Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru Pada Pasien Pasca Pengobatan Di Puskesmas Dinoyo Kota Malang
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru Pada Pasien Pasca Pengobatan Di Puskesmas Dinoyo Kota Malang
Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (TB) Paru Pada Pasien Pasca Pengobatan Di Puskesmas Dinoyo Kota Malang
Abstract: Pulmonary tuberculosis (TB) become the most important health problem
in the world. However, seeing the large number of cases of illness and death form
TB, the disease can still be cured through treatment..The indicator used as a
treatment evaluation is the success rate of treatment, and there are many factors
that can influence the success of TB treatment. This study aims to determine the
factors that can influence the success of treatment seen from aspects of age,
education, income, type of treatment, knowladge, attitude of patients and the
presence or absence of drug supevisor (PMO) in patients with post-treatment
pulmonary TB in Puskesmas Dinoyo. This research is a case control study with 20
people in case group and 10 people in the control group. Tha case group is a
pulmonary TB patients who has been declared cured and the control group is a
pulmonary TB patients who otherwise not cured (failed, dropped out, stopped
treatment).Analysis using Kolmogorov Smirnov test and Fisher’s Exact test
indicates that patients attitude and presence/absence of drug supervisor (PMO)
have a significant relationship with successful treatment of pulmonary TB. While
age, education, income, type of treatment and knowledge have no significant
relationship with the successful treatment of pulmonary TB. Patients with a “good”
attitude have an opportunity to recover 4.3 times more than patients who have
“bad” or “good enough” attitudes. Patients who have drug supervisor (PMO) also
tend to have an opportunity to recover 13.5 times greater than patients who do not
have a drug supervisor (PMO)
Abstrak: Penyakit tuberkulosis (TB) paru menjadi masalah kesehatan yang paling
utama didunia. Namun, melihat banyaknya jumlah kasus kesakitan dan kematian
akibat TB, penyakit ini masih dapat disembuhkan melalui pengobatan. Indikator
yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka keberhasilan pengobatan,
dan ada banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengobatan
TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pengobatan dilihat dari aspek usia, pendidikan,
penghasilan, tipe pengobatan, pengetahuan, sikap pasien serta ada/tidaknya
Pengawas Minum Obat (PMO) pada pasien TB paru pasca pengobatan di Puskesmas
Dinoyo. Penelitian ini berupa penelitian case control dengan 20 orang pada
kelompok kasus dan 10 orang pada kelompok kontrol. Kelompok kasus merupakan
pasien TB paru yang telah dinyatakan sembuh dan kelompok kontrol merupakan
pasien TB paru yang dinyatakan tidak sembuh (gagal, drop out, putus berobat).
Hasil analisis menggunakan uji kolmogorov smirnov dan uji fisher’s exact
menunjukkan bahwa sikap pasien dan ada/tidaknya PMO memiliki hubungan yang
signifikan dengan keberhasilan pengobatan TB paru. Sedangkan usia, pendidikan,
penghasilan, tipe pengobatan dan pengetahuan tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan keberhasilan pengobatan TB paru. Pasien yang memiliki sikap
yang “baik” memiliki kesempatan untuk sembuh 4,3 kali lipat daripada pasien yang
memiliki sikap “tidak baik” atau “cukup baik”. Pasien yang memiliki PMO juga
cenderung memiliki kesempatan untuk sembuh 13,5 kali lebih besar dibandingkan
pasien yang tidak memiliki PMO.
Kata Kunci: tuberkulosis (TB) paru, faktor resiko, keberhasilan pengobatan
Penyakit TB telah menjadi masalah Berdasarkan data angka kesembuhan
kesehatan yang paling utama di dunia. dan keberhasilan pengobatan TB BTA
Berdasarkan laporan World Health Positif di Indonesia tahun 2008-2014,
Organization (WHO) dalam Global dapat disimpulkan bahwa terdapat
Tuberculosis Report 2015, death rate penurunan angka keberhasilan
atau angka kematian yang disebabkan pengobatan pada tahun 2014
oleh penyakit TB didunia memang telah dibandingkan 6 tahun sebelumnya. Pada
menurun hingga sebesar 47% sejak tahun 2014 angka keberhasilan
tahun 1990 hingga tahun 2000. Namun, pengobatan sebesar 81,3%. WHO
pada tahun 2014 angka kejadian dan menetapkan standar angka keberhasilan
angka kematian yang disebabkan oleh pengobatan sebesar 85%. Dengan
TB masih sangat tinggi dan bahkan demikian pada tahun 2014, Indonesia
menjadi salah satu dari lima penyakit belum mencapai standar tersebut dan
yang mematikan pada wanita usia 20-59 harus memenuhi 3,7% target yang
tahun. Diperkirakan, jumlah penderita kurang. Sementara Kementerian
kasus TB sebesar 9,6 juta kasus, dimana Kesehatan menetapkan target Renstra
1,5 diantaranya meninggal akibat minimal 88% untuk angka keberhasilan
penyakit TB (WHO, 2015). pengobatan pada tahun 2014.
Berdasarkan laporan World Berdasarkan hal tersebut, capaian angka
Health Organization (WHO) dalam keberhasilan pengobatan tahun 2013
Global Tuberculosis Report 2015, yang sebesar 81,3% juga tidak
Indonesia merupakan salah satu dari 3 memenuhi target Renstra tahun 2014
negara yang memiliki Burden of Disease (Kemenkes RI, 2015).
jumlah kasus TB tertinggi di dunia Ada banyak faktor yang dapat
setelah China dan India. Diperkirakan mempengaruhi keberhasilan pengobatan
pada tahun 2014, jumlah kematian TB. Tinggi rendahnya TSR atau
akibat TB sebesar 100 ribu kasus atau Treatment Success Rate dipengaruhi
sekitar 41 kasus per 100.000 penduduk oleh beberapa faktor, antara lain; 1)
(bagi penderita TB tanpa HIV) dan 22 Faktor pasien: pasien tidak patuh minum
ribu kasus atau sekitar 8,5 per 100.000 obat anti TB (OAT), pasien pindah
penduduk (bagi penderita TB disertai fasilitas pelayanan kesehatan, dan TB
HIV) (WHO, 2015). nya termasuk yang resisten terhadap
Berdasarkan survey yang OAT. 2) Faktor pengawas minum obat
dilakukan oleh Kementrian Kesehatan (PMO): PMO tidak ada, PMO ada tapi
RI tentang cakupan penemuan kasus kurang memantau. 3) Faktor obat: suplai
penyakit TB Paru, diperoleh hasil bahwa OAT terganggu sehingga pasien
cakupan penemuan semua kasus TB di menunda atau tidak meneruskan minum
Indonesia pada tahun 2014 adalah obat, dan kualitas OAT menurun karena
sebesar 285.254 kasus. Sedangkan penyimpanan tidak sesuai standar
jumlah kasus baru TB Paru BTA Positif (Kemenkes RI, 2014).
adalah sebesar 176.677 kasus. Di Kota Malang, jumlah
Prosentase CDR atau Case Detection penderita TB meningkat dari tahun 2015
Rate kasus TB di Indonesia ini adalah hingga tahun 2016. Hingga akhir tahun
sebesar 70,08% (Kemenkes RI, 2015). 2015, jumlah penderita TB yang tercatat
Salah satu upaya untuk mencapai 1.368 penderita sedangkan
mengendalikan dan menanggulangi pada triwulan ketiga tahun 2016
banyaknya penderita TB yaitu dengan meningkat menjadi 1.382 penderita
pengobatan. Indikator yang digunakan (Dinkes Kota Malang, 2016).
sebagai evaluasi pengobatan yaitu angka
keberhasilan program (success rate).
Angka keberhasilan pengobatan ini
dibentuk dari angka kesembuhan (cure
rate) dan angka pengobatan lengkap.
Berdasarkan survey awal yang faktor-faktor apasajakah yang dapat
dilakukan oleh peneliti, Puskesmas mempengaruhi keberhasilan pengobatan
Dinoyo merupakan salah satu TB di Puskesmas Dinoyo. Dengan
puskesmas dengan jumlah penderita TB harapan, peneliti dapat memberikan
tertinggi di Kota Malang. Berdasarkan pengetahuan dan manfaat pada berbagai
data yang diperoleh, diketahui bahwa pihak termasuk pihak pemberi layanan
pada tahun 2015, jumlah penderita TB
kesehatan dan penderitanya. Maka dari
sebanyak 81 pasien dengan 58
diantaranya merupakan pasien TB Paru. itu, peneliti ingin melakukan penelitian
Sedangkan pada tahun 2016 jumlah analitik observasional yang berjudul
penderita TB adalah 80 orang dengan 66 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
diantaranya merupakan pasien TB Paru. Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis
Angka kesembuhan di Puskesmas (TB) Paru pada Pasien Pasca
Dinoyo ini terhitung sekitar 72% dari Pengobatan di Puskesmas Dinoyo Kota
total seluruh pasien di tahun 2016. Malang.
Berdasarkan data tersebut,
peneliti ingin melihat gambaran terkait
METODE
Desain penelitian yang penelitian ini. Instrumen penelitian
digunakan adalah analitik observasional yang digunakan adalah kuisioner
dengan pendekatan penelitian case penelitian yang telah diuji reliabilitas
control. Populasi dalam penelitian ini dan validitasnya, serta rekam medis
terdiri dari populasi kasus dan populasi pasien TB Puskesmas Dinoyo.
kontrol. Populasi kasus merupakan Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
pasien TB paru yang telah dinyatakan kerja Puskesmas Dinoyo selama 2 bulan,
sembuh pada tahun 2016 di Puskesmas yaitu bulan Februari-Maret 2017.
Dinoyo, yaitu sebanyak 34 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan
Sedangkan populasi kontrol merupakan membagikan instrumen penelitian yang
pasien TB paru yang dinyatakan tidak berupa kuisioner pada masing-masing
sembuh (gagal, drop out, putus berobat) responden. Analisis data yang digunakan
selama tahun 2016 di Puskesmas adalah analisis univariat dan analisis
Dinoyo, yaitu sebanyak 10 orang. bivariat menggunakan uji kolmogorov-
Teknik sampling yang digunakan adalah smirnov dan uji fisher’s exact dengan
total sampling, sehingga seluruh aplikasi SPSS vw 16.
populasi dijadikan sebagai sampel dalam
HASIL
Karakteristik Responden
alamat tidak jelas) maka jumlah akhir
Responden dalam penelitian ini yang berhasil menjadi responden dalam
berjumlah 44 pasien. Jumlah responden penelitian ini adalah; responden kasus
kasus adalah sebanyak 34 pasien, dan sebanyak 20 orang dan responden
jumlah responden kontrol adalah kontrol sebanyak 10 orang. Berikut
sebanyak 10 pasien. Namun, karena satu adalah karakteristik responden dalam
dan lain hal (tidak bersedia menjadi penelitian ini:
responden, pindah tempat tinggal, dan
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Total
Jenis Kelamin Sembuh Tidak Sembuh Total
N % N % N %
Laki-laki 9 45% 6 60% 15 50%
Perempuan 11 55% 4 40% 15 50%
Total 20 100% 10 100% 30 100%
Usia
Penghasilan
Pengetahuan
Ada/Tidaknya PMO
Tabel 8. Tabulasi Silang Pengawas Minum Obat (PMO) dengan Keberhasilan Pengobatan
TB Paru
Pengawas Keberhasilan Pengobatan TB Paru
P OR (95%
Minum Obat Sembuh Tidak Sembuh Total value IK)
(PMO) N % N % N %
Ada 18 90% 4 40% 22 73% 13,5
Tidak Ada 2 10% 6 60% 8 27% 0,026 (1,955-
93,246)
Total 20 100% 10 100% 30 100%