Penelitian Pati Labu Siam
Penelitian Pati Labu Siam
Penelitian Pati Labu Siam
TIM PENGUSUL
Ketua : Dewi Rofita, M.Pd (NIDN:0817078703)
Anggota 1 : Dr. Wahyuni Purnami, S.P., M.Pd (NIDN:0809097301)
Anggota 2 : Maria Fatima Madina Angkur
Anggota 3 : Yohana Enda Putri (Mahasiswa)
1
2
IDENTITAS PENGUSUL
A. Identitas Ketua Pengusul
1 NIDN/NIDK atau identitas : 0817078703
resmi lainnya bagi non dosen
2 Nama peneliti : Dewi Rofita
3 Pangkat dan Jabatan : Asisten Ahli/III B
4 Email pengusul : dewirofita@gmail.com
5 Isian ID Sinta :
6 Isian h-Index :
7 Identitas anggota :
NIDN/NIDK atau identitas : 0809097301
resmi lainnya bagi non dosen
Nama peneliti : Wahyuni Purnami
Pangkat dan Jabatan : Lektor/IIIB
Email pengusul :
Isian ID Sinta :
Isian h-Index :
B. Identitas Usulan
1 Rumpun Ilmu : Sains
2 Bidang fokus penelitian : Sains terapan
3 Judul Penelitian : analisis kandungan pati labu siam
sebagai alternatif pengganti tepung pati
singkong
C. Lembaga Pengusul
1 Nama unit lembaga pengusul, : Program Studi Agronomi
2 Sebutan jabatan unit : Program Studi Agronomi
3 Nama pimpinan : Fany Juliarti Panjaitan, S.P., M.Si
4 NIDN/NIDK pimpinan : 0818079002
3
RINGKASAN
Tanaman labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) termasuk tanaman yang
sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Labu siam merupakan tanaman
yang tumbuh merambat di tanah atau sedikit memanjat di pohon sehingga orang
cenderung membudidayakannya di pekarangan rumah atau di dekat kolam ikan,
termasuk Ruteng, hampir di setiap rumah menanam tanaman Labu siam ini, bahkan
ada yang menjuluki ruteng sebagai “kota sejuta tenda labu” (Jehaun, 2017).
Masyarakat ruteng memanfaatkan labu siam untuk dijadikan sayuran pendamping
makanan pokok, bahkan jika panen berlimpah, daun dan buah labu siam hanya
dimanfaatkan untuk makanan ternak. Dari data Dinas Ketahanan Pangan provinsi
NTT (2017), manggarai hanya menyumbangkan 8.3 untuk produktivitas labu siam
pada tahun 2017. Angka tersebut disebabkan konsumsi labu siam hanya pada skala
rumah tangga, semata-mata untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat.
Pemanfaatan labu siam menjadi nata (Nata De Chayote) dapat meningkatkan
nilai gizi. Kandungan gizi pada nata berupa serat, vitamin, air, protein, lemak, gula,
asam amino, dan hormon pertumbuhan. Nata memiliki daya tarik yang tinggi karena
mempunyai penampilan warna putih agak bening, tekstur kenyal, dan aroma segar
(anonim, 2011). Pemanfaatan secara efektif labu siam, bahkan bagian tanaman labu
siam lainnya yaitu daun dan batang diharapkan mampu meningkatkan nilai gizi labu
siam dan sebagai alternatif makanan sehat yang kaya akan serat. Oleh karena itu,
peneliti melakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh penambahan ekstrak daun
dan batang tanaman labu siam sebagai media Nata de Chayote. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media nata dan perbandingan persentase
media nata terhadap lama fermentasi dan ketebalan Nata De Chayote dan untuk
mengetahui pengaruh interaksi antara jenis media dan perbandingan persentase
media nata terhadap lama fermentasi dan ketebalan Nata De Chayote.
