Paper Tanaman Semangka

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PAPER TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris)

MATA KULIAH URBAN HORTIKULTURA

Disusun Oleh:

Eva Proditus Sianturi (48416507)

Dosen Pengampu:

Ady Daryanto, SP., MSi

Putri Irene Kanny, SP., MSi

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2018
1.1.Arti Penting Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris)
Tanaman semangka termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan
semusim yang mempunyai arti penting bagi perkembangan sosial ekonomi
rumah tangga maupun negara. Pengembangan budidaya komoditas ini
mempunyai prospek cerah karena dapat mendukung upaya peningkatan
pendapatan petani, pengentasan kemiskinan, perbaikan gizi masyarakat,
perluasan kesempatan kerja, pengurangan impor dan peningkatan ekspor
non migas. Semangka merupakan salah satu buah potong yang terpenting di
Indonesia bersama pepaya dan melon. Hal ini terlihat pada tersedianya
semangka pada supermarket modern, toko buah besar, hingga kios buah
pinggir jalan sepanjang tahun. Oleh karena itu, semangka selalu
membutuhkan pasokan dalam jumlah yang besar sepanjang tahun.
(Prahasta, 2009).

Gambar 1. Buah Semangka.

Sumber: Kalie, 1996.


Tanaman semangka merupakan salah satu tanaman prioritas utama
yang perlu mendapatkan perhatian diantara tanaman-tanaman hortikultura.
Budidaya semangka mampu mendatangkan keuntungan bila dilakukan
dengan baik. Hal ini memberikan keuntungan kepada petani atau pengusaha
pertanian tanaman semangka, dan memungkinkan adanya perbaikan tata
perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian (Balatif, 2017).
Semangka mempunyai daya tarik khusus karena buahnya yang terasa
segar,banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai
gizinya termasuk rendah yaitu hanya mengandung 7 persen karbohidrat
dalam bentuk gula dan 2 kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong
rendah, namun buah ini diminati konsumen karena rasanya yang segar
(Kalie, 1996).
Daya tarik budidaya semangka bagi petani terletak pada nilai
ekonomisnya yang tinggi. Beberapa kelebihan usahatani semangka
diantaranya adalah berumur relatif singkat hanya sekitar 70 – 80 hari, dapat
dijadikan tanaman penyela di lahan sawah pada musim kemarau, mudah
dipraktekkan para petani dengan cara biasa (konvensional) maupun semi
intensif, serta memberikan keuntungan yang memadai (Rukmana, 1994).

1.2. Asal Tanaman dan Sentra Produksi Semangka (Citrullus vulgaris)


Tanaman semangka berasal dari daerah kering tropis dan subtropis
Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara seperti
Afrika Selatan, Cina, Jepang dan Indonesia.
Tanaman semangka bersifat semusim dan tergolong cepat berproduksi.
Negara penghasil buah semangka utama di dunia adalah Cina (62%), Turki,
EU (4%), Iran (3%), Brazil, USA, Mesir (2%) dan negara lain seperti
Rusia, India, Uzbekistan, Afgaistan, Meksiko dan Algeria (1%). Sentra
penanaman di Indonesia terdapat di Jawa Tengah D.I. Yogyakarta, Tegal,
Pekalongan, Wonogiri, Magelang dan Kulonprogo; Jawa Barat: Indramayu,
Karawang; Jawa Timur: Madiun, Banyuwangi, Malang, Madura; Sumatera
Barat: Air Haji dan Balai Selasi; Lombok dan Lampung (Purba et al.,
2015).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015) penghasil buah
semangka terbesar di Indonesia, yaitu Provinsi Sumatra Utara, Provinsi
Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. daerah yang cukup potensial
untuk pengembangan semangka di Indonesia adalah Jawa Tengah (D.I.
Yogyakarta, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo), Jawa Barat
(Indramayu, Karawang), Jawa Timur (Banyuwangi, Malang) dan Lampung,
dengan rata-rata produksi 30 ton/ha/tahun. Provinsi Jawa barat
menghasilkan 2.798,30 ton buah segar, Jawa Timur sebesar 1.123,80 ton
dan Lampung sebesar 1.051,80 ton buah segar. Provinsi Lampung
berpotensi untuk pengembangan komoditi buah hortikultura seperti
semangka. Menurut Badan Pusat Statistik (2010), Provinsi Lampung
memberikan total produksi buah sebesar 28,24 ton untuk produksi buah
semangka. Selain itu, berdasarkan data Departemen Pertanian (2011),
Lampung memiliki produktivitas buah semangka terbesar dan relatif
mengalami peningkatan dari tahun 2006 hingga tahun 2010.

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Rata-rata Hasil dan Produksi Semangka


di Indonesia Tahun 2009 – 2014

Sumber: Statistika Produksi Hortikultura, 2014


Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Hasil Semangka menurut
Provinsi

Sumber: Statistika Produksi Hortikultura, 2014


1.3.Potensi Daya Saing Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris)
Buah semangka merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
banyak diminati oleh masyarakat umum, bagi para petani buah semangka
ini sangat memiliki prospek yang sangat cerah karena memiliki harga jual
yang relatif menguntungkan dengan investasi yang tidak terlalu mahal,
sedangkan bagi para konsumen buah semangka banyak digemari karena
rasa nya yang manis dan mengandung banyak air yang menyegarkan. Selain
menyegarkan buah semangka juga banyak mengandung gizi. Daya tarik
budidaya semangka bagi petani semangka terletak pada nilai ekonominya
yang tinggi. Beberapa kelebihan usahatani semangka diantaranya adalah
berumur relatif singkat (genjah), dan proses budidaya yang relatif mudah.
Praktek budidaya semangka umumnya menghasilkan keuntungan mencapai
5,8 juta/hektar dalam 1 musim (Prajnanta, 2001).

1.4.Alasan Tanaman Semangka Menjadi Sentra Produksi di Indonesia


Menurut Prajnanta (2003) menyatakan bahwa banyaknya sentra
penanaman semangka di indonesia dikarenakan bertanam semangka
memerlukan waktu yang relatif singkat (60-75 HST) dan dapat dijadikan
sebagai tanaman pokok dan yang jelas keuntungan yang diperoleh petani
cukup besar. Semangka termasuk dalam famili buah labu - labuan
(Cucurbitaceae) dan memiliki sekitar 750 jenis. Menurut Badan Pusat
Statistik (2010), Jawa barat, Jawa Timur dan Lampung merupakan tiga
provinsi terbesar yang menyumbangkan produksi buah-buahan terhadap
total produksi buah nasional dilihat dari kesesuaian agroklimat dan
agroekosistemnya.

1.5.Ekspor Impor Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris)


Indonesia mendapat peluang ekspor semangka sebesar 1.000
ton/tahun, sedangkan permintaan pasar dunia akan semangka mencapai
169.746 ton/tahun (Fadilah, 2012). Perkembangan produksi tanaman
semangka di Indonesia tahun 2009 mencapai 474.327 ton, namun pada
tahun 2010 produksi semangka hanya mencapai 348.631 ton (Jasmine et al.,
2014).
Menurut Prajnanta (1996), sebelum tahun 1980 semangka merupakan
buah yang eksklusif karena hanya tersedia di tempat-tempat tertentu seperti
hotel dan restoran dan tidak semua orang dapat menikmatinya, sehingga
untuk dapat mengkonsumsinya negara kita harus mengimpor buah
semangka. Namun, sejak diberlakukannya SK Menteri Pertanian No 505
tahun 1982 tentang pembatasan buah impor, maka impor buah termasuk
semangka pun dibatasi. Hal tersebut membuat banyak petani
membudidayakan semangka hingga mampu ekspor kebeberapa negara.
Selain itu, konsumsi buah khususnya semangka tidak mengalami
penurunan, karena cenderung mengalami peningkatan.
Kegiatan ekspor buah semangka pada beberapa negara seperti
Hongkong, Singapura, Uni Emirat Arab dan Negara Timur Tengah lainnya.
Berdasarkan Data Direktorat Jenderal Hortikultura (2011), volume
produksi, impor dan ekspor buah semangka pada tahun 2010 masing-
masing sebesar 348.631 ton, 1.036 ton, dan 42 ton. Berdasarkan data
tersebut dapat diketahui bahwa volume impor buah semangka masih jauh
lebih besar dibandingkan dengan volume ekspor. Hal ini menunjukkan
peluang ekspor buah semangka di Indonesia masih sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia-Statistical Pocketbook of


Indonesia. Jakarta: BPS-Statistic Indonesia.

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai Provinsi
Lampung tahun 2014. Berita Resmi Statistik. Lampung.

Balatif, F. 2017. Analisis Usahatani Semangka (Citrullus Lantus) Biji Dan


Semangka Non Biji Terhadap Pendapatan Petani. Volume 6 No.2.

Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Data volume produksi, impor dan ekspor
buah semangka. www.deptan.go.id. (diakses 29 Oktober 2018).

Fadilah K. N. 2012. Penapisan Fitokimia Kulit Semangka dan Pemanfaatan


sebagai Minuman Kesehatan. Tasikmalaya: STIKES.

Jasmine, Ginting J, Siagian B. 2014. Respons Pertumbuhan dan Produksi


Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) terhadap Konsentrasi
Paclobutrazol dan Dosis Pupuk NPK. J. Argroteknologi 2(3):967–974.

Kalie, M. B. 1996. Bertanam Pepaya. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta.


Hal. 3; 10-23.

Kementerian Pertanian. 2011. Data pencarian Departemen Pertanian.


http://www.deptan.go.id. (diakses 29 Oktober 2018).

Prahasta, A.S. 2009. Agribisnis Semangka. Pustaka Grafika: Bandung.

Prajnanta, F. 1996. Agribisnis Semangka Non Biji. Bogor: Penebar Swadaya.

Prajnanta, Final. 2001. Agribisnis Semangka Non Biji. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Prajnanta, Final. 2003. Agribisnis Semangka Non-Biji. Jakarta, Indonesia:


http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/semangka.pdf.
Purba, J.O., Asil, B., Syukri. 2015. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) TerhadapPemberian Pupuk
NPK(15:15:15) dan Pemangkasan Buah. Jurnal Online
Agroekoteaknologi . Vol.3, No.2 : 595- 605.

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Kanisius: Yogyakarta.

Statistika Produksi Hortikultura. 2014. Kementrian Pertanian Direktorat


Jenderal Hortikultura. 19 hal. http://hortikultura pertanian. go.id. Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy