Meta Analisis Pengaruh Bahan Ajar Terintegrasi Pendidikan Berwawasan Lingkungan Terhadap Pengetahuan Peserta Didik Rahmayani, Yesni Oktrisma

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika – VOL 6 NO.

1 (2020) 58-65

META ANALISIS PENGARUH BAHAN AJAR TERINTEGRASI PENDIDIKAN


BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP PENGETAHUAN PESERTA DIDIK

Rahmayani1), Yesni Oktrisma2)


1)2)
Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang
Universitas Negeri Padang
rahmayanifisika12@gmail.com1), yesnioktrisma14@gmali.com2)

ABSTRACT
Educational development is an internal part of national development. National development is
carried out and directed with the aim of developing quality human resources. environmental
education is very important to be applied in the world of education so that the unification, attitudes
and awareness of students can be increased in understanding how to protect and dilute the
environment. The problem in this research is to apply integrated teaching materials on environmental
education in schools. The purpose of this research is to find out integrated teaching materials for
environmentally friendly education that are suitable to be implemented in schools based on several
articles that are reviewed. Through teaching materials teachers will be easier to carry out learning
and students will be more helped and easier to learn. This research is a meta-analytic study included
in the quantitative analysis. Meta analysis of integrated teaching materials on environmentally
friendly education influences students' knowledge. Integrated teaching materials on environmental
education have an effect on increasing students' knowledge on environmental pollution and damage
subject matter. Integrated educational teaching materials with environmental insight are more
effectively applied at the level of high school education when compared to the level of junior high
school education. The effect of integrated teaching materials on environmental education has a
positive effect on the knowledge of students by 1.2 with a high category.

Keywords : meta-analysis, teaching materials, environmental education


his is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction
in any medium, provided the original work is properly cited . ©2018 by author and Universitas Negeri Padang.

PENDAHULUAN
Pembangunan pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan nasional.
Pembangunan nasional dilakukan dan diarahkan dengan tujuan untuk mengembangkan sumber daya
manusia (SDM) agar berkualitas. Untuk itu pemerintah menyelenggarakan pendidikan formal yang
akan mengantarkan generasi anak bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global yang
tentunya harus di dukung oleh semua pihak baik pemerintah, lembaga sekolah dan masyarakat.
Sumber Daya Manusia (SDM) mencakup tujuan pada pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan
untuk kehidupan yang manusiawi. Sebenarnya pada hewanpun ada pendidikan, tetapi pendidikan itu
hanya bersifat naluri dan hasil “belajar” (adaptasi) terhadap lingkungannya, agar hewan itu dapat
memperoleh makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena itu, pendidikan pada
manusia yang membuat dirinya manusiawi bukanlah semata-mata pendidikan teknologi, melainkan
pendidikan agama, filsafat, ilmu, seni dan budaya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman khususnya pada abad-21 ini tuntutan
kehidupan manusia semakin tinggi, tentu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar
dapat bersaing menghadapi tantangan abad-21 ini. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
diwujudkan melalui sistem pendidikan yang memiliki kurikulum dengan kualitas yang tinggi.
Pendidikan lingkungan hidup (selanjutnya disingkat dengan PLH) adalah mengubah pandangan
dan perilaku seseorang terhadap lingkungan. Seseorang yang tadinya masa bodoh dengan lingkungan
diharapkan berubah menjadi peduli dengan lingkungannya. Seseorang tadinya hanya menjadi
pemerhati pasif berubah menjadi pelaku aktif dalam upaya pelestarian lingkungan, bahkan diharapkan
juga seseorang yang tadinya berperan dalam perusakan dapat berubah menjadi pelaku aktif upaya

58
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

pelestarian lingkungan. Upaya mengubah perilaku seseorang melalui pendidikan bukanlah hal yang
dapat terlaksana dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Dengan demikian hasilnya tidak dapat
diukur atau dinilai dalam kurun waktu yang pendek. Selain itu, pendidikan lingkungan hidup juga
sangat diperlukan di masyarakat. Pendidikan lingkungan hidup berguna untuk membangkitkan
kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan harus
dilakukan adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan sikap
dan pola pikir terhadap lingkungan telah terjadi, maka dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola dan
melestarikan lingkungan hidup.
Menurut Pratomo (2008) bahwa pendidikan lingkungan hidup sangatlah penting. Dengan
diberikannya pendidikan ini pada masyarakat, diharapkan munculnya kesadaran agar lingkungan
tumbuh dan berkembang dengan baik, untuk selanjutnya terjadi perubahan sikap pandangan serta
perilaku terhadap lingkungan. Dengan demikian, pendidikan lingkungan hidup harus diberikan untuk
semua tingkatan dan umur, baik melalui jalur sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan lingkungan
merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan
merupakan sarana yang penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan
prinsip pembangunan berkelanjutan. Pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dapat
dilakukan dengan mengkaji isu-isu permasalahan global. Permasalahan global dalam pembelajaran
adalah isu-isu lingkungan terutama berkaitan dengan akibat eksploitasi sumber daya manusia dan
pengelolaan kekayaan bumi: tanah, hutan dan unsur lainnya (Sapriya, 2011). Jadi, pendidikan
lingkungan sangat penting untuk diterapkan dalam dunia pendidikan agar pengeratuan, sikap dan
kesadaran peserta didik dapat meningkat dalam memahami bagaimana cara menjaga dan melesratikan
lingkungan alam sekitar.
Pendidikan lingkungan hidup dapat diterapkan dalam proses pembelajaran IPA dan fisika.
Suparno (1997) menyatakan bahwa hakikat dan mekanisme belajar tidak dapat dilepaskan dari
pandangan konstruktivisme tentang hakikat pengetahuan. Belajar menurut pandangan kontruktivisme
adalah proses kognitif yang dilakukan oleh peserta didik untuk membentuk dan mengembangkan
kapabilitas baru yang diperlukan dalam upaya beradaptasi dengan lingkungan, berdasarkan
pengetahuan awal atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Belajar adalah proses interaksi dengan
lingkungan untuk mencari wawasan dan pengalaman sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2011) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku
disini dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan menuju kehidupan yang lebih
baik. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi disebabkan karena individu atau peserta didik selalu
berinteraksi dengan lingkungan. Pendidikan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan pendekatan
interdisipliner, multi disipliner dan transdisipliner disekolah. Menurut Sapriya (2011) pendidikan
lingkungan hidup melalui pembelajaran dapat dilakukan dengan mengkaji isu-isu permasalahan
global. Permasalahan global dalam pembelajaran adalah isu-isu lingkungan terutama berkaitan dengan
akibat eksploitasi sumber daya manusia dan pengelolaan kekayaan bumi: tanah, hutan dan unsur
lainnya. Isu-isu global tersebut seperti permasalahan sampah, banjir, polusi udara, pemanasan global.
Pembelajaran IPA disekolah dilakukan secara terpadu. Menurut Desnita (2017) penyampaian
dalam pembelajaran terpadu pendidik harus terampil dalam mengajar. Keterampilan mengajar
merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena mengintegrasi dari berbagai
kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep merupakan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu diyakini sebagai pendekatan yang
berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Pembelajaran terpadu

59
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

secara efektif akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi peserta untuk melihat dan
membangun konsep-konsep yang saling berkaitan. Pembelajaran sains juga diharapkan mampu
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi dalam
menghadapi era globalisasi ini. Untuk mencapai tujuan itu, pembelajaran harus dilaksanakan secara
baik dan berkualitas. Sesuai dengan standar proses, seharusnya pembelajaran sains dapat dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara
aktif. Menurut Asrizal, et al (2019) Pengajaran terpadu dapat mengintegrasikan materi pembelajaran
dalam beberapa sub-disiplin ilmu atau studi sains dalam satu tema. Integrasi dalam pengajaran IPA
dimaksudkan untuk menciptakan pengajaran yang lebih bermakna, efektif dan efisien.
Belajar dapat melalui pendidikan fisika, dimana logika berpikir peserta didik menjadi sistematis,
terarah dalam memandang alam lingkungannya, mengidentifikasi masalah yang ada serta
pemecahannya. Dalam pengajaran sains, aspek proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar
mengajar. Ada tidaknya aspek proses di dalam pengajaran sains sangat tergantung pada guru. Fisika
merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk dapat
memahami apa yang mengendalikan atau menentukan kelakukan tersebut. Berdasarkan hal tersebut
maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep-konsep dasar fisika melalui pemahaman.
Belajar Fisika merupakan kesadaran peserta didik untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep
Fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan
pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
Pembelajaran fisika hendaknya menekankan pada tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Ranah kognitif dapat berupa pemahaman dalam menganalisis suatu konsep. Ranah afektif
berkaitan dengan sikap terhadap lingkungan sesuai dengan konsep yang telah dipahami. Hal ini sesuai
dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006) bahwa belajar merupakan proses internal yang
kompleks yakni seluruh mental meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Selama ini
tampaknya pengajaran sains di sekolah lebih memberi penekanan pada sains sebagai produk dari pada
sains sebagai proses dan sikap. Pendidikan sains yang relevan dengan hakikat sains membutuhkan
suasana yang memungkinkan peserta didik terlibat langsung dalam proses belajarnya. Sehingga
dengan memiliki sikap ilmiah dan setelah melalui serangkaian proses pembelajaran, peserta didik
dapat sampai pada suatu kesimpulan yang ia bentuk sendiri dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Proses pembelajaran disekolah tidak lepas dari sarana pendukung seperti perangkat
pembelajaran, media pembelajaran, model pembelajaran dan bahan ajar. Pendidikan lingkungan dapat
diintegrasikan kedalam bahan ajar. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar (Depdiknas, 2008). Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan peserta didik akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat
dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.
Salah satu bahan ajar adalah buku ajar. Dalam hal ini Asrizal, et al (2018) mangatakan dalam proses
pembelajaran buku ajar merupaka bagian yang sangat penting. Karena melalui buku ajar akan
memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memahami materi tertentu. Bahan ajar memiliki
peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dapat dijadikan pedoman bagi
guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Bahan ajar juga dapat dijadikan acuan
bagi peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan setelah proses pembelajaran
berlangsung, karena pada dasarnya bahan ajar memuat substansi materi dari kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi 4 kategori, yaitu: Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa
(LKS), brosur, wallchart, foto/gambar dan model/maket; Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset,

60
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

radio, piringan hitam dan compact disk; Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact
disc, film; Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer
Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif dan bahan ajar berbasis
web (web based learning materials) (Depdiknas, 2008).
Permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini, pengitegrasian pendidikan lingkungan dalam
proses belajar peserta didik sudah terlaksana dibeberapa sekolah, namun belum menyeluruh sehingga
kurangnya pengetahuan peserta didik terhadap lingkungan dan mengakibatkan rendahnya kesadaran
peserta didik untuk tetap menjaga lingkungan sekitar (Fitrian, et al. 2018). Hal ini dikarenakan
tidaklah mudah bagi seorang guru untuk memadukan materi pelajaran dengan mengintegrasikan
pendidikan lingkungan kedalamnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu menyusun bahan
ajar yang terintegrasi pendidikan lingkungan. Untuk itu pengintegrasian pendidikan lingkungan dalam
proses pembelajaran perlu didukung dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Akan tetapi, tidak
semua pendekatan pembelarajaan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan lingkungan, hanya
beberapa pendekatan yang dapat digunakan seperti pendekatan alam sekitar, pendekatan inquiry atau
discovery yang mana peserta didik bisa langsung terjun ke lapangan untuk setiap pembelajaran guna
menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Menurut Desnita (2015) pembelajaran bermakna
sebaikanya diterapkan dalam pembelajaran, sehingga peserta didik menemukan keterkaitan antara
konsep pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari proses pembelajaran dengan keadaan
lingkungan disekitar peserta didik.
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan, maka dalam penelitian ini menganalisis pengaruh
bahan ajar yang terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap hasil belajar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan
yang sesuai untuk diterapkan disekolah berdasarkan beberapa artikel yang direview.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalan penelitian meta analisis yang termasuk dalam analisis kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan 11 jurnal yang berkaitan dengan bahan ajar
terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan. Tahap penelitian meta analisis ini berdasarkan
langkah-langkah yang dikemukakan oleh Glass (dalam Sutrisno, 2007). Penelitian ini terdiri dari tiga
langkah yaitu:
1. Langkah persiapan yaitu menetapkan topik atau judul penelitian, penelitian ini terkait dengan meta
analisis pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap pengetahuan
peserta didik. Analisis jurnal dilakukan dengan memperhatikan kriteria jurnal yaitu (1) jurnal
terdiri dari jurnal internasional (2 jurnal) dan jurnal nasional (9 jurnal); (2) jurnal dipublikasikan
pada tahun 2013-2019; dan (3) jurnal memuat hasil belajar pretest dan postest peserta didik pada
aspek pengetahuan atau memuat nilai thitung sehingga dapat ditentukan nilai effect size.
2. Langkah pelaksanaan yaitu mengumpulkan jurnal yang berkaitan dengan bahan ajar terintegrasi
pendidikan berwawasan lingkungan terhadap pengetahuan peserta didik; diberi kode untuk setiap
jurnal kemudian menganalisis jurnal untuk menentukan nilai effect size pengetahuan peserta didik,
materi pelajaran dan jenjang pendidikan.
3. Langkah analisis data dilakukan dengan menghitung nilai effect size pengaruh bahan ajar
terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap pengetahuan peserta didik. Dalam
menentukan nilai effect size digunakan dua persamaan effect size karena pada artikel yang direview
terdapat 2 artikel yang memberikan nilai thitung dan 9 artikel yang memberikan nilai postest dan
pretest. Persamaan yang digunakan dalam menentukan nilai effect size tersebut adalah:

61
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

𝑋 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑋 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒 =
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑡 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Persamaan ini digunakan pada jurnal yang memberikan hasil belajar postest dan pretest peserta didik
pada aspek pengetahuan. Selanjutnya pada jurnal yang tidak menampilkan nilai postest dan pretest
melainkan menampilkan nilai thitung pada kelas eksperimen dan kontrol maka penentuan nilai effect size
menggunakan persamaan berikut:
1 1
𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 +
𝑛𝐸 𝑛𝑐

nE merupakan jumlah peserta didik kelas eksperimen dan nC merupakan jumlah peserta didik kelas
kontrol. Adapun interpretasi nilai effect size dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Interpretasi nilai effect size


Nilai Effect Size Kategori
0-0,20 Kurang
0,21-0,50 Rendah
0,50-1,00 Sedang
>1,00 Tinggi
(Diadopsi dari Cohen, 2007).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian meta analisis. Analisis menggunakan 11 jurnal yang terdiri dari
jurnal nasional dan internasional terkait dengan bahan ajar yang terintegrasi pendidikan berwawasan
lingkungan dalam pembelajaran IPA dan fisika. Hasil meta analisis sebanyak 11 jurnal tersebut dapat
dilhat pada tabel 1.

Tabel 2. Nilai effect size pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap
pengetahuan peserta didik.
No Kode Jurnal Tahun Publikasi Bahan Ajar Nilai Effect Size Kategori
1 J1 2016 Buku ajar 0,4 Rendah
2 J2 2016 Modul 0,9 Sedang
3 J3 2016 LKS 2,7 Tinggi
4 J4 2014 Buku teks 1,5 Tinggi
5 J5 2015 LKS 0,8 Sedang
6 J6 2019 LKS 0,9 Sedang
7 J7 2018 Handout 1,4 Tinggi
8 J8 2015 Buku teks 1,5 Tinggi
9 J9 2018 Buku ajar 1,3 Tinggi
10 J10 2013 Modul 0,6 Sedang
11 J11 2014 Modul 1,2 Tinggi

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahan ajar yang digunakan berbeda-beda, yaitu terdiri dari buku ajar,
handout, buku teks, modul, dan LKS. J1-J11 merupakan kode jurnal yang dianalisis, artinya jurnal
yang dianalisis terdiri dari 11 jurnal. Dari 11 jurnal yang analisis terdapat 2 jurnal yang menggunakan

62
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

bahan ajar berupa buku ajar, terdapat 2 jurnal yang menggunakan bahan ajar berupa buku teks,
terdapat 3 jurnal yang menggunakan LKS, terdapat 3 jurnal yang menggunakan bahan ajar berupa
modul dan 1 jurnal menggunakan bahan ajar handout. Dari hasil perhitungan nilai effect size diperoleh
nilai effect size yang bervariasi yaitu effect size sebesar 0,4 dengan kategori rendah dan effect size
tertinggi sebesar 2.7. Analisis selanjutnya yaitu pengaruh bahan aajar terintegrasi pendidika
berwawasan lingkungan terhadap materi pelajaran IPA dan Fisika. Hasil analisis yang telah dilakukan
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Nilai effect size pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap
materi pelajaran IPA dan Fisika
Jenjang Nilai Effect
No Bahan Ajar Materi Pelajaran Kategori
Pendidikan Size
1 Modul SMA Konsep Ekosistem 0,6 Sedang
2 Modul SMA Pemanasan Global 0,9 Sedang
Pencemaran dan
3 Buku Teks SMP 1,5 Tinggi
Kerusakan Lingkungan
4 LKS SMP Pencemaran Lingkungan 0,8 Sedang
5 LKS SMP Interaksi Makhluk Hidup 0,9 Sedang

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat ada lima materi pelajaran yang terintegrasi pendidikan lingkungan
yaitu materi pelajaran Konsep ekosistem, Pemanasan Global, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan,
Pencemaran Lingkungan dan Interaksi Makhluk Hidup. Dari kelima materi pelajaran tersebut nilai
effect size tertinggi pada materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan dan nilai effect size terendah
adalah materi Konsep Ekosistem. Analisis selanjutnya adalah analisis pengaruh bahan ajar terintegrasi
pendidikan berwawasan lingkungan yang ditinjau dari jenjang pendidika SMP dan SMA. Hasil
analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Nilai effect size pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan ditinjau
dari jenjang pendidikan tingkat SMP dan SMA
No Jenjang Pendidikan Nilai Effect Size Kategori
1 SMP 0,9 Sedang
2 SMA 1,4 Tinggi
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan
dapat diterapkan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Nilai effectsize pada jenjang pendidikan
SMP sebesar 0,9 dengan kategori sedang dan nilai effect size pada jenjang pendidikan SMA sebesar
1,4 dengan kategori tinggi.

2. Pembahasan
Penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat hasil penelitian terkait dengan
pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap pengetahuan peserta
didik. Penelitian ini menghitung nilai effect size hubungan antar variabel dengan variabel lainnya.
Adapun hubungan antar variabel yang ditinjau dalam penelitian ini adalah pengaruh bahan ajar
terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap pengetahuan peserta didik, pengaruh
terhadap materi pelajaran IPA dan fisika serta pengaruh terhadap jenjang pendidikan SMP dan SMA.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruh bahan ajar yang terintegrasi
pendidikan berwawasan lingkungan memberikan pengaruh yang baik terhadap pengetahuan peserta
didik. Hal ini sejalaan dengan pendapat Muzari, et al (2016) yang mengatakan bahwa bahan ajar yang

63
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

bernuansa lingkungan (science,enviroment,technolgi and sosiety ) dapat meningkatkan hasil belajar


peserta didik terutama pada aspek berpikir kognitif. Bahan ajar yang digunakan bervariasi yaitu berupa
LKS, handout, buku teks, modul dan buku ajar. Nilai effect size yang diperoleh bervariasi dimulai
dengan nilai 0,4-2,7 dengan kategori yang bervariasi pula yaitu dengan kategori rendah-tinggi. Rata-
rata nilai effect size pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan terhadap
pengaruh pengetahuan peserta didik adalah 1,2 dengan kategori tinggi. Nilai ini menunjukkan bahwa
bahan ajar yang digunakan mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan. Bahan
ajar yang digunakan efektif untuk diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
aspek pengetahuan.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan
lingkungan terhadap materi pelajaran IPA dan fisika dapat dilihat materi pelajaran yang dianalisis ada
lima materi pelajaran yaitu konsep ekosistem, pemanasan global, pencemaran dan kerusakan
lingkungan, pencemaran lingkungan dan interaksi makhluk hidup. Dari kelima materi pelajaran
tersebut nilai effect size tertinggi sebesar 1,5 pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Artinya materi pelajaran ini sangat berpengaruh duntuk meningkat pengetahuan peserta didik terkait
dengan pendidikan lingkungan jika dibandingkan dengan keempat materi pelajaran yang ada. Hal ini
dikarenakan pada materi ini mudah untuk diamati oleh peserta didik dan dapat dilihat langsung oleh
peserta didik. Pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat diamati disekitar tempat tinggal peserta
didik. Contohnya pencemaran air sungai sehingga merusak lingkungan disekitar sungai tersebut atau
banyaknya tumpukan sampah yang tidak berarturan yang akan mencemari dan merusak lingkungan
disekitar tumpukan sampah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan
lingkungan yang ditinjau dari jenjang pendidikan SMP dan SMA dapat dilihat bahwa pada jenjang
pendidikan SMA memiliki effect size yang lebih besar dibandingkan dengan jenjang pendidkan SMP.
Nilai effect size masing-masing jenjang pendidikan tersebut adalah 1,4 dengan kategori tinggi dan 0,9
dengan kategori sedang. Dengan hasil tersebut berarti bahan ajar terintegrasi berwawasan lingkungan
lebih efektif diterapkan pada jenjang pendidikan SMA dibandingkan jenjang pendidikan SMP. Hal ini
disebabkan karena pada jenjang pendidikan SMA penguasaan konsep IPA dan fisika sudah mencapai
kemampuan kognitif tinggi. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Widyaningrum, et al (2013) yang mengacu pada implikasi teori perkembangan kognitif Piaget bahwa
peserta didik SMA memiliki perkembangan kognitif pada tahap operasi formal. Pada tahap ini peserta
didik akan berpikir secara logis berdasarkan hipotesis dan mampu mengkonstuk pengetahuannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa meta analisis bahan ajar
terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan berpengaruh untuk meningkatkan pengetahuan peserta
didik. Bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan berpengaruh dalam meningkatkan
pengetahuan peserta didik pada materi pelajaran pencemaran dan kerusakan lingkungan jika
dibandingkan dengan materi pelajaran konsep ekosistem, pemanasan global, pencemaran lingkungan
dan interaksi makhluk hidup. Bahan ajar terintegrasi pendidikan berwawasan lingkungan lebih efektif
diterapkan pada jenjang pendidikan SMA jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan SMP.
DAFTAR PUSTAKA
Aditia, M. T., dan Muspiroh, N. (2013). Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Sains, Lingkungan,
Teknologi, Masyarakat dan Islam (Salingtemasis) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Ekosistem Kelas X Di SMA NU Lemahabang Kabupaten Cirebon. Jurnal Scientiae Educatia. Vol 2 (2)
Asrizal., Amran, A., Ananda, A., Festiyed. (2019). Effects of instructional material of natural science with
literacy skills ofour respiratory and excretory health theme on academic achievement of students. Journal
of Physics: Conf. Series1317 (2019) 012174. IOP Publishing

64
Rahmayani Et Al – Journal of physics Learning Research – VOL 6 NO.1 (2020) 58-65

Asrizal, A., Amran, A., Ananda, A., Festiyed, F., & Sumarmin, R. (2018). The development of integrated
science instructional materials to improve students’ digital literacy in scientific approach. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. Vol 7 (4)
Darmayanti, V., Hariyadi, S., Hariani, S. A. (2014). Pengembangan Buku Siswa Berbasis Inkuiri Pada Pokok
Bahasan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Maesan Bondowoso. Jurnal Pancaran. Vol 3 (3)
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Jakarta:
Depdiknas
Desnita, D. (2015). Kurikulum Tersembunyi Lingkungan di dalam Materi Energi Terbarukan untuk Fisika SMA.
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol 1 (2)
Desnita, D., dan Susanti, D. (2017). Science Process Skills-Based Integrated Instructional Materials to Improve
Student Competence Physics Education Prepares Learning Plans on Teaching Skills Lectures. Jurnal
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika. Vol 3 (1)
Dimyati dan Moedjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Eliyanti., Hasanuddin., Mudatsir. (2018). Penerapan Handout Berbasis Pendekatan SETS (Science, Environment,
Technology, and Society) Pada Materi Bioteknologi Terhadap Hasil Belajar Siswa MAS Darul Ihsan
Aceh Besar. Jurnal Biotik. Vol 6 (2)
Fitriati Mariza, Rachmat Saputra, Ira Lestari. (2018). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Lingkungan Terhadap
Sikap Peduli Lingkungan pada Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal Untan. Vol 8 (1).
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hekmah, N., Wilujeng, I., Suryadarma, I. G. P. (2019). Web-LKS Terintegrasi Lingkungan Untuk Meningkatkan
Literasi Lingkungan Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Vol 5 (2)
Nurani, N. F., Ridlo, S., Susilowati, S. M. E. (2014). Pengembangan Modul Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH) Berbasis Karakter Untuk Menumbuhkan Wawasan dan Karakter Peduli Lingkungan. Unnes
Journal of Biology Education. Vol 3 (1)
Pinilih, F. W., Masykuri, M., Suparmi. (2016). Pengembangan Modul Elektronik Fisika Berbasis Salingtemas
Materi Pemanasan Global Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI. Jurnal Inkuiri. Vol 5 (2)
Pratama, F. Y., Pratiwi, Y., Andajani, K .(2016). Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Eksposisi Bermuatan
Cinta Lingkungan dengan Strategi Pemodelan Untuk Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan. Vol 1
(3).
Pratomo, Suko. (2008). Model Pembelajaran Tematik dalam Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar No.11. Respository UPI.EDU. Bandung
Salam, A., Miriam, S., Arifuddin, M., Ihsan, I. N. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Lingkungan
Bantaran Sungai Barito Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa. Prosiding Seminar Nasional
Lahan Basah. Universitas Lambung Mangkurat.
Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Setyanto, H., Sudarmin., Dewi, N. R. (2015). Pengembangan LKS IPA Berbasis Problem Based Learning Pada
Tema Pencemaran Lingkungan Guna Menumbuhkan Kemandirian Siswa. Unnes Science Education
Journal. Vol 4 (3)
Sinaga, P., Suhandi, A., Liliasari. (2015). The Effctiveness of Scaffolding Design in Training Wraiting Skills
Physics Teaching Materials. International Journal of Instruction. Vol 8 (1)
Suparno, P. (1997). Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Suryanti, D., Sinaga, P., Surakusumah, W. (2018). Improvement of Students’ Environmental Literacy by Using
Intergrated Science Teaching Materials. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. IOP
Publishing.
Widyaningrum R., Sarwanto., Karyanto, P. (2013). Pengembangan Modul Berorientasi POE (predict, observe,
explain) Berwawasa Lingkungan Pada Materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Bioedukasi. Vol 6 (1).

65

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy