21806-Article Text-63442-68899-10-20220618-3
21806-Article Text-63442-68899-10-20220618-3
21806-Article Text-63442-68899-10-20220618-3
tahun 2001. Sejak saat itu, pembangunan keterlambatan proyek bangunan gedung di
konstruksi di Papua mengalami peningkatan Kota Tangerang menunjukkan bahwa terdapat
yang signifikan dari waktu ke waktu. Namun 10 faktor utama penyebab terjadinya
hal ini kurang diimbangi dengan tingkat keterlambatan penyelesaian pekerjaan
keberhasilan pelaksanaan proyek di Papua. (Wirabakti et al., 2014). Kesepuluh faktor
Penelitian yang dilakukan Margareta (2018) tersebut adalah keterlambatan pengiriman
di Kabupaten Manokwari menyatakan bahwa bahan, keterbatasan ketersediaan bahan di
keterlambatan proyek gedung dipengaruhi pasaran, kurangnya ketersediaan tenaga kerja,
oleh jumlah pekerja yang kurang memadai cuaca, kurang tenaga kerja, kurangnya tingkat
dan juga dipengaruhi ketersediaan bahan kedisiplinan tenaga kerja, kurangnya keahlian
material, kerusakan peralatan, keadaan tenaga kerja, komunikasi antara kontraktor
permukaan dan dibawah permukaan tanah, dan owner, buruknya komunikasi antara
keterlambatan pembayaran gaji karyawan, tenaga kerja dan manajemen, serta kesalahan
intensitas curah hujan, perubahan waktu kerja desain perencanaan. Penelitian serupa yang
oleh kontraktor, perubahan lingkup pekerjaan, mengidentifikasi 42 faktor penghambat
pada waktu pelaksanaan, dan tata cara konstruksi di Kabupaten Sorong Provinsi
evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan Papua Barat, menunjukkan bahwa terdapat
lewat jadwal yang disepakati. Sedangkan tujuh faktor utama penyebab terjadinya
faktor keterlambatan proyek yang terjadi di keterlambatan (Rantepasang, 2015). Ketujuh
daerah barat, tepatnya di daerah Tangerang faktor tersebut adalah keterlambatan
adalah keterlambatan pengiriman bahan, pengajuan shop drawing, sulitnya proses
ketersediaan bahan di pasaran, kurangnya persetujuan ijin kerja, standar material dalam
ketersediaan tenaga kerja, curah hujan, spesifikasi tidak ada di pasaran, pekerjaan
kurangnya kehadiran tenaga kerja, kurangnya yang tidak dilakukan sesuai prosedur,
kedisiplinan tenaga kerja, komunikasi antara kerusakan peralatan, cuaca yang buruk, serta
kontraktor dan owner, buruknya komunikasi terjadinya huru-hara. Sementara itu, penelitian
antara tenaga kerja dan badan pembimbing, lain yang mengidentifikasi 59 faktor penyebab
serta kesalahan desain oleh perencana keterlambatan proyek konstruksi di bangunan
(Wirabakti et al., 2014). Berdasarkan studi gedung di Kota Manado menunjukkan bahwa
kasus keterlambatan proyek di Manokwari terdapat lima faktor utama penyebab
dan kota Tangerang, terdapat beberapa terjadinya keterlambatan proyek bangunan
perbedaan faktor keterlambatan pada daerah gedung di Kota Manado (Hassan et al., 2016).
tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Kelima faktor tersebut adalah ketidak-
perusahaan jasa konstruksi yang berada di tersediaan bahan material ketidaktersediaan
Merauke dan tujuan dalam penelitian ini untuk bahan material di lapangan, pengelolaan dan
mengidentifikasi faktor-faktor apa yang kinerja sub kontraktor yang buruk, kerusakan
menjadi keterlambatan dalam pelaksanaan peralatan, kekurangan tenaga kerja dan
proyek yang dilakukan di Merauke. Dengan perubahan material. Terakhir, Parami (2019)
demikian diharapkan dapat diketahui faktor- melakukan penelitian yang mengidentifikasi
faktor yang mendominasi penyebab 22 faktor penyebab keterlambatan proyek
keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi konstruksi bangunan gedung di Karangasem
di Merauke. Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat tujuh faktor utama penyebab terjadi
Tinjauan pustaka keterlambatan, yaitu keterlambatan pem-
Penyebab keterlambatan proyek bayaran dan shop drawing, ketidakjelasan
spesifikasi dan ketersediaan material, ke-
Studi tentang dampak dan penyebab dari tersediaan tenaga kerja, perubahan pe-
keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi rencanaan, kelemahan dalam metode kerja,
sudah banyak dilakukan. Suatu penelitian kelemahan dalam penjadwalan, kelemahan
yang mengindentifikasi 52 faktor penyebab dalam pelaksanaan.
dengan,
dengan,
n = jumlah responden,
K = jumlah variable,
Ri = jumlah data penilaian responden,
N = jumlah penilai,
Xi = nilai pendapat yang diperoleh dari
Ri = jumlah data penilaian responden.
responden (tidak mengandung angka
yang sama).
nilai W bisa juga dicari dengan Persamaan 2.
𝑆 Pengujian hipotesis
𝑊= Hipotesis adalah pernyataan sementara yang
1 2 3
(𝑛 − 𝑛)
12 𝑘 perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji
12𝑆
𝑊 = 𝑘 2 (𝑛3 −𝑛) (2) kebenaran sebuah hipotesis digunakan
pengujian yang disebut pengujian hipotesis.
dengan, Pengujian hipotesis akan membawa kepada
∑ 𝑅𝑖 2 kesimpulan/keputusan untuk menolak atau
𝑆 = ∑(𝑅𝑖 − 𝑛
) menerima hipotesis.
Agar pemilihan lebih terinci dan mudah, dan 17 dari konsultan, kuesioner ditunjukkan
diperlukan hipotesis alternatif (Ha/H1) yang kepada responden yang akan mengisi
dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis kuesioner tersebut. Pada bagian pertama
nihil dinyatakan dalam kalimat negatif (H0). kuesioner ini ditunjukkan untuk identifikasi
Dalam hipotesis alternatif (Ha/H1) pihak latar belakang responden dengan
peneliti tidak menguji (H1) sebab (H1) adalah menggunakan metode statistik nilai
lawan (H0). Hipotesis alternatif (H1). persentase kemudian pada bagian kedua
kuesioner ini mengidentifikasi faktor
Proses pengambilan keputusan:
keterlambatan yang paling mempengaruhi
1. Hipotesis keterlambatan proyek di Merauke dengan
H0 = tidak ada kesepakatan atau keselarasan menggunakan analisis uji kendall’s W dengan
diantara para responden tentang strategi menggunakan SPSS 25.
harga penawaran dan faktor risiko pada Metode statistik nilai persentase
strategi harga penawaran.
Statistik nilai persentase dilakukan untuk
H1 = ada kesepakatan/keselarasan diantara
mengetahui sebaran demografi responden
para responden tentang strategi harga
menggunakan analisis persentase pada
penawaran dan faktor risiko pada
Persamaan 5.
strategi harga penawaran.
𝑥𝑖
2. Dasar pengambilan keputusan/ pengujian 𝑃= 𝑥 100% (5)
𝑛
hipotesis
dengan,
Membandingkan statistik hitung dengan P = hasil perentase,
statistik tabel, dengan ketentuan: Xi = jumlah variable x,
- jika chi kuadrat hitung < chi kuadrat N = jumlah responden.
tabel, maka H0 diterima
Hasil analisis ditunjukkan pada Gambar 1.
- jika chi kuadrat hitung > chi kuadrat
Terdapat 16 responden dengan pengalaman
tabel, maka H0 ditolak
kerja dibawah 5 tahun yang terdiri dari 7
Dipakai perhitungan Chi-Square dengan responden kontraktor (21%) dan 9 responden
Persamaan 4. konsultan (53%). Sementara itu responden
dengan pengalaman kerja 5 hingga 10 tahun
X2 = [ n (k-1)] x W% (4) terdiri dari 20 responden kontraktor (61%) dan
dengan, 5 responden konsultan (29%). Sedangkan
n = jumlah responden, responden dengan pengalaman di atas 10
k = jumlah variabel (sub faktor), tahun terdiri dari 6 responden kontraktor
X2 = chi kuadrat. (18%) dan 3 responden konsultan (18%).
Hasil uji nilai persentase pada penelitian ini
Dengan melihat tabel chi-Square, nilai df ditunjukkan pada Gambar 1.
(derajat kebebasan) dan tingkat signifikansi
(α) sebesar 5%, maka akan diperoleh nilai 40
kontraktor konsultan 33
statistik tabel berdasarkan probabilitas
30
Responden
Gambar 1 menunjukkan bahwa pengalaman desain dan perencanaan dan faktor lainnya
responden dalam proyek dari bawah 5 tahun dapat mengikuti perhitungan di atas. Untuk
hingga di atas 10 tahun. Selanjutnya untuk 2
nilai ∑ 𝑅𝑖 didapatkan dari jumlah penilaian
mendapatkan persentase, nilai paket proyek responden. Sedangkan hasil analisis
yang dikerjakan dengan cara jumlah persamaan Kendall’s W faktor utama
kontraktor dan konsultan per 5 tahun dibagi dilakukan dengan menggunakan Software
dengan jumlah total keseluruhan dikalikan SPSS 25.0 yang dapat dilihat pada Tabel 2.
100%.
Tabel 2. Nilai Kendall’s W
40
33 Faktor Keterlambatan Kendall’s W
kontraktor konsultan
30 Tenaga Kerja 0,288
Material 0,282
Responden
Keuangan 0,233
20 17 Peralatan 1,000
15
Pelaksanaan dan Hubungan Kerja 0,117
9 10
10 7 Desain dan Perencanaan 0,160
3 3 Faktor Lainnya 1,000
12
0 Perhitungan mean rank
< 250 250 - 500 500 juta - 1 - 2,5 Total
juta juta 1 milyar milyar Sebelum menghitung mean rank dari masing-
Nilai Proyek masing variabel, dibuat terlebih dahulu tabel
yang berisi Ri (jumlah masing-masing
Gambar 2. Grafik nilai paket proyek yang variabel). Selanjutnya menghitung mean rank
dikerjakan menggunakan Persamaan 3. Rangkuman hasil
Gambar 2 di atas menunjukkan perhitungan analisis perhitungan mean rank faktor utama
nilai paket proyek yang dikerjakan dapat dilihat pada Tabel 3.
menggunakan statistik nilai persentase dengan Tabel 3. Hasil analisis mean rank faktor utama
cara jumlah responden yang mengerjakan keterlambatan
paket proyek dibagi dengan jumlah total
responden dan dikalikan 100% maka Faktor Utama Mean Rank
didapatkan hasil presentasi niai paket proyek Tenaga kerja 2,56
yang dikerjakan. Material 3,04
Keuangan 3,29
Perhitungan Kendall’s W Peralatan 3,76
Perhitungan nilai Kendall’s W untuk faktor pelaksanaan dan 4,84
tenaga kerja, keuangan, peralatan, dan hubungan kerja
Desain dan perencanaan 5,23
seterusnya dihitung menggunakan Persamaan
lainnya 5,28
2.
Untuk perhitungan tenaga kerja adalah: Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3,
∑ 𝑅𝑖 2 diketahui bahwa kategori faktor utama yang
299
Data tenaga kerja = = 5,98 ≈ 6 paling mempengaruhi keterlambatan
𝑛 50
pekerjaan konstruksi yang diteliti adalah
S = (99-6)2+(127-6)2+(73-6)2= 27,779 faktor tenaga kerja yang ditunjukkan dengan
12𝑆 nilai mean rank paling kecil yaitu 2,56 dan
𝑊=
𝑘 2 (𝑛3
− 𝑛) faktor yang tidak mempengaruhi
12(27,779)
keterlambatan proyek adalah faktor lainnya
𝑊= = 0,29 yang ditunjukkan dengan nilai mean rank
32 (503 − 50)
yang paling besar yaitu 5,28. Selanjutnya
Selanjutnya untuk perhitungan nilai Kendall’s untuk mendapatkan hasil mean rank faktor
W peralatan, pelaksanaan hubungan kerja, utama adalah dengan cara jumlah peringkat
dari 50 responden dari setiap faktor dibagi statistik hitung > statistik tabel (79,46 >
dengan total responden. 12,59), maka Ho ditolak. Jadi, 50 responden
tersebut mempunyai penilaian yang tidak
Pengujian hipotesis
sama.
Setelah didapatkan nilai mean rank dan
Selanjutnya untuk perhitungan hipotesa untuk
Kendall’s W, dilakukan juga proses
tenaga kerja, peralatan, pelaksanaan dan
pengambilan keputusan atau pengujian
hubungan kerja, desain dan perencanaan,
hipotesis. Pengambilan keputusan/pengujian
material, keuangan dan faktor lainnya dapat
hipotesis faktor tenaga kerja dengan
mengikuti perhitungan di atas. Hasil analisis
membandingkan statistik hitung dengan
pengujian hipotesa dapat dilihat pada Tabel 4.
statistik tabel, apabila statistik hitung <
statistik tabel, maka Ho diterima, jika statistik Tabel 4 menunjukkan bahwa sub faktor Ho
hitung > statistik tabel, maka Ho ditolak. ditolak dari faktor keterlambatan adalah
Statistik hitung dari tabel output SPSS, terlihat tenaga kerja, material, keuangan, pelaksanaan
bahwa statistik hitung chi-square Kendall’s W hubungan kerja dan desain dan perencanaan.
adalah 79,46. Dipakai perhitungan Persamaan Maka, terdapat perbedaan pendapat dari 5
Chi – square sebagai berikut. sub-faktor keterlambatan proyek. Hal ini
mengindikasikan bahwa tidak 100%
X2 = (k(n-1) W)
responden setuju karena terjadi perbedaan
= (50(7-1)) (0,265) =79,5 pendapat dari 50 responden.
dengan, Perhitungan analisis
n = 50 (responden),
Berdasarkan hasil analisis tujuh kategori
k = 7 (jumlah variabel),
faktor keterlambatan pada Tabel 5 akan
W = 0,265 (nilai Kendall’s W).
diketahui bagaimana kesepakatan faktor yang
Berdasarkan hasil perhitungan chi-square, paling mempengaruhi keterlambatan
yang dipakai adalah tabel output SPSS yaitu pekerjaan konstruksi yang diteliti pada 50
79,46. Dengan melihat tabel Chi– square, responden. Nilai mean rank dapat dilihat pada
untuk df (derajat kebebasan) = k-1=7-1=6 dan Tabel 5 yang didapatkan menggunakan rumus
tingkat signifikasi (α) sebesar 5% (berarti nilai rata-rata yang terdapat di perhitungan
tingkat kepercayaan 95%), maka didapat mean rank.
statistik tabel = 12,59 (dilihat pada tabel harga
kritis Chi-kuadrat). Oleh karena keputusan