99999

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

KEHIDUPAN PADA MASA PERUNDAGIAN

MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE 15

KELOMPOK 4 :
1.Ahmad Fikri (A1J123061)
2.Carlos Sitinjak (A1J123055)
3.Rapiana Natasya purba (A1J123025)
4.Putri Andini (A1J123029)
5.Cita Nafisa (A1J123001)
6. Azkya Princessia Aisy (A1J123015)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH


JURUSAN SEJARAH SENI DAN ARKEOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan
sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah sendiri dibagi menjadi beberapa
periode, yang akan dibahas pada materi ini adalah zaman perundagian,ada juga yang nyebut
masa perundagian itu adalah zaman logam. Zaman perundagian adalah zaman di mana
manusia sudah mengenal pengolahan logam dan sudah menggunakan logam dan sejenisnya.
Kehidupan manusia praaksara perlahan mengalami perubahan. Manusia pada masa
perundagian memanfaatkan logam sebagai alat untuk bertahan hidup dan menciptakan
beragam temuan baru yang lebih berkembang. Dikarenakan sebagian pakar menyimpulkan
perunggu sebagai bagian dari logam.Tidak salah memang kalau mereka menyimpulkan
seperti itu karena dari hasil penemuan yang didapatkan pun terdapat cukup banyak artefak
dari hasil perunggu.
Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum
ditemukannya tulisan,sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya
zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama
tergantung dari peradaban bangsa tersebut.Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun
4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah
memasuki zaman sejarah.
Zaman prasejarah di Indonesia juga diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan
Kutai, sekitar abadke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang
ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.Karena
tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman pra sejarah, keterangan mengenai
zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi,
antropologi, arkeologi.
B.Rumusan Masalah
1.Jelaskan sistem pembagian kerja pada masa perundagian?
2. Bagaimana sitem kerja pemerintahan/kepemimpinan masa perundagian?
3.Jelaskan bagaimana perekonomian masa perundagian?

BAB II
PEMBAHASAN
A.Kelompok Sosial Pada Masa Perundingan

Kelompok sosial pada masa zaman perundagian sudah semakin teratur,tetapi biasanya
mereka tinggal di pegunungan,dataran rendah,dan tepi pantai. Kemajuan yang dicapai dalam
berbagai aspek kehidupan mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk dan timbullah
desa-desa besar yang merupakan gabungan dari kampung-kampung kecil.Usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pada masa perundagian mendorong ditemukannya
peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan benda-benda dari logam. Selain itu, adanya
persaingan antar pribadi di dalam masyarakat menimbulkan keinginan untuk menguasai satu
bidang. Gejala seperti ini menyebabkan timbulnya golongan undagi. Golongan undagi ini
merupakan golongan masyarakat terampil dan mampu menguasai teknologi pada bidang-
bidang tertentu, misalnya membuat rumah, peleburan logam, membuat perhiasan. Karena
pada masa ini kelompok-kelompok masyarakat yang terbentuk di desa-desa kecil membentuk
kelompok yang lebih besar lagi, terutama dengan adanya penguasaan wilayah oleh orang
yang dianggap terkemuka. Pada masa perundagian ini, masyarakat purba di Indonesia mulai
berkenalan dengan komunitas yang lebih luas, seperti dengan Masyarakat India dan Cina

Ciri-ciri kehidupan masyarakat pada masa perundagian adalah:

1.Kehidupan sudah menetap.

2.Mampu menghasilkan bahan makanan sendiri dengan bercocok tanam dan


memelihara hewan ternak.

3.Terciptanya golongan undagi.

4.Adanya kemampuan membuat alat-alat dari logam.

Sumber:Kompas.com:Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds).


(2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

B.Pembagian Kerja Pada Masa Perundagian

Aturan pembagian kerja pada masa perundagian disesuaikan dengan keahlian masing-
masing setiap orang. Pada masa sebelumnya, salah satunya masa berburu dan mengumpulkan
bahan bahan buat memasak,laki-laki mendapat pembagian kerja untuk berburu, sedangkan
kaum wanita bertugas untuk mengumpulkan tumbuhan, ikan, dan hewan kecil yang dapat
dimakan. Namun, pada masa perundagian, pembagian kerja dalam melaksanakan berbagai
kegiatan tidak terbatas antara kaum mmuda maupun kaum kaum yang lainnya melainkan
sudah lebih banyak jenisnya.

Pada zaman ini, muncul golongan undagi, yaitu golongan yang memiliki keterampilan
dalam jenis pekerjaan tertentu. Contohnya, membuat rumah, gerabah, benda-benda dari
logam, dan perhiasan. Pekerjaan tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan memiliki
keterampilan dalam bidangnya. Adapun dampak dari penggolongan/pengelompokkan jenis
pekerjaan ini adalah terjadinya perkembangan pesat dalam bidang teknologi.
Sumber:Kompas.com:Prawoto. (2007). Seri IPS Sejarah. Jakarta: Penerbit Yudhistira.

C.Sistem Pemerintahan/Kepemimpinan

Manusia purba pada masa prasejarah atau praaksara telah mengenal konsep
kepemimpinan. Konsep kepemimpinan pada masa prasejarah ditandai dengan adanya seorang
ketua suku yang dipilih berdasarkan aturan primus inter pares. Primus inter pares berarti
“pertama di antara yang sederajat". Dengan demikian, pemimpin atau ketua suku dalam
masyarakat prasejarah, adalah orang yang memiliki kelebihan dari manusia purba-manusia
purba lainnya.

Seorang ketua suku yang menjadi pemimpin manusia prasejarah harus memiliki kekayaan
lebih banyak. Selain itu, ketua suku juga harus mempunyai kesaktian dan keberanian serta
memiliki keluarga besar (banyak istri dan banyak anak). Seorang ketua suku selalu
didampingi dukun atau shaman yang akan dimintai nasihat dalam mengambil keputusan.
Dengan bantuan dukun, ketua suku akan menentukan kapan harus mulai bertanam, kapan
datangnya masa panen, dan memberi petunjuk tentang bagaimana mengusir wabah penyakit.
Selain itu, ketua suku juga akan meminta mantra kepada dukun agar sukses memimpin
masyarakatnya dalam pertempuran melawan kelompok manusia purba lainnya.

Menhir dan simbol kepemimpinan pada masa prasejarah Selama masa kepemimpinannya,
seorang ketua suku mengadakan pesta jasa (fiest of merits) atau sebuah upacara untuk
memberi makan kepada masyarakatnya. Dalam upacara itu, ketua suku dengan
mengorbankan hewan ternak dan hasil panennya. Pada akhir pesta jasa, ketua suku berhak
mendirikan bangunan berundak dan menancapkan menhir atau yang bisa di sebut batu tegak.
Menhir juga menjadi lambang kekuasaan seorang ketua suku sebagai pemimpin manusia
purba pada masa prasejarah. Ketika ketua suku meninggal dunia, penduduk akan memujanya
sebagai leluhur. Ia diyakini pergi ke alam arwah yang terletak di tempat-tempat tinggi, seperti
puncak gunung. Roh ketua suku juga diyakini akan turun dan bersemayam sementara di
dalam menhir ketika masyarakat prasejarah melakukan upacara pemujaan di punden
berundak.

Sumber:Zuhdi, S., Munandar, A. A., Rahardjo, S. (1998). Sejarah Kebudayaan Bali: Kajian
Perkembangan dan Dampak Pariwisata. Indonesia: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

D.Perekonomian Masa Perundagian

Pada zaman perundagian, kemampuan manusia dalam kegiatan ekonomi semakin maju.
Kegiatan ekonomi makin beraneka ragam diantaranya pertanian, peternakan, membuat
keranjang, membuat gerabah, bepergian ke tempat-tempat lain untuk menukar barang-barang
yang tidak dihasilkan di desa tempat tinggalnya. Kegiatan mereka merupakan permulaan dari
kegiatan perdagangan.

Pada masa perundagian, dalam masyarakat timbul golongan-golongan para ahli dalam
mengerjakan kegiatan tertentu, misalnya ahli mengatur upacara keagamaan, ahli pertanian,
ahli perdagangan dan ahli membuat barangbarang dari logam dan sebagainya.

Awalnya, pemenuhan kebutuhan disediakan oleh alam. Pertanian, peternakan,

perburuan menjadi kegiatan umum masyarakat pada masa perundagian. Pertanian


dalam bentuk perladangan dan persawahan menjadi mata pencaharian yang tetap.

Untuk mendukung kegiatan pertanian, diciptakan alat-alat dari logam untuk pengolahan

tanah sawah. Sudah ada pengaturan air sehingga pertanian tidak sepenuhnya

mengandalkan air hujan. Hasil pertanian disimpan untuk masa kering ataupun

diperdagangkan ke tempat lain. Pada waktu tertentu, diadakan upacara untuk meminta

kesuburan tanah dan kesejahteraan rakyat. Binatang seperti babi, kerbau, kuda, anjing,

dan unggas dipelihara untuk keperluan pertanian, pengangkutan, dan upacara-upacara.

Pada masa ini, sudah mulai ada hubungan antar pulau yaitu dengan aktivitas

perdagangan. Ditemukan perahu bercadik yang berperan besar dalam perdagangan

antar pulau. Perdagangan ini dilakukan dengan cara tukar menukar barang yang

diperlukan tiap pihak. Perdagangan berkembang pesat seiring berjalannya waktu.

Benda magis, rempah-rempah, beberapa jenis kayu, dan hasil bumi adalah barang-

barang yang diperjualbelikan pada masa itu. Tersusunnya masyarakat yang teratur

mengembangkan daya cipta dalam berbagai bidang teknologi. Teknik penuangan

perunggu yang menghasilkan benda-benda seperti patung, nekara, dan benda untuk

keperluan upacara.

E.Kepemilikan Tanah

Daftar Isi
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
A.Latar Belakang................................................................................................................................2
B.Rumusan Masalah..........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A.Kelompok Sosial Pada Masa Perundingan......................................................................................3
B.Pembagian Kerja Pada Masa Perundagian......................................................................................3
C.Sistem Pemerintahan/Kepemimpinan............................................................................................4
D.Perekonomian Masa Perundagian..................................................................................................4
E.Kepemilikan Tanah..........................................................................................................................5

Daftar Pustaka

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy