BUNCIS
BUNCIS
BUNCIS
A. Buncis
Buncis dengan nama latin Phaselous vulgaaris L. merupakan salah satu
tanaman polong semusim. Buncis ini memiliki klasifikasi sebagai berikut :
- Divisi : Spermatophyta
- Subdivisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotyledonae
- Subkelas : Calyciflorae
- Ordo : Leguminales
- Famili : Leguminoceae
- Sub-Family : Papillionaceae
- Genus : Phaseolus
Tanaman buncis merupakan tanaman berhari pendek, yaitu tanaman
yang ketika berbunga memerlukan jumlah penyinaran matahari kurang dari dua
belas jam di setiap harinya. Tanaman buncis dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian 1000-1500 mdpl dengan iklim yang kering. Sifat tanah yang baik
untuk buncis yaitu tanahnya gembur, subur, remah, dan juga memiliki pH 5,5-
6,0. Tanaman buncis juga dapat ditanam pada curah hujan 1500-2500
mm/tahun. Suhu udara yang baik untuk menanam buncis yaitu berkisar 20-250C
dengan kelembapan udara yang dibutuhkan untuk dapat tumbuh dengan baik
adalah 50-60%
B. Suhu Optimal
Suhu optimal untuk penyimpanan buncis yaitu 4,4-7,20C
C. Kelembapan
Kelembapan optimal untuk penyimpanan buncis yaitu 90-95%
E. Pascapanen
Penanganan pasca panen pada buncis, diantaranya meliputi sortasi,
pengepakan untuk pengangkutan, pengangkutan, penyimpanan, dan yang
terakhir pengepakan untuk konsumen.
- Sortasi
Sortasi pada buncis yaitu suatu kegiatan membuang ataupun
memisahkan hasil berdasarkan kualitas buncis dan mengadakan klasifikasinya.
Ada beberapa klasifikasi ketika melakukan sortasi, diantaranya polong buncis
yang cacar akibat serangan hama atau penyakit, polong yang tua maupun polong
yang patah karena perlakuan panen yang kurang baik. Polong-polong tersebut
akan dipisahkan karena hanya akan mengurangi nilai pasar atau nilai beli dari
buncis tersebut.
Biasanya kegiatan sortasi ini dilakukan di tempat-tempat pengumpulan
yang letaknya tidak terlalu jauh dari lahan pertanian. Tempat sortasi ini harus
cukup terlindung, agar tidak mempengaruhi hasil yang baru dipanen
- Pengangkutan
Biasanya pengangkutan hasil panen dilakukan dengan sesuai tujuan
pengirimannya. Pengangkutan yang tujuannya masih dapat dijangkau seperti ke
pasar-pasar setempat dapat menggunakan tenaga manusia atau kendaraan
bermotor. Pengangkutan yang tujuannya jarak jauh dapat menggunakan kapal,
kereta api, ataupun pesawat terbang.
Dalam menyusun karung maupun peti tersebut harus teratur, terutama
apabila letaknya cukup tinggi.
- Penyimpanan
Buncis tergolong jenis sayuran yang tidak tahan disimpan lama dalam
keadaan segar, karena buncis akan cepat rusak atau busuk. Hal tersebut terjadi
karena setelah dipanen masih terjadi respirasi dan transpirasi sehingga lama
kelamaan komoditi ini mengalami kemunduran (deterioration). Dengan adanya
kemunduran tersebut membuat buncis lebih peka terhadap serangan yang dapat
membuat kualitasnya menjadi menurun.
Maka dari itu, cara penyimpanan buncis yang biasanya dilakukan yaitu
adalah sistim refrigerasi (pendinginan), dengan suhu 32-400F atau 0-4,40C dan
kelembapannya 85-90%. Pada keadaan yang seperti itu, kesegaran buncis dapat
tahan 2 sampai 4 minggu.
Tetapi masih ada yang beranggapan bahwa semakin rendah suhu dan
kelembapan maka akan semakin lama kesegaran dari buncis tersebut, tetapi hal
tersebut tidaklah tepat. Penyimpanan pada suhu yang lebih rendah atau yang
sudah disarankan akan memberikan hasil yang sama, tetapi apabila
kelembapannya lebih rendah akan menyeybabkan buncis tersebut menjadi cepat
layu.
Bibliography
Setianingsih, T., & Khaerodin. (2000). Pembudidayaan Buncis Tipe Tegak dan
Merambat (Vol. v). Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: PT Penebar Swadaya.
Tanoto, I. (2015). Evaluasi Produksi dan Kualitas Hasil Buncis (Phaseolus vulgaris
L.) Pada Dua Sistem Tanam di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor. Institut Pertanian Bogor, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.