Padi Sawah

Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN

“BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L)”

OLEH :
DELFI RAMADHAN
NIM : 22260004

DOSEN PENGAMPU :
Ir. YUSTITIA AKBAR, M.P

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya. Tuhan seruan alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada berkira besarnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Teknologi Produksi Tanaman Pangan dengan judul
“Budidaya Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa).”
Ucapan terimakasih saya haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Pangan yang telah meluangkan waktu,tenaga dan pikirannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Saya menyadari bahwa manusia tak luput dari
kekurangan, mungkin dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan baik dari segi sisi
penyusunannya, maka dari itu saya mohon maaf atas kekurangan-kekurangan yang disengaja
maupun tak sengaja, saran dan kritik dari dosen,asisten dosen dan teman-teman sangat saya
butuhkan. Tanpa ada kritikan maupun saran dari mereka semua tak mungkin tau dan bisa untuk
memperbaiki kekurangan makalah yang saya susun ini. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Payakumbuh, 19 April 2024

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
2
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3 Tujuan................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Pengertian Tanaman Padi Sawah.......................................................................6
2.2 Morfologi Tanaman Padi Sawah........................................................................6
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Padi Sawah...............................................................8
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Padi Sawah............................................................9
2.5 Hama dan Penyakit Tanaman Padi Sawah.......................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman utama di Indonesia, karena hampir
dari setengah penduduk di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Peningkatan
jumlah penduduk disetiap tahun nya juga berpengaruh pada kebutuhan pangan terutama beras.
3
Maka dari itu, masalah pangan dan ketahanan pangan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
komoditi beras (Nurmalina, 2007).
Padi merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, karena sebagai sumber
energi dan karbohidrat bagi mereka. Selain itu, padi juga merupakan tanaman yang paling
penting bagi jutaan petani kecil yang ada di berbagai wilayah di Indonesia (Handono, 2013).
Produksi padi nasional pada 2 tahun terakhir mengalami peningkatan pada 2017 produksi
padi mencapai 81.148.594 ton dan naik sebanyak 2,33% atau 83.037.150 ton padi (Kementan,
2019). Pengaturan pola tanam merupakan salah satu faktor dalam budidaya padi untuk hasil yang
maksimal. Terdapat dua jenis pola tanam yang sering digunakan yaitu jajar legowo dan tegel.
Sistem tanam jajar legowo merupakan usaha untuk meningkatkan populasi dengan cara
mengatur jarak tanam. Selain sistem jajar legowo, adapun sistem tanam SRI (System of Rice
Intensification) yang dapat menghasilkan produktifitas yang lebih tinggi dari pada sistem tanam
konvensional. Sistem tanam SRI pada fase generatif tanaman padi memiliki tingkat fotosintesis
tinggi dan tingkat transpirasi rendah sehingga dapat menghasilkan gabah lebih banyak dari pada
sistem konvesional (Hidayati, 2015).
Berdasarkan laporan di atas menunjukan tingginya vitalitas tanaman padi terhadap
keberlangsungan peradaban penduduk dunia, tidak terlepas dengan Indonesia yang mayoritas
penduduknya bergantung pada tanaman padi sebagai sumber pangan utama sehari-hari. Maka
dari itu tanaman padi menjadi salah satu komoditas penting dan mempunyai nilai strategis bagi
masyarakat Indonesia. Swasembada beras menjadi sasaran utama di dalam kebijakan pangan
nasional ditandai dengan penerapan berbagai kebijakan peningkatan produksi padi. Menurut
Atekan (2009), ketersedian beras dalam jumlah yang cukup menjadi tuntutan untuk memberikan
jaminan terhadap ketahanan pangan dan stabilitas keamanan. Oleh karena itu beras selalu di
tempatkan sebagai komoditas utama dalam penyusunan konsep dan implementasi kebijakan
perekonomian Indonesia.
Kenaikan pertumbuhan penduduk mendorong meningkatnya kebutuhan manusia yang
beraneka ragam karena itu perlu digalakkannya produksi beras sebagai bahan makanan pokok.
Usaha dalam peningkatan produksi beras ini telah dirintis sejak pelita I sampai saat ini dan
hasilnya cukup menggembirakan pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras
(Sudirman dan Iwan, 1994). Sosialisasi teknik budidaya padi yang baik dan terbaru harus
dilakukan kepada petani agar petani memperoleh hasil padi yang berkualitas tinggi dan berbagai
2 teknologi tentang budidaya padi harus selalu dikembangkan guna mendapatkan hasil yang
maksimal (Herawati, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tanaman padi sawah ?


2. Bagaimana morfologi tanaman padi sawah
3. Bagaimana syarat tumbuh tanaman padi sawah
4. Bagaimana teknik budidaya tanaman padi sawah
5. Apa saja hama dan penyakit pada tanaman padi sawah
1.3 Tujuan

4
1. Untuk mengetahui apa itu tanaman padi sawah
2. Untuk mengetahui morfologi tanaman padi sawah
3. Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman padi sawah
4. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman padi sawah
5. Untuk mengetahui hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang tanaman padi sawah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Padi Sawah

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno ini
berasal dari dua benua, yaitu asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah
menunjukkan bahwa penanaman padi di Zheziang (China) sudah dimulai pada 3000 tahun
sebelum masehi. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesa India sekitar
100-800 SM (Purnomo dan Purnamawati, 2007).
Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah di temukan, apalagi kita yang
tinggal di pedesaan. Hamparan persawah dipenuhi dengan tanaman padi. Sebagian besar

5
menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan pokok. Padi merupakan tanaman yang
termasuk genus Oryza L. yang meliputi kurang lebih 25 spesies, terbesar di daerah tropisdan di
daerah subtropis, seperti Asia dan Afrika. Padi yang sekarang ada merupakan persilangan antara
Oryza officianalis dan Oryza sativa F.Ina (Mubaroq, 2013).
Tanaman Padi termasuk jenis tanaman rumput-rumputan. Tanaman padi mempunyai
klasifikasi sebagai berikut :
1. Divisio : Spermatophyta
2. Sub divisio : Angiospermae
3. Kelas : Monocotyledoneae,
4. Ordo : Poales,
5. Famili : Graminae
6. Genus : Oryza Linn
7. Species : Oryza sativa L
Subspecies Oryza sativa L, dua diantaranya, yaitu:
1. Indica (padi bulu)
2. Sinica (padi cere) dulu dikenal dengan nama padi Japonica
8. Varietas : Ciherang

2.2 Morfologi Tanaman Padi Sawah


2.2.1 Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi
menyerap air
dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar
tanaman
padi dapat dibedakan atas :

a. Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah
timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga
terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk
batang dan daun.
b. Akar serabut (adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c. Akar rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan
saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-
zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya
sama dengan akar serabut.
d. Akar tajuk (crown roots)

6
Akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak
kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan
udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna
coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
e. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari
beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu
bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat
pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih
panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun
pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.
Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan
dimana cabang yang terpendek menjadi lidah daun (ligula), dan bagian yamg terpanjang dan
terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan.
Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut
daunbendera.
Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas
yang menjadi bulir padi. Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana
terdapat
satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5
sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang
disebut
tunasorde pertama.
2.2.2 Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda,
baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan
telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang
lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
a) Helaian daun
Terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan
lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
b) Pelepah daun (upih)
Merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi
dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
c) Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-
beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi
lidah
daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih).
Disamping
itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran
penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile. Coleoptile keluar
dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. Coleoptile baru
membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga
mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada
daun
ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya,
7
namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai
padi.
Daun padi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun
pertama
pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya.
Pertumbuhan
daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7
hari
berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
2.2.3 Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai.
Bulir- bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama
malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas
padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas bukuyang terakhir
inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur.
Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu :
 Malai pendek (kurang dari 20 cm),
 Malai sedang (antara 20-30 cm), dan
 Malai panjang (lebih dari 30cm).
Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah
cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-
120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua
jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek
dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada
umumnya putih atau ungu. (Departemen Pertanian, 1983).
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
 Kepala sari
 Tangkai sari
 Belahan yang besar (Palea)
 Belahan yang kecil (Lemma)
 Kepala putik
 Tangkai bunga
2.2.4 Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan
biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah
selesai
penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam
atau
kulit gabah.
2.3 Syarat tumbuh Tanaman Padi Sawah

Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl. Tanaman padi dapat hidup baik
didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata
200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki
8
per tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi
berkisar antara 19-270C, namun suhu paling ideal adalah 230C (Paski, Sepriando, Faski dan
Handoyo,g 2017).
Tanaman padi dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh
dengan baik pada lapisan ketebalan tanah antara 18-22 cm. Reaksi tanah pH optinum berkisar
antara 5,5 – 7,5 (Nafisah dan Dzarrotun, 2018).
Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu dalam penyerbukan dan pembuahan
tetapi jika terlaalu kencang akan merobohkan tanaman. Temperatur sangat mempengaruhi
pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu
pembungaan akan mengganggu proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa.
Hal ini terjadi tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang rendah pada waktu bunting dapat
menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari (Hanum, 2008).
2.4 Teknik Budidaya Tanaman Padi Sawah

2.4.1 Perlakuan benih sebelum sebar

Kadar air padi panen dari sawah umumnya masih cukup tinggi, sekitar 20-23%. Pada
tingkat kadar air tersebut, padi tidak aman disimpan karena biji padi dapat tumbuh kembali
menjadi benih. Agar padi aman disimpan, padi perlu dikeringkan hingga mencapai kadar air
seimbang yaitu 12%. Oleh karena itu dibutuhkan suatu proses pengeringan dengan sumber panas
buatan yang dapat diatur untuk mencapai panas yang konstan. Pengeringan benih dapat
dilakukan dengan cara penjemuran atau dengan menggunakan mesin pengering. Proses
pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air gabah hasil panen sehingga mencapai kadar
air ideal benih padi sebesar 11 – 12% (Nurwardani, 2008).
Setelah dilakukan penjemuran proses selanjutnya yaitu perendaman benih. Proses
perendaman akan membantu benih lebih cepat berkecambah. Tanaman yang melewati tahap
perendaman akan meningkatkan kadar air pada benih, secara alamiah kadar air yang lebih tinggi
ini menjadi pemicu pada benih untuk tumbuh. Benih yang melewati proses perendaman relatif
lebih cepat tumbuh dibandingkan yang tidak. (Neurafram, 2021). Perendaman dilakukan dengan
cara, benih padi dimasukan ke dalam karung atau wadah kemudian ikat kencang agar udara tidak
masuk dan supaya hama tidak masuk kedalam karung. Kemudian masukan ke bak atau aliran
yang mengalir seperti sungai kecil, perendaman dilakukan selama 1 x 24 jam. Pembuatan larutan
perendaman yang menggunakan bak yaitu pemberian garam ke dalam air perendaman, takaran
garam secukupnya saja. Kemudian masukan telur yang berguna untuk mengetahui kadar garam
yang dibutuhkan tersebut sudah cukup atau belum. Lalu masukan benih ke dalam larutan ini
untuk memisahkan benih yang bagus (berenas) dengan benih yang tidak bagus (tidak berenas).
Benih yang berenas akan tenggelam sedangkan yang tidak berenas akan mengapung ke atas
Pemeraman dilakukan setelah perendaman, dengan cara membuka pad pada karung lalu ditutup
menggunakan terpal supaya suhunya tetap tahan. Pemeraman dilakukan selama 2 x 24 jam. Lalu
benih disiram dengan air dingin sebanyak dua kali agar benih tidak terlalu panas karena ditutup
terpal. Tujuan dari pemeraman adalah untuk menyeragamkan keluarnya akar, sehingga
persebaran benih seragam. Benih yang diperam akan memiliki daya tumbuh yang lebih cepat
dibandingkan dengan benih yang tidak diperam.

9
2.4.2 Pengolahan tanah

a. Pengolahan tanah pertama


Pengolahan lahan pertama dilakukan pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan pertama
yang dapat melembabkan tanah dan yang kedua saat menjelang tanam. Cara pengolahan tanah
dapat dengan dicangkul, atau menggunakan traktor/ ternak secara singkal, selanjutnya lahan
dibiarkan. Bila sudah turun hujan kontinyu yang memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi
untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah sampai siap tanam.
b. Pengolahan tanah kedua
Pengolahan tanah kedua menggunakan bajak garu. Tanah dibajak hingga menjadi
bongkahan kecil atau halus bahkan hingga melumpur dan merata. Dalam pengolahan tanah
kedua, lahan sawah diberi bahan organik. Proses ini bertujuan agar bahan organik dapat menyatu
dengan tanah. Dalam pengolahan tanah ini air harus cukup, tidak terlalu basah ataupun tidak
kering Membuat saluran air disetiap pematang 30 cm dan dibiarkan semalaman sebelum tanam
ataro pencapklakan. Proses pengolahan tanah ke dua disesuaikan dengan persiapan persemaian,
supaya tidak terjadi keterlambatan pada saat tanam, waktu yang diperkirakan antara 15-20 hari
(Rosidin, 2022).
2.4.3 Persiapan lahan persemaian

Lokasi persemaian perlu diperhatikan agar lahan persemaian aman dari gangguan hama
dan penyakit, ataupun lingkungannya dan tidak jauh dari area pertanaman. Pemilihan lahan
persemaian harus memperhatikan kemudahan pengatur air. Air harus mudah masuk kalua
diperlukan dan mudah dibuang jbila persemaian butuh pengeringan (Suparyono dan Agus.,
1993). Setelah pengolahan tanah pertama, lahan persemaian akan dibajak menggunakan bajak
garu. Penggaruan ini bertujuan untuk menghaluskan tanah supaya tanah menjadi lumpur. Lahan
untuk persemaian adalah 5% dari luas areal yang akan di guanakan. Lahan persemaian dibuat
bedengan dengan lebar 120 cm x panjang areal. Tinggi bedengan adalah 20-30 cm, jarak antar
bedengan 30cm, jarak antar pematang (30-50) cm. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
pemeliharaan dan perawatan.
Untuk menjaga kelebihan air pada awal pembibitan, lahan yang sudah mengalami
pelumpuran dipetak-petak seluas kira-kira 1m x 10m. ini dimaksudkan agar kecambah yang baru
ditaburkan di atas tanah memperoleh kelembapan yang cukup dan bukan genangan. Kelembapan
seperti ini akan diperoleh dari imbibisi air yang ada di sekitar saluran (Suparyono dan Agus.,
1993).

 Persemaian
Persemaian benih adalah tahapan penting yang harus dilakukan pada budiaya tanaman
padi yang akan dipindahkan karena pada tahap ini terjadi perubahan dari benih menjadi bibit
dalam menanam padi. Disisi lain perubahan cuaca sangat sulit diprediksi karena pengaruh dari
iklim sehingga bisa terjadi kemarau yang panjang atau musim hujan yang terus terjadi sepanjang
bulan. Keadaan ini mempersulit petani dalam masa penyemaian benih padi (Rahayu,2017).
Setelah lahan untuk persemaian siap penebaran benih dapat dilakukan. Setiap satu hektar
luas tanam dibutuhkan lahan penyemaian dengan luas 500 m2 . Lahan persemaian tersebut
selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 1 – 1,25 m sedangkan panjangnya mengikuti panjang
10
petakan agar memudahkan penebaran benih. Benih disebar secara merata di atas bedengan
setelah bedengan diratakan. Sekam sisa penggilingan padi atau yang biasa disebut dengan jerami
selanjutnya disebarkan di atas benih dengan tujuan agar benih terlindungi dari hujan dan burung.
Sekitar bedengan diberikan air dan dibiarkan tergenang hingga bibit siap dipindahtanamkan.
Bibit yang siap untuk 9 dipindahtanamkan ditandai pada saat bibit berumur 3 – 4 minggu atau
bibit memiliki minimal empat daun (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Penebaran benih dilakukan sedikit demi sedikit agar benih tidak tertumpuk dan
menyebabkan benih tumbuh tidak optimal. Air dalam persemaian diharapkan macak-macak agar
benih mudah menempel pada guludan dan benih tidak busuk akibat terendam air. Perlakuan bibit
dipersemaian yang dapat dilakukan juga adalah dengan menutup saluran air dan merendam bibit
dipersemaian dengan memberikan karbofuran 2kg/ha. Dibiarkan selama 4-5 hari sebelum
pencabutan. Fungsi dari perendaman ini adalah sebagai imunisasi untuk kekuatan benih diareal
pertanaman (Iskandar, 2022).
2.4.4 Penanaman

Proses pertama yang dilakukan sebelum penanaman adalah dengan pencaplakan.


Pencaplakan sendiri adalah dengan membuat garis-garis untuk pertanaman menggunakan alat
pencaplak yang terbuat dari kayu atau di sesuaikan dengan jarak tanam yang diinginkan.
Sebelum penanaman dilakukan air pada lahan dibuang supaya mempermudah proses
pencaplakan. Sistem tanam yang digunakan adalah tegel dengan jarak tanam 30cm x 30cm
dengan jumlah populasi 111.111 rumpun padi, ataupun sistem unam jajar legowo 2: 1 dengan
jumlah populasi 212.800 rumpun padi, atau 4: 1 dengan jumlah pupolasi mencapai 400.000
rumpun padi (Purwono dan Purnamawati, 2007). Sistem tanam ini memudahkan dalam
pemeliharaan, baik dalam pemupukan maupun penyiangan serta tanaman dapat memperoleh
sinar matahari yang cukup.
Umur bibit padi yang siap tanam antara 21-25 hari, bibit yang dicabut pada persemaian
segera diberi perlakuan dipping, yaitu perlakuan perendaman dengan menggunakan pestisida
pada bibit tanaman agar bibit tanaman padi terhindar dari infeksi maupun hilangnya penyakit
pada tanaman dari persemaian. Penanaman bibit padi berjumlah 2-3 perlubang tanamanya,
sedangkan pada benih BS (Penjenis) penanaman dilakukan hanya 1 bibit perlubang. Penanaman
dilakukan dengan kedalaman kurang lebih 1-2 cm, dan diusahakan penanaman tegak lurus agar
akar tidak rusaknya akar yang mana dapat menghambat pertumbuhan tanaman padi.

2.4.5 Panen

Panen adalah memetik hasil tanaman padi disawah atau di ladang sesuai dengan kriteria
tingkat kemasakan. Panen dilakukan pada saat tanaman padi menunjukkan tanda-tanda sebagai
berikut:
 Sebagian besar gabah (90%) sudah berwarna kuning.
 Bila digigit gabah patah.
Panen dapat dilakukan dengan menggunakan alat sebagai berikut:
 Sabit bergerigi
11
 Reaper
 Stripper.
Kehilangan hasil pada saat panen dapat dihindari dengan usaha-usaha sebagai berikut:
 Panen tepat waktu.
 Setelah disabit langsung dirontok (paling lambat 1 hari).
 Saat merontok menggunakan alas (tikar atau terpal)
2.5 Hama dan Penyakit Tanaman Padi Sawah

 Hama-Hama Penting
 Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
 Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
 Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
 Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
 Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
 Lembing hijau (Nezara viridula)
 Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
 Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
 Lalat bibit (Arterigona exigua)
 Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
 Tikus sawah (Rattus argentiventer)
 Penyakit-Penyakit Penting
 blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
 hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Padi ( Oryza sativa L) adalah tanaman pangan yang sangat penting dan banyak
dibudidayakan oleh para masyarakat di Indonesia. Padi tumbuh dilahan yang basah serta
merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan. Budidaya tanaman padi dilakukan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas padi untuk pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat.
Teknik budidaya diperlukan untuk hasil yang berkualitas. Beberapa teknik budidaya
adalah seperti pengolahan tanah atau lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, panen
dan pasca panen. Semua teknik tersebut jika dilakukan secara benar dan sesuai aturan
12
maka akan dihasilkan padi yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1992. Budidaya tanaman padi. Kanisus. Yogyakarta. 122 hal.


Atekan. 2009. Estimasi Luas Panen Dan Produksi Pada Sawah Melalui Analisis Citra Landsat 7 Etm* Pada
Lahan Sawah Berbeda Bahan Induk Studi Kasus Di Kabupaten Ngawi Jawa Timur. IPB Repository:
Bogor.
Departemen Pertanian. 1983. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija, dan Sayursayuran. Departemen
Pertanian. Satuan Pengendali Bimas. Jakarta.
Handono,S. 2013. Hambatan dan Tantangan Penerapan Padi Metode SRI (System of Rice Intensification).
J. Habitat. 4. 11 – 21.
Hanum. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Padi. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional. 330 hal.
Herawati, W.D. 2012. Budidaya Tanaman Padi. PT. Buku Kita. Jakarta. 100 hal.

13
Hidayati. 2015. Fisiologi, Anatomi Dan Sistem Perakaran Pada Budidaya Padi Dengan Metode System Of
Rice Intensification (SRI) Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi. Tersis. Intitut Pertanian Bogor.
Bogor.
Kementerian Pertanian. (2019). Buletin Konsumsi Pangan 2019. Buletin Konsumsi Pangan,
10.http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/buletin/konsumsi /2019/Buletin Konsumsi
Vol 10 No 1 2019.htm
Mubaroq, I. A. 2013. Kajian Bionutrien Caf dengan Penambahan Ion Logam Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Padi.Universitas Pendidikan Indonesia. repositori.upi.edu.
Nafisah, Dzarrotun, 2018. Pengaruh Model Budidaya Integrasi Padi Bebek Serta Azolla Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza savita L.). eprints.umg.ac.id/426/ diakses pada
tanggal 17 Juni 2022.
Neurafarm. 2021. Dampak Curah Hujan Tinggi untuk Pertanian.
https://www.neurafarm.com/blog/InfoTania/Kearifan%20Lokal%20Perta nian/dampak-curah-
hujan-tinggi-bagi-bidang-pertanian [online]. Diakses pada 23 November 2021.
Nurwardani, 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 2 untuk SMK : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Nurmalina R. 2007. Model Neraca Ketersediaan Beras Yang Berkelanjutan Untuk Mendukung Ketahanan
Pangan Nasional [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Paski, J. A. I., Sepriando, A., Faski, G., dan M. F. Handoyo. 2017. Pemetaan Agroklimat Klasifikasi
Oldeman di Provinsi Bengkulu Menggunakan Data Observasi Permukaan dan Multi Satelit (TMPA
dan IMERG). Prosiding Sinasja. 17 Oktober 2017. Depok. 485-492.
Purwono, L. dan Purnamawati. 2007. Budidaya Tanaman Pangan. Penerbit Agromedia. Jakarta.
Rahayu, R.M, 2017. Teknik Persiapan Bibit Padi Di Balai Pengembangan Benih Padi Cihea, Cianjur, Jawa
Barat.
Rosidin Ahmad. 2022. Sertifikasi Benih Padi. Balai Benih Padi dan Palawija Cianjur Jawa Barat.
Sudirman, S. P. dan A. Iwan. S.,1994. Mina Padi Budi Daya Ikan Bersama Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
73 hal.
Suparyono dan Agus, S. 1993. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy