Proposal Penelitian Rahma FIX
Proposal Penelitian Rahma FIX
Proposal Penelitian Rahma FIX
PENDAHULUAN
1
berpengaruh terhadap kegemburan dan aerasi tanah sedangkan pupuk organik cair
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan mikroba tanah serta nutrisi
yang terkandung dalam POC (Pupuk Organik Cair) akan lebih cepat terserap
lingsung oleh tanaman.
Guano atau kotoran burung walet yang berasal dari gedung pembudidaya
burung walet pada saat ini belum banyak dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut,
padahal limbah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi pupuk yang dapat
menyuburkan tanaman. Penggunaan pupuk guano walet sangat berperan dalam
proses pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan hasil uji laboratorium kandungan POC kotoran burung walet
ini mengandung C-Organik 0,04%, C/N 4, pH 5,88, N/total 0,01%, PO 0,05%, KO
0.13%, Ca 0,95%, Mg 0,07% Fe 347.829 p-ISSN 1412-1468 e-SSN 2355-3545
ppm, Zn 1,8464 ppm, Cu 0,5200 ppm, dan B 1,8533 ppm (Laboratorium Kimia
Agro, Lembang, Bandung 2020).
Menurut hasil penelitian Mulyono et al.. (2013) perlakuan aplikasi pupuk
guano walet pada tanaman bawang merah berpengaruh sangat nyata terhadap berat
berangkasan basah per plot dan berat umbi per plot.
Dalam penelitian Alfionita et al., (2018) aplikasi bokashi kotoran burung
walet menunjukkan pengaruh yang sangat berbeda nyata terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman cabai merah dan jumlah buah.
Rahayu et. al.. (2016) mengemukakan dari hasil penelitiannya bahwa
penambahan pupuk organik cair 8 mL. L- memberikan hasil paling tinggi pada
semua parameter pengamatan dibandingkan dengan penambahan konsentrasi
pupuk organik cair lainnya.
2
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh pemberian kotoran burung walet bagi pertumbuhan
bibit kelapa sawit pada tanah gambut?
2. Mengetahui dosis yang terbaik bagi pertumbuhan bibit kelapa sawit pada
tanah gambut?
1.4. Hipotesis
Pemberian kotoran burung walet berpengaruh terhadap semua parameter
pengamatan
1.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada petani tentang
pengaruh pemberian kotoran burung walet terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit
di media tanah gambut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.2. Batang
Batang tanaman kelapa sawit tumbuh lurus dan tidak memiliki cabang
dikarenakan tidak memiliki kambium. Batang kelapa sawit dibungkus oleh pelepah
4
daun. Tanaman kelapa sawit umumnya memiliki batang yang tidak bercabang,
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia.
Titik tumbuh batang kelapa sawit hanya satu, terletak di pucuk batang,
terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis dan enak dimakan. Pada
batang terdapat pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar
terlepas, walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal
pelepah yang masih tertinggal pada batang akan terkelupas sehingga kelihatan
batang kelapa sawit berwarna hitam beruas (Harahap, 2018).
2.2.3. Daun
Daun kelapa sawit merupakan daun tunggal dengan susunan tulang-tulang
daun menyirip. Pada tanaman muda kelapa sawit mengeluarkan 30 daun (pelepah)
per tahun dan pada tanaman tua antara 18 – 24 pelepah pertahun. Daun atau pelepah
kelapa sawit lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke arah kiri dan ada yang
kearah kanan, tetapi kebanyakan putar kearah kanan (Harahap, 2018).
2.2.4. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berumah satu yaitu bunga
jantan dan bunga betina berada pada satu pohon. Rangkaian bunga jantan dan betina
terpisah, setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun, sebelum bunga
mekar dan masih diselubungi seludang dapat dibedakan bunga jantan dan betina,
yaitu dengan melihat bentuknya (Harahap, 2018).
2.2.5. Buah
Bunga betina setelah dibuahi akan berkembang pada spiklet, diperlukan
waktu 5,5 sampai 6,0 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam
satu rangkaian terdapat ±1800 buah yang terdiri dari buah luar, buah tengah dan
buah dalam yang ukurannya kecil karena terjepit. Berat tandan dan ukuran buah
bervariasi tergantung pada umur tanaman dan pemeliharaan. Berat 1 buah rata rata
5
13-20 gram dengan panjang buah 3-5 cm, buah matang yang lepas dari spliket dan
tandan disebut berondolan (Harahap, 2018).
2.2.6. Biji
Biji merupakan bagian buah yang telah terpisah dari daging buah dan sering
disebut noten atau nut yang memiliki berbagai ukuran tergantung tipe tanaman. Biji
kelapa sawit terdiri atas cangkang, embrio dan inti atau endosperm. Embrio
panjangnya 3 mm berdiameter 1,2 mm berbentuk silindris seperti peluru dan
memiliki dua bagian utama. Bagian yang tumpul permukaannya berwarna kuning
dan bagian lain agak berwarna kuning. Endosperm merupakan cadangan makanan
bagi pertumbuhan embrio. Pada perkecambahan embrio berkembang dan akan
keluar melalui lubang cangkang. Bagian pertama yang muncul adalah radikula
(akar) dan menyusul plumula (batang) (Harahap, 2018).
2.3.2. Suhu
Selain curah hujan dan matahari yang cukup, tanaman kelapa sawit
memerlukan suhu yang optimum sekitar 24-28 ºC untuk tumbuh dengan baik.
Meskipun demikian, tanaman masih bisa tumbuh pada suhu terendah 18 ºC dan
tertinggi 32 ºC. Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendah suhu adalah
lama penyinaran dan ketinggian tempat. Makin lama penyinaran atau makin rendah
suatu tempat, makin tinggi suhunya. Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan
dan kematangan buah. Tanaman kelapa sawit yang ditanam lebih dari ketinggian
6
500 m di atas permukaan laut akan terlambat berbunga satu tahun jika dibandingkan
dengan yang ditanam di dataran rendah.
7
Menurut hasil penelitian Kii (2018) menunjukan bahwa ada pengaruh
pemberian pupuk kotoran burung walet pada tanaman cabai rawit (
Capsicumfrutescens L.) dengan hasil terbaik yaknki dari perlakuan w1 : ( 20 gr
pupuk kotoran burung walet ) Menurut penelitian Nurhadinah (2017), pemberian
kotoran burung walet dengan dosis sebanyak 3 kg polybag memberikan pengaruh
terbaik terhadap pertumbuhan bayam merah. Hal ini diduga dengan semakin
banyak kotoran burung walet di berikan maka sifat, kimia dan biologi tanah PMk
akan semakin lebih baik dalam medukung pertumbuhan tanaman.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
di sekitar areal penelitian dengan menggunakan cangkul. Pembersihan lahan
bertujuan untuk menghindari serangan hama, penyakit, dan menekan persaingan
tanaman dengan gulma.
5. Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Penyiraman menggunakan air bersih. Apabila hujan penyiraman tidak dilakukan.
10
Pengendalian gulma atau penyiangan dilakukan setiap minggu, rumput liar yang
tumbuh didalam green house dan didalam polybag dicabut menggunakan tangan.
Penyiangan dilakukan agar tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan unsur
hara. Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati yang terserang hama dan
penyakit atau pertumbuhan yang tidak normal. Penyulaman dilakukan dengan
tanaman penyulaman yang telah disiapkan.
11
5. Berat Kering Bibit Tanaman (g)
Pengukuran berat kering dilakukan pada akhir penelitian. Setelah berat
segar ditimbang, tanaman sampel dibungkus dalam kertas, kemudian dimasukkan
ke dalam oven selama 48 jam pada suhu 70 ˚C. Hal ini dilakukan sampai berat
brangkasan kering stabil. Setelah di oven lalu bibit di timbang berat keringnya
dengan timbangan analitik (Gunawan, 2015).
12
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, dkk.2012. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan
Pemasaran Kelapa Sawit. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya
13