Pemungutan Dan Pengeringan Hasil Tanaman Padi
Pemungutan Dan Pengeringan Hasil Tanaman Padi
Pemungutan Dan Pengeringan Hasil Tanaman Padi
Bagaimana pengeringan
2 hasil tanaman sebagai
benih
Bagaimana proses
4 pengeringan secara alami
dan buatan?
Untuk kepentingan mencukupi kebutuhan konsumen akan produk tanaman, pemungutan
buah yang dihasilkan tanaman, selalu memakai pertimbangan pertimbangan sebagai
beriku
a) Buah-buah yang telah matang lebih dahulu akan tercecer, dapat pula
terjadi perkecambahan biji dalam keadaan masih terikat dalam buah
itu. Sebagai contoh yang sering tercecer karena ketuaannya, kedelai,
kacang polong, kacang merah, buah/biji bengkuang, kacang hijau dan
lain sebagainya, karena kulit buah pecah.
b) Menurunnya vigor dan viabilitas bagi benih yang masak awal.
Pemungutan atau pemetikan harus dilakukan dengan tangan, jadi tidak perlu
mengandalkan mesin pemanen, dengan tangan akan dapat dipetik atau dipungut
buah-buah yang terjamin kematangannya dan dengan penuh kehati-hatian dapat
tercegah kerusakan atau cacat pada kulit buah
Pemungutan buah-buah yaitu pada saat buah berada dalam kondisi aktual matang,
artinya buah dengan biji-biji yang terdapat didalamnya sudah masak fisiologis dan ciri-
cirinya buah telah aktual matang dapat diketahui dengan mudah. Pada polong, kacang hijau,
kacang merah, kedelai dapat terlihat pada warna buahnya coklat dan kering, pada buah
pepaya, tampak matang di pohon berwarna merah kekuning-kuningan atau kuning sekali,
demikian pula tanda-tanda pada buah tomat yang telah matang aktual.buah-buah aktual
matang atau absolut matang setelah dipungut hendaknya ditempatkan pada tempat khusus,
jangan sampai tercampur dengan biji-biji lain, tempatnya pun harus dijaga sebersih mungkin
(Kartasapoetra, 2003).
Dalam hal tanaman yang dikembangkan itu tanaman padi (kita perlu misalnya
benih-benih padi yang unggul) maka dalam pemungutan atau panenannya, si
penangkar tentunya tidak dapat melakukan panenan bertahap melainkan
panenan secara sekaligus, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut
a) Benih yang sedang dipanen pada 1 areal pertanaman harus menunjukkan
minimal 80% matang.
b) Benih yang sedang dipanen itu harus terhindar dari pencampuran dengan
benih dengan areal panenan yang lain, jadi penangkar harus aktif mengawasi
(dengan penuh keseksamaan) para petugas panenan.
c) Alat peralatan dan tempat (wadah) untuk panenan harus bersih dan terhindar
dari kemungkinan percampuran dengan hasil dari varietas lain
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air
dalam jumlah yang relatif kecil dari bahan dengan
menggunakan energi panas
Sun Drying
Pengeringan dengan cara ini dapat dilakukan:
Sekiranya terjadi udara mendung ,
Tempat-tempat yang baik keadaannya atau
belum dibuat, sehingga perlu dilakukan
pengeringan dengan cara peranginan.
Biasanya pengeringan dengan cara ini
dilakukan pada ruang-ruang beratap, tetapi
serba terbuka (tak berdinding), tampah-tampah
pengeringan yang berisi benih digantungkan
atau disediakan rak-rak tertentu yang agak
Ventilation jarang tingkatannya. Apabila keadaan cuaca
tidak mendung, tampah-tampah yang berisi
drying benih ini perlu digantungkan atau ditempatkan
pada tempat yang terdapat penyinaran.
Artificial drying
Pengeringan dengan menggunakan alat mekanis (pengeringan buatan)
yang menggunakan tambahan panas memberikan beberapa keuntungan
diantaranya tidak tergantung cuaca, kapasitas pengeringan dapat dipilih
sesuai dengan yang diperlukan, tidak memerlukan tempat yang luas,
serta kondisi pengeringan dapat dikontrol.
Artificial drying
Badan-badan atau perorangan yang mempunyai usaha pembenihan pada waktu sekarang, umunya memiliki
peralatan pengering benih atau produk yang dihasilkan oleh putera-puteri indonesia. Dengan adanya peralatan
pengering yang diimpor atau hasil perkembangan teknik para putera indonesia, rupanya masalah pengeringan
benih telah dapat diatasi apabila keadaan cuaca mengalami mendung utuk tempo lama (musim penghujan yang
berkepanjangan). Pemanfaatan peralatan dan teknologi maju dalam pembenihan ini akan dinyatakan berhasil atau
dapat membantu usaha, apabila dapat:
a) Mencapai maksud pengeringan sesuai dengan yang telah direncanakan, baik yang berkaitan dengan
kecepatan waktu maupun kualitas pengeringan yang diharapkan.
b) Tercapai pengeringan tanpa tergantung pada keadaan cuaca.
c) Menjamin kualitas benih, tanpa adanya kerusakan-kerusakan atau cacat dalam, sehingga benih dapat
menunjukkan viabilitas dan vigor pada saatnya benih ditanam atau dikembangkan kembali.
Artificial drying dapat diaksanakan dengan memanfaatkan peralatan pengering yang dapat menimbulkan seuhu
rendah, sedang dan tinggi. Jelasnya dapat dikemukakan sebagai berikut
1. Peralatan dengan suhu rendah
Kipas angin atau fan merupakan peralatan yang bermanfaat walaupun peralatan ini sederhana, tetapi memiliki
kemampuan cukup untuk menghembuskan massa udara dalam lingkungan dimana benih berada. Prinsip penggunaan
kipas angin ini karena ada pendapat bahwa dengan adanya kelembaban udara yang relatif benih-benih secara tahap
demi tahap akan mencapai kadar air yang berkeseimbangan.
Kelembaban udara yang relatif yang berada dibawah kadar air benih, denagn sendirinya akan mendorong uap air
keluar dari benih – permukaan benih – ke udara. Kelembaban udara relatif itu tidak tetap karena adanya pengaruh-
pengaruh lainnya, seperti misalnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan dapat digolongkan menjadi dua yaitu : faktor yang berhubungan dengan
sifat bahan yang dikeringkan atau disebut faktor internal (ukuran bahan, kadar air awal dari bahan dan tekanan parsial di dalam
bahan) dan faktor yang berhubungan dengan udara pengering atau disebut sebagai faktor eksternal (suhu, kelembaban dan
kecepatan volumetrik aliran udara pengering). Metode dan jenis pengeringan dibedakan menjadi 2 cara yaitu pengeringan
alami (natural drying atau disebut juga sun drying), dan pengeringan buatan (artificial drying).
TERIMA KASIH
Ta m p l a t e P r e s e n t B y A P