Bab I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Kacang mete (Anacardium occidentale. L) merupakan salah satu

komoditas unggulan tanaman perkebunan yang menjadi prioritas pemerintah

dalam pembangunan ekonomi dan pertanian di masa depan. Kacang mete

memiliki kontribusi cukup besar dalam perekonomian Indonesia, antara lain

sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penghasil bahan

baku industri makanan dan penciptaan lapangan kerja (Bagus, 2016).

Meningkatnya pertumbuhan konsumsi dunia, utamanya negara-negara di

Amerika Utara, Uni Eropa, China, Timur Tengah, India dan Australia sebagai

negara konsumen kacang mete dunia adalah salah satu peluang bagi Indonesia

untuk meningkatkan produksi kacang mete.

Indonesia merupakan negara produsen mete terbesar kelima dunia setelah

India, Nigeria, Brazil, dan Tanzania. Produksi mete gelondongan Indonesia

setiap tahun mencapai 95 ribu ton dan hanya 20%, yaitu sekitar 19 ribu ton

yang disalurkan untuk kebutuhan dalam negeri (pasar domestik), sementara

80% lebihnya, yaitu sekitar 76 ribu ton di ekspor ke berbagai negara

(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016).

Ekspor mete gelondongan memang cukup menggiurkan dari segi bisnis.

Hal ini dikarenakan: pertama, kualitas mete gelondongan Indonesia lebih bagus

dibandingkan dari Afrika, karena itu harganya berada di kisaran tertinggi

(sekitar 775 U$D per metrik ton). Kedua, musim panen jambu mete di

1
2

Indonesia tidak bersamaan dengan musim panen negara produsen mete utama

dunia (musim panen jambu mete di Vietnam, India dan Afrika berlangsung dari

bulan Februari hingga April), sehingga mete gelondongan dari Indonesia

memiliki daya saing yang tinggi. Ketiga, Indonesia, secara geografis relatif

dekat dengan Vietnam dan India, sehingga proporsi biaya transportasi terhadap

total harga penjualan akhir relatif rendah, yaitu hanya sekitar 7%, jauh lebih

rendah dibandingkan dengan mete dari Afrika Barat (Nigeria) yang biaya

transportasinya bisa mencapai 40% (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2016).

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu sentral penghasil tanaman

mete yang sudah berkembang sejak lama. Perkembangan produksi tanaman

mete di Wonogiri didukung oleh kondisi geografis yang memang sesuai untuk

perkebunan jambu mete. Adapun perkembangan produksi mete selama 5 tahun

terakhir di Kabupaten wonogiri seperti pada Gambar 1.1 berikut:

Jumlah Produksi Jambu Mete di Kabupaten Wonogiri, Periode 2015-2019 (Ton)

14.000,00

12.000,00

10.000,00

8.000,00
Ton

6.000,00

4.000,00

2.000,00

0,00
2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020

Tahun

Gambar 1.1 Jumlah Produksi Jambu Mete di Kabupaten Wonogiri,


Periode 2015-2019 (Ton)
3

Berdasarkan Gambar 1.1, diketahui bahwa perkembangan produksi

tanaman jambu mete di Kabupaten Wonogiri tahun 2015-2019 mengalami fase

naik turun. Pada tahun 2015, jumlah produksi tanaman mete di Kabupaten

Wonogiri sebesar 10.509,00 ton dengan luas lahan sebesar 20.652 Ha.

Kemudian, pada tahun 2016, jumlah produksi tersebut mengalami penurunan

yang cukup signifikan, di mana kapasitas produksi turun menjadi 7.995,60 ton.

Salah satu kecamatan di Kabupaten Wonogiri yang merupakan sentral

produksi kacang mete yaitu Kecamatan Jatisrono. Pada tahun 2019, jumlah

produksi kacang mete di Kecamatan Jatisrono sebanyak 1.125 ton. Jumlah

tersebut lebih besar dari jumlah produksi tahun sebelumnya yaitu sebanyak 765

ton. Namun, tidak seterusnya perkembangan produksi kacang mete di

Kecamatan Jatisrono terus mengalami peningkatan. Perkembangan produksi

kacang mete di Kecamatan Jatisrono juga pernah mengalami penurunan. Hal

ini sendiri tidak terlepas dari semakin ketatnya persaingan bisnis kacang mete,

permasalahan teknis industri rumahaan penghasil kacang mete serta perubahan

lingkungan bisnis dunia secara global.

Menurut Hansen dan Mowen (2000) menyatakan bahwa terjadinya

perubahan di dalam lingkungan bisnis mencakup ; (1) persaingan ekonomi

yang semakin bersifat global telah memicu terjadinya persaingan bisnis yang

semakin ketat antar perusahaan, (2) pelanggan menuntut kualitas produk serta

harga yang murah terhadap produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan,

dan (3) waktu menjadi salah satu unsur persaingan didalam lingkungan bisnis.

Perubahan-perubahan didalam lingkungan bisnis tersebut yang akhirnya


4

memicu setiap perusahaan untuk memikirkan kembali upaya-upaya atau usaha-

usaha lain yang dirasa akan dapat meningkatkan produktivitas (financial atau

modal, tenaga kerja, produk, organisasi, penjualan, dan produksi), kualitas,

efektifitas, ketepatan waktu, dan pemberian pelayanan yang diharapkan dapat

meningkatkan keunggulan kompetitif (advantage competitive) perusahaan

sehingga dapat bertahan dan mampu untuk bersaing pada pasar global

(Sa’diyah, 2016).

Untuk menghadapi persaingan tersebut, maka industri rumahan kacang

mete harus meningkatkan efisiensi teknis industri rumahaannya. Efisiensi

usaha adalah suatu pola alternatif yang dapat dirangsang untuk meningkatkan

kapasitas produksi, sehingga dengan kemampuan produksi, yang diakibatkan

dari efisiensi usaha akan meningkatkan laba industri rumahan. Berdasarkan

latar belakang di atas, maka melalui penelitian ini, peneliti akan mengamati

analisis efisiensi teknisi industri rumahan kacang mete di Kecamatan Jatisrono,

Kabupaten Wonogiri.

B. Rumusan Masalah

Efisiensi merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk

mengukur kinerja dari seseorang atau unit usaha. Efisiensi dapat diartikan

sebagai cara untuk menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada

atau cara untuk menghasilkan output yang ada dengan input yang minimal

(Jiwandoko, 2005). Informasi mengenai efisiensi sangat penting untuk

pengambilan keputusan bagi suatu unit usaha untuk menjamin kelangsungan

usahanya. Tujuan dari suatu unit usaha adalah memaksimalkan keuntungan,


5

dimana keuntungan usaha tersebut dipengaruhi oleh efisiensi dalam

penggunaan faktor produksinya. Semakin efisien suatu usaha maka keuntungan

yang diterima akan semakin meningkat, sebaliknya semakin tidak efisien suatu

usaha maka keuntungan yang diterima akan menurun.

Kecamatan Jatisrono merupakan salah satu sentral penghasil kacang mete

di Kabupaten Wonogiri. Pada tahun 2019 jumlah produksi kacang mete di

kecamatan Jatisrono sebanyak 1.125 ton, jumlah tersebut lebih besar dari

jumlah produksi tahun sebelumnya yaitu sebanyak 765 ton. Namun, tidak

seterusnya perkembangan produksi kacang mete di Kecamatan Jatisrono terus

mengalami peningkatan. Perkembangan produksi jambu mete di Kecamatan

Jatisrono juga pernah mengalami penurunan. Hal ini sendiri tidak terlepas dari

semakin ketatnya persaingan bisnis kacang mete, permasalahan teknis industri

rumahaan penghasil kacang mete serta perubahan lingkungan bisnis dunia

secara global.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu evaluasi untuk mengukur kinerja

dari perusahaan sehingga menghasilkan output yang maksimal dengan input

yang minimal. Sehingga perusahaan dapat terus menjaga produktifitas barang

yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang dan hal-hal yang diuraikan diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor teknis apakah yang paling berpengaruh terhadap produktivitas

industri rumahan kacang mete di Kecamatan Jatisrono Kabupaten

Wonogiri?
6

2. Bagaimanakah tingkat efisiensi teknis produktivitas industri rumahan

kacang mete di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian :

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor teknis yang paling berpengaruh terhadap produktivitas

industri rumahan kacang mete di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri

2. Menganalisis tingkat efisiensi teknis produktivitas industri rumahan kacang

mete di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri

D. Model Penelitian.

1. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yang

diperoleh langsung melalui observasi dan kuisioner. Serta buku-buku

literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Studi ini menggunakan

data produktivitas industri rumahaan kacang mete di Kecamatan Jatisrono

Kabupaten Wonogiri sebanyak 30 industri rumahaan yang meliputi data

umur (X1) industri rumahaan, jumlah pekerja (X2), bahan baku (X3), modal

tetap (X4) dan Jam kerja / hari (X5) sebagai variabel Independen serta

Jumlah Produksi (Y1) dan Pendapatan Produksi (Y2) sebagai Variabel

Independen. Data yang didapatkan kemudian diolah dengan menggunakan

software Banxia Frontier Analyst.


7

2. Alat dan Model Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

model fungsi produksi frontier. Persamaan estimasi yang digunakan

merupakan modifikasi dari penelitian Kurniasari (2011).

Adapun model modifikasi yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut :

TEi = (Y*│Ui, Xi) / E(Y*│Ui = 0, Xi )

Sedangkan ukuran efisiensi teknis ( TEi ) dapat dihitung sebagai berikut :

TEi = exp( - E[μi│ɛi] ) i = 1,..., N

atau TEi = exp (-μi)

Dimana
Tei = efisiensi teknis industri rumahaan ke-i
exp(-E[[ui|ϵi]) = nilai harapan (mean) dari ui dengan syarat ϵi.
Nilai efisiensi teknis 0 ≤ Tei ≤ 1. Nilai efisiensi teknis tersebut

berhubungan terbalik dengan nilai efek inefisiensi teknis.

Adapun Langkah–langkah estimasi dalam penelitian ini meliputi

estimasi parameter model estimator, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji

multikolinieritas, uji normalitas residual, uji heteroskedastisitas, uji

otokorelasi dan uji spesifikasi model. Uji kebaikan model yang terdiri dari

uji eksistensi model (uji F) dan koefisien determinasi (R2). Uji validitas

pengaruh (uji t).

E. SistematikaPenulisan

Penulisan hasil penelitian di dalam skripsi ini disusun dalam sistematika

sebagai berikut :
8

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini merupakan penjabaran mengenai teori produksi, efisiensi,

serta mencakup kerangka pemikiran dan penelitian terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode analisis yang digunakan dalam

penelitian, data dan sumber data, definisi operasional variabel,

teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai gambaran umum hasil penelitian, analisis

data dan pembahasan dari hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang

dapat diambil dari penelitian yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy