17-Article Text-132-1-10-20210726
17-Article Text-132-1-10-20210726
17-Article Text-132-1-10-20210726
A R T I C L E I N FO
ABSTRACT
Article history
Received May 6, 2021 Responding to the moral decline in the millennial generation as a result
Revisied July 24, 2021 of advances in communication, information, and technology is a big
Accepted July 26, 2021 challenge that must be faced together so that the formation of children's
character needs to be instilled. The purpose of this research is to shape
the character of the millennial generation through the living values
Keywords: Living Values
education program in the school environment. The research method used
Education Program, Character is library research with secondary data sources, namely research
Development for Children, documents and supporting books. Data analysis in this study is content
Millennial Age analysis. The results of the study indicate that the strength of character
education and the participation of school educational institutions are the
main foundations in providing motivation in the life of diversity.
Kata Kunci: Living Values Character education becomes very important when the collapse of ethical
Education Program, Pembantukan values, morality, as a result of the progress of the times, especially in the
Karakter Anak, Zaman Milenals
millennial generation. By building character through the values
contained in the living values education program, the millennial
generation can have good character in accordance with the noble values
of the Indonesian nation.
ABSTRAK
Menyikapi penurunan moral pada generasi milenial akibat dari kemajuan
dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menjadi tantangan besar
yang harus dihadapi bersama sehinga pembentukan karakter anak perlu
ditanamkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk karakter
generasi milenials melalui living values education program di lingkungan
sekolah. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan
dengan sumber data sekunder yaitu dokumen hasil penelitian dan buku-
buku yang mendukung. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis
isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kokohnya pendidikan karakter
dan peran serta lembaga pendidikan sekolah menjadi landasan utama
dalam memberikan motivasi dalam kehidupan keberagaman. Pendidikan
karakter menjadi sangat penting ketika runtuhnya nilai etika, moralitas,
sebagai akibat kemajuan zaman terutama pada generasi milenial. Dengan
pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang terkandung dalam living
values education program maka generasi millenial dapat memiliki
karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51
45
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi semakin hari semakin cepat dan perubahan masyarakat yang
berlangsung cepat. Dengan perkembangan teknologi kehidupan semakin mudah. Kemrosotan
moralpun terjadi karena anak-anak pada generasi milenial menganggap bahwa kehidupan semakin
mudah. Akibat dari perkembangan teknologi etika dan moralitas menjadi menurun. Mengamati
fenomena tersebut pendidikan karakter sangat diperlukan ditengah-tengah kehidupan bangsa yang
sedang mengalami kemrosotan moral. Pendidikan karakter berkaitan dengan pengembangan nilai-
nilai kehidupan yang baik (living values). Siswa sekolah dasar berada pada rentangan usia dini. Masa
usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang sangat penting. Oleh karena itu, pada masa
ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong. Karakter juga perlu ditanamkan sejak usia
dini supaya anak terbiasa memiliki karakter yang baik. Wahono (2018) menambahkan bahwa
pendidikan tidak hanya membentuk insan yang cerdas, namun juga berkarakter dan berkepribadian
yang unggul dengan harapan agar generasi bangsa kelak dapat tumbuh dan berkembang dengan
karakter yang berdasarkan nilai-nilai luhur bangsa dan agama
Pentingnya pendidikan karakter diperkuat oleh Perpres No 87 tahun 2017 menargetkan
penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,kreatif, mandiri, demokrasi, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan ,cinta tanah air menghargai prestasi, komunikatif,cinta damai.
Dalam hal ini, tujuan dari pendidikan karakter adalah membangun karakter pada anak generasi
milinialisme yang memiliki nilai-nilai yang baik yang berbeda dengan orang lain sehingga nilai-nilai
yang terdapat pada Living Values Education Program (LVEP) menjadi karakter dan watak yang
mengambarkan penalaran, perasaan dan tindakan moral dalam kehidupan sehari-hari. Living Values
Education juga sebagai salah satu solusi tepat dalam mengatasi masalah pendidikan karakter anak
(Sukiman & Ridwan, 2016). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Anees (Badriyah et al., 2019)
bahwa LVEP sebagai program unggulan pendidikan nilai menjadi program penting dalam konteks
pembelajaran maupun luar pembelajaran dengan tujuan membangun dan mengembangkan nilai-nilai
karakter dalam kehidupan mereka secara langsung.
Wahono (2018) menjelaskan bahwa penguatan pendidikan karakter dapat dijadikan dasar bagi
generasi millennial dalam menghadapi perkembangan di era yang serba canggih atau era globalisasi.
Dengan demikian generasi millennial perlu menyadari pula betapa pentingnya pendidikan karakter
sebagai sarana pembentuk perilaku dan kepribadian dalam berprilaku di media internet dan
dikehidupan sehari-hari. Program pendidikan karakter dirancang untuk membentuk,
mengembangkan dan menguatkan nilai-nilai karakter yang baik terutama dalam program living
values education program hasilnya terbentuk kualitas pribadi individu yang cerdas, baik, dan
bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan masyarakat luas yang mengutamakan kebersamaan dalam
keragaman.
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51
46
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu
serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian
yang obyek penelitiannya digali melalui beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal
ilmiah, koran, majalah, dan dokumen) (Syaodih. 2009: 52). Fokus penelitian kepustakaan adalah
menemukan berbagai teori, hukum, dalil, prinsip, atau gagasan yang digunakan untuk menganalisis
dan memecahkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Adapun sifat dari penelitian ini adalah
analisis deskriptif, yakni penguraian secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan
pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
Sumber data penelitian adalah sumber data sekunder. Sumber data sekunder yaitu bahan
pustaka yang ditulis dan dipublikasikan seorang penulis. Analisis data dalam kajian pustaka ini
adalah analisis isi (content analysis) yaitu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap
isi suatu informasi tertulis atau tercetak. Data dalam penelitian ini berupa hasil-hasil penelitian
seperti buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan sumber lain yang relevan
(Sukmadinata, 2011).
Hakikat Karakter
Karakter merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari
yang mempunyai kecenderungan kearah positif maupun negatif. Dalam pendidikan tentu saja
karakter positifyang ingin ditanamkan dalam diri para peserta didik. Peserta didik yang berkarakter
inilah yang selalu diharapakan oleh semua pihak. Menurut pandangan Suharjana dalam Zuchdi
(2011:28) yang dimaksud karakter adalah sebuah cara berfikir,bersikap, dan bertindak yang menjadi
ciri khas seseorang yang menjadi kebiasaan yang ditampilkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Suyata dalam Zuchdi (2011:15) menyatakan bahwa karakter diartikan sebagai tersusun atas
ciri-ciri yang akan memandu seseorang melakukan hal-hal yang benar atau tidak mengerjakan hal-
hal yang tidak benar. Orang yang memiliki karakter baik adalah orang yang mampu mengendalikan
diri, memiliki antusiasme, fleksibel, rasa humor, memiliki integritas tinggi, selalu merasa
bersyukur,berhati tabah, bekerja keras, memiliki cinta kasih tanpa diskriminasi, rendah hati,
bijaksana, dan adil (Utama, 2011).
Dengan demikian, karakter positif dan baik merupakan bagian integral yang tak terpisahkan
dari pendidikan nasional secara utuh. Karakter bangsa harus dikembangkan secara komprehensif
sebagai proses pembudayaan. Penanaman karakter positif dan baik sesuai dengan nilai-nilai luhur
bangsa merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan orangtua.
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51 47
Zaman Milenials
Generasi Millenial atau generasi millenium, dikenal dengan sebutan Generasi Y. Generasi
millenial lahir sekitar akhir 1970- an atau awal 1980-an sampai 2000-an (Wahono & Effrisanti,
2018). Generasi Y (Generation Y) yang juga disebut Gen Y didefinisikan secara beragam oleh
beberapa penulis. Istilah Generation Y digunakan untuk mendeskripsikan kelompok anak muda yang
berumur belasan tahun (12 tahun atau lebih muda) dewasa ini dan juga anak-anak muda belasan
tahun untuk sepuluh tahun yang akan datang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Gen Y juga dikenal
sebagai generasi milenium, yaitu sekelompok subjek dengan suatu karakteristik umum tertentu
setelah generasi X.
Menurut Ainiyah dalam Hanum (2019) bahwa masa remaja milenial adalah masa yang
memiliki kepekaan yang begitu kuat terhadap hal-hal yang baru, sehingga remaja milenial sangat
begitu mudahnya beradaptasi terhadap sesuatu yang baru tersebut, apalagi media sosial adalah media
yang begitu banyak menawarkan fitur-fitur yang mengasyikkan. Generasi ini banyak
menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial
seperti facebook dan twitter, dengan kata lain generasi Y adalah generasi yang tumbuh pada era
internet booming. Dengan demikian generasi milenial membutuhkan pengendali dalam pendidikan
agar mereka berhasil mengahadapi perkembangan globalisasi yang berkembang pesat dengan
konsekuensi positif dan negatif.
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51
48
berdasarkan analisa terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang
baru masuk kuliah.
Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis, dan suka
sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Akan tetapi, di sisi lain mereka memiliki
sisi positif. Antara lain adalah generasi millenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka,
pendukung kesetaraan hak. Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu
mengekspresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.
Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya menunjukkan bahwa generasi ini
menginginkan jadwal kerja yang fleksibel, lebih banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan
terbuka pada saran dan kritik, termasuk nasihat karier dari pimpinannya.
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51
49
Living Values Education Program Sebagai Pembentukan Karakter Anak di Zaman Milenials
Pembentukan moral dapat dilakukan melalui pendidikan karakter, pendidikan karakter adalah
proses perkembangan individu, sosial, dan emosional. Pembentukan karakter membutuhkan proses
secara berkelanjutan yang memungkinkan generasi millenial menjadi individu dengan nilai-nilai
karakter. Salah satu upaya untuk membentuk dan memperkuat karakter generasi milenial melalui
living values education program. Living Values Education memiliki karakteristik ketertikatan
dengan nilai-nilai kehidupan. Melalui LVEP, siswa mengidentifikasi, menggali, mengklarifikasi,
menganalisis, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-nilai kehidupan dalam kegiatan sehari-hari.
Senda dengan pendapat tersebut, Hanum (2019) menambahkan bahwa proses pembelajaran generasi
millenial perlu mengadopsi pembelajaran berbasis living values education untuk mengkaitkannya
dengan penguatan dan penanaman nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. hal tersebut di dukung
dengan hasil penelitian Arafik (2010) bahwa penerapan model LVEP melalui pembelajaran sastra
anak mampu meningkatkan hasil belajaran dan implementasi nilai-nilai budi pekerti siswa. Pada
proses pembelajaran ini menyelipkan pembelajaran dengan nilai-nilai karakter yang terdapat pada
LVEP agar ada dapat memiliki karakter yang baik. Selanjutnya, Apriani et al (2017: 102)
menjelaskan bahwa living values dalam pembelajaran memberikan pengaruh yang positif terhadap
penanaman karakter yaitu nasionalisme yang mencakup sub karakter kerja sama, tanggung jawab,
cinta, kedamaian, penghargaan, toleransi, dan persatuan bila dibandingkan dengan penggunaan
metode storytelling.
Living Values Education Program memberikan pengaruh yang baik dalam pembentukan
karakter generasi milenial. Seperti yang dikemukakan oleh Tillman (2004) bahwa LVEP adalah
program pendidikan yang menawarkan aktivitas nilai empiris dan metodologi praktis bagi para
pendidik untuk membantu mereka menyediakan kesempatan bagi anak-anak dan remaja menggali
dan mengembangkan 12 nilai-nilai yang terkandung dalam Living Values yaitu kerjasama,
kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, rendah hati, cinta, kedamaian, penghargaan, tanggungjawab,
kesederhanaan, toleransi, dan persatuan. Apriani (2019) menambahkan bahwa LVEP juga memiliki
keunggulan lain yakni memberikan efek yang signifikan terdapat semua nilai anti-radikalisme yang
diamati selama proses pembelajaran, yaitu citizenship, compassion, courtesy, fariness, moderation,
respect for other, respect for creator, self control, dan tolerance. Sedangkan hasil penelitian dari Sari
& Apriani (2020: 132) menunjukkan hasil bahwa SSP Tematik Integratif berbasis LVEP yang
dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran tematik untuk penguatan karakter
nasionalisme
4. KESIMPULAN
Pendidikan karakter perlu ditanamkan dan dikembangkan kepada siswa sejak usia dini supaya
generai millenial terbiasa dengan perilaku yang baik tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur. Generasi
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51
50
millenial sangat mudah terpengaruh dengan perkembangan teknolgi. Dengan kemudahan teknologi
generasi ini mengalami penurunan nilai moral. Penanaman nilai karakter melalui metode Living
values education Program bagi generasi millenial sangat penting agar mereka memiliki kepribadian
yang baik. Living Values Education Program memberikan pengaruh yang baik dan positif dalam
pembentukan karakter generasi millenial. LVEP menyediakan kesempatan bagi anak-anak dan
remaja mengidentifikasi, menggali, mengklarifikasi, menganalisis, menginternalisasi,
mengembangkan, dan menerapkan nilai-nilai kehidupan dalam kegiatan sehari-hari. 12 nilai-nilai
yang terkandung dalam LVEP yaitu kerjasama, kebebasan, kebahagiaan, kejujuran, rendah hati,
cinta, kedamaian, penghargaan, tanggungjawab, kesederhanaan, toleransi, dan persatuan.
Pembelajaran dengan LVEP merefleksikan nilai-nilai kehidupan dan dibelajarkan secara real dalam
konteks yang sebenarnya di dalam kelas maupun di lingkungan sekitar sesuai dengan nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia.
5. REFERENSI
Apriani, A.-N., & Ariyani, Y. D. (2017). Implementasi Pendidikan Nilai Nasionalisme Dalam
Pembelajaran Living Values. LITERASI: Jurnal Ilmu Pendidikan, 8(1), 59–73.
Apriani, A.-N., Sari, I. P., & Suwandi, I. K. (2017b). Pengaruh Living Values Education
Program (LVEP) Terhadap Penanaman Karakter Nasionalisme Siswa Sd Dalam
Pembelajaran Tematik. Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An.
Https://Doi.Org/10.30738/Tc.V1i2.1947
Apriani, A.-N., & Suwandi, I. K. (2019). Pengaruh Living Values Education Program
(LVEP) Terhadap Penanaman Anti-Radikalisme Siswa Sd Dalam Pembelajaran
Tematik. Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An, 1(2), 102.
Https://Doi.Org/10.30738/Tc.V1i2.1947
Apriani, A. N., Chomariyah, W. I., & Sukaris, A. (2021). Living Values Education Program Dalam
Pembelajaran Daring Sekolah Dasar. Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 5(1),
540-547.
Arafik, M. (2010). Living Values Education Program dalam pembelajaran sastra anak untuk
meningkatkan nilai-nilai budi pekerti siswa SD. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Hanum, F. F. (2019, October). Pendidikan Pancasila bagi Generasi Milenial. In Prosiding Seminar
Nasional “Reaktualisasi Konsep Kewarganegaraan Indonesia” (Vol. 1, Pp. 72-81). Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Hariansyah, M. (2018). “Generasi Millennials dan Ekonomi Digital” dalam Medan Bisnis Daily:
Jendela Informasi Sumatera Utara. Medan: 29 Maret. Tersedia secara online juga di:
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)
EDUSOSHUM Journal of Islamic Education and Social Humanities ISSN 2776-5229
Vol. 1, No. 2, Agustus 2021, pp. 44-51
51
http://www.medanbisnisdaily.com/news/ read/2018/03/29/342312/generasi_millenials_
dan_ekonomi_digital/ [diakses di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia: 2 Mei 2018].
Nahriyah, Syafa’atun. (2017). “Tumbuh Kembang Anak di Era Digital” dalam RISÂLAH: Jurnal
Pendidikan dan Studi Islam, Vol.4, No.1 [December]
Perdana, I., & Apriani, A. (2020). Pengembangan Ssp Tematik Integratif Berbasis Lvep
Untuk Penguatan Karakter Nasionalisme Peserta Didik Sd. 7, 132–140.
Sutijono, S., & Farid, D. A. M. (2018). Cyber Counseling di Era Generasi Milenial.
Sosiohumanika, 11(1), 19–32.
Sutijono, S.,& farid,D.A.M. (2018).Cyber counseling diera generasi milenial. Sosiohumanika,11(1),
19-32
Sukiman, T., & Ridwan, M. (2016). Implementasi Pendidikan Nilai (Living Values
Education) Dalam Pembelajaran Ips (Studi Terhadap Pembentukan Karakter Anak Di
Tingkat Sekolah Dasar). 3(1), 30–41.
Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosadakarya
Tillman, D. (2004). Living Values Activities for Children Ages 8-14 tahun. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Utama, A. B. (2011). Pembentukan Karakter Anak Melalui Aktivitas Bermain Dalam Pendidikan
Jasmani. Jurnal Pendididkan Jasmani Indonesia, 8(1).
Wahono, H. T. T., & Effrisanti, Y. (2018). Literasi Digital Di Era Milenial. Journal Proceeding,
4(1).
Wahono, M. (2018). Pendidikan Karakter: Suatu Kebutuhan Bagi Mahasiswa di Era
Milenial. Integralistik, 29(2), 145-151.
Zuchdi, D. (Ed.). (2011). Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta:
UNY Press
Nur Relawati Sarif, Rika Asmara Sejati, dan An-Nisa Apriani (Living Values Education Program Sebagai Pembentuk
Karakter Anak Di Zaman Milenials)