Penelitian direncanakan dilaksanakan selama 2 bulan bertempat di
laboratorium program studi Agronomi UNIKA Santu Paulus. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Adapun desain faktorial
dalam penelitian eksperimen ini ialah 2 faktor, yaitu faktor pertama ialah faktor jenis
media nata (A) yang dibedakan menjadi A1: media nata (sari labu siam + ekstrak
daun labu siam) dan A2: media nata (sari labu siam + ekstrak batang labu siam),
sedangkan faktor kedua adalah perbandingan persentase media (B) yang dibedakan
menjadi B1: perbandingan 75% : 25% dan B2: perbandingan 50% : 50%. Rancangan
penelitian dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan
perlakuan 2 x 2 = 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali.
Proses penggunaan bahan baku sebagai media cair dalam pembuatan nata,
baik sari labu maupun ekstrak daun dan batang memerlukan beberapa tahapan sesuai
dengan formasi yang dijadikan acuan. Sehingga diperoleh struktur cair yang siap
digunakan untuk proses fermentasi bibit nata, beberapa tahapan tersebut, yaitu: 1)
tahap persiapan alat dan bahan pembuatan nata bahan dasar buah labu siam, 2) tahap
pembuatan substrat cair buah labu siam, ekstrak daun dan ekstrak batang, 3) tahap
fermentasi, dan 4) tahap pemanenan nata. Data yang didapat adalah berupa lama
fermentasi dan ketebalan lapisan nata yang terbentuk. Kedua data tersebut kemudian
dianalisis menggunakan analisis Varian (ANAVA) Ganda untuk menguji hipotesis.
Sebelum melakukan uji ANAVA dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan
homogenitas. Jika hasil yang diperoleh menunjukkan perbedaan yang signifikan,
maka analisis akan dilanjutkan dengan uji DMRT 5% terhadap rerata lama waktu
4
fermentasi nata dan ketebalan lapisan nata. Analisis data secara statistik
menggunakan bantuan program pengolah data SPSS Versi 22.00. Sebagai tindak
lanjut dari hasil penelitian, peneliti akan melaksanakan sosialisasi pembuatan Nata
De Chayote pada masyarakat di kecamatan Langke Rembong.
Kata kunci : jenis media; nata de chayote; labu siam; lama fermentasi; ketebalan nata
A. Latar Belakang
Labu Siam (Sechium edule, Jacq Swartz) merupakan tanaman sayuran
dataran tinggi yang telah lama dikenal petani di Indonesia selain bawang putih,
kubis, sawi wortel, lobak dan tomat (Lingga, 2001). Labu Siam telah dikenal sebagai
sayuran buah dan sekarang dikenal sebagai sayuran pucuk (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1999). Kandungan kalori yang terdapat pada 100 g bahan segar labu
Siam buah, pucuk dan umbi yaitu 26,60 dan 79 kalori. Kandungan vitamin A pada
buah dan pucuk labu Siam pada 100 g bahan segar yaitu 43 dan 45160 IU. Labu siam
adalah komoditas hortikultura yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia
sebagai pendamping makanan pokok. Tanaman labu siam termasuk tanaman yang
sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman ini sebenarnya adalah
tanaman subtropis, namun tanaman ini telah dibudidayakan dengan sangat baik di
negara tropis seperti Indonesia. Labu siam merupakan tanaman yang tumbuh
merambat di tanah atau sedikit memanjat di pohon sehingga orang cenderung
membudidayakannya di pekarangan rumah atau di dekat kolam ikan, termasuk
Ruteng, hampir di setiap rumah menanam tanaman Labu siam ini, bahkan ada yang
menjuluki ruteng sebagai “kota sejuta tenda labu” (Jehaun, 2017). Tanaman labu
siam dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di daerah dataran tinggi dengan
ketinggian 900-1100 mdpl.
Ruteng merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian 1.188 mdpl.
Ruteng dan sekitarnya termasuk dalam tipe iklim B atau tergolong dalam iklim basah
menurut klasifikasi schmit dan ferguson. Curah hujan rata-rata 3.339,8 mm/tahun
dengan hari hujan sebanyak 174. Suhu rata-rata minimum 18,4°C pada bulan Juli dan
tertinggi 20,9°C pada bulan Desember (BKSDA NTT, 2018). Beberapa kondisi
tersebut sangat mendukung tanaman labu siam untuk tumbuh dan berkembang.
Masyarakat ruteng memanfaatkan labu siam untuk dijadikan sayuran pendamping
makanan pokok, bahkan jika panen berlimpah, daun dan buah labu siam hanya
dimanfaatkan untuk makanan ternak. Dari data Dinas Ketahanan Pangan provinsi
NTT (2017), manggarai hanya menyumbangkan 8.3 untuk produktivitas labu siam
pada tahun 2017. Angka tersebut disebabkan konsumsi labu siam hanya pada skala
rumah tangga, semata-mata untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat.
Tepung pati singkong adalah tepung yang didapatkan dari proses endapan
dan pengeringan saripati singkong. Salah satu makanan yang memanfaatkan tepung
pati singkong adalah “Alu Ndene” yang merupakan makanan khas Ende. Saripati
singkong didapat dari singkong yang diparut atau dicincang. Singkong tersebut
5
kemudian ditambahkan sedikit air lalu diperas. Air perasan tadi akan mengendap
kemudian biarkan mengering dan akan berubah menjadi tepung. Tepung itulah yang
disebut “Alu” dan dijadikan bahan pokok dalam pembuatan adonan kue atau
camilan. Labu siam mengandung beberapa senyawa kimia yaitu alkaloid, saponin,
pektin, kardenolin/bufadienol, flavonoid, fenol, air, protein, karbohidrat, kalsium,
fosfor, kalium, zat besi, mangan, folat, tiamin, selenium, gula, albuminoid, tanin,
serta mengandung vitamin A, B, C, E, K (Soerya et al, 2005; Soerdaya, 2009).
Pemanfaatan saripati labu siam untuk dijadikan tepung dapat memberikan
alternatif bagi masyarakat dalam menyediakan bahan pokok berupa tepung dalam
pembuatan kue atau camilan yang lebih murah dan tersedia berlimpah, khususnya
bagi masyarakat Ruteng. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berkaitan
dengan analisis kandungan tepung saripati labu siam. Sebagai tindak lanjut dari hasil
penelitian, peneliti akan melaksanakan sosialisasi pembuatan labu siam menjadi
tepung (saripati) sebagai bentuk kegiatan PkM yang dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat (peluang bisnis-peningkatan ekonomi).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kandungan gizi tepung saripati labu siam?
2. Bagaimana karakteristik fisikokimia tepung saripati labu siam?
3. Bagaimana bentuk sosialisasi pembuatan tepung pati labu siam pada
masyarakat di kecamatan Langke Rembong?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kandungan gizi tepung saripati labu siam?
2. Untuk mengetahui karakteristik fisikokimia tepung saripati labu siam?
3. Untuk mengetahui bentuk sosialisasi pembuatan tepung pati labu siam pada
masyarakat di kecamatan Langke Rembong?
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi tentang kandungan gizi dan karakteristik fisikokimia
tepung saripati labu siam.
2. Kegunaan secara teoritis adalah memberikan sumbangan terhadap
pengembangan ilmu, seperti fisiologi tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Labu Siam (Sechium edule)
Labu siam (Sechium edule) merupakan tanaman subtropis dan termasuk ke
dalam spesies cucurbitaceus yang sering digunakan sebagai bahan makanan.
Tanaman ini berasal dari Meksiko dan telah dibudidayakan sejak zaman pra-
Kolombia. Taksonomi labu siam (ITIS, 2010).
Kerajaan : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Superdivisi : Empbrophyta
6
Divisi : Tracheophyta
Bagian : Spermathophytaina
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Marga : Sechium
Jenis : Sechium edule Sw.
Morfologi (Putri, 2012) tanaman labu siam sebagai berikut.
a) Habitus
Habitus labu siam berupa tanaman perdu merambat dan semusim. Setelah
berbunga dan berbuah, tanaman ini akan mati. Perbungaannya berumah satu
(monoecious) dengan tipe bunga jantan dan bunga hermaprodit. Tanaman ini
dapat merambat hingga mencapai 3-5 meter.
b) Batang
Labu siam memiliki batang yang lunak, beralur, banyak cabang, serta memiliki
alat untuk membelit yang berbentuk spiral. Permukaan batang umumnya kasar
atau agak kasar, berwarna hijau, dan permukaan berbulu. Batang tanaman labu
siam berbentuk bulat dan melilit.
c) Daun
Labu siam memiliki daun tunggal yang berbentuk jantung, tepi bertoreh, dengan
ujung yang meruncing, pangkal runcing, permukaan kasar, panjang 4-25 cm
dengan lebar antara 3-20 cm.
d) Bunga
Bunga tanaman labu siam memiliki bunga majemuk yang keluar dari ketiak
daun, dengan kelopak bertajuk lima, mahkota beralur, lima benang sari, kepala
sari jingga, satu putik yang berwarna kuning.
e) Biji dan buah
Warna biji buah labu siam yang telah mengering adalah hitam, putih, atau putih
kecoklatan. Buahnya menggantung di tangkai dengan permukaan berlekuk
berwarna hijau keputih-putihan. Buah labu siam berwarna hijau ketika muda
dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin matang, warna bagian luar buah
berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Dalam budidaya tanaman labu siam,
jumlah buah harus dibatasi untuk menghasilkan ukuran buah yang lebih besar.
f) Akar
Akar tanaman labu siam berwarna putih kecoklatan. Akarnya berupa akar
serabut, bercabang banyak, berbentuk bulat sampai agak persegi, dan berbatang
lemah. Akar tanaman labu siam menyebar, tetapi dangkal.
7
albuminoid, tanin, serta mengandung vitamin A, B, C, E, K (Soerya et al, 2005;
Soerdaya, 2009).
C. Tepung pati
METODE
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kualitatif dengan menganalisis kandungan pati labu siam dengan berbagai macam uji
laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan yang tersimpan
dalam pati labu siam serta mengetahui apakah pati labu siam aman untuk di
konsumsi sebagai alternatif pengganti tepung dalam pembuatan kue dan camilan.
B. Prosedur Penelitian
Pati atau amilum adalah karbohidrat yang biasanya terdapat pada tanaman
sebagai cadangan makanan. Pati berwujud bubuk putih yang tidak dapat larut dalam
air dingin, namun dalam air panas dapat mengalami proses gelling. Untuk
mendapatkan pati, pati harus dipisahkan dari komponen-komponen lain yang
8
terdapat dalam singkong seperti protein dan vitamin. Proses pemisahan ini disebut
ekstraksi.
Ekstraksi pati dari labu siam dilakukan dengan cara memarut labu siam yang
sudah bersih dan mencampurnya dengan air, kemudian campuran tersebut diperas.
Selanjutnya ampas yang mengandung pati diendapkan sehingga komponen selain
pati ikut larut bersama air dan terpisah dari pati yang tidak larut air. Pati hasil
ekstraksi tersebut kemudian dikeringkan dan digiling menjadi pati berbentuk bubuk,
atau lebih dikenal sebagai tepung pati.
JADWAL
9
5. Pengumpulan laporan tahap I √
6. Pengumpulan data tahap II √ √ √
7. Pengumpulan laporan tahap II √
8. Pembuatan artikel √
9. Sosialisasi hasil penelitian √
10
dan bahan, perlakuan untuk nata
de chayote, pengukuran, dan
analisis data tahap II
7. Pengumpulan laporan Mei 2023 Data Tahap II yang sudah
tahap II dianalisis digabungkan dengan
data tahap sebelumnya
8. Pembuatan artikel Juni 2023 Hasil penelitian disusun dalam
artikel dan direncanakan
diterbitkan dalam jurnal Biologi
Universitas Andalas
9 Sosialisasi hasil Juli 2023 Selain artikel yang terbit di jurnal,
penelitian hasil penelitian juga
disosialisasikan kepada
masyarakat se-kecamatan Langke
Rembong (diwakili 30 peserta)
DAFTAR PUSTAKA
1. Balai BKSDA NTT, 2018. Profil TWA Ruteng Diakses Pada Tanggal 13
September 2021 Di http://bbksdantt.menlhk.go.id/kawasan-konservasi/twa/twa-
ruteng/profil-twa-ruteng.
2. Jehaun, 2017. Ruteng kota sejuta tenda labu dan “sweet potato” kesukaan kita
dan babi diakses pada tanggal 15 september 2021 pada
https://www.ranalino.id/2017/11/ruteng-kota-sejuta-te nda-labu-dan-sweet.html.
3. Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Teori Dan Aplikasi, Jakarta.
4. Lingga, P. 2001. Petunjuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Bathara Karya Aksara.
5. Marlian, Soerya Dewi ., dkk. 2005. “Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule
Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol”. Jurnal. Surakarta: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas.
6. Putri, O B. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Labu Siam (Secheum edule)
Terhadap penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diinduksi
Aloksan. UNDIP. Semarang.
7. Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3 Prinsip, Produksi,
dan Gizi. Bandung: Penerbit ITB.
8. Sari, M. W. dan Sulandari, L. 2014. Pengaruh jumlah asam sitrat dan agar-agar
terhadap sifat organoleptik manisan bergula puree labu siam (Sechium edule). E-
journal boga. 3 (1) : 100-110.
9. Soedarya, A. P. 2009. Budidaya Usaha Pengolahan Agribisnis Nanas. Pustaka
Grafika. Bandung.
11
10. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta.
11. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Saatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
12. Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset, Bandung: Alfabeta.
13.
12
Lampiran 1. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Alokasi Uraian
N Instansi Bidang Waktu Tugas
Nama/NIDN
o Asal Ilmu (Jam/Minggu
)
1 Dewi Universitas Pendidikan 18 jam menyusun
Rofita/081707870 Katolik Biologi proposal,
3 Indonesia perancang
Santu percobaan
Paulus dan
penanggun
g jawab
percobaan,
analisis
data,
menyusun
laporan,
penanggun
g jawab
luaran
penelitian
2 Wahyuni Universitas Pendidikan 9 jam Menyusun
Purnami/ Katolik sains proposal,
0809097301 Indonesia persiapan
Santu percobaan,
Paulus membantu
dalam
analisis
data
13
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti
Biodata Ketua
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Universitas Negeri Universitas Negeri
Nama Perguruan Tinggi
Surabaya Malang
Bidang Ilmu Pendidikan Biologi Pendidikan Biologi
Tahun Masuk-Lulus 2005-2009 2012-2014
Judul Pengembangan Bahan Pengaruh Tekstur Tanah
Skripsi/Tesis/Disertasi Ajar Berorientasi Dan Kedalaman Sarang
Quantum Learning pada Terhadap Waktu Inkubasi
Materi Virus Untuk Dan Daya Tetas Telur
SMA kelas X Burung Gosong
(Megapodius Reinwardt)
Di Pulau Mules
Kabupaten Manggarai
Sebagai Materi Booklet
14
Pendidikan Masyarakat
Nama Prof. Muslimin Ibrahim, Dr. Istamar
Pembimbing/Promotor M.Pd dan Rinie Syamsuri,M.Pd dan Dr.
Pratiwi,M.Pd Hedi Sutomo, S.U.
N Pendanaan
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
o Sumber* Jml (Juta Rp)
Sosialisasi Konsep Pertanian Pertanian
1 2020 Berkelanjutan pada Kelompok Tani Mandiri 700.000
Jari Laing, Bangka Jong
2
3
4
5
15
Komba Kecamatan Kota Komba
Kabupaten Manggarai Timur
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian dosen pemula
16
Pengusul,
17