Makalah Kelompok 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMATIK

“TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN CENGKEH”

Disusun oleh :

Kelompok 4

Eka Puspita Dewi 155040201111290

Hasan Fahmi 165040207111054

Syaidana Rohmah 165040201111020

Siti Mu’anifa 165040201111139

Berliana Widianti 165040201111264

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman cengkih (Syzygium aromaticum (L.) Merr Perr) merupakan salah satu
tanaman perkebunan yang penting dalam perekonomian Indonesia (Balittan,
1979). Komoditas cengkih banyak digunakan di bidang industri rokok kretek.
Bermawie (1992) mengemukakan bahwa cengkih dapat pula dimanfaatkan dalam
industri kosmetik, bahan baku pembuatan vanilin, farmasi serta pemanfaatannya
pada teknologi pangan sebagai agen anti mikroba alami. Hasil kajian Balitan
(2012) menunjukkan permintaan cengkih selama kurun waktu 2005 – 2010 terus
meningkat sejalan dengan berkembangnya perindustrian yang berbahan baku
cengkih. Kebutuhan cengkih untuk pabrik rokok kretek sejak tahun 2005
sebanyak 91 350 ton dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 120 000 ton.
Sementara itu, produksi pada tahun 2010 hanya mencapai 98 586 ton. Luas areal
perkebunan cengkih pada tahun 2012 adalah 476 800 ha dengan produksi 71 400
ton. Kebutuhan cengkih yang berkisar 100 000 ton tiap tahunnya ini masih belum
dapat memenuhi kebutuhan industri berbahan baku cengkih, sehingga harus
dilakukan impor untuk menutupi kekurangannya. Negara potensial penghasil
cengkih lainnya adalah Madagaskar, Tanzania, India dan Brazil (Balitan, 2012).
Langkah yang ditempuh untuk mengurangi jumlah impor cengkih adalah
melalui perluasan areal tanam dan intensifikasi. Salah satu tindakan untuk
mendukung perluasan areal tanam cengkih adalah penyediaan bahan tanam atau
bibit (Balittan, 1979). Bibit yang digunakan untuk mencapai swasembada cengkih
harus bermutu dan memiliki pertumbuhan yang baik. Penanaman di lapangan
dilakukan saat bibit sudah berumur dua tahun. Pemeliharaan tanaman cengkih di
lapangan setelah ditanam hingga berumur empat tahun harus intensif, karena pada
umur 1 – 4 tahun inilah masa kritis pertama dari tanaman cengkih (Hadiwijaya,
1983).
Masalah yang dalam budidaya yaitu masa awal produksi tanaman cengkeh
yang cukup lama sekitar setelah umur 5 - 7 tahun, penurunan produksi hasil
tanaman cengkeh, rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu
diperlukan suatu teknik budidaya tanaman cengkeh yang tepat untuk mengatasi
masalah yang timbul. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana
budidaya tanaman cengkeh yang tepat, penanganan pasca panen, cara mengatasi
masalah dalam budidaya tanaman cengkeh serta analisis usaha tani tanaman
cengkeh

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik budidaya tanaman cengkeh yang tepat
2. Mengetahui Penanganan tanaman cengkeh saat panen dn pasca panen
3. Mengetahui analisis usaha tani tanaman cengkeh apakah layak atau tidak

1.3 Manfaat
Adanya makalah ini diharapkan dapat memahami bagaimana cara
penanganan tanaman cengkeh yang tepat sampai pada kegiatan panen dan pasca
panen untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
II. PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Tanaman Cengkeh


Menurut Sutriyono dan Mahrus (2017) Cengkeh adalah tanaman rempah-
rempah purbakala yang telah di kenal dan digunakan ribuan tahun sebelum
masehi.Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate
dan Tidore), yang dahulu di kenal oleh para penjelajah sebagai spice
island.Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) ini merupakan tanaman
perkebunan tropis dengan famili Myrtaceae. Karena iklim tropislah yang menjadi
kebutuhan tanaman cengkeh,maka dari itu Indonesia dari dulu hingga sekarang
merupakan negara penghasil cengkeh terbesar di dunia dan negara-negara eropa
mengimpor cengkeh dari Indonesia
Cengkeh merupakan tumbuhan yang kaya akan manfaat. Cengkeh juga
merupakan rempahrempah wajib dalam berbagai masakan diberbagai daerah di
nusantara.Manfaat lain dari cengkeh untuk kesehatan misalnya,untuk mengobati
sakit gigi,mencegah radang,anti bakteri dan jamur,meningkatkan kekebalan
tubuh,menagani infeksi pernafasan, membersihkan kuman, menyegarkan mulut,
melawan kanker, pengusir nyamuk, mengatasi mual dan muntah dll. Hal ini
terdapat morfologi tanaman cengkeh menurut Sutriyono dan Mahrus (2017) :
a) Morfologi
 Daun
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai daun
(petiolus), helaian daun (lamina), namun tidak memiliki upih/pelepah daun
(vagina).Daunnya berbentuk berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian
ujungnya.Termasuk daun majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari
satu daun.

 Batang
Batang dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10 -15 m.Batang
berbentuk bulat (teres), permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang-
cabang yang dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya.arah
tumbuh batangnya tegak lurus (erectus) dan cara percabangan dari rantingnya
dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok
dan cabangnya.Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas
(patens).Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan
tahun.Tangkainya kira-kira 1 - 2,5 cm (Van, 1975).

 Akar
Sistem akarnya tunggang,akar ini merupakan akar pokok (berasal dari akar
lembaga) yang kemudian bercabang-cabang.Bentuk akar tunggangnya termasuk
berbentuk tombak (fusiformis) pada akar tumbuh cabang yang kecil-kecil.Akar
kuat sehingga bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun.Akarnya
biasanya mampu masuk cukup dalam ke tanah. Perakaran pohon cengkeh relatif
kurang berkembang,tetapi bagian yang dekat permukaan tanah banyak tumbuh
bulu akar.Bulu akar tersebut berguna untuk menghisap makanan.

 Biji
Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun.Bijinya
terdiri dari kulit (spedodermis), tali pusar (funiculus), dan inti biji (nukleus
seminis).Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini
dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan.Hal ini dikarenakan kualitasnya telah
menurun dan tidak dapatdigunakan lagi untuk industri, misal rokok.

 Bunga
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan
tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai
bunga).Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu
tangkainya selalu ditutup bunga.Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu
tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum).Bunga cengkeh adalah
bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan
(flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum)
menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor)

 Buah
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat
sudah mekar berwarna merah.Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian
bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah. Buah cengkeh memiliki
tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan sudah mekar berwarna
merah.Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum pada kulit
buah anatara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium.Selain itu ada
septum dan ovarium.

a) Syarat Tumbuh
Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman cengkeh
memerlukan persyaratan lingkungan tumbuh yang spesifik.Faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap tanaman cengkeh antara lain adalah iklim, ketinggian
tempat, dan jenis tanah.

 Iklim
Tanaman cengkeh adalah tanaman tropis.Unsur iklim yang cukup menentukan
terhadap tingginya produktivitas tanaman cengkeh adalah curah hujan.Curah
hujan yang optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh adalah 1500 – 2500
mm/tahun atau 2500 – 3500 mm/tahun.Iklim dan pembungaan tanaman
mempunyai hubungan yang saling berkaitan karena untuk keluarnya bunga
diperlukan suatu hormon yang pembentukannya dirangsang oleh faktor
iklim.Untuk keluarnya bunga pada tanaman cengkeh diperlukan musim yang agak
kering tanpa hujan sama sekali dan penyinaran matahari yang agak terik.Bila
keadaan iklim ini tidak mendukung, maka bunga baru akan keluar pada ranting-
ranting yang sekurang-kurangnya telah mengalami dua masa pertumbuhan
vegetative setelah pembungaan yang terakhir.

 Ketinggian
Tempat Tanaman cengkeh dapat dibudidayakan di dataran rendah sampai
dataran tinggi, namun akan lebih produktif apabila di tanam di dataran
rendah.Tanaman ini masih dapat berproduksi pada ketinggian tempat 0 – 900 m di
atas permukaan laut (dpl).Namun demikian makin tinggi tempat maka produksi
bunga makin rendah, tetapi pertumbuhan makin subur.Ketinggian tempat yang
optimal untuk pembungaan tanaman cengkeh berkisar 200 – 600 m dpl.

 Tanah
Tanah yang sesuai adalah tanah yang gembur, lapisan olah minimal 1,5 m dan
kedalaman air tanah lebih dari 3 m dari permukaan tanah serta tidak ada lapisan
kedap air.Jenis tanah yang cocok antara lain andosol, latosol, regosol, dan
podsolikmerah.Selain jenis tanah, keasaman tanah (pH) ikut berperan dalam hal
memacu pertumbuhan tanaman.Keasaman tanah yang optimum berkisar antara
5,5 – 6,5.Apabila pH tanah lebih rendah atau lebih tinggi maka pertumbuhan
tanaman cengkeh akan terganggu karena penyerapan unsur hara oleh akar menjadi
terhambat.

2.2 Potensi Tanaman Cengkeh di Indonesia


Potensi tanaman cengkeh di Indonesia semakin tinggi, karena kebutuhan
cengkeh dalam negeri maupun di pasar Internasional mengalami meningkat.
Meskipun tahun-tahun terakhir produksi cengkeh naik turun tetapi keberadaan
cengkeh masih menjadi komoditas penting di Indonesia. Saat ini Indonesia
merupakan negara produsen, sekaligus konsumen cengkeh terbesar di dunia.
Menurut Balitbang Pertanian (2007), dua negara lain yang cukup potensial
sebagai penghasil cengkeh adalah Madagaskar dan Zanzibar (Tanzania) yang total
produksinya sekitar 20.000 – 27.000 ton/tahun. Disamping itu ada enam negara
sebagai produsen kecil yaitu Comoros, Srilanka, Malaysia, Cina, Grenada, Kenya
dan Togo dengan total produksi sekitar 5.000 – 7.000 ton/tahun. Berikut adalah
potensi dan bentuk usaha dalam pemanfaatan bagian-bagian tanaman cengkeh
dalam berbagai indstri.
a. Bahan campuran dalam industri Rokok
Pada usaha pertanian primer, cengkeh di Indonesia lebih diutamakan
sebagai bahan baku industri rokok kretek. Rokok kretek merupakan rokok yang
terbuat dari campuran tembakau dan cengkeh. Sejarah penggunaan cengkeh untuk
rokok diawali pada akhir abad ke-19 di Kudus dan berkembang pesat di awal abad
ke-20 dengan berkembangnya industri rokok kretek. Perkembangan itu sekaligus
merubah posisi Indonesia dari negara asal dan pengekspor terbesar menjadi
produsen dan pengguna cengkeh terbesar.
b. Penjualan bibit cengkeh
Usaha agribisnis hulu berkaitan dengan penyediaan sarana produksi dalam
budidaya tanaman cengkeh. Di awal tahun 2000, peremajaan tanaman cengkeh
yang rusak atau tidak produktif lagi mulai digalakkan oleh pemerintah. Berbagai
kebijakan diberlakukan dalam rangka intensifikasi dan peningkatan produktivitas
tanaman. Kegiatan tersebut mendorong beberapa petani untuk melakukan usaha
pembibitan meskipun dalam skala kecil terutama di Pulau Jawa, Bali dan
Sulawesi Utara. Pembibitan oleh petani dilakukan dengan cara menyemaikan
benih dalam polibag dengan menggunakan biji asalan sebagai sumber benih.
Setelah berumur 1 – 2 tahun, bibit dipasarkan ke petani sekitar atau digunakan
sendiri untuk rehabilitasi/menyulam kebunnya. Selain itu agribisnis hulu juga
berkembang dalam penyediaan alat dan mesin pertanian untuk industri cengkeh.
c. Penyulingan minyak cengkeh
Selain digunakan sebagai bahan baku rokok, bunga, gagang dan daun
cengkeh dapat disuling menghasilkan minyak cengkeh yang mengandung
eugenol. Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam
minyak cengkeh (Syzygium aromaticum), dengan kandungan dapat mencapai 70-
96%, walaupun minyak cengkeh mengandung beberapa komponen lain seperti
eugenol asetat dan β-caryophyllene (Alma et al., 2007), namun yang paling
penting adalah kandungan senyawa eugenol, karena kualitas minyak cengkeh
ditentukan oleh kandungan senyawa tersebut, semakin tinggi kandungan
eugenolnya maka semakin baik kualitasnya dan semakin tinggi nilai jualnya.
Dalam persyaratan mutu minyak daun cengkeh SNI 06-2387-2006 kandungan
minimal senyawa eugenol adalah 78% (Badan Standardisasi Nasional, 2006).
Hal inilah yang kemudian berkembang sebagai produk sampingan cengkeh
dalam agribisnis hilir. Minyak cengkeh merupakan hasil penyulingan serbuk
bunga cengkeh kering. Minyak atsiri jenis ini memiliki pasaran yang luas di
industri farmasi, penyedap masakan dan wewangian. Salah satu sentra minyak
atsiri di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kabupaten Kulon Progo,
tepatnya di Kecamatan Samigaluh. Di kecamatan tersebut terdapat kelompok
usaha minyak atsiri yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) pengusaha kecil.
Sebagian besar minyak atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh.
Tanaman cengkeh dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove
oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove
leaf oil).
Menurut Balitbang Pertanian (2007) pasokan minyak daun cengkeh
Indonesia ke pasar dunia cukup besar, yaitu lebih dari 60% kebutuhan dunia.
Namun demikian, harga minyak daun cengkeh di pasar dunia relatif rendah,
sehingga nilai tambah yang diperoleh dari komoditi tersebut juga rendah. Harga
minyak daun cengkeh di pasaran dunia adalah berkisar US$ 4,75/kg, harga
eugenol US$ 7,80/kg, harga isoeugenol US$ 10,80/kg dan harga vanilin US$
11,40/kg. Pada umumnya penyulingan minyak daun cengkeh di Indonesia
merupakan industri yang dikelola petani cengkeh serta pelaku industri skala
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Manfaat minyak eugenol cengkeh
dalam berbagai industri :
1. Farmasi
Menurut Benencia dan Courreges (2000), senyawa eugenol mempunyai
aktivitas farmakologi sebagai analgesik, antiinflamasi, antimikroba, antiviral,
antifungal, antiseptik, antispamosdik, antiemetik, stimulan, anastetik lokal
sehingga senyawa ini banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi. Begitupun
dengan salah satu turunan senyawa eugenol, yaitu isoeugenol yang dapat
dipergunakan sebagai bahan baku obat antiseptik dan analgesik, sifat antivirus
senyawa eugenol dapat dipergunakan dalam pengobatan kanker serviks (leher
rahim), yang disebabkan virus HPV (Human Papilloma Virus)-16 dan HPV-18,
yang merupakan jenis kanker nomor dua yang paling sering menyerang wanita di
seluruh dunia serta merupakan kanker kedua yang paling berisiko menyebabkan
kematian.
Selain mempunyai aktivitas antivirus HSV, eugenol juga berkemampuan
sebagai antivirus hepatitis-C. Wulansari et al. (2010) menyatakan bahwa dari
eugenol dapat disintesis senyawa 2- hidroksi-3-metoksi-5-propil asetofenon,
dimana senyawa tersebut banyak dipergunakan sebagai senyawa intermediet
dalam industri farmasi, diantaranya dalam sintesis senyawa flavon asam asetat
yaitu senyawa yang bersifat anti kanker, serta dalam sintesis senyawa
bromasetofenon dan chlorasetofenon yang merupakan bahan baku gas airmata.
Selanjutnya dari senyawa vanili sintetis yang merupakan turunan eugenol dapat
dibuat senyawa bibenzil yang mempunyai aktivitas sebagai antimitotik,
antileukimia dan sedang dilakukan penelitian penggunaan senyawa ini sebagai
agen sitotoksik pada sel kanker.
2. Makanan dan minuman
Towaha (2012) menyatakan bahwa eugenol dan senyawa turunannya
isoeugenol, eugenol asetat, isoeugenol asetat, metil eugenol, metil isoeugenol,
eugenol metil eter dan benzil eugenol eter dapat dipergunakan sebagai zat aditif
flavor pada produk minuman tidak beralkohol, es krim, permen karet, dan
berbagai produk pangan lainnya
3. Pestisida nabati
Eugenol cengkeh dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pestisida nabati,
mengingat beberapa hasil penelitian menunjukkan senyawa eugenol efektif
mengendalikan nematoda, jamur patogen, bakteri dan serangga hama.
Pemanfaatan eugenol sebagai fungisida mampu menekan serangan Pytophtora
palmivora pada tanaman lada, Fusarium oxysporum pada tanaman vanili,
Drechslera maydis pada tanaman jagung, Aspergillus spp pada beras,
Callosobruchus maculatus pada biji kacang hijau.
Adapun sebagai bakterisida mampu mengendalikan beberapa bakteri
patogen seperti Bacillus subtilis pada tanaman jahe, Staphyloccocus aurens pada
tanaman nilam dan Escheria coli pada tanaman kentang, sebagai insektisida
efektif mengendalikan hama gudang seperti Sitophilus zeamais,Tribolium
castanem dan hama penting di pertanaman seperti Aphis gossypii, Aphis
craccivora, Ferissia virgata dan Valanga nigricornis, serta dapat membasmi
kecoa di rumah. Selain itu juga efektif sebagai moluskisida mengendalikan keong
emas yang merupakan hama penting tanaman padi (Wiratno, 2009). Eugenol
dapat berperan sebagai akarisida karena dapat membasmi tungau
Dermatophagoides farinae, Dermatophagoides pteronyssinus dan Tyrophagus
putrescentiae, serta sangat effektif sebagai termisida untuk mengendalikan rayap
Coptotermes formosanus.
4. Industri kemasan aktif
Kemasan aktif merupakan kemasan yang dirancang untuk dapat melepaskan
komponen-komponen aktif ke dalam pangan, berupa antimikroba, antioksidan,
aroma dan sebagainya yang berinteraksi aktif dengan bahan pangan yang dikemas,
sehingga dapat menghambat pembusukan dan meningkatkan umur simpan,
dimana produk pangan seperti buah-buahan menjadi lebih hyginieus serta tetap
segar dalam waktu yang relatif lama (Han, 2005). Oleh karena itu, sifat
antimikroba dari senyawa eugenol dapat di aplikasikan pada pelapisan karton
pengemas makanan, dimana campuran 1,25 -2,5% eugenol cengkeh dalam larutan
pati hidrofobik pelapis karton dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen
penyebab kerusakan pangan seperti Escherichia coli, Bacillus cereus dan
Staphylococcus aurens.

5. Industri kimia
Eugenol dan turunannya pada produk makanan merupakan alternatif yang
sangat aman bagi kesehatan, seperti pada makanan yang mengandung lemak atau
minyak, diantaranya minyak goreng, keju, margarine, saus tomat, roti, daging
olahan dan sereal. Selain itu, antioksidan eugenol dan turunannya biasa juga
dipergunakan pada produk kosmetik dan obat-obatan serta pada industri plastik
maupun karet (Sharma et al., 2006; Alma et al., 2010). Turunan eugenol yaitu
eugenol asetat dapat dipergunakan sebagai zat bioaditif bahan bakar solar, dimana
senyawa eugenol asetat dapat meningkatkan bilangan setana solar, sehingga dapat
meningkatkan kinerja bahan bakar solar.
Mengingat peran strategis dan potensi eugenol serta senyawa turunannya dalam
berbagai industri yang membuat peluang pasar produk tersebut terbuka lebar dan
didukung oleh ketersediaan bahan baku minyak cengkeh yang melimpah di
Indonesia.
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Cengkeh
a. Persemaian dan Pembibitan
Proses budidaya cengkeh biasanya dimulai dari kerja pembibitan dan
persemaian.Agar bisa memperoleh dan menghasilakan pohon cengkeh yang
produktif dan berkualitas, maka kerja pembibitan dan persemaian harus
dilakukan secara baik, cermat dan teliti. Dalam memilih tempat persemaian, ada
beberapa faktor yang diperhatikan :

1. Tanah harus subur dan mudah diairi (terutama pada musimkemarau)


2. Tempat persemaian harus terlindungi dari anginkencang
3. Tempat strategis (misalnya mudah mengangkut benih dan dekat dengan areal
tanam)
Tahap-tahap kerja yang harus dilakukan dalampersemaian:

1. Membuat patok atau tanda pada tanah yang akan dicangkul.Lebarnya


maksimal 175 cm dan panjangnya maksimal 5 m, atau ditentukan secara
kondisional dengan cara melihat lahan atau medan.
2. Diantara bedengan persemaiandiberi parit air kira-kira 50cm.
3. Pencangkulan tanah yang akan dibuat bedengan sedalam kira-kira 30cm.
4. Membersihkan rerumputan dan tanaman pengganggu lainnya hingga keakar-
akarnya.
5. Pencangkulan diulangi 3 kali untuk menggemburkan tanah, kemudian
digulut kira-kira 20 cm di atas permukaanparit.
6. Sekeliling tiap gulutan/bedengan persemaian diberi penahan (amping)
supaya tanah persemaian tidak larut kenaair.
7. Tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak rata-rata 1 blek
tiap 3m2atau kondisional , melihat intensitas kesuburantanah.
8. Memasang peneduh setinggi rata-rata 2 meter dengan atap alang-alang, daun
kelapa atau jerami.
9. Tiap-tiap gulutan/bedengan disemprot dengan insektisida atau dicampur
bubuk incex untuk membunuh ulat tanah,gangsir,rayap, dan lain-lain, yang
senang memakan bibitcengkeh.
Setelah semuanya siap, biji mulai ditanam.Pilihlah biji kualitas terbaik atau
unggul. Biji bisa disediakan sendiri jika mempunyai induk tanaman cengkeh
yang bagus. Jika tidak punya benih yang bagus, sebaiknya mencari di toko-toko
pertanian dan tanaman yang terpercaya. Jika benih dari biji akan dipindahkan
pada umur 1 tahun, maka jarak tanamnya 20x20 cm.Jika benih dari biji akan
dipindahkan pada umur 2 tahun, maka jarak tanamnya 30x30 cm. Sebaiknya biji
dikecambahkan dulu, kurang lebih selama 5 hari sehingga pertumbuhan akarnya
lurus dan baik.Caranya, biji ditempatkan pada keranjang-keranjang pipih yang
diberi tanah secukupnya.Biji cengkeh ditaruh berjajar rata pada tempat tersebut.
Jika sudah berkecambah, maka biji dibawa ke persemaian, dicabuti satu-
satu dan ditanam persis pada leher akarnya.Dengan cara ini, batang dan akar
cengkeh akan tumbuh lurus sehingga memudahkan penanaman di areal kelak.
plastic Jika tidak ada hujan hingga 2 – 3 hari berturut-turut, maka benih harus
cepat disiram dengan alat penyiram yang lubangnya halus, agar biji-biji tidak
terpelanting. Pada umur 3 bulan, tanah-tanah sekitar bibit-bibit tadi digemburkan
dengan solet (bamboo selebar 2 jari yang ditipiskan).Selain itu, rerumputan dan
tanaman pengganggu harus dicabuti agar tidak merampas gizi-gizi dalam tanah
yang menjadi jatah makanan benih cengkeh.Penggemburan tanah sekaligus
disertai pemberian pupuk urea dengan dosis ± 30 gram per m2.Penggemburan
tanah dan pemupukan dengan cara yang sama dilakukan tiap satu bulansekali.
Jika benih telah berumur empat bulan maka peneduh mulai dijarangkan,
sehingga pada umur satu tahun peneduh buatan sudah bisa dibuka, supaya benih
mendapat sinar matahari yang banyak.Karena semakin banyak sinar matahari
akan berpengaruh pada percabangan menjadi baik dan sehat. Bibit bisa
dipelihara hingga 1 – 2 tahun, dan penggunaan bibit yang berumur 2 tahun akan
lebih baik pada pertumbuhannya.Pengambilan bibit harus hati-hati jangan
sampai akarnya rusak. Cara pengambilan benih harus hati-hati, usahakan
pengambilan benih dengan tanahnya supaya akar tidak rusak, kemudian tanah
yang didalamnya akar dapat dibungkus dengan dan gedebog pisang yang telah
dikeringkan, atau dengan pembungkus lain, yang paling penting tanah dan akar
tidak pecah.
Setelah benih dibungkus, taruh benih ditempat yang teduh selama 1 – 2
minggu, selama bibit disimpan sebaiknya disemprot dengan K.O.C 1 – 2 %
untuk menahan pertumbuhan jamur pada daun.Akan lebih baik lagi kalau
disemprot dengan insektisida.
b. Persiapan Lahan

Dalam mempersiapkan lahan, yang harus dilakukan adalah:

1. Pembersihan lahan (bekas tunggak atau akar kayu yang dapat menyebabkan
rayap atau jamur akar) yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahantanah.
2. Pembuatan lubang tanam yang biasanya disiapkan sejak bulan Juli sampai
dengan September dan ditutup pada bulan Oktober, tujuannya agar lubang
dan tanah galiannya terkena panas yang cukup lama.Ukuran (panjang,lebar
dan kedalaman) yang biasa digunakan dalam pembuatan lubang tanam yaitu:
(i) 60x60x60cm, (ii) 80x80x80cm, dan (iii) 1x1x1 m.
3. Pada 2 minggu sampai 1 bulan sebelum tanam, tanah diberi pupuk kandang
yang telah menjadi tanah atau kompos sebanyak 5 – 10 kg/pohon.
4. Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yangcukup.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan apabila semua persiapannya, misalnya teras ering
telah baik, peneduh alam atau buatan telah siap, lubang-lubang tanam yang
memenuhi syarat telah ditutup kembali, serta jarak tanam telah ditentukan. Jarak
tanaman yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung
pada ketinggian dan kemiringan tanah.Jarak tanam pada tanah datar 8 m x 8 m =
156 pohon dan pada tanah agak miring minimal 6 m x 6 m = 256 pohon, atau
dapat dibuat bervariasi 8 m x 6 m = 200 pohon, 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8
m = 178 pohon.Bila terdapat gangguan- gangguan yang dapat merugikan, jarak
tanam dapat dibuat lebih rapat lagi, misalnya 4 m x4 m = 625 pohon.

Penanaman cengkeh dilaksanakan pada awal musim hujan.Dalam


penanamannya dilakukan pula pola tanam campuran (polikultur) dengan sistem
tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur – Barat)
misalnya 12 m x 5 m atau 14 m x 6 m sehingga tersedia ruangan untuk tanaman
sela atau tanaman campuran.Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman
yang belum produktif dan atau kurang produktif.Beberapa tanaman campuran
yang dapat digunakan antara lain: kacang tanah, kacang tunggak, jagung, dan
tanaman lain kecuali ketela pohon karena ketela pohon menyerap banyak garam-
garam mineral dari dalam tanah dan tidak dikembalikan sehingga sangat cepat
mengurangi kesuburan tanah.

d. Pemeliharaan
Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah
pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan merupakan periode yang
panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih
menguntungkan secara ekonomis. Pengelolaan lahan dan tanaman meliputi
penggemburan tanah dan sanitasi kebun.

1. Tanaman cengkeh yang berumur 1 – 5 tahun merupakan periode kritis,


sekitar 10 – 30 % tanaman yang telah ditanam di lapangan mengalami
kematian atau perlu diganti /disulam karena berbagai sebab, seperti hama
penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma, atau penyebablainnya.
2. Penggemburan tanah disekeliling tanaman di daerah sekitar perakaran di
cangkul dangkal (± 10 cm) sekurang-kurangnya 2 kali setahun, pada awal
dan akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan
3. Gulma atau alang – alang harus dibersihkan sampai akar – akarnya dengan
cangkul / garpu atau dengan penyemprotanherbisida.
e. Pengaturan Naungan
1. Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan naungan yang
cukup. Ada dua naungan yang digunakan yaitu naungan buatan /sementara
dapat menggunakan daun nyiur yang dianyam, atau kepang dari bamboo
hingga umur 2 tahun, dan naungan alami yaitu sekitar tanaman di kanan /
kiri dan di belakang sebaiknya ditanami dengan pupuk hijau.Maksudnya
untuk menahan teriknya sinar matahari, menahan angin dan mematahkan
jatuhnya hujan yang lebat. Pohon peneduh yang ditanam biasanya
Theoprocia, Flumingia, Congesta, yang bukan merupakan saingan akar
2. Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau
setelahpenanaman.
3. Bila naungan alami (pohon peneduh) sudah terlihat gelap harus segera
dipangkas, pangkasan dimasukkan ke dalam rorak (sebagai humus). Jangan
memangkas pada musimkemarau karena akanmerugikan.
4. Setelah tanaman cengkeh mencapai umur 5 tahun naungan alami (pohon
peneduh) sama sekali dihilangkan, karena tanaman sudah tahan terhadap
semua pengaruh dariluar.
f. Penyulaman
Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk
menghindari kematian tanaman karena kekurangan air. Bibit sulaman yang
digunakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan
tanaman yang telahditanam.
g. Penyiraman

Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang


lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adanya penyiraman.Setidak –
tidaknya penyiraman dilakukan 2 – 3 kali sehari.Penyiraman dilakukan pada sore
hari setelah pukul 15.00 karena saat sore hari keadaannya sejuk dan tidak akan
terjadi penguapan yang banyak sehingga air dapat diserap oleh akar dalam
jumlah yang banyak. Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi,
kecuali pada kondisi iklim ekstrim kering.

h. Pemasangan Mulsa
Pemasangan Mulsa dilakukan menjelang musim kemarau.Tujuannya untuk
menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi yang
lebih baik bagi pertumbuhan akar.
i. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan


meningkatkan produksi cengkeh setelah panen.Berdasarkan pola penyebaran
akarnya, penempatan pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi
tajuk dan bagian dalam tajuk (Ali, 2015). Pemupukan diberikan 2 kali dalam
setahun, yaitu saat awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan saat awal
musim kemarau (akhir musim hujan).Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa
pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal
maupun berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.

Pupuk organic berbentuk butiran (UREA, TSP/SP-36, KCI, Kieserit)


diberikan pada proyeksi tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian dalam
tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal dan akhir musim
hujan.Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4
lubang di bawah proyeksi tajuk daun 4 lubang dibawah tajuk bagian dalam)
sedalam 10 -15 cm, pupuk tablet hanya setahun sekali, yaitu pada awal musim
hujan.

2.4 Panen Dan Hasil Olahan Tanaman Cengkeh


a. Panen
Tanaman cengkeh mulai berbunga pada umur 4,5 – 8,5 tahun. Bunga
cengkeh dapat dipanen ±6 bulan setelah bakal bunga keluar dengan ditandai
mekamya 1-2 bunga pada tandan dan berubahnya warna bunga rnenjadi kuning
kemerahan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen atau kandungan
minyak cengkeh. Pada satu pohon dapat dilakukan beberapa kali panen,
tergantung pemasakan bunga. Pemetikan bunga yang terlalu awal atau pada saat
bunga belum rnasak akan menyebabkan berkerutnya bunga cengkeh, turunnya
kandungan minyak dan mengeluarkan aroma yang tidak enak, sebaliknya panen
yang terlalu lambat pada saat bunga telat rnekar akan menurunkan rnutu cengkeh
kering.

Gambar 1. Bunga Cengkeh Siap Panen, Umur 6 Bulan


Pemanenan sebaiknya menggunakan tangga untuk menghindari patahnya
percabangan cengkeh. Cara pemetikan yang baik dilakukan dengan menjepit
pangkal tangkai bunga dengan tangan kiri dan tangan kanan memetik bunga.
Usahakan agar daun tidak ikut terpetik. Pada ruas yang daunnya tidak ikut terpetik
akan tumbuh tunas baru sebagai cabang tempat keluarnya bakal-bakal bunga pada
musim berikutnya, apabila daun ikut terpetik maka tunas baru tersebut akan lebih
lama keluarnya sehingga calon bunga biasanya akan muncul 2-3 tahun.

b. Hasil Olahan Cengkeh


Hasil cengkeh yang paling banyak digunakan adalah bunga kering
terutarna untuk baban baku rokok kretek. Namun demikian hasil cengkeh yang
lainnya seperti bunga hasil sortiran, tangkai dan daun dapat diolah lebih lanjut
berupa minyak cengkeh yang diproses melalui penyulingan atau oleoresin
(campuran senyawa minyak atsiri dan resin yang diperoleh dengan cara ekstraksi)
yang diproses digunakan untuk keperluan industri makanan, rninuman, kosmetika
dan farmasi. Daun cengkeh merupakan hasil dari pohon cengkeh yang belum
banyak dimanfaatkan oleh petani dibandingkan dengan bunga atau tangkai
cengkeh yang banyak digunakan untuk industri rokok dan makanan.
Menurut Supriatna et al. (2004) tanaman cengkeh yang berumur lebih dari
20 tahun, setiap minggunya dapat terkumpul daun kering sebanyak rata-rata 0,96
kg/pohon, sedangkan tanaman yang berumur kurang dari 20 tahun dapat
terkumpul sebanyak 0,46 kg/pohon. Daun cengkeh yang mengandung minyak 1-
4%, sehingga dapat ekstraksi menjadi minyak atsiri yang bernilai ekonomis tinggi.

Gambar 2. Diversifikasi Produk Cegkeh


Produk turunan rninyak cengkeh digunakan sebagai bahan baku penibuatan
balsam, bahan baku obat kumur atau bahan tambahan dalam industri kosrnetika,
pestisida nabati, fungisida, insektida dan bakterlsida.
2.5 Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan biaya. Biaya produksi
dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Klasifikasi biaya
produksi cengkeh di desa Dodap dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Biaya Produksi Cengkeh

Komponen biaya Total biaya Rata – Rata Total Persentase


produksi (Rp) Biaya Produksi Biaya Produksi
(Rp) (%)
Biaya Tetap
Pajak 3.270.000,00 106.900,00 0,43
Penyusutan Alat 54.580.000,00 1.8.819.333,33 7,37
Biaya Variabel
Pengangkutan 19.000.000,00 633.333,33 2,56
Tenaga Kerja 664.20.000 22.142.666,67 89,64
Total Biaya 741.067.000,00 24.702.233,33 100,00
Produksi

Besarnya produksi tidak tergantung dengan saprodi karena petani masih


menggunakan cara alami. Rata-rata responden mengusahakan usahatani cengkeh
secara mandiri atau usaha keluarga, sehingga ada tenaga kerja yang digunakan
berasal dari keluarga, misalnya pada saat panen. Sedangkan yang bukan keluarga
harus mengeluarkan biaya tenaga kerja. Petani juga tidak menggunakan pupuk
dan sewa tenaga dalam pembersihan kebun, sehingga tidak ada biaya untuk
kegiatan ini. Total produksi dari 30 responden petani adalah 28.520 Kg dengan
harga cengkeh di tingkat petani Rp.100.000/Kg. Total penerimaan dan total
pendapatan petani cengkeh dapat dilihat pada Tabel dibawah

Tabel 2. Total Produksi, Total Penerimaan, Total Pendapatan, dan Analisis


Kelayakan Usahatani Cengkeh

Biaya Harga Penerimaan Biaya Pendapatan Analisis


Produks jual (Rp) Produksi (Rp) kelayak
i (Rp)/Kg (Rp) an
(Rp)

Tota 28.520,0 100.000, 2.852.000.000, 741.067.000 2.110.933.000, 2,85


l 0 00 00 ,0 00
Rata 950,67 100.000, 95.066.666,67 24.702.233, 70.364.433,33 2,85
-rata 00 33

Dari table diatas memperlihatkan bahwa hasil analisis kelayakan (rasio


R/C) usahatani cengkeh di desa Dodap Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur adalah 2,85. Artinya setiap Rp. 1 yang dikeluarkan untuk
biaya produksi maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 2,85, sehingga
usahatani cengkeh tersebut menguntungkan atau layak untuk diusahakan. Hal ini
juga didukung oleh petani yang memiliki lahan sendiri, sehingga pendapatan
usahatani cengkeh yang diterima menjadi milik petani itu sendiri.
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman cengkeh merupaka komoditas tanaman obat – obatan yang
lumayan menguntukan cara yang tepat dalam budidaya tanaman cengkeh itu perlu
diperhatikan dari awal sejak pemilihan bibit tanaman sampai panen dan pasca
panen sebab tanaman cengkeh rentan terserang penyakit apabila dalam
budidayanya kurang maksimal.
DFTAR PUSTAKA.

Alma, M.H., M. Ertas, S. Nitz and H. Kollmannsberger. 2007. Chemical


composition and content of essential oil from the bud of cultivated Turkish
clove (Syzygium aromaticum L.). Bio Resources 2(2) : 265-269
Badan Standardisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia Minyak Daun
Cengkeh SNI 06-2387-2006
Balitbang Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Cengkeh.
http://www.libang.deptan.go.id.
[Balitan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1979. Potensi
Pengembangan Cengkih di Pulau Sumatera. Jakarta (ID): Kementerian
Pertanian Republik Indonesia.
[Balitan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar:
Cengkih. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Benencia, F. and M.C. Courreges. 2000. In vitro and in vivo activity of eugenol
on human herpesvirus. Phytotheraphy Research 14 : 495-500
Bermawie, N. 1992. Cengkih. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
7(2):1-15.
Hadiwijaya, T. 1983. Cengkih, Data dan Petunjuk ke Arah Swasembada. Jakarta
(ID): PT Gunung Agung.
Han, J.H. 2005. New Technologies in Food Packaging : Overview. In :
Innovations in Food Packaging : Overview. In : Innovations in Food
Packaging, Han, J.H. (Ed.). Elsevier Academic Press, San Diego, California.
pp : 3-11.
Heryana N. 2007. Teknologi Unggulan Cengkeh Budidaya Pendukung Varietas
Unggul. Balai Penelitlan Tanarnan Rempah dan Aneka Tanaman Industri
(Balittri). Sukabumi.
Sharma, S.K., V.K. Srivastava and R.V. Jasra. 2006. Selective double bond
isomerization of allyl phenylmethers catalyzed by ruthenium metal
complexes. Journal of Molecular Catalysis A : Chemical 245 : 200- 209.
Supriatna, A., Rambitan, U.N., Sumangat, D., N. Nurdjannah. 2004 Analisis
Sistem Perencanaan Model Pengembangan Agroindustri Minyak Daun
Cengkeh : Studi kasus di Sulawesi Utara. 15(1): 1-18.
Sutriyono dan Mahrus Ali. 2017. Teknik Budidaya Tanaman Cengkeh. Surabaya:
Universitas Merdeka Surabaya
Taroreh, S. R. A. 2016. Analisis Keuntungan Usaha Petani Cengkeh Di Desa
Dodap Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
https://ejournal.unpi.ac.id/index.php/agriculture/article/download/15/8/ (
Diakses pada tanggal 26-02-2019)
Towaha, Juniaty. 2012. Manfaat Eugenol Cengkeh Dalam Berbagai Industri di
Indonesia Perspektif Vol. 11 No. 2 /Des 2012. Hlm 79 - 90 ISSN: 1412-
8004
Van Steenis, C. G. G. J . 1975 . Flora untuk sekolah di Indonesia . Jakarta:
Pradnya Paramita.
Wiratno. 2009. Cengkih berpotensi sebagai pestisida nabati. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian 31(6) : 5-7. Wulansari, F.D., S. Matsjeh dan C.
Anwar. 2010. Sintesis 2-hidroksi-3-metoksi-5-propil asetofenon dari
eugenol. Makalah Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, Jurusan Teknik
Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy