Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Amerika Utara, Uni Eropa, China, Timur Tengah, India dan Australia sebagai
negara konsumen kacang mete dunia adalah salah satu peluang bagi Indonesia
setiap tahun mencapai 95 ribu ton dan hanya 20%, yaitu sekitar 19 ribu ton
Hal ini dikarenakan: pertama, kualitas mete gelondongan Indonesia lebih bagus
(sekitar 775 U$D per metrik ton). Kedua, musim panen jambu mete di
1
2
Indonesia tidak bersamaan dengan musim panen negara produsen mete utama
dunia (musim panen jambu mete di Vietnam, India dan Afrika berlangsung dari
memiliki daya saing yang tinggi. Ketiga, Indonesia, secara geografis relatif
dekat dengan Vietnam dan India, sehingga proporsi biaya transportasi terhadap
total harga penjualan akhir relatif rendah, yaitu hanya sekitar 7%, jauh lebih
rendah dibandingkan dengan mete dari Afrika Barat (Nigeria) yang biaya
mete di Wonogiri didukung oleh kondisi geografis yang memang sesuai untuk
14.000,00
12.000,00
10.000,00
8.000,00
Ton
6.000,00
4.000,00
2.000,00
0,00
2015 2015 2016 2016 2017 2017 2018 2018 2019 2019 2020
Tahun
naik turun. Pada tahun 2015, jumlah produksi tanaman mete di Kabupaten
Wonogiri sebesar 10.509,00 ton dengan luas lahan sebesar 20.652 Ha.
yang cukup signifikan, di mana kapasitas produksi turun menjadi 7.995,60 ton.
produksi kacang mete yaitu Kecamatan Jatisrono. Pada tahun 2019, jumlah
tersebut lebih besar dari jumlah produksi tahun sebelumnya yaitu sebanyak 765
ini sendiri tidak terlepas dari semakin ketatnya persaingan bisnis kacang mete,
yang semakin bersifat global telah memicu terjadinya persaingan bisnis yang
semakin ketat antar perusahaan, (2) pelanggan menuntut kualitas produk serta
dan (3) waktu menjadi salah satu unsur persaingan didalam lingkungan bisnis.
usaha lain yang dirasa akan dapat meningkatkan produktivitas (financial atau
sehingga dapat bertahan dan mampu untuk bersaing pada pasar global
(Sa’diyah, 2016).
usaha adalah suatu pola alternatif yang dapat dirangsang untuk meningkatkan
latar belakang di atas, maka melalui penelitian ini, peneliti akan mengamati
Kabupaten Wonogiri.
B. Rumusan Masalah
mengukur kinerja dari seseorang atau unit usaha. Efisiensi dapat diartikan
sebagai cara untuk menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada
atau cara untuk menghasilkan output yang ada dengan input yang minimal
yang diterima akan semakin meningkat, sebaliknya semakin tidak efisien suatu
kecamatan Jatisrono sebanyak 1.125 ton, jumlah tersebut lebih besar dari
jumlah produksi tahun sebelumnya yaitu sebanyak 765 ton. Namun, tidak
Jatisrono juga pernah mengalami penurunan. Hal ini sendiri tidak terlepas dari
secara global.
yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang dan hal-hal yang diuraikan diatas,
Wonogiri?
6
C. Tujuan Penelitian :
D. Model Penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer, yang
umur (X1) industri rumahaan, jumlah pekerja (X2), bahan baku (X3), modal
tetap (X4) dan Jam kerja / hari (X5) sebagai variabel Independen serta
berikut :
Dimana
Tei = efisiensi teknis industri rumahaan ke-i
exp(-E[[ui|ϵi]) = nilai harapan (mean) dari ui dengan syarat ϵi.
Nilai efisiensi teknis 0 ≤ Tei ≤ 1. Nilai efisiensi teknis tersebut
estimasi parameter model estimator, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji
otokorelasi dan uji spesifikasi model. Uji kebaikan model yang terdiri dari
uji eksistensi model (uji F) dan koefisien determinasi (R2). Uji validitas
E. SistematikaPenulisan
sebagai berikut :
8
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang