Skripsi Kacang Hijau
Skripsi Kacang Hijau
Skripsi Kacang Hijau
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke Hadirat Allah SWT yang
melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang menjadi salah satu tugas Ujian Akhir Semester II Mata Kuliah
Teknik Instrumentasi. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada junjunan
alam nabi besar Muhammad SAW.
Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah banyak memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi khususnya kepada:
1. Dr. Eko Budi Minarno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Biologi yang telah memotivasi,
membantu dan memberikan penulis arahan yang baik dan benar dalam menyelesaikan
penulisan laporan penelitian ini.
2. dr. Nur Laili Susanti, S. Ked. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu
luang, arahan dan kontribusi dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
3. Orang tua, keluarga dan seluruh sahabat-sahabat yang telah banyak memberikan doa,
motivasi dan dorongan dalam penyelesaian laporan penelitian ini, semoga Allah
membalas dengan Rahman dan Rahim-Nya yang tiada tara
4. Semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikanya laporan penelitian ini,
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas jasa dan bantuan yang telah
diberikan.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
sangat dibutuhkan demi penyempurnaan laporan penelitian ini dan penelitian selanjutnya.
Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah ilmu
pengetahuan.
Malang, 16 juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Mempelajari dan merenungkan seluruh ciptaan Allah adalah suatu kewajiban semua
umat islam. Diantara cara untuk mempelajarinya adalah dengan melakukan penelitian
dan pengamatan terhadap ciptaan Allah yang sangat dekat dan tidak bisa terlepas dari
kehidupan manusia yaitu tumbuh-tumbuhan. Manusia tidak boleh merusak seluruh
ciptaan allah yang telah tertata indah dan terstruktur khususnya pada tanaman, tetapi
seharusnya manusia memelihara dan membudidayakannya. Hal tersebut tertera dalam
fiman Allah SWT dalam surah Al-A’araf : 56
Ÿwur (#r߉šøÿè? †Îû ÇÚö‘F{$# y‰÷èt/ $ygÅs»n=ô¹Î) çnqãã÷Š$#ur و
$]ùöqyz $·èyJsÛur 4 ¨bÎ) |MuH÷qu‘ «!$# Ò=ƒÌs% šÆÏiB
: المحسنين (االعرافtûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÎÏÈ
Artinya :
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdo’alah kepadanya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah
sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan (Al-‘araf: 56)
Allah SWT adalah dzat maha hidup yang telah memberi kehidupan dan menyediakan
fasilitas-fasilitas untuk menunjang kehidupan seluruh mahluknya di seluruh muka bumi
ini termasuk segala macam-macam tumbuhan. Hal tersebut dijelaskan dalam firmannnya
surah Al-an’am ayat 99:
uqèdur ü“Ï%©!$# tAt“Rr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù
¾ÏmÎ/ |N$t7tR Èe@ä. &äóÓx« $oYô_t÷zr'sù çm÷YÏB #ZŽÅØyz
: ßlÌøƒU çm÷YÏB ${6ym $Y6Å2#uŽtI•B ÇÒÒÈ
Artinya:
Dan dia-lah yang menurunkan air dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh–tumbuhan, kami keluarkan dari tumbuhan-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau, kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak (Al-
an’am: 99)
Kacang hijau (Vigna radiata L.) cukup populer dikonsumsi di Indonesia. Kacang
dengan warna cantik ini memang nikmat setelah diolah. Kacang hijau sendiri
digolongkan sebagai tanaman palawija yang mampu tumbuh secara optimal di daerah
tropis. Kacang hijau ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh sehingga tak heran jika ahli
gizi merekomendasikannya sebagai konsumsi harian terutama bagi ibu hamil.
Mencermati permintaan masyarakat yang stabil terhadap komoditas yang satu ini, banyak
petani yang menfokuskan usaha pertaniannya pada budidaya kacang hijau (Marzuki,
2005).
Pulau Jawa merupakan penghasil utama kacang hijau di Indonesia, karena
memberikan kontribusi 61% terhadap produksi kacang hijau nasional. Sebaran daerah
produksi kacang hijau di Indonesia adalah: NAD, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, NTB dan
NTT. Total kontribusi daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau
nasional dan 70% berasal dari lahan sawah. Tanaman ini mempunyai nilai gizi yang
tinggi dan harga yang baik. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amilum,
protein, besi, belerang kalsim,minyaklemak, mangan, magnesium, niasin,vitamin (B1, A
dan E) (Sunantara,2000).
Masalah yang dihadapi dalam pengembangan kacang hijau adalah masih rendahnya
produksi yang dicapai petani. Rendahnya produksi kacang hijau ini disebabkan oleh
budidaya yang kurang baik (tanpa pemupukan), persediaan air yang tidak cukup, adanya
serangan penyakit. Tumbuhan dapat tumbuh dengan baik dan sempurna apabila unsur-
unsur yang diperlukan oleh tumbuhan tersebut terpenuhi (Rukmana,1997).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau non-organik
yang diantaranya adalah pupuk kandang dan pupuk NPK (Hardjowigeno,2003).
Apabila lingkungan tanaman tidak mendukung misalnya kekurangan unsur-unsur
hara N, P, K maka tidak dapat tumbuh dengan sempurna. Fungsi N dalam tanaman yaitu
untuk pertumbuhan pucuk tanaman dan menyuburkan pertumbuhan vegetatif. Fungsi P
sebagai pembentukan bunga, buah dan biji serta merangsang pertumbuhan akar menjadi
memanjang dan tumbuh kuat sehingga tanaman akan tahan kekeringan. Unsur K berperan
dalam proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi (Sutejo,2002).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang
kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara
oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk
padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.
Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro ( Purwono,2005).
Berkaitan dengan uraian diatas penting adanya penelitian mengenai pupuk yang
paling efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.), maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan mengangkat judul
“Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)”
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penulisan laporan
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh pupuk Kandang terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L.) ?
2. Bagaimana pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata L.) ?
3. Manakah diantara pupuk Kandang dan pupuk NPK yang paling efektiv untuk
pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) ?
1.4 Manfaat
1. Jenis kacang hijau yang digunakan adalah kacang hijau dengan spesies vigna radiata L
2. Pupuk yang digunakan saat memberikan perlakuan adalah pupukkandang dan pupuk
NPK
3. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman dan panjang daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di
Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau juga banyak diminati
masyarakat Indonesia. Tanaman ini mengandung zat-zat gizi, antara lain: amylum,
protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1,
A, dan E). Manfaat lain dari kacang hijau ialah digunakan untuk pengobatan. Adapun
untuk Klasifikasi Ilmiah dari kacang hijau adalah sebagai berikut (Hartono,2005):
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (Leguminosae)
Genus : Vigna
Spesies : V. radiate
Kacang hijau adalah tanaman pendek bercabang tegak. Bagian dari tanman
kacang hijau antara lain: akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Adapun deskripsi
masing-masing bagian tanaman tersebut sebagai berikut (Effendi,1982):
1. Akar
Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi 2 yaitu
mesophytesdan xerophytes. Meshophytes memepunyai banyak cabang akar pada
permukaan tanah dan tipe pertumbuhannnya menyebar. Sementara xerophytes memiliki
akar cabang lebih dan memanjang kearah bawah.
2. Batang
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku . Ukurann batangnya kecil,
berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap bukubatang menghasilkan
satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan
masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan
ketinggian mencapai 1 meter, cabangnya menyebar ke semua arah.
3. Daun
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun berbentuk oval
dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun
berseling, tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
4. Bunga
Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupudan berwarna kuning kehijauan atau
kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses
penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan
sore harinya menjadi layu .
5. Buah
Buah kacang hijau berbentuk polong, panjang polongnya sekitar 5-16 cm, setiap polong
berisi 10-15 biji. hijau berbentuk bulat silindtis atau pipih dengan ujung agak runcing
atau tumpul, polong muda berwarna hijau, setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau
kehitaman. Polongnya memepunyai rambut-rambut pendek atau berbulu.
6. Biji
Biji kacang hijau berbentuk bulat, ukurannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan
biji kacang tanah atau kedelai, yaitu bobotnya hanya sekitar 0,5 - 0,8 mg. Kulitnya
berwarna putih dan bijinya sering dibuat kecambah atau tauge.
Vigna radiata (kacang hijau) merupakan tanaman “musim hangat’dan akan
tumbuh di dalam rentang suhu sekitar 20-40 oC , suhu antara 28-30 oC. Oleh karena itu
tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan musim gugur di daerah hangat, subtropics
dan pada ketinggian di bawah 200 m di daerah tropis (Purwono,2005)
Kacang hijau (Vigna radiata) memiliki kelebihan dibandingkan dengan tanaman
pangan yang lainnya, yaitu: (1) berumur genjah (55-56 hari), (2) lebih toleran kekeringan
dengan kebutuhan air untuk pertumbuhan kacang hijau relatif kecil, yaitu 700-900
mm/tahun. Pada curah hujan yang lebih rendah dari itu masih dapat tumbuh karena ia
berakar di dalam, (3) dapat ditanam pada lahan yang kurang subur dan sebagai penyubur
tanah karena bersimbiosis dengan rhizobium dan menghasilkan biomasa bnayak (11/12
t/ha), (5) hama yang menyerang relative sedikit , dan (6) harga jual tinggi dan stabil
(kasno,2007).
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai
tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah (kasno,2007).
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan saat hendak memulai usaha
budidaya kacang hijau. faktor tersebut antara lain medium tanam, iklim, bibit dan
persiapan pengelolaan awal medium tanam. Kacang hijau sendiri merupakan tanaman
yang menyukai tekstur tanah yang liat lempung dan banyak mengandung humus atau
bahan organik serta tentu gembur. Pertumbuhannya juga akan maksimal jika tanah
mempunyai sistem aerasi dan drainase yang baik. Untuk kelembaban atau pH berkisar di
angka 5,8 sampai 7,0. Namun angka terbaik adalah pH 6,7. Untuk faktor iklim, kacang
hijau menyukai daerah dengan curah hujan 50 sampai 200 mm per bulannya. Suhu
dengan temperatur 250 sampai 270 derajat celsius dengan curah matahari yang cukup.
Berikut beberapa kategori uang harus terpenuhi dalam penanaman atau budidaya kacang
hijau (Rukmana,1997):
1. Tanah
a. Tekstur: liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang
baik.
b. Struktur tanah gembur
c. pH 5,8-7,0 optimal 6,7
2. Iklim
a. Curah hujan optimal 50-200 mm/bln
b. Temperatur 250-270 C, dengan kelembaban udara 50-80 % dan cukup mendapat sinar
matahari.
Hal lain yang penting dipersiapkan saat hendak melakukan budidaya kacang hijau
adalah benih atau bibit. Sayarat benih yang layak dijadikan bibit kacang hijau adalah dari
varietas unggul nasional yang telah baku dijumpai di pasaran. Jenis unggulan tersebut
adalah kacang hijau merak, betet, walet, murai, gelatik dan lain-lain. Untuk lahan
sebanyak 1 hektar bisa ditanami bibit sebanyak 15 sampai 20 kilogram. Pastikan benih
yang Anda pilih bebas dari hama, kotoran dan umurnya pendek agar cepat dipanen
(Indrianto,2004).
Setelah semua siap, penting juga untuk mempersiapkan lahan tempat kacang hijau
ditanam. Perlakuan awal ini tergantung lagi pada jenis medium tanam yang hendak
digunakan. Jika tanah telah bertekstur ringan maka tak perlu lagi dilakukan pengolahan
awal. Akan tetapi jika medium tanam pada bekas lawan sawah maka penting dilakukan
pengolahan tanah sebelum digunakan sebagai lahan tanam. Langkah pengolahan tersebut
bisa dengan mencangkul tanah dan jika dirasa perlu bisa diperkaya dengan pupuk organik
agar tanah sehat dan siap untuk ditanami (Indrianto,2004).
Langkah selanjutnya adalah penanaman bibit kacang hijau. Jika perani
menggunakan lahan sawah, maka sebaiknya penanaman dilakukan di musim kemarau
setelah padi telah dipanen. Sementara itu, jika petani menggunakan lahan tegalan maka
penanaman sebaiknya dilakukan di awal musim hujan. Adapun cara menanam bibit yakni
dengan sistem ditugal. Lubang tanam dengan jarak sekitar 40x10x40x15 cm diisi masing-
masing dengan 2 biji bibit kacang hijau (Indrianto,2004).
Proses selanjutnya adalah pemupukan. Jika menggunakan lahan bekas padi maka
tidak terlalu memerlukan pupuk. Namun jika menggunakan medium tanam lahan kering
tentu memerlukan pemupukan alami (organic) atau pupuk kimia (anorganik)
(Indrianto,2004).
Langkah selanjutnya yang juga penting adalah pengairan dan juga penyaingan.
Kacang hijau termasuk tanaman yang "bandel" sebab bisa tumbuh optimal meski minim
air. Tetapi ada periode tertentu dimana kacang hijau membutuhkan pengairan yakni pada
masa perkecambahan dan juga menjelang tanaman berbunga serta pada fase
pembentukan polong. Hal ini patut diwaspadai sebab kegagalan panen biasanya terletak
pada sistem pengairan yang tidak teliti. Sementara itu, proses penyaingan dilakukan di
awal masa penanaman sebab tanaman kacang hijau sendiri termasuk tumbuhan yang
tidak bisa bersaing dengan tanaman lainnya termasuk rumout. sebaiknya penyaingan
dilakukan 2 kali, pagi dan sore, terutama di usia tanaman 2 sampai 8 minggu.
Hal lain yang tak kalah pentingnya dalam budidaya kacang hijau adalah
pengendalian hama dan juga penyakit. Adapun hama yang biasanya dikeluhkan petani
kacang hijau adalah Agromyza Phaseolli atau lalat kacang, ulay atau plusia chalsites,
meruca testualitis, kutu trips dan juga spidoptera sp. Penanggulangan hama ini bisa
dilakukan sedini mungkin dengan memilih bibit yang kebal terhadap hama. Jika telah
terserang, gunakan pestisida secara bijak. Sementara itu, penyakit yang sering menyerang
tanaman kacang hijau adalah sclerotium rofsii, dan juga bercak daun atau dikenal dengan
istilah cercospora canesnens. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan juga dengan
pestisida (Indrianto,2004).
Proses terakhir dalam sistem budidaya kacang hijau adalah langkah pemanenan.
Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas yang digunakan. Adapun tanda
kacang hijau telah matang dan siap untuk dipanen terlihat dari warna polongnya yang
awalnya berwarna hijau dan berubah menjadi hitam atau terkadang coklat kering. Apabila
petani terlambat memanen kacang hijau, bisanya polong akan pecah di lahan
(Indrianto,2004).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik maupun non-organik (mineral).
Pupuk berbeda dari supelemen, pupuk mengandung bahan baku yang dperlikan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sementara suplemen seperti hormon tumbuhan
memebnatu proses metabolisme ( Purwono, 2002).
Pupuk kandang atau kotoran hewan berasal dari usaha tani pertanian antara lain
adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, dan kambing. Komposisi hara pada masing-masing
kotoran hewan berbeda-beda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara
umum, kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari pada pupuk kimia. Oleh
karena itu biaya aplikasi pemberian pupuk kandang ini lebih besar daripada pupuk
anorganik (Suprapto,2003).
Hara dalam pupuk kandang ini tidak mudah tersedia bagi tanaman. Ketersediaan
hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi atau mineralisasi dari bahan-bahan
tersebut. Rendahnya ketersediaan hara dari pupuk kandang antara lain disebabkan karena
bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam nbentuk senyawa kompleks organo protein
atau senyawa asam humat atau lignin yang sulit terdekomposisi (Suprapto,2003).
Selain mengandung hara bermanfaat,pupuk kandang juga mengandung biji-bjian
gulma, bakteri saprotilik, pembawa penyakit dan parasite mikroorganisme yang dapat
membahayakan hewan atau manusia. Contohnya kotoran ayam mengandung Salmonella
sp. Oleh karena itu pengelolaan dan pemanfaatan pupuk kandang harus hati-hati sesuai
dengan kebutuhan (Suprapto,2003).
Pupuk kandang adalah Semua produk buangan dari binatang peliharaan yang
dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Pupuk
kandang dibagi menjadi dua yaitu pupuk kandang padat dan pupuk kandang cair
(Suprapto,2003):
a. Pupuk kandang padat
Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum dikomposkan
sebagi sumber hara terutama N bagi tanamn dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi
tanah dan fisik tanah. Penanganan pupuk kandang padat akan berbeda dengan pupuk
kandang cair. Penanganan pupuk kandang padat biasanya dengan cara mengumpulkan
kotoran ternak 1-3 hari sekali pada saat pembersihan kamdang dan dikumpulkan dengan
cara menumpuk di suatu tempat tertentu. Petaniyang telah maju ada yang memberikan
mikroba decomposer dengan tujuan untuk mengurangi bau dan mempercepat pematangn,
tetapi banyak pula yang hanya sekedar ditumpuk dan dibiarkan sampai pada waktunya
digunakan ke lahan.
b. Pupuk kandang cair
Pupuk kandang cair merupakan pupuk kandang berbentuk cair berasal dari kotoran
hewan yang masih segar yang bercampur dengan urine hewan atau kotoran hewan yang
dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu. Umumnya urine hewan cukup banyak
dan yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urine kambung, sapi, kerbau, kuda dan
babi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk kandang ayam yang dilarutkan dalam
air mengandung kadar hara yang cukup tinggi. Kotoran ayam yang masih baru
dimasukan ke karung goni, dibenamkan dalam air dalam sebuah tong bervolume 130 L.
Untuk kotoran ayam 10 kg, kadar nitrogen yang terlarut mencapai maksimum dalam
waktu 1 minggu, sedangkan bila berat kotoran ayam ditingkatkan menjadi 17,5 dan 2,5
kg proses pelarutan nitrogen memakan waktu 3 minggu dengan kadar nitrogen yang
terlarut lebih rendah. Semakin tinggi konsentrasi kotoran ayam yang dilarutkan maka
kadar N semakin rendah ( Purwono,2005).
Manfaat pupuk kandang telah diketahui sejak berabad-abad lampau bagi
pertumbuhan tanaman baik pangan, ornamental maupun perkebunan. Yang jharus
mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pupuk kandang adalah kadar haranya yang
bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis dan
umur hewan, jenis makanannya, alas kandang dan penyimpanan pengelolaan.
Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat menentukan kualitas pupuk
kandang. Kandungan unsur-unsur hara dalam pupuk kandang tidak hanya tergantung dari
jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang diberikan, umur dan
bentuk fisik dari ternak.
Sumber Pupuk N P K Cg Mg S Fe
kandang
Sapi perah 0,53 0,35 0,41 0,28 0,11 0,05 0,009
Sapi daging 0,65 0,15 0,30 0,12 0,10 0,009 0,004
Kuda 0,70 0,10 0,58 0,39 0,14 0,07 0,010
Unggas 1,50 0,77 0,89 0,30 0,88 0,00 0,100
Domba 1,78 0,19 0,93 0,59 0,19 0,009 0,020
Tabel 1: Kandungan hara beberapa pupuk kandang
A. Pupuk Kandang kambing
Tekstur dan kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran yang
agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Nilai rasio C/N pupuk kandang kambing
umumnya masih diatas 30. Pupuk kandang yang baik harus mempunyai rasio C/N<20,
sehingga pupuk kandang kambing akan lebih baik penggunaannya bila
dikomposkanterlebih dahulu. Kalaupun akan digunakan secara langsung, pupuk kandang
ini akan memeberikan manfaat yang lebih baik pada musim kedua pertanaman. Kadar air
pupuk kambing relatif lebih rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit lebih tinggi dari
pupuk kandang ayam.
Kadar hara pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif lebih tinngi
dari pupuk kandang lainnya. Sementara kadar hara N dan P hampir sama dengan pupuk
kandang lainnya.
B. Pupuk Kandang Sapi
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi yang mempunyai kadar serat yang
tingi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang
cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi menghambat
penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman
utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan
N yang tersedia ntuk mendekomposi bahan organik tersebut sehingga tanaman utama
akan kekurangan N. Untuk memeksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus
dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang sapi rasio C/N dibawah
20.
Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung juga
berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai pupuk
dingin. Bila pupuk kandang dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung
akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih
berlangsung.
C. Pupuk Kandang Ayam
Pemanfaatan pupuk kandang ayam termasuk luas. Umumnya dipergunakan oleh
petani sayuran dengan cara mengadakan dari wilayah tersebut, misalnya petani kentang
di Dieng mendatangkan pupuk kandang ayam yang disebut chiken manure (CM) atau
Kristal dari Malang, Jawa Timur.
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relative lebih tinggi
dari pupuk kandang lainnya. Kadar ini sangat dipengaruhi oleh jenis konsentrat yang
diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan
ayam seperti sekam sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke
dalam pupuk kandang terhadap sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan
respon tanaman yang terbaik pada muusim pertama. Hal ini terjdi karena pupuk kandang
ayam relative lebih cepat tedekomposisi serat mempunyai kadar hara yang cukupjika
dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya.
Pemanfaatan pupuk kandang ayam ini bagi pertanian organic menemui kendala karena
pupuk kandang ayam mengandung beberapa hormon yang dapat mempercepat
pertumbuhan ayam.
D. Pupuk kandang Kuda
Jumlah populasi kuda lebih rendah disbanding ternak lainny, sehingga jumlah
kotoran kuda juga termasuk lebih sedikit volumenya. Pupuk kandang kuda banyak
dipergunakan oleh petani sekitar peternakan kuda saja. Sebelum digunakan, kotoran kuda
dimasukan ke dalm lubang dan dibiarkan terdekomposisi secara alami kemudian baru
digunakan untuk pertanian.
Apabila dibandingkan dengan kotoran sapi, kotoran kuda mempunyai rasio C/N
lebih rendah. Rendahnya rasio C/N ini berkaitan dengan jenis pakan misalnya deda. Hasil
analisis pupuk kandang kuda ternyata banyak mengandung hara Mg.
E. Kompos Pupuk kandang
Pengomposan diartikan sebagai proses dekomposisi secara biologi untuk
mencapai bahan organik yang stabil. Proses pengomposan menghasilkan panas, dengan
dihasilkannya panas maka akan dihasilkan produk kompos akhir yang stabil, bebas dari
pathogen dan biji-bijian gulma, berkurangnya bau, danb lebih mudah diaplikasikan ke
lapangan. Selain itu perlakuan pengomposan dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi
tanaman karena perubahn bentuk dari sulit tersedia menjadi mudah tersedia. Adanya
pengomposan meningkatkan kadar hara N, P, K, Ca, dan Mg, menurunk per unit sam sn
rasio C/N dan kadar air per unit sama ( Purwono,2005):
Tabel 2:
Jenis Bahan Kadar hara
kadar hara C N C/N P K
asal
beberapa Bahan % bahan
dasar Segar % pupuk
organik Kotorab 63,4 1,53 4,146 0.67 0,70 sebelum
Sapi
Kotoran 46,51 1,41 32,98 0,54 0,75
Kambing
Kotoran 42,18 1,50 28,12 1,97 0,68
Ayam
Kompos
Sapi 2,34 16,8 1,08 0,69
Kambing 1,85 11,3 1,14 2,49
Ayam 1,70 10,8 2,12 1,48
dikomposkan
Beberapa keuntungan dan kelebihan pupuk kandang yang dikomposkan, jika
diperhatikan antara keuntungan dan kekurangannya, terlihat bahwa kompos pupuk
kandang memeberikan lebih banyak keuntungan. Aplikasi pupuk kandang yang telah
dikomposkan berfungsi untuk meningkatkan kesuburan kimi, fisik, dan biologi tanah.
Berikut beberapa keuntungan dan kekurangan dari kompos pupuk kandang
( Purwono,2005):
Keuntungan :
1. Mengurangi masa dan volume.
2. Berkurangnya bau.
3. Terbasminya pathogen.
4. Biji-bijian gulma menjadi mati.
5. Memepermudah transportasi.
6. Memeperbaiki kondisi tanah.
7. Meningkatkan pelepasan hara-hara yang berkualitas lebih tinggi dari kompos secara
perlahan-lahan dalam waktu tertentu.
8. Mengurangi sumber polusi.
9. Menstabilkan N yang mudah menguap menjadi bentuk lain seperti protein.
10. Bernilai ekonomi.
11. Meningkatkan daya memegang air tana, sumber energy flora dan fauna tanah.
Kekurangan :
1. Kehilangan NH3 (N).
2. Diperlukan waktu dan tenaga.
3. Pada awalnya memerlikan biaya investasi alat dan pengoprasiannya.
4. Dibutuhkan lahan untuk pengomposan.
5. Diperlukan pemasaran.
B. Peranan Posfor
Fungsi utama posfor dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1) Respirasi dan fotosintesis.
2) Penyusun asam nukleat.
3) Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
4) Perangsang perkembangan akar, sehingga tanamn akan lebih tahan terhadap kekeringan.
5) Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi risiko keterlambatan waktu panen.
Kekurangan posfor menyebabkan tanaman mengalami hal-hal berikut:
1) Pertumbuhan kerdil.
2) Daun meruncing berwarna hijau gelap.
C. Peranan kalium
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalent yang esensial bagi tanaman.
Peranan utama kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan
adanya kalium menyebabkan hal-hal berikut:
1) Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
2) Mempercepat metabolisme unsur nitrogen.
3) Mencegah bunga dan buah mengalami keguguran.
4) Ketegaran tanaman terjamin.
5) Merangsang pertumbuhan akar.
6) Tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalm penelitian ini adalah:
Jumlah
1. Polybag 4 buah
2. Penggaris 1 buah
3. Kamera 1 buah
4. Alat penyiram 1 buah
5. Skop 1 buah
3.1.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tanah secukupnya
2. Pupuk kandang secukupnya
3. Pupuk NPK secukupnya
4. Biji kacang hijau 4 buah
1. Direndam biji kacang hijau selama 1 hari di dalam toples kecil
2. Diambil biji kacang hijau yang bagus (ditandai dengan tenggelamnya biji ketika
perendaman dilakukan) sebanyak 4 biji
3. Ditanam biji sebanyak 2 buah pada polybag yang telah diisi dengan tanah dan pupuk
kandang (masing-masing polybag diisi 1 biji)
4. Ditanam 2 biji kacang hijau pada polybag yang telah terisi tanah dan pupuk NPK
(masing-masing polybag diisi 1 biji)
5. Disiram seluruh polybag pada setiap pagi dan sore
6. Diamati pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman kacang hijau (Vigna
Radiata L) pada tiap 2 hari
7. Dicatat hasilnya pada tabel
8. Dibandingkan hasil pada tanaman kacang hijau yang diberi pupuk kandang dengan
tanaman kacang hijau yang diberi pupuk NPK.
BAB IV
4.1.2
No Hari Tinggi Batang Panjang Daun
Ke- Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman
1 2 1 2
1 2 - - - -
2 4 2 cm 2 cm 0,8 cm 0,6 cm
4 8 9 cm 7 cm 1,9 cm 1,7 cm
6 12 14 ,5 cm 10,5 cm 3 cm 2,7 cm
7 14 16 cm 12 cm 3,5 cm 3,3 cm
1 2 - - - -
6 12 8 cm 7,8 cm 2 cm 2 cm
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengaruh pupuk kandang terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman
kacang hijau (vigna radiata L) sangat baik, hal itu disebabkan karena kandungan hara
yang ada pada pupuk kandang sangat lengkap yaitu nitrogen, posfor, kalium, cuprum,
ferum dan zincum. Dan juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian rata-rata dari tinggi
batangnya adalah 8,5 cm dan 6,42 cm serta panjang daunnya adalah 1,84 cm dan 1,69
cm.
2. Pengaruh pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi batang dan panjang daun tanaman
kacang hijau (vigna radiata L) kurang baik, hal itu disebabkan karena kandungan hara
yang ada pada pupuk lengkap yaitu hanya nitrogen posfor dan kalium berbeda dengan
pupuk kandang. Dan juga dapat dibuktikan dengan hasil penelitian rata-rata dari tinggi
batangnya adalah 5,14 cm dan 4,8 cm serta panjang daunnya adalah 1,32 cm dan 1,28 cm
3. Efektivitas diantara pupuk kandang dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi batang
dan panjang daun tanaman kacang hijau ( Vigna radiate) lebih efektif menggunakan
pupuk kandang karena kandungan hara di dalam pupuk kandang lebih banyak
dibandingkan dengan pupuk NPK.
5.2 Saran
Saya sarankan kepada para pembaca supaya ada tindakan aplikatif dari hasil penelitian
ini dan sebaiknya dilakukan penelitian ulang supaya mendapatkan data yang lebih valid
lagi
DAFTAR PUSTAKA
Effendi,1982. Ensiklopedi Tumbuh-Tumbuhan. Surabaya: Karya Anda.
Hardjowigeno. (2002). Penggunaaan Pupuk NPK. Jakarta : Erlangga.
Hartono. (2005). Budidaya Kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Indrianto, 2. (2004). Budi daya Kacang Hijau. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasno, 2007. Fisiologi Tumbuhan dan Perkembangan tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Marzuki,2005. Bertanam kacang Hijau. Jambi: Pertanian Universitas Jambi.
Rukmana,1997. Pengelolaan kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka
Purwono. (2005). Pupuk kandang. Bandung: Bumi Aksara.
Sunantra,2000. Budidaya dan Pengelolaan kacang Hijau. Jakarta: Agromedia Pustaka
Suprapto. (2003). Macam-Macam pupuk Organik. Bogor: IPB.
Sutejo. (2002). Pupuk NPK. Bandung : Angkasa.
Lampiran
Tujuan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan:
1. Mengetahui pengaruh kadar pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Manfaat Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini ada beberapa tujuan yang ingin di raih, yaitu:
1. Melatih kemampuan penulis untuk memecahkan masalah dan menuangkan ke dalam
karya tulis ilmiah
2. Untuk melatih mengembangkan potensi dan keterampilan proses ilmiah serta membantu
siswa mengenal dan mendekatkan diri pada objek atau persoalan biologi.
Rumusan Masalah
Setelah memberikan pokok masalah yang mendasari penulisan karya tulis ilmiah, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh kadar pupuk terhadap pertumbuhan tanaman
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung
varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu.
Warna batang
dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu (Soeprapto, 1993).
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup
panjang, lebih
panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau
berwarna
kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk
sendiri. Polong
kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu
pendek. Sewaktu
muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong
berisi 10-15
biji (Soeprapto, 1993).
Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan
hijau kusam
atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman
kacang hijau
METODOLOGI PENELITIAN
. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di.....
Jenis data yang kami gunakan adalah data kualitatif. berupa tabel dan grafik.
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh langsung dari eksperimen yang
dilakukan.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari buku-buku,
literatur ilmiah, dan laporan.
Metode penelitian
percobaan dan eksperimen, studi pustaka
Variabel penelitian
V. Bebas: kadar pupuk
V. terikat: pengaruh kadar pupuk thd pertumbuhan tanaman
V. kontrol: cahaya matahari, air, dll
BAB I
PENDAHULUAN
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam.
Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki
kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat
menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan
ketersediaan unsur hara.
Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia
Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu
bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak
hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan
lainnya.
Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media
tanam baru.Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan
ditanam, seseorang harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang
mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya. Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media
tanam dibedakan menjadi bahan organik dan anorganik
a. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari
komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga,
buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul
dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu
menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki
pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang
dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh
mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2),
air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang
dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu
cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam
harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap
diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.
Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya
arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
b. Bahan Anorganik
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari
proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan
oleh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan batuan induk
dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-batuan (berukuran lebih dari
2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu (berukuran 2-50u), dan tanah liat
(berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan anorganik juga bisa berasal dari bahan-
bahan sintetis atau kimia yang dibuat di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering
dijadikan sebagai media tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah
liat, vermikulit, dan perlit.
1. 3 Tujuan
Tujuan pengamatan ;
b. 4 Buah Pot
d. Sprayer
Pot 1 ; Tanah
Pot 2 ; Pasir
Pot 4 ; Abu
*Maksimal 2x sehari
1.6 Hipotesa
BAB II
PEMBAHASAN
x b1 b2 b3 b4 b5 Rata- b1 b2 b3 b4 b5 Rata- b1 b2 b3 b4 b5 Ra
rata rata ra
h1 0,6 0,5 0.6 0,5 0.4 0,52 0,4 0,6 0,5 0,4 0,6 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4
h2 1,5 1 1 1,1 1 1,12 1 1,2 1 1 1 1,04 0,7 0,8 1 0,6 0,7 0,7
h5 15 14 14 14 13 14 13 15 14 13 14 13,8 11 9 12 11 9 10
*Keterangan ;
h ; Hari
b ; Biji
Pot 1 ; Tanah
Pot 4 ; Abu
Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah sekitar
akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Pada jenis tumbuhan tertentu seperti kacang hijau juga terdapat beberapa faktor
penunjang dan pada laporan kami ini membahas salah satunya yaitu media tanam dan
unsur hara yang terkandung didalamnya. Melalui kedua faktor tersebut kita dapat
mengetahui skala pertumbuhan dari kacang hijau tersebut hingga menjadi kecambah
akibat pengaruh dari kedua faktor tersebut.
Pada hari pertama, perbedaan pertumbuhan biji pada setiap media tanam belum nampak
karena kotiledon baru terangkat beberapa centi ke permukaan tanah. Pada pot pertama
yang berisi Tanah biasa, tinggi rata-rata kelima biji kacang hijau yang mulai tumbuh
yaitu 0,52cm, 0,5 cm untuk Pot kedua yang berisi Pasir, 0,46 cm untuk Pot ketiga yang
berisi pecahan batu-bata dan 0,38 cm untuk Pot terakhir yang berisi Abu.
Pada hari kedua, Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon makin terangkat
ke permukaan tanah. Tingginya sudah mulai bisa di ukur tetapi perbedaan pertumbuhan
pada setiap media tanam belum bisa di pastikan. Selama hari ke dua, pertumbuhan
kacang hijau pada media tanam tanah, pasir, pecahan batu-bata dan abu (sekam padi)
masih terlihat sama. Kacang hijau pada Pot 1 memiliki tinggi rata-rata 1,12 cm , pada Pot
2 tinggi rata-ratanya 1,04 cm , 0,76 cm untuk Pot 3 dan 0,62 cm untuk Pot 4.
Pada hari ketiga plumula tumbuh ke atas menjadi batang, kotiledon mulai membelah
membentuk daun. Perbedaan tingginya sudah dapat dibandingkan. Tinggi kacang hijau
pada pot 1 dan 2 terlihat imbang dengan tinggi rata-rata 5,4 cm untuk Pot 1 dan 4,1 cm
untuk Pot 2, diikuti Pot 3 dengan 3,38 cm kemudian 1,68cm untuk pot ke empat.
Di hari keempat, kacang hijaunya bertambah tinggi, daunnya semakin melebar. Di Pot 1,
tinggi tanaman berkisar 12cm, 11 cm, 10,6cm, 11 cm dan 9,4cm dengan tinggi rata-rata
10,8 cm. Di Pot 2, tinggi tanaman berkisar 10cm, 11,7 cm, 11cm, 10 cm dan 10,5cm
dengan tinggi rata-rata 10,64 cm
Di hari kelima perbedaan tinggi kacang hijau tampak jelas. Tinggi rata-rata kacang hijau
pada pot 2 dengan 13,8cm hampir menyamai tinggi kacang hijau pada pot 1 yaitu 14 cm.
Rata-rata pertumbuhan kacang hijau di pot 3 pada hari kelima sebesar 4,66 cm.
Sementara pertumbuhan kacang hijau pada pot 4 berkisar 5,26 cm tertinggal jauh dari
media tanam lainnya.
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat kita lihat bahwa laju pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau tercepat yaitu pada media tanam tanah, diikuti pasir
kemudian batu-bata dan skala laju pertumbuhan dan perkembangan terkecil pada media
tanam abu dengan rata-rata ; 6,368 untuk tanah,6,016 untuk pasir, 4,66 untuk pecahan
batu-bata dan 2,316 untuk abu.
Dibandingkan dengan pasir, pecahan batu-bata dan abu, tanah merupakan media tanam
yang paling banyak mengandung unsur hara mineral yang diperlukan kacang hijau.
Beberapa Unsur Hara Mineral dalam tanah antara lain ; Kwarsa (SiO2), Ca, Mg, K,Na,
Fe,P. Selain itu dalam tanah terdapat bahan organik (Sumber unsur hara N, P, S, unsur
mikro dan lainnya) air serta udara.
Agar dapat terus tumbuh dan berkembang kacang hijau seperti tumbuhan pada umumnya
melakukan aktivitas –aktivitas hidup dengan menyerap unsur-unsur hara, mineral dan air
dari dalam tanah. Melalui penyerapan unsur hara, air, dan mineral, kacang hijau dapat
memperoleh berbagai zat yang diperlukan dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya. Karena tanah kaya akan unsur hara maka kacang hiaju dapattumbuh
dengan baik.
Sedangkan pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan
fungsi tanah. Media tanam pasir sebenarnya kurang baik karena mempunyai porositas
yang besar dan tidak dapat menyerap air tetapi hanya dapat meneruskan air. Pasir juga
menyerap sangat sedikit air dan nutrisi.
Tetapi keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
Oleh karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi
mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi pasir
sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air. Media pasir lebih membutuhkan pengairan
dan pemupukan yang lebih intensif.
Kemudian Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti
halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar.
Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat kecil,
semakin kecil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur
hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin kecil juga akan membuat
sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik.
Media tanam pecahan batu-bata miskin hara. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu
ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman.
Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak
mudah melapuk. Selain itu, pecahan batu bata cocok digunakan
sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan
drainase dan aerasi yang baik sehingga biji kacang hijau masih
bisa tumbuh baik pada pecahan batu-bata hanya saja tidak bisa
melampaui laju pertumbuhan kacang hiaju pada tanah karena
perbedaan jumlah unsur hara.
Sekam padi (abu) adalah kulit biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi
yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar).
Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media
tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi
dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba
patogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki
kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur,
Namun, sekam bakar cenderung mudah lapuk sehingga kacang hijau yang sedang
tumbuh tidak dapat berpegang dengan kuat pada media tanam ini.
Dari pengamatan ini dapat di buktikan bahwa Kacang hijau sangat memerlukan unsur-
unsur hara dan mineral yang mencukupi pada media tumbuh tempatnya berkecambah.
Ketersediaan unsur-unsur hara dan mineral – mineral akan mempengaruhi proses
perkecambahan kacang hijau dan juga tumbuhan lainnya.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
a. Kondisi dan komposisi Media tanam berpengaruh pada laju pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
b. Media terbaik bagi pertumbuhan kacang hijau berturut-turut yaitu tanah, pasir, pecahan
batu-bata, Abu.
c. Rata- Rata Laju pertumbuhan kacang hijau : 6,386 cm untuk media tanah, 6,016 cm
untuk media pasir, 4,66 cm untuk media batu-bata dan 2,316 cm untuk media abu.
3.2 Saran
a. Saat pengamatan, Gunakan ukuran pot yang sama serta tanamlah biji dengan jumlah
yang sama pula.
DAFTAR PUSTAKA