manusiawi. Bila dahulu manusia tidak berpakaian, pada zaman ini manusia sudah menggunakan pelbagai jenis pakaian. Bila dahulu manusia percaya pada kisah-kisah mitos, sekarang manusia percaya pada pikirannya. Manusia semakin berkembang dalam kebudayaannya sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Menanggapi hal ini Prof. Dr. C. A. van Peursen melihat usaha pembangunan dan modernisasi kita sebagai suatu pergeseran kebudayaan. Pada dasarnya perkembangan kebudayaan manusia dipengaruhi oleh alam pikiran manusia itu sendiri, alam pikiran manusia membentuk suatu kebudayaan yang baru dan melupakan kebudayaan lama. Kasus ini menjadi hal yang sangat menarik utuk kita diskusikan secara penting tentang perlunya kita mempertahankan kepribadian kita dalam menghadapi perubahan-perubhan sosial yang sanyat luas dan mendalam sekarang ini. Beliau dengan jelas menjelaskan dalam bukunya “Strategi Kebudayaan” tentang teori tiga tahap kebudayaan yakni tahap mitis, tahap ontologis dan tahap fungsional. Tahap-tahap ini tidak terjadi secara berurutan, tetepi saling berkesinambungan bahkan sampai sekarang.
Email: rahmathiasjusuf@iain-manado.ac.id VALIDITAS PENGETAHUAN DAN SAINS MODERN Salah satu tujuan Islam adalah untuk memberi tuntunan sehingga manusia 1 dapat memiliki dan menikmati hidup, dan kehidupan secara layak, wajar dan manusiawi. Islam merupakan salah satu agama yang menuntun manusia dari taraf kehidupan terbelakang menuju taraf kehidupan yang maju dan modern. 2 Ajaranajaran yang terkandung di dalamnya menggugah manusia menjadi dinamis, kreatif, dan penuh pengabdian terhadap agama, negara, dan masyarakat serta bangsa. usaha meningkatkan taraf kehidupan yang lebih maju adalah tugas mulia bagi umat Islam, disamping memberi sumbangan positif bagi perbaikan-perbaikan sosial dikalangan masyarakat luas, Islam harus mengambil inisiatif, apa lagi zaman modern sekarang ini, terjadi kemajuan hidup secara terus-menerus. Para intelektual Islam maupun Barat pada abad modern ini, seiring perkembangan ilmu pengetahuan (science) dan teknologi, menjadi daya tarik untuk dijadikan objek kajian. Berbagai polemik terjadi yang harus di telusuri perkembangan dan kebenarannya terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang jika dipandang dalam epistemologi 3 Islam bahwa ilmu syarat dengan nilai sementara dalam epistemologi Barat, ilmu bebas nilai. Islam tidak melarang untuk
2021
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;
Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen dan aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Portofolio juga dapat diartikan sebagai bagaimana cara seorang investor menghasilkan keuntungan yang optimal dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada berbagai jenis investasi yang berada di pasar modal. Properti, saham, instrumen pendapatan tetap seperti obligasi, sampai uang tunai atau setara kas merupakan isi dari portofolio. Namun saat ini, portofolio lebih diutamakan pada aset investasi yang likuid seperti: saham, instrumen pendapatan tetap dan kas atau setara kas. Dalam dunia pasar modal, para investor memiliki preferensi dan karakter yang berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Ada Investor yang menyukai risiko (risk seeker) yaitu Investor tipe ini berani mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapat imbal hasil yang tinggi pula. Investor dengan karakter tersebut cenderung agresif dan spekulatif dalam mengambil keputusan investasi. Ada juga Investor yang netral terhadap risiko (risk neutrality) yaitu Investor tipe ini meminta kenaikan imbal hasil yang sama untuk setiap kenaikan tingkat risiko. Investor dengan karakter ini cenderung hati-hati dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada pula Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) yaitu Investor tipe ini hanya berani mengambil risiko tingkat rendah dengan imbal hasil yang rendal pula. Tipikal investor tidak suka mencari risiko dan cenderung memikirkan secara matang sebelum mengambil keputusan investasi. Meskipun investasi dipasar modal menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, namun jika semakin besar pengembalian maka semakin besar pula resiko yang dihadapi. Oleh karena itu maka investor dituntut untuk berfikir secara rasional dan juga
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Pada perkembangannya, ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan, sifat, objek, tujuan dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya. Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi. Menyadari pentingnya peran dari filsafat ilmu dalam konteks pengetahuan sains maka makalah ini menyebutkan beberapa hal tentang bagaiaman proses fenomena tersebut terjadi, bagaimana hukum atau teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan, dan apakah hakikat dari ilmu sains itu (ontologi, epistimologi dan aksiologi sains), bagaimana cara sains menyelesaikan masalah, dan apa sajakah manfaat sains dalam kehidupan manusia. Hal tersebut akan dibahas lebih luas dan mendalam dalam makalah ini.
Pendidikan merupakan suatu isu yang senantiasa menarik untuk dikaji, sepanjang masih ada kehidupan manusia di planet bumi ini. Semua bangsa di dunia pasti berkepentingan dengan pendidikan, sebab dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan budayanya dan mewariskannya kepada generasi penerus mereka, sehingga pendidikan sering disebut juga sebagai agent of culture. Karena dengan pendidikan, manusia dapat menentukan sikap dan perilaku serta langkah ke depan yang harus diambil. Perubahan yang dialami melalui proses pendidikan senantiasa beraturan dan terukur, bukan atas emosi dan ketergesa-gesaan yang dialami oleh manusia. 1 Filsafat bersifat preskriptif artinya filsafat pendidikan mengkhususkan tujuan-tujuannya, yaitu bahwa pendidikan seharusnya mengikuti tujuan-tujuan itu dan cara-cara yang umum harus digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Filsafat pendidikan bersifat analitik tatkala filsafat pendidikan berupaya menjelaskan pernyataan-pernyataan spekulatif dan preskriptif, menguji rasionalitas ide-ide pendidikan, baik konsistensinya dengan ide-ide yang lain maupun cara-cara yang berkaitan dengan adanya distorsi pemikiran. Konsep-konsep pendidikan diuji secara kritis demikian pula dikaji juga apakah konsep-konsep tersebut memadai ataukah tidak ketika berhadapan dengan fakta yang sebenarnya. Filsafat pendidikan berusaha menjelaskan banyak makna yang berbeda yang berhubungan dengan istilah-istilah yang banyak digunakan dalam lapangan pendidikan seperti kebebasan, penyesuaian, pertumbuhan, pengalaman, kebutuhan, dan pengetahuan. Penjernihan istilah-istilah akan sampai pada hal-hal yang bersifat hakiki, maka kajian filsafat tentang pendidikan akan ditelaah oleh cabang filsafat yang bernama metafisika atau ontologi. Ontologi menjadi salah satu landasan dalam filsafat pendidikan. Selain itu, kajian pendidikan secara filsafati memerlukan pula landasan epistemologis dan landasan aksiologis. 2 Oleh karena itu, filsafat pendidikan memiliki kaitan dengan pendidikan modern antara satu sama lain. Demikian makalah ini dibuat untuk membahas aliran filsafat pendidikan modern ditinjau dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Bagaimana hubungan filsafat pendidikan modern ditinjau dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi ? Untuk mengetahui hubungan filsafat pendidikan modern ditinjau dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Kata ontologi berasal dari perkataan yunani, yaitu Ontos: being, dan Logos:logic. Jadi, ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan) atau ilmu tentang yang ada. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang metafisika yang berhubungan dengan kajian mengenai eksistensi itu sendiri. Ontologi mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada. 3 Clauberg menyebut ontologi sebagai "ilmu pertama," yaitu studi tentang yang ada sejauh ada. Studi ini dianggap berlaku untuk semua entitas, termasuk Allah dan semua ciptaan, dan mendasari teologi serta fisika. Pertanyaan yang berhubungan obyek apa yang dikaji oleh pengetahuan itu (ontologi), bagaimana cara mengetahui pengetahuan tersebut (epistemologi), dan apa fungsi pengetahuan tersebut (aksiologi). 4 Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Kajian tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis adalah Thales, Plato, dan Aristoteles. Thales, misalnya, melalui perenungannya terhadap air yang ada di mana-mana, ia sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan "substansi terdalam" yang merupakan asal mula dari segala sesuatu. Yang penting bagi kita sesungguhnya bukanlah ajarannya yang mengatakan air itulah asal mula segala sesuatu, melainkan pendiriannya bahwa "mungkin sekali segala sesuatu berasal dari satu substansi belaka."
Environmental Values, 2017
Oxford Encyclopaedia of Curriculum Studies, 2021
Universal Journal of Electrical and Electronic Engineering, 2020
Des dieux et des plantes, Monde végétal et religion en Grèce ancienne, 2019
Experimental Psychology, 2006
Veterinary Immunology and Immunopathology, 2005
International Journal of Vehicle Design, 2014
Seed Science Research, 2015
Drug Discovery and Evaluation: Methods in Clinical Pharmacology, 2011
arXiv (Cornell University), 2023
Insights into regional development, 2024
Sprache und Literatur, 2020
Fetched URL: https://www.academia.edu/42674367/ONTOLOGI_SAINS_MODERN
Alternative Proxies: