Acara 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

ACARA 1.

BANGUNAN PESEMAIAN KOLEKTIF

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman nursery dibudidayakan dengan dua macam cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung atau persemaian. ersemaian merupakan suatu proses menyiapkan bibit tanaman baru
sebelum ditanam pada lahan sesungguhnya. Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat
berlebih dahulu hingga pada usia tertentu baru dipindahkan ke lahan. Penyemaian ini sangat
penting, terutama pada benih tanaman yang halus dan tidak tahan terhadap faktor-faktor luar
yang dapat menghambat proses pertumbuhan benih menjadi bibit tanaman.
Dalam persemaian membutuhkan bangunan persemaian yang biasanya berupa bangunan
persemaian kolektif yang berumur satu sampai dua tahun. Selain bangunan persemaian kolektif
ada juga bangunan persemaian individu. Kedua macam bangunan persemaian ini mempunyai
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tempat persemaian benih hendaknya bisa
mendapatkan sinar matahari tetapi tidak secara langsung dan juga hendaknya tidak terkena hujan
secara langsung, maka tempat persemaian yang ideal harus diberi naungan. Selain itu ada juga
syarat lokasi bangunan persemaian yaitu tanahnya gemburbdan memiliki drainase yang baik,
dekat dengan sumber air, juga dihindarkan dari kencangnya tiupan angin.
Selain bangunan dan prasarana yang mendukung yang juga tidak kalah pentingnya adalah
usaha-usaha pemeliharaan atau perawatan tanaman, usaha ini antara lain: pemupukan,
penyiangan, pengairan , pengendalian opt dan pengaturan penyinaran agar tanaman yang
dibudidayakan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
1.2 Tujuan
Merencanakan kebutuhan bahan pembuatan bangunan persemaian kolektif.
Menyebutkan dengan dua persyaratan lahan yang dapat dimanfaatkan (diperlukan)
sebagai tempat persemaian.
Menyebutkan pengaturan cahaya yang diperlukan dalam persemaian sampai bibit
berumur enam bulan.
Mendirikan bangunan persemaian dengan benar (memenuhi persyaratan teknis dan
persyaratan agronomis).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan
secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian.
Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut
berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau
jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu.
Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah
semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii
setelah tinggi semai antara 20-30 cm atau umur semai 8 10 bulan (Longman, 2003).
Persemaian didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan
benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah
ditetapkan. Tujuan utama pembuatan pembibitan adalah sebagai upaya penyediaan bibit yang
berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman (Edi ,S dkk,
2010).
Pada umumnya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis/tipe yaitu persemaian sementara
dan persemaian tetap. Persemaian sementara (Flyng nursery) biasanya berukuran kecil dan
terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya berlangsung
hanya untuk beberapa periode panenan (bibit/semai. Sedangkan Persemaian Tetap. biasanya
berukuran (luasnya) besar dan lokasinya menetap disuatu tempat, untuk melayani areal
penanaman yang luas (Andini 2006).
Tempat dilakukannya pembibitan / persemaian hendaknya mudah dijangkau dengan
memudahkan upaya pengairan, pemberian naungan atau hal-hal rutin lain yang diperlukan oleh
tanaman muda. Ada dua bentuk utama dari bedengan persemaian yang ditinggikan (raised beds)
dan yang direndahkan (sunken beds). Bed yang ditinggikan merupakan bentuk bedengan
persemaian yang lebih banyak dilakukan oleh petani di wilayah yang sering banjir (Muningsjah
dan Setiawan 2000).
Naungan dibuat dengan maksud untuk menghindari kerusakan semai dari cahaya dan
suhu udara yang berlebihan serta kerusakan yang disebabkan oleh tempaaan air hujan. Tujuannya
ialah untuk mendapatkan semai dengan pertumbuhan yang baik dengan jalan memberikan
cahaya serta suhu sesuai yang dibutuhkannya. Untuk memberikan naungan pada semai hal yang
harus diketahui terlebih dahulu adalah sifat jenis semai inti mengenai kebutuhannya akan cahaya.
Untuk perkecambahan benih dan pertumbuhannya apakah semai itu memerlukan cahaya penuh
ataukah perlu naungan. Dalam praktiknya, naungan diperlukan baik untuk jenis yang perlu
naungan maupun yang tidak perlu naungan. Hanya saja untuk jenis-jenis yang tidak perlu
naungan atau memerlukan cahaya penuh, diberikan naungan yang ringan, misalnya naungan
yang dibuat dari bahan kasa plastik atau alang-alang/daun kelapa sebagai atap yang diatur tidak
terlalu rapat sehingga cahaya matahari masih bisa masuk ke bedengan /bak , naungan sering
dibuka, kecuali jika ada hujan deras dan matahari begitu terik. Intensitas naungan dikurangi
secara berangsur-angsur. Pada umumnya 8 10 minggu sebelum semai dipindahkan ke
lapangan, naungan sama sekali ditiadakan. Hal ini dimaksudkan agar menjelang penanaman di
lapangan semai dapat menyesuaikan diri dari keadaan di lapangan yang biasanya terbuka
(Suhariyadi, 2008).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan
pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka
pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat
dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kerta atau dibedngan untuk
persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan
(Fiandika 2006).
Letak Persemaian
Lokasi persemaian sedapat mungkin diusahakan berada di tengah areal penanaman atau berada
pada jarak yang dekat denga areal penanaman. Lokai atau areal persemaian harus berada pada
lahan yang terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup/langsung, mudah dijangkau setiap
saat dan terlindung dari tiupan angin yang kencang (Darjad, 2003).

DAFTAR PUSTAKA
Andini. 2006. Jenis-jenis Persemaian. Pengaruh Pemberian Posfat dan Naungan Terhadap
Produksi Biji Sawi Di Musim Hujan.Jurnal Hortikultura. 6(2): 102-114.
Darjadi. 2003. Sendi-sendi Silvikultur. Jakarta: Direktorat Jendral Kehutanan Salemba Raya 16.
Edi, S., dan J. Bobihoe. 2010. Budidaya Tanaman Sayuran. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Fiandika 2006. Penyemaian Benih . Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada Press.
Longman.2003.Dasar-dasar perlindungan hutan. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Muningsjah dan Setiawan. 2002. Pengaruh Umur Semaian Pada Saat ditanam ke
lapanganTerhadap Pertumbuhan Hasil Kangkung Asal Biji Botani. Jurnal
Hortikultura 5(5) : 1-12. Pusat Litbang Hortikultura. Jakarta.
Suhariyadi. 2008. Pemeliharaan Persemaian dan Tatalaksana Persemaian. Yogyakarta: UGM.
Tim Penyusun Praktikum. 2016. Penuntun Praktikum Teknik Pembiakaan Vegetatif dan
Manejemen Nurseri. Bengkulu: Fakultas Pertanian UNIB.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat Praktikum
Praktikum ini dilakukan di belakang Sekretariat HimaGrotek Fakultas Pertanian Unib.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan: kayu pancang, bambu, atap rumbia, paranet kerapatan 50-
60%, tali rapiah, plastic bening (transparan).
Alat-alat yang digunakan adalah: cangkul, parang, sekop, paku, gergaji, meteran.
3.3 Cara Kerja
1. Persiapan Bedengan Persemaian
- Meratakan tanah dan membersihkan dari gulma yang tumbuh diatas bedengan.
- Mengukur bedengan dengan panjang 350 cm dan lebar 150 cm, buat pembatas
bedengan dengan papan serta disekelilingnya bedengan dibuat parit sedalam 10 cm.
- Menggunakan sungkup sedalam 20 cm, dan dilapisi dengan plastic bening serta diisi
dengan air.
2. Pembuatan Naungan Dan Sungkup Semaian
- Pada masing-masing ujung bedengan di tancapkan bambu/ kayu panjang, dengan
ketinggian sebelah timur 1,50 meter dan sebelah barat 1,25 meter, diatasnya
dibentangkan pilahan-pilahan bambu dengan jarak 30-40 cm dan diikat dengan kuat.
- Memasang atap rumbiah dan tata secara teratur, sehingga pencahayaan di bawah
naungan 25-30 %.
- Membuat kerangka sungkup dari bambu dengan ukuran panjang 3 meter dan lebar 1,2
meter serta tinggi bagian tengah 90 cm.
- Kerangka bambu ditutupi dengan lembaran plastic, pada sekeliling bagian bawah
kerangka lembaran plastic dilebihkan 15 cm.
3. Pembuatan Naungan Pemeliharaan
- Permukaan tanah dibersihkan tunggul-tunggul lalu meratakan.
- Mengukur naungan : lebar 3 meter x panjang 15 meter x 2 tinggi
- Diatasnya diberi kerangka dari bambu dan ditutupi dengan panet 70%.

LAMPIRAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Pada praktikum persiapan bedengan pesemaian dan pembuatan sungkup kami lakukan
dengan baik seperti terlampir di lampiran bangunan persemaian dan sungkup yang kami buat.
4.2 Pembahasan
Bangunan pesemaian dalam suatu pembibitan tanaman sangat diperlukan. Bangunan
pesemaian ini dibangun untuk persemaian ini dapat digunakan untuk beberapa tahun karena
bangunnya berdiri kokoh dan kuat. Dengan adanya bangunan pesemaian ini kita dapat mengatur
kelembaban dan cahaya langsung.
Sungkup merupakan suatu naungan yang dibuat untuk melindungi tanaman yang
dibibitkan dari air dan tiupan angin yang kencang. Pembuatan sungkup yang kami buat berguna
untuk tanaman yang akan yang akan dibibitkan yaitu salah satunya tanaman hasil stek, dengan
adanya sungkup maka tanaman yang akan dibibitkan tadi akan terhindar dari jatuhnya air hujan
secara langsung dan dari tiupan angin kencang yang akan menghambat proses pertumbuhan dan
perekembangbiakkan suatu tanaman.
Didalam sungkup terdapat sebuah parit berisi air yang fungsinya agar tanaman yang
diberi sungkup tetap terjaga suhu dan kelembabannya , juga dari air yang tredapat didalam
sungkup akan mengembun yang mana artinya kelembabannya bagus. Sungkup dapat dibuka
pada tahap pertama yaitu dibuka 2 jam setiap pukul 7 9 pagi dan tahap selanjutnya ditingkatkan
dua minggu sekali.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Bangunan pesemaian yang kami buat dapa dibuat dengan sederhana dan bahan-bahan
yang digunakan juga mudah didapatkan.
2) Lahan yang kami gunakan untuk didirikan sebagai tempat pesemaian yaitu dekat dengan
sumber air dan memiliki tanah yang gembur dan drainase yang baik pula.
3) Cahaya yang dibutuhkan dalam pesemaian tanaman yang masih berumur muda dapat
diatur sedemikian rupa sesuai dengan jenis tanamannya.
4) Bangunan pesemaian yang kami didirikan sudah memenuhi syarat syarat yang
diperlukan baik secara teknis dan agronomis misalnya dibutuhkan tempat terbuka, cukup
memperoleh penyinaran dan diupayakan dengan areal penanaman.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy