Rahmi Elmaniar 745 751
Rahmi Elmaniar 745 751
Rahmi Elmaniar 745 751
Abstrak
Diabetes mellitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Salah
satu kerja obat yang digunakan untuk mengobati penyakit diabetes melitus adalah dengan
menghambat kerja enzim α-glukosidase. Umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) merupakan salah
satu tanaman yang berpotensi sebagai obat antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase oleh ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas L.) dan mengetahui jenis kinetika penghambatan enzim α-glukosidase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) mempunyai aktivitas
penghambatan enzim α-glukosidase. Nilai penghambatan sebesar 51.18% pada konsentrasi 25 ppm.
Uji kinetika penghambatan enzim α-glukosidase menunjukkan jenis penghambatan campuran tipe 1
(mixed inhibitor) yang diketahui melalui titik perpotongan kurva Lineweaver-Burk y ≠ 0 dan x ≠ 0
serta nilai KAP > K dan VAP < V.
banyak khasiat yang belum banyak diketahui Bahan : Simplisia dari umbi ubi jalar ungu
oleh masyarakat. Khasiat ubi jalar diantaranya, (Ipomoea batatas L.) berasal dari kabupaten
anti infeksi, anti kanker, anti inflamasi, anti Nganjuk, etanol 96%, aquadest, enzim α-
diabetes, pengobatan luka atherosklerosis, anti glukosidase (Sigma Aldrich, USA), buffer fosfat,
bakteri, dan anti jamur (Milind and Monika, p-nitrofenil-α-D-glukopiranosida (pNPG)
2015). (Sigma Aldrich, USA), natrium karbonat
Antosianin diaselasi yang berasal dari (Na2CO3) (Merck), akarbose (glucobay), 4-
ubi jalar ungu mempunyai aktivitas nitrofenol, dimetil sulfoksida (DMSO) (Merck),
penghambatan enzim α-glukosidase dengan bovine serum albumin (BSA), kalium dihidrogen
memecah maltosa menjadi glukosa yang fosfat (KH2PO4), natrium hidroksida (NaOH).
mendapatkan hasil IC50 200 μM, dan hasil ini 2.2 Jalan Penelitian :
menunjukkan nilai yang lebih kuat dibandingkan Ekstraksi
pada pemecahan sukrosa menjadi glukosa Serbuk umbi ubi jalar ungu sebanyak 350 gram
(Matsui et al., 2002). Senyawa flavonoid diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut
berpotensi menghambat enzim α-glukosidase etanol 96% sebanyak 7,5 kali berat simplisia
dan α-amilase. Antosianidin, isoflavon dan grup selama 3 hari dalam wadah yang tertutup rapat
flavonol, dan epigalokatekin galat pada grup dan terhindar dari cahaya matahari. Setiap hari
flavan-3-ol merupakan inhibitor α-glukosidase bejana maserasi diaduk agar semua serbuk
yang poten dengan IC50 kurang dari 15 μM tercampur sempurna dengan pelarutnya.
(Tadera et al., 2006). Selain itu, senyawa yang Kemudian maserat disaring menggunakan corong
dapat menghambat enzim α-glukosidase Buchner. Maserasi dilakukan sebanyak 2 kali,
termasuk dalam senyawa metabolit sekunder, lalu filtrat yang didapat dievaporasi
diantaranya flavonoid, alkaloid, fenolik, dan menggunakan rotatory evaporator dan diuapkan
terpenoid (Kumar et al., 2011). diatas penangas air sehingga mendapatkan
ekstrak etanol 96% yang kental (Saifudin, 2002).
METODE PENELITIAN Uji penghambatan aktivitas enzim α-
Penelitian aktivitas penghambatan enzim α- glukosidase
glukosidase oleh ekstrak etanol umbi ubi jalar Sampel ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu
ungu (Ipomoea batatas L.) termasuk dalam dilarutkan dalam DMSO hingga diperoleh
kategori penelitian eksperimental. konsentrasi 2%, 1,5%, 1%, 0,5%, dan 0,25%. S0
digunakan sebagai koreksi terhadap absorban
2.1 Variabel Penelitian ekstrak. Reaksi enzim dihentikan dengan
1. Variabel bebas : konsentrasi dan penambahan larutan Na2CO3 200 mM. p-
volume ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu nitrofenil α-D-glukopiranoside diambil sebanyak
(Ipomoea batatas L.) 25 μL 20 mM sebagai substrat dicampur dengan
2. Variabel terkontrol : pH, suhu, dan waktu dapar fosfat pH 6,8 sebanyak 49 µl 100 mM dan
3. Variabel tergantung : aktivitas pengambatan larutan sampel dalam DMSO sebanyak 1 µL,
enzim α- glukosidase diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C.
Kemudian, ditambahkan 25 μL larutan enzim dan
2.1 Alat dan Bahan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C dan
Alat : Timbangan analitik, oven, mesin ditambahkan 100 μL Na2CO3 100 mM untuk
penghalus (blender), penangas air (Memmert), menghentikan reaksi enzim. Sampel diukur
incubator (Memmert), pH meter (Eutech serapannya menggunakan microplate reader pada
Instruments), mikroplate 96 sumuran (iwaki), panjang gelombang 405 nm. Pembacaan hasil
rotatory evaporator (Laborota 4000 Heidolph E- dilakukan sebanyak 3 kali. Metode ini dimodikasi
wB eco), vortex (Vortex Maxi Mix II 37600), dari (Sugiwati et al., 2009).
ELISA reader (Biotex ELX 800), mikropipet Tabel 1. Desain uji reaksi penghambatan
(Socorex), cawan porselen, bekker glass, dan alat enzim α-glukosidase
– alat gelas lain. Blanko C S0` S1
replikasi 1
Gambar 1. Grafik Konsentrasi p-NPG vs 50
Absorbansi replikasi 2
Persamaan linier kurva baku kemudian 0 replikasi 3
digunakan untuk perhitungan daya inhbisi ekstrak 0 20 40 60
rata-rata
terhadap enzim. Ekstrak yang digunakan terdiri Konsentrasi (ppm)
dari beberapa konsentrasi. Hal ini dimaksudkan
untuk membuat persamaan regresi linier serta Gambar 3. Grafik Konsentrasi Akarbose vs
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak Daya Inhibisi
terhadap aktivitas penghambatan enzim α- Daya inhibisi selanjutnya digunakan
glukosidase. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak untuk menghitung IC50 ekstrak. IC50 merupakan
yang digunakan maka semakin tinggi aktivitas konsentrasi yang diperlukan untuk menghambat
penghambatan enzim (daya inhibisi). Pada 50% aktivitas enzim. Ekstrak yang memiliki nilai
ekstrak umbi ubi jalar ungu daya inhibisi terendah IC50 kecil maka menunjukkan bahwa aktivitas
sebesar 49,12% pada konsentrasi 12,5 ppm, dan penghambatan terhadap enzim α- glukosidase
daya inhibisi tertinggi sebesar 56,37% pada tinggi.
konsentrasi 100 ppm. Tabel 3. Hasil penghambatan enzim terhadap
ekstrak dan akarbose
IC50 (µg/mL)
1 2 3 Rerata
Ekstrak 14.76 16.35 16.63 15.82
Akarbose 23.30 24.45 23.28 23.66
1/V
0.004
ungu menghasilkan aktivitas penghambatan dengan inhibitor
maltase yang poten dengan IC50 sebesar 0,36 0.002 y = 0.0014x + 0.0008 tanpa inhibitor
mg/mL (Matsui et al., 2002). Hasil yang R² = 0.951
didapatkan berbeda karena metode yang 0
digunakan untuk pengujian, dan bahan ubi jalar -1 0 1 2
ungu berbeda. Faktor yang mempengaruhi 1/S
perbedaan hasil uji dengan acuan diantaranya
enzim yag digunakan, metode yang dilakukan, Gambar 4. Grafik Kinetika 1/S vs 1/V
dan pada acuan yang diuji ekstrak antosianin Hasil plot Lineweaver-Burk ekstrak
sedangkan pada pengujian ekstrak etanol. Pada umbi ubi jalar ungu menunjukkan bahwa jenis
penelitian itu juga menjelaskan bahwa ekstrak penghambatan campuran karena titik
yang digunakan adalah ekstrak antosianin ubi perpotongan tidak berada pada sumbu x maupun
jalar ungu. Selain itu penelitian lain menunjukkan y. Jika titik perpotongan berada pada sumbu x
bahwa antosianidin, isoflavon dan grup flavonol, merupakan penghambatan kompetitif, sedangkan
dan epigalokatekin galat pada grup flavan-3-ol titik perpotongan berada pada sumbu y
merupakan inhibitor α-glukosidase yang poten merupakan penghambatan non kompetitif.
dengan IC50 kurang dari 15 μM (Tadera et al., Penghambatan campuran berikatan dengan sisi
2006). Hasil nilai IC50 dengan nilai persen aktif enzim secara baik dimana secara normal
penghambatan berbeda dikarenakan sampel yang ditempati oleh substrat maupun ditempati oleh
digunakan dalam pengujian hanya sebesar 1 μL bagian lain dari enzim (Storey, 2004).
yang menunjukkan bahwa jumlah sampel sedikit, Suatu senyawa dapat mengalami dua
sehingga kemungkinan sampel yang berada penghambatan sekaligus yaitu gabungan dari
dalam campuran tidak seluruhnya dapat bereaksi inhibisi kompetitif dan inhibisi non kompetitif
dengan campuran yang lain. yang sering disebut sebagai inhibisi campuran
Uji Kinetika Penghambatan Enzim α- (mixed inhibition) (Strelow et al., 2012). Inhibitor
Glukosidase kompetitif hanya mengikat enzim bebas.
Kinetika penghambatan enzim dilakukan Pengikatan terjadi pada sisi aktif target dimana
melalui dua sistem reaksi, yaitu reaksi substrat– substrat juga mengikat. Inhibitor kompetitif akan
enzim dengan inhibitor, dan reaksi substrat– meningkatkan nilai Km yang jelas untuk substrat
enzim tanpa inhibitor. Uji kinetika penghambatan dengan tidak ada perubahan dalam nilai Vmax
enzim digunakan untuk melihat jenis secara jelas. Inhibitor nonkompetitif mengikat
penghambatan ekstrak terhadap enzim. dengan baik enzim bebas maupun dengan
Mekanisme penghambatan dari ekstrak terhadap kompleks enzim-substrat. Inhibitor nonkompetitif
enzim α-glukosidase pada penelitian ini dapat akan menurunkan nilai Vmax secara jelas, namun
dilihat pada gambar 4, yang merupakan kurva tidak ada efek pada nilai Km yang jelas untuk
Lineweaver-Burk. Kurva Lineweaver-Burk substrat. Sehingga, inhibisi campuran dapat
didapatkan dari plot sumbu x adalah 1/S (satu per terjadi jika terjadi peningkatan nilai Km dengan
konsentrasi substrat), sedangkan sumbu y adalah diikuti penurunan nilai Vmax.
1/V (satu per kecepatan reaksi enzim) Tabel 4. Nilai Km dan Vmax ekstrak umbi ubi
jalar ungu
Sistem reaksi Km (b/a) Vmax(1/a)
Tanpa 1,75 1250
inhibitor