Laporan Praktikum Pengemasan Pada Strawberry Kelompok 3
Laporan Praktikum Pengemasan Pada Strawberry Kelompok 3
Laporan Praktikum Pengemasan Pada Strawberry Kelompok 3
FISIOLOGI TEKNOLOGI
Disusun Oleh :
Kelompok 3 / THP A
2. IKA WAHYUNI
5. LIVIA WAHYUNI
Buah strawberry sangat rawan rusak (perishable), sehingga pada saat panen dan
pasca panen diperlukan cara penanganan yang sangat hati-hati untuk mempertahankan
kualitas, daya simpan, dan daya gunanya. Masalah utama pada buah strawberry adalah
sifatnya yang mudah rusak oleh pengaruh mekanis dan umur simpannya yang sangat
singkat. Hal itu karena strawberry memiliki kadar air tinggi, sehingga mudah rusak atau
busuk akibat aktivitas enzim di dalamnya atau kegiatan mikroorganisme. Kerusakan
yang terjadi pada strawberry dapat diperlambat dengan perlakuan penyimpanan
dan pengemasan yang tepat. Strawberry harus disimpan pada suhu dingin sekitar
0 oC sampai -2 oC agar tetap menjaga kesegarannya (Baskoro, 2014).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mempelajari penyimpanan buah strawberry dengan perlakuan suhu rendah.
2. Mengetahui pengaruh pengemasan yang berbeda pada buah strawberry.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik kimia dari buah strawberry meliputi kadar air, pH, total padatan
terlarut, vitamin C. Kadar air yang terkandung dalam strawberry berkisar antara
92,813 % - 90,615 %,dimana suhu dan waku penyimpanan tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap kadar air dalam strawberry. Ph strawberry berkisar
antara 3,153 - 3,397 sehingga strawberry bersifat asam.Selama penyimpanan, pH
buah strawberry cenderung menurun seiring dengan lama waktu penyimpanan.
Penurunan nilai pH diduga berkaitan dengan aktivitas mikroba yang menghasilkan
asam. Selain itu, perubahan nilai pH juga dipengaruhi oleh lama penyimpanan,
reaksi enzimatis, dan perubahan mikrobia (Sahari et al., 2004).
3.1.2 Bahan
a. Plastik tebal
b. Plastik tipis
c. Buah stroberi
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja
Buah stroberi
Pada percobaan ini strawberry yang telah dipotong dan ditimbang, dikemas ke
dalam 4 jenis plastik yang berbeda dan 1 strrawberry dijadikan sebagai kontrol tanpa
pengemasan. Pada hari ke-0 sebelum penyimpanan pada suhu ruang dan kulkas 10
o
C dilakukan pengamatan karakteristik fisik buah strawberry. Didapatkan data
kenampakan, tekstur, warna, dan aroma strawberry diberi nilai +5 dalam keadaan
yang sangat baik. Kemudian dilakukan penyimpanan strawberry dengan perlakuan
suhu ruang dan kulkas (10 oC) selama 2 hari dan kemudian dilakukan pengamatan.
Pada pengamatan hari ke-2 dapat dilihat dari tabel bahwa berat buah
strawberry berkurang di semua perlakuan. Seperti pada perlakuan pengemasan
dengan plastik tipis (A2) dan penyimpanan suhu ruang (B1), dimana berat awal mula-
mula 2,945 gram menjadi 2,885 gram. Penurunan berat terjadi hampir disemua sampel,
baik pada penyimpanan suhu ruang (B1) atau kulkas 10oC (B2) dan pada berbagai
jenis pegemasan. Kenampakan dan tekstur pada buah strawberry mengalami
penurunan paling banyak terjadi pada sampel kontrol tanpa pengemasan pada
penyimpanan suhu ruang dan suhu dingin, yaitu yang awalnya +5 menjadi +2. Warna
buah strawberry mengalami penurunan yang paing banyak terjadi pada sampel kontrol
tanpa pengemasan (A1) penyimpanan suhu ruang (B1), yaitu yang mula-mula +5
menjadi +2. Rata-rata aroma buah strawberry tidak mengalami banyak perubaha.
Perubahan paling drastis terjadi pada sampel kontrol (A1) pada suhu ruang (B1) dan
sampel pengemasa dengan plastik tebal suhu (A3) suhu kulkas (B2), yaitu yang mula-
mula +5 menjadi +2.
6.1 Kesimpulan
Dari data pengamatan terlihat bahwa buah strawberry yang disimpan pada
suhu rendah atau suhu kulkas memiliki kenampakan, tekstur, warna, dan aroma yang
lebih baik dibandingkan penyimpanan pada suhu ruang. Menurut Setyadjit dan
Syaifullah (1994), suhu tinggi menyebabkan proses transpirasi lebih cepat dari pada
suhu rendah. Transpirasi yang tinggi dapat menurunkan kadar air buah sehingga susut
bobot menjadi besar. Selain itu suhu tinggi menyebabkan respirasi meningkat.
6.2 Saran
Buah yang digunakan sebaiknya memiliki tingkat kematangan yang sama. Hal
ini dikarenakan dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, Dinno. 2014. Kiat menyimpan stroberi agar tetap segar. Jakarta: Okezone life
style.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
Lamona, Asmeri. 2015. Pengaruh Jenis Pengemasan dan Penyimpanan Suhu Rendah
terhadap Perubahan Kualitas Cabai Merah Keriting Segar. Jurnal
Keteknikan Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Louw, A. And Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity
Company.
Rathore, Habib. 2009. Effect of polyethylene packaging and coating having fungicide,
ethyleneabsorbent and antiripening agent on the overall physico-
chemicalcomposition of chaunsa white variety of mango at ambient
temperatureduring storage. Pakistan Journal of Nutrition 8 (9): 1356-1362.
Pakistan.
Sahari M. A., Mohsen Boostani F, and Zohreh Hamidi E. 2004. Effect of Low
Temperature on the Ascorbic Acid Content and Quality Characteristic of
Frozen Strawberry. Journal Food Chem 86:357 – 363.
Salunkhe DK. 1976. Storage, Processing, and Nutritional of Fruits andVegetables. USA: CRC
Press.
Setyadjit dan syaifullah. 1994. Penyimpanan manggis dalam suhu dingin. J. Hort.