Paper Jere Ks-1
Paper Jere Ks-1
Paper Jere Ks-1
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia Nya sehingga Makalah mengenai Morfologi dan Taksonomi Kelapa
Sawit dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Biologi yang
bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah memahami
materi yang terkandung, juga membangun motivasi mahasiswa untuk dapat mengaitkan suatu
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan,
maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini. Akhirnya, penulis berharap semogaa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sector perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman
yang menghasilkan minyak atau lemak kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi
terbesar per hektarnya didunia. Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan penting di
dunia yang dapat menghasilkan berbagai produk industri makanan, kimia, kosmetik,
Indonesia saat ini, sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa
sawit tahun 1968 seluas 105.88 ha dengan produksi 167.669 ton, pada tahun
2007meningkat menjadi 6,6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO. Data
dari Direktorat Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia dari 4.713.435 ha pada tahun 2001 menjadi
7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit terus
peningkatan produktifitas. Produktifitas kelapa sawit adalah 178 ton/ha pada tahun
2001 dan meningkat menjadi 217 ton/ha tahun 2005. Hal ini merupakan
produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan pemeliharaan yang tepat dan salah satu
1
unsur pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ™ adalah pengendalian hama dan
penyakit.
Produktifitas kelapa sawit sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang
sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek
pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit
adalah pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit yang baik
dapat meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman. Oleh karena itu dilakukan
survei guna mengetahui produksi tanaman kelapa sawit dengan umur yang berbeda.
1.3 Tujuan
Dari rumusan maslah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa itu morfologi kelapa sawit
2. Untuk mengetahui syarat tumbuh kelapa sawit
3. Untuk mengetahui Varietas kelapa sawit
4. Untuk mengetahui hama dan penyakit kelapa sawit
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Genus : Elaeis
2.1.1. Daun
Seperti tanaman palma lainnya daun kelapa sawit merupakan daun majemuk.
Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya
sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras
dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang
(Hartono,2002).
tidakdipangkas dapat mencapai 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2-3
daun setiap bulannya. Sedangkan yang lebih muda menghasilkan 3-4 daun
perbulan.Produksi daun ini dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan, musim, iklim,
dangenetik. Produksi daun meningkat hingga umur 6-7 tahun, kemudian menurun
3
pada usia 12 tahun, selanjutnya produksi daun tetap berkisar antara 22-24 daun
Menurut Sianturi (1990) dikebun percobaan RISPA Pagar Merbau jenis Dura
menghasilakan 12,5 daun dalam 6 bulan. Jadi hal ini menujukan ada pengaruh genetik
2.1.2. Pelepah
Pelepah kelapa sawit meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina
dan midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm
hingga 65 cm dan menguncup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm. Setiap pelepah
mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun. Jumlah pelepah yang dihasilkan
meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika berumur tiga hingga empat tahun dan
terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis pada permukaan helai daun.
Pelepah matang berukuran hingga 7,5 cm dengan petiol lebih kurang satu perempat
Jumlah anakan daun (Pinnae) dalam setiap pelepah berkisar antara 100-160
pasangyang tumbuh di kedua sisi pelepah. Biasanya anak daun lebih panjang
dibagiantengah dari pada dibagian pangkal dan ujung pelepah. Pada anak daun
terdapat tulang daun yang sering disebut lidi, dan pada kedua sisi lidi ini terdapat
jaringan daun. Daun yang masih muda yang sudah terbuka akan sangat rapat kedaun
yang belum terbuka serta mempunyai anak daun yang belum terbuka (Sianturi, 1990).
2.1.3. Batang
4
Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan umumnya
45-65 cm, pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih tua. Batang kelapa
sawit merupakan batang tunggal yang tidak bercabang. Laju pertumbuhan batang
pertumbuhan tinggi batang rata-rata 45 cm/tahun dan bisa mencapai 100 cm/tahun
bila berada pada kondisi yang sangat cocok. Tinggi batang bisa mencapai 20 m lebih
Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun sehingga batang
tampak lebih besar, bila dipangkas maka akan terlihat berbentuk spiral yang mengarah
keatas biasanya sisa pelepah ini akan lepas setelah usia 10 tahun
2.1.4. Akar
Akar serabut tanaman Kelapa Sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain
itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari akar serabut
primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping dan
bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah dan akhirnya cabang-cabang
ini pun bercabang lagi yang disebut dengan akar tersier. Akar kelapa sawit
Akar serabut sekunder merupakan cabang akar serabut primer yang bercabang
keatas dan kebawah. Akar serabut tersier merupakan cabang akar sekunder yang
selanjutnya bercabang lagi merupakan bulu-bulu akar (pilus radicalis) dan akar inilah
yang akan banyak menyerap unsur hara dan juga berfungsi sebagi alat pernapasan.
Sedangkan tudung akar (calypatra) yaitu bagian akar yang paling ujung,terdiri atas
5
jaringan yang berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah
yang bertekstur halus akar memadat kurang baik bila dibandingkan dengan
perkembangan akar pada tanah yang berareasi baik dan bertekstur longgar (Sianturi,
1990).
2.1.5. Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman
kelapa sawit dengan tipe cangkang pisif era bersifat female steril sehingga sangat
jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan
Bunga jantan maupun bunga betina tumbuh di ketiak daun, keduanya tumbuh
pada pohon yang sama. Bunga hemaprodit sering terdapat pada tanaman kelapa sawit
terutama pada masa pembungaan. Ada daur pembentukan tipe bunga tertentu yang
dipengaruhi oleh teknik budidaya dan lingkungan misalnya pemangkasan daun yang
Tandan bunga jantan terdiri atas sejumlah spliket yang panjangnya 12-20 cm, yang
tumbuh dari tangkai bunga. Setiap spliket terdapat 600-1200 bunga yang sangat
kecil,berwarna kuning dengan bau yang khas. Jumlah serbuk sari yang dihasilkan 25-
50gram, yang terbentuk dalam 2-3 hari. Tandan bunga betina terbungkus
6
dalamseludang (Spadiks) yang panjangnya 24-25 cm, terdapat ribuan bunga yang
tersusunsecara spiral pada sumbu sentral. Saat bunga resetif berwarna putih hingga
kuningpucat, garis merah berkembang sepanjang tiga tingkat (Lob), mulai dari kepala
2.1.6. Buah
Buah Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yangmuncul
dari tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah setelah
melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)akan
meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung
kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan daging buah yang tipissehingga
kadar minyak dalam perikarp hanya mencapai sekitar 34-40 % (Satyawibawa, 2008).
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (150 LU dan 150 LS).
Tanaman ini tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan
dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering berkepanjangan (Hidayat
et al., 2013). Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol,
tanaman kelapa sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit baik ditanam pada tanah yang
7
gembur, subur, datar, berdrainase baik, dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa
penyinaran cahaya matahari sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal
sekitar 80-90%. Kondisi topografi pertanaman kelapa 13 sawit sebaiknya tidak lebih
dari kelerengan 25%, artinya perbedaan ketinggian antara dua titik yang berjarak 10
meter tidak lebih dari 25 meter (Pahan, 2015).Mutu buah kelapa sawit dipengaruhi
oleh beberapa faktor di antaranya adalah jenis tanah dan umur tanaman (Siahaan,
1998). Produksi minyak kelapa sawit mulai meningkat saat umur tanaman 4-6 tahun
dan akan mencapai produksi maksimum pada saat umur tanaman berumur 8-10 tahun.
Mutu buah sawit pada umur yang masih muda memiliki kualitas yang rendah, hal ini
dilihat dari kandungan minyak sawit yang masih rendah, ukuran buah yang masih
tanaman kelapa sawit berpengaruh terhadap peningkatan berat segar buah, berat
kering buah dan volume buah kelapa sawit dan umur tanaman kelapa sawit
berkorelasi dengan berat segar buah, berat kering buah dan volume buah kelapa sawit
namun tidak berkorelasi terhadap tebal mesokarp buah, kadar air buah, rendemen
yang tergolong dalam famili palmae. Tanaman kelapa sawit digolongkan berdasarkan
ketebalan tempurung (cangkang) dan warna buah (Pahan, 2015). Menurut Pahan
8
(2015), berdasarkan ketebalan cangkang, tanaman kelapa sawit dibagi menjadi tiga
varietas, yaitu :
1. Varietas Dura, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkangnya 2-8 mm, dibagian
luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut, daging buahnya relatif tipis, dan
daging biji besar dengan kandungan minyak yang rendah. Varietas ini biasanya
2. Varietas Pisifera, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkang yang sangat tipis
(bahkan hampir tidak ada). Daging buah pissifera tebal dan daging biji sangat tipis.
Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman komersial, tetapi
digunakan sebagai induk jantan oleh para pemulia tanaman untuk menyerbuki bunga
betina.
3. Varietas Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dan pisifera. Varietas
ini memiliki ciri-ciri yaitu cangkang yang yang tipis dengan ketebalan 1,5 – 4 mm,
terdapat serabut melingkar disekeliling tempurung dan daging buah yang sangat tebal.
Berdasarkan warna buah, tanaman kelapa sawit terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
2. Virescens, dengan ciri-ciri yaitu buah mudanya berwarna hijau, sedangkan buah
yang telah masak berwarna jingga kemerah-merahan dengan ujung buah tetap
berwarna hijau.
sedangkan buah yang telah masak berwarna kekuning-kuningan dengan ujung buah
9
2.4 Hama dan Penyakit Pada Kelapa Sawit
Pada pertanaman kelapa sawit terdapat hama yang menyerang tanaman sawit
diantaranya yaitu tungau, ulat setora, nematoda, kumbang Oryctes rhinoceros dan
1. Tungau
(Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Tungau ini berukuran 0,5 mm, hidup di
sepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun sehingga warna daun
berubah menjadi mengkilat berwarna kecoklatan. Hama ini berkembang pesat dan
membahayakan dalam keadaan cuaca kering pada musim kemarau. Gangguan tungau
merah ini dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan akarisida yang berbahan
aktif tetradion 75,2 gr/lt (Tedion 75 EC) disemprotkan dengan konsentrasi 0,1-0,2%.
Telur diletakkan berderet 3-4 baris sejajar dengan permukaan daun sebelah
bawah, biasanya pada pelepah daun ke 16 – 17. Seekor ngengat betina selama
hidupnya mampu menghasilkan telur 300 – 400 butir. Telur menetas setelah 4 – 7
hari. Telur pipih dan berwarna kuning muda. Larva S. nitens berwarna hijau
10
kekuningan, panjangnya mencapai 40 mm, mempunyai 2 rumpun bulu kasar di kepala
membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Selanjutnya daun berubah warna
menjadi kuning dan mengering. Tandan bunga membusuk dan tidak membuka,
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara tanaman yang terserang
diracun dengan natrium arsenit. Untuk memberantas sumber infeksi, setelah tanaman
Serangan hama ini cukup membahayakan jika terjadi pada tanaman muda,
sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan
mengakibatkan kematian.
terutama di sekitar tanaman. Sampah-sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva
Hama penggerek tandan buah adalah ngengat Tirathaba mundella. Hama ini
meletakkan telurnya pada tandan buah, dan setelah menetas larvanya (ulat) akan
melubangi buah kelapa sawit. Tirathaba mundella banyak menyerang tanaman kelapa
sawit muda berumur 3-4 tahunan, tetapi pada kondisi tertentu juga ditemui pada
tanaman tua. Gejala serangannya berupa bekas gerekan yang ditemukan pada
11
permukaan buah dan bunga. Bekas gerekan tersebut berupa faeces dan serat tanaman.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sanitasi buah busuk dan buah busuk
dikumpulkan pada satu lubang yang diaplikasi insektisida Fipronil dan ditutup dengan
tanah.
6. Tikus
Hama terakhir yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah tikus. Ada 3 jenis
tikus, yaitu tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus lading (Rattus exulans), dan tikus
sawah (Rattus argentiventer), yang dapat menyerang bagian pangkal pohon, buah,
akar, penyakit busuk pangkal batang, penyakit busuk kuncup, penyakit garis kuning,
Gejalanya yaitu tanaman tumbuh tidak normal, lemah, dan daun berubah
warna dari hijau menjadi kuning (nekrosis). Nekrosis dimulai dari ujung daun dan
beberapa hari kemudian tanaman mati. Bibit maupun tanaman dewasa yang terserang
sp. Melakukan budidaya yang baik merupakan cara yang efisien untuk pencegahan
penyakit ini. Tindakan tersebut antara lain dengan membuat persemaian yang baik
agar bibit sehat dan kuat, pemberian air yang cukup dan naungan pada musim
kemarau.
12
Gejalanya yaitu daun hijau pucat dan daun muda (janur) yang terbentuk
sedikit. Daun yang tua layu, patah pada pelepahnya, dan menggantung pada batang.
Selanjutnya pangkal batang menghitam, getah keluar dari tempat yang terinfeksi, dan
akhirnya batang membusuk dengan warna cokelat muda. Akhirnya bagian atas
dibersihkan terutama jika areal kelapa sawit merupakan lahan bekas kebun kelapa
berwarna kuning dan ditengahnya terdapat warna cokelat. Penyakit ini sudah
menyerang pada saat bagian ujung daun belum membuka, dan akan menyebar ke
helai daun lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang terserang akan
Penyakit ini menyerang tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan
oleh faktor turunan. Pencegahannya adalah dengan usaha inokulasi penyakit pada
bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi penyakit di pesemaian dan tanaman muda
di lapangan.
13
5. Anthracnose
Gejalanya yaitu terdapat bercak-bercak cokelat tua pada ujung dan tepi daun.
Bercak-bercak dikelilingi warna kuning yang merupakan batas antara bagian daun
yang sehat dan yang terserang. Gejala lain yang tampak adalah adanya warna cokelat
dan hitam diantara tulang daun. Daun-daun yang terserang menjadi kering dan
mengatur jarak tanam, penyiraman yang teratur, pemupukan, pemindahan bibit dari
Gejalanya yaitu helai daun mulai pertengahan sampai ujung pelepah kecil-
kecil, sobek, atau tidak ada sama sekali. Pelepah yang bengkok dan tidak berhelai
daun merupakan gejala yang cukup serius. Gejala ini tampak pada tanaman yang
penyakit tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan jenis
tanaman perkebunan yang menduduki posisi pentingdisektor pertanian umumnya dan
sektor perkebunan khususnya. Tanaman kelapa sawit memiliki morfologi berupa
daun,pelepah, batang, akar, bunga dan buah. Daun kelapa sawit merupakan daun
majemuk dan berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.
Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak
terlalu keras dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
Pelepah kelapa sawit meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina
dan midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm
hingga 65 cm dan menguncup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm. Batang kelapa sawit
berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan umumnya 45-65 cm, pangkal batang
lebih besar pada tanaman yang lebih tua. Batang kelapa sawit merupakan batang
tunggal yang tidak bercabang. Laju pertumbuhan batang dipengaruhi oleh faktor
genetik dan lingkungan. Akar serabut tanaman Kelapa Sawit mengarah ke bawah dan
samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke
samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Susunan akar kelapa sawit terdiri
dari akar serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke
samping dan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah dan akhirnya
15
cabang-cabang ini pun bercabang lagi yang disebut dengan akar tersier. Akar kelapa
sawit dapatmencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal.
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Buah
Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung
bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yangmuncul dari tiap pelapah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah setelah melewati fase matang,
kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)akan meningkat dan buah akan
rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan
20% buah dengan daging buah yang tipissehingga kadar minyak dalam perikarp
hanya mencapai sekitar34-40 %.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (150 LU dan 150 LS).
Tanaman ini tumbuh baik di daerah dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan
laut dengan kelembaban 80-90%. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah
podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial, atau regosol. Nilai pH optimum yang
dikehendaki tanaman kelapa sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit baik ditanam pada
tanah yang gembur, subur, datar, berdrainase baik, dan memiliki lapisan solum yang
kelapa sawit dibagi menjadi tiga varietas, yaitu : Varietas Dura, Varietas Pisifera dan
Varietas tenera.
Pada pertanaman kelapa sawit terdapat hama yang menyerang tanaman sawit
penggerek tandan buah dan tikus. Penyakit yang menyerang pertanaman kelapa sawit
diantaranya yaitu penyakit akar, penyakit busuk pangkal batang, penyakit busuk
B. Saran
16
Dengan terselesaikannya makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan
pada para mahasiswa mengenai morfologi tanaman kelapa sawit , dan pada
kedepannya dapat disusun karya tulis dengan informasi maupun contoh morfologi
tanaman kelapa sawit yang lebih spesifik lagi, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
Demikian makalah yang dapat saya buat, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silakan sampaikan kepada saya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, dan R. H. Paeru. 2012. Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya. Jakarta
Hartono. 2002. Seri Agribisnis Kelapa Sawit Edisi Revisi Buddaya, Pemanfaatan Hasil dan
Jumidi. 2007. Hubungan antara tinggi tanaman varietas kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
Medan.
Lubis, A. U, 2006. Kelapa Sawit (Elaeies guinensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian
Pahan, 2011. Panduan Teknis Budidaya Kelapa Sawit untuk Praktisi Kebun. Penebar
Swadaya.
Jakarta.
Setyamidjaja, 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budidaya, Panen, dan Pengolahan. Kanisius
Yogyakarta.
Sianturi, H.S.D, 1990. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian. Universitas
18