3 26 35 Junaidi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 26- 35

FAKTOR-FAKTOR UTAMA NON EXCUSABLE DELAYS YANG


BERKONTRIBUSI TERHADAP WAKTU PELAKSANAAN
PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN ACEH JAYA

Junaidi1, Mochammad Afifuddin2, Ibnu Abbas Majid2


1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract: implementation of construction projects in Aceh Jaya district fiscal year 2012 has
been delayed , both funded by the District Budget and Budget Aceh . The study was conducted
in order to determine the factors non- excusable delays in the implementation of construction
projects in Aceh Jaya and corrective actions to minimize factors such non- excusable delays in
the future . The study was conducted on a construction project undertaken fiscal year 2012.
Research methods to collect primary and secondary data . Primary data collection by
designing and distributing the questionnaire to the respondent group owner and the contractor .
Data processing with reliability analysis , frequency analysis , analysis of relative importance
index and Spearman rank correlation analysis . Distribution of the questionnaire to the
respondent group owner as much as 30 copies , and gave a statement that returns as many as
28 people , or 93.33 % . Contractor group rate of return of 90% or 27 of the 30 respondents
who gave a statement . The main factors of non- excusable delays that contribute to the
execution time of construction projects in Aceh Jaya district is late delivery of materials ; less
amount of equipment ; planning project funds unfavorable ; than the supply of equipment ;
improper work methods ; planning unfavorable scheduling ; than labor supply ; less
productivity ; are not enough available material , and material procurement system that is not
right ; meminimalisisr corrective action for non- excusable factors estimated time delays is
accurate ; makes system monitoring mechanism ; accurate project cost estimates ; provision of
sufficient and adequate equipment , as well as the appropriate construction methods ; From the
results of this study recommended the contractor to increase the competence and management
functions in the implementation of construction projects in Aceh Jaya district .
Keywords : owner, contractor, project, construction, delays.

Abstrak: Pelaksanaan proyek konstruksi di Kabupaten Aceh Jaya tahun anggaran 2012
mengalami keterlambatan, baik yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kabupaten maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh. Penelitian dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui faktor-faktor non excusable delays pada pelaksanaan proyek
konstruksi di Kabupaten Aceh Jaya dan tindakan koreksi untuk meminimalisir faktor-faktor
non excusable delays tersebut dimasa yang akan datang. Penelitian dilakukan pada proyek
konstruksi yang dikerjakan tahun anggaran 2012. Metode penelitian dengan mengumpulkan
data sekunder dan data primer. Pengumpulan data primer dengan mendesain dan
mendistribusikan kuisioner kepada responden kelompok owner dan kontraktor. Pengolahan
data dengan analisa reliabilitas, analisa frekuensi, analisa relative importance index dan analisa
korelasi rank Spearman. Pendistribusian kuisioner kepada responden kelompok owner
sebanyak 30 eksemplar, yang mengembalikan dan memberi pernyataan sebanyak 28 orang
atau 93,33%. Kelompok kontraktor tingkat pengembalian 90 % atau 27 dari 30 responden yang
memberikan pernyataan. Faktor-faktor utama non excusable delays yang berkontribusi
terhadap waktu pelaksanaan proyek konstruksi di Kabupaten Aceh Jaya adalah pengiriman
material terlambat; jumlah peralatan yang kurang; perencanaan dana proyek yang kurang baik;
lambatnya penyediaan peralatan; metode kerja yang tidak tepat; perencanaan penjadwalan yang
kurang baik; lambatnya penyediaan tenaga kerja; kurang produktifitas kerja; tidak tersedia
material cukup; dan sistem pengadaan material yang tidak tepat; Tindakan koreksi untuk
meminimalisisr faktor-faktor non excusable delays adalah perkiraan waktu yang akurat;
membuat sistem mekanisme pengawasan; perkiraan biaya proyek yang akurat; penyediaan
peralatan yang cukup dan memadai; serta metode konstruksi yang tepat; Dari hasil penelitian

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 26


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ini direkomendasikan kontraktor agar meningkatkan kompetensi dan fungsi manajemen dalam
pelaksanaan proyek konstruksi di Kabupaten Aceh Jaya.

Kata Kunci : owner, kontraktor, proyek, konstruksi, keterlambatan.

PENDAHULUAN tahun anggaran 2012, dengan sumber dana


Pelaksanaan sebuah proyek konstruksi adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
pada umumnya mengalami permasalahan dan Kabupaten Aceh Jaya dan Anggaran
persoalan ketidaktepatan waktu penyelesaian Pendapatan dan Belanja Aceh tahun anggaran
sesuai yang sudah ditetapkan dalam kontrak. 2012. Subyek penelitian melibatkan 55
Akibat dari keterlambatan tersebut bisa responden, terdiri dari kelompok kontraktor 27
berdampak kepada kesejahteraan sosial dan responden yang meliputi direktur, project
kegiatan ekonomi. manager atau site manager. Subyek penelitian
Faktor-faktor utama non excusable dari owner adalah 28 responden yang meliputi
delays yang berkontribusi terhadap waktu Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna
pelaksanaan proyek konstruksi menjadi pokok Anggaran, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
permasalahan. Sehingga dapat ditentukan dan Pengawas Lapangan.
tindakan koreksi yang harus dilakukan untuk
meminimalisir faktor-faktor non excusable KAJIAN KEPUSTAKAAN
delays pada pelaksanaan proyek konstruksi di Definisi Delays
wilayah Kabupaten Aceh Jaya. Tujuan Delays adalah sebagai waktu pelaksanaan
penelitian ditetapkan sebagai berikut : yang tidak dapat digunakan sesuai dengan
a. Mengidentifikasi 10 (sepuluh) teratas rencana, sehingga menyebabkan beberapa
faktor non excusable delays yang kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau
berkontribusi pada pelaksanaan proyek tidak dapat diselesaikan tepat waktu sesuai
konstruksi di wilayah Kabupaten Aceh jadwal yang telah direncanakan.
Jaya.
b. Mengidentifikasi 5 (lima) teratas Jenis Delays
tindakan koreksi untuk meminimalisir Kraiem dan Dickman dalam Proboyo
faktor-faktor non excusable delays yang (1999), menyebutkan bahwa delays dalam
muncul dan terjadi dalam pelaksanaan pelaksanaan proyek konstruksi dikategorikan
proyek konstruksi di wilayah Kabupaten dalam tiga kelompok besar yaitu Excusable
Aceh Jaya. Delays, Non Excusable Delays dan
Ruang lingkup dan batasan penelitian Compensable Delays.
yaitu proyek konstruksi di wilayah Kabupaten
Aceh Jaya yang telah selesai dilaksanakan pada

27 - Volume 3, No. 1, Februari 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Excusable Delays dirugikan akan mendapat tambahan waktu dan


Excusable Delays adalah keterlambatan biaya ganti rugi sesuai dengan analisis yang
dalam penyelesaian proyek konstruksi oleh telah disepakati.
kontraktor yang dapat dimaafkan.
Tindakan Koreksi Meminimalisir Faktor-
Keterlambatan atau kegagalan disebabkan oleh
faktor Non Excusable Delays
permasalahan desain, perubahan pekerjaan oleh
Keterlambatan pelaksanaan proyek
pemilik proyek, pengaruh cuaca atau tidak pada
konstruksi pada umumnya selalu menimbulkan
kondisi normal. Keterlambatan yang dapat
akibat yang merugikan baik bagi owner atau
dimaafkan juga dapat disebabkan oleh
pemilik proyek maupun kontraktor sebagai
perselisihan pekerja, bencana alam, transportasi
pelaksana, karena dampak keterlambatan adalah
ke lokasi proyek yang sulit, kondisi lingkungan
konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa
yang tidak sesuai dengan perencanaan dan lain-
yang menjadi penyebab, juga tuntutan waktu
lain.
dan biaya bertambah (Proboyo, 1999).

Non Excusable Delays


Penentuan Jumlah Sampel
Non Excusable Delays adalah suatu
Penentuan jumlah sampel minimum
kondisi terjadi keterlambatan pekerjaan yang
dilakukan dengan mengunakan rumus Slovin
disebabkan oleh penyedia jasa pekerjaan
dengan toleransi kesalahan analisa yang
konstruksi (kontraktor) dan tidak dapat
diizinkan adalah 10 %.
dimaafkan. Keterlambatan ini disebabkan oleh
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
penggunaan metoda kerja yang tidak tepat,
𝑁
peralatan yang kurang memadai, pemogokan 𝑛= ...................................... ..(2.1)
1+(𝑁.𝑒12 )

buruh, jumlah dan keahlian tenaga kerja yang dimana :


kurang. Keterlambatan ini murni karena n = Jumlah Sampel
kesalahan kontraktor seperti keuangan oleh N = Jumlah Populasi
kontraktor yang kurang memadai, penjadwalan e = Persentase toleransi ketidaktelitian/
yang tidak akurat, kegagalan subkontraktor dan yang masih dapat ditolerir
lain-lain.
Analisa Reliabilitas
Compensable Delays Reliabilitas menunjukan suatu pengertian
Compensable Delays adalah bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya
keterlambatan yang disebabkan oleh tindakan, dan diandalkan, dengan menggunakan analisis
kelalaian atau kesalahan pemilik proyek. Jika Cornbach Alpha, Suatu kuesioner dianggap
keterlambatan masuk dalam kategori andal apabila koefisien Cornbach Alpha lebih
compensable delays, maka pihak yang besar atau sama dengan 0,6 (Arikunto, 2010)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 28


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

untuk menguji reliabilitas menggunakan (Narbuko dan Achmadi, 2004). Rumus yang
persamaan 2.2 berikut : digunakan adalah sebagai berikut:
𝑘 𝜎𝑏2 5
𝑖=1 𝑊𝑖𝑋𝑖
𝑟= (𝑘−1)
1− 𝜎12
...............................(2.2) RII = 5 ............................................(2.6)
𝑖=1 𝑋𝑖

dimana : dimana:
r = Realiabilitas Instrument RII = Relative Importance Index
k = Banyak butir pertanyaan i = Indeks kategori respon (1,2,3,4 &5)
𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir Bagian B (sangat setuju, setuju, netral, tidak
𝜎12 = Varian total setuju, sangat tidak setuju)
Rumus untuk varians butir dan varians total: Wi =Bobot yang dihubungkan dengan nilai
𝑋𝑡 2 ( 𝑋𝑡 )2 responden ke-i (1, 2, 3, 4, 5)
𝜎𝑡 2 = 𝑛
− 𝑛2
.............................(2.3)
Xi =Frekuensi dari respon ke-i sebagai
𝐽𝑘𝑖 𝐽𝑘𝑠
𝜎𝑏 2 = − .........................................(2.4)
𝑛 𝑛2 persentase dari total responden untuk
dimana: setiap faktor.
𝜎𝑡 2 = Varians total;
𝜎𝑏 2 = Varians butir; Dari hasil perhitungan RII kedua
Xt2 = Kuadrat jumlah total jawaban kelompok yang berbeda maka dapat ditentukan
responden; nilai mean gabungan untuk menentukan
Xt = Jumlah total jawaban responden; peringkat dari faktor-faktor non excusable
Jki = Jumlah kuadrat seluruh butir; delays pada proyek konstruksi di Kabupaten
Jks = Jumlah kuadrat subjek; Aceh Jaya menurut pendapat kedua kelompok
N = Jumlah responden. responden dengan menggunakan rumus :
Analisa Frekuensi 𝑅𝐼𝐼𝑜 + 𝑅𝐼𝐼𝑘
Mean Gabungan= 2
.............. (2.7)
Analitis statistik frekuensi secara umum
dimana:
menunjukkan persentase bagi setiap pertanyaan
RIIo = Nilai RII Kelompok Owner
pada penelitian ini. Pada analisa frekuensi,
RIIk = Nilai RII Kelompok Kontraktor
persentase dapat dihitung dengan rumus:

Analisa Korelasi Rank Spearman.


𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
F= 𝑥100 %... (2.5)
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 Korelasi adalah suatu pengukuran
hubungan yang terjadi antara satu variabel
Analisa Relative Importance Index (RII) dengan variable yang lain. Derajat atau tingkat
Penentuan tingkat kepentingan yang hubungan antara dua variabel diukur dengan
ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terkait indeks korelasi yang disebut koefisien korelasi.
digunakan untuk mengukur nilai relative Korelasi yang digunakan korelasi Rank
importance index dari masing-masing faktor

29 - Volume 3, No. 1, Februari 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Spearman. Rumus yang digunakan sebagai c. Mendesain dan mendistribusikan


berikut: kuisioner kepada responden
rs = 1- [(6 d2 )/N³-N] .............. ..(2.8) d. Mengumpulkan jawaban dari kuisioner.
dimana :
rs = Koefisien korelasi rank spearman. Desain dan survey kuisioner
d = Perbedaan antara dua pengamatan Kuisioner yang telah didesain
berpasangan. didistribusikan kepada responden untuk
N = Total Pengamatan. mendapatkan jawaban dari setiap pernyataan.
Penyebaran kuisioner ada yang dilakukan
METODOLOGI PENELITIAN interaksi langsung dengan responden baik yang
Objek dan lokasi penelitian adalah mewakili owner maupun kontraktor.
proyek konstruksi yang mengalami Kuisioner dibagi menjadi 3 (tiga)
keterlambatan dalam pelaksanaan di wilayah bagian :
Kabupaten Aceh Jaya tahun anggaran 2012.  Kuisioner A, yang berisikan tentang
Sumber adalah Anggaran Pendapatan dan profil responden dan deskripsi proyek.
Belanja Kabupaten Aceh Jaya dan Anggaran  Kuisioner B, yang berisikan faktor-faktor
Pendapatan dan Belanja Provinsi Aceh tahun non excusable delays pada pelaksanaan
anggaran 2012. proyek konstruksi.
 Kuisioner C, yang berisikan tindakan
Pengumpulan Data koreksi untuk meminimalisr faktor-faktor
Metode yang digunakan untuk non excusable delays pada pelaksanaan
pengumpulan data dibagi menjadi 4 (empat) proyek konstruksi.
tahap yaitu :
a. Mengidentifikasi proyek-proyek Variabel Penelitian
konstruksi yang mengalami Pengukuran variabel dalam penelitian ini
keterlambatan pada tahun anggaran 2012, dengan menggunakan skala Likert, dimana
yang didanai oleh Anggaran Pendapatan responden menilai suatu pernyataan dengan 5
BelanjaKabupaten Aceh Jaya dan kriteria penilaian yaitu nilai 5 “Sangat Setuju”,
Anggaran Pendapatan Belanja Aceh. nilai 4 “Setuju”, nilai 3 “Agak Setuju”, nilai 2
b. Melakukan klasifikasi kajian kepustakaan “Tidak Setuju”, dan nilai 1 “Sangat Tidak
untuk menentukan variabel-variabel Setuju”. Cara menentukan nilai-nilai tersebut
sebagai bahan pertanyaan dalam adalah dengan checklist pada kolom nilai dari
kuisioner yang akan didistribusikan lembatran kuisioner.
kepada responden baik owner maupun
kontraktor.

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 30


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Analisa Data Analisa Relative Importance Index (RII)


Analisa dilakukan dengan menggunakan digunakan dengan bertujuan untuk mewujudkan
bantuan software Microsoft Excel. Analisa data analisa dari berbagai faktor-faktor non
meliputi analisa reliabilitas, analisa frekuensi, excusable delays terkait dengan pelaksanaan
analisa relative importance index (RII) dan proyek konstruksi di wilayah Kabupaten Aceh
analisa korelasi Rank Spearman yaitu tingkat Jaya. Skor untuk masing-masing faktor
hubungan kelompok responden antara owner diperoleh melalui penjumlahan skor jawaban
dan kontraktor. responden owner dan kontraktor. Hasil dari
perhitungan analisa ini menunjukkan peringkat
Analisa Reliabilitas dari keseluruhan variabel dan selanjutnya
Analisa reliabilitas digunakan untuk ditentukan pengaruh kekuatan dari setiap
mengukur tingkat ketepatan, keakuratan, variabel tersebut.
kestabilan atau konsistensi dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari Analisa Korelasi Rank Spearman
sekelompok individu, walaupun dilakukan pada Korelasi adalah suatu pengukuran
waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukan hubungan yang terjadi antara satu variabel
pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dengan variabel yang lain. Derajat atau tingkat
cukup dapat dipercaya dan diandalkan, dengan hubungan antara dua variabel diukur dengan
menggunakan analisa Cornbach Alpha, Suatu indeks korelasi yang disebut koefisien korelasi.
kuisioner dianggap andal apabila koefisien Korelasi yang digunakan dalam penelitian
Cornbach Alpha ≥ 0,6. adalah korelasi Rank Spearman.
Suatu penelitian akan diketahui apakah
Analisa Frekuensi korelasi tersebut diterima atau ditolak antara
Analisa frekuensi adalah analisa yang dua kelompok terhadap faktor-faktor, maka
dilakukan untuk menghitung jumlah jawaban perlu dilakukan uji hipotesa. Adapun untuk
dari kuesioner, dimana reponden memberikan menghitung analisa korelasi Rank Spearman
jawaban yang sama dari tiap-tiap pertanyaan. adalah menggunakan persamaan (2.8).
Hasil perbandingan antara tiap-tiap jawaban Perhitungan tersebut apabila nilai probabilitas
yang sama dan total tiap-tiap jawaban yang dihitung ≥ 0,05 maka disebut ada
dikalikan dengan seratus, sehingga didapat hubungan signifikan antara dua kelompok
persentase tiap jawaban dari seluruh responden dan apabila nilai probabilitas yang
pertanyaan. Adapun teknik pengujiannya dihitung > 0,05 maka kedua kelompok
menggunakan rumus pada persamaan (2.5). responden tidak ada hubungan dalam
pernyataan.
Analisa Relative Importance Index (RII)

31 - Volume 3, No. 1, Februari 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

HASIL DAN PEMBAHASAN No Faktor-fakrtor non excusable delays RII Rank

Karakteristik Responden 3. Penundaan pembayaran kepada


3.40 40
suplier/subkontraktor
Pendistribusian kuisioner kepada 4. Alokasi Dana Kurang Memadai 3.75 27
5. Cara Pembayaran Tidak Tepat Waktu 3.58 37
responden kelompok owner sebanyak 30, yang 6. Pengendalian Keuangan Yang buruk 3.25 42
7. Tidak Menghitung Biaya Tak terduga 3.62 34
mengembalikan dan memberi pernyataan 8 Pengiriman material terlambat 4.25 1
9. Tidak Tersedianya Material Yang
4.05 9
sebanyak 28 orang atau 93,33%. Kelompok cukup
10 Kenaikan Harga Material 3.71 29
kontraktor tingkat pengembalian 90 % atau 27 11. Sulit Penyediaan Matrial 3.91 14
Sistem Pengadaan Material Yang
12. 4.01 10
dari 30 responden yang memberikan tidak Tepat
13. Kurangnya Kualitas Material 3.71 29
pernyataan. Adapun komposisi kelompok 14. Supplier tidak bisa diandalkan 3.94 13
15. Jauh Jarak Sumber Material 3.20 44
responden dan tingkat pengembalian kuisioner 16. Bahan Konstruksi Impor 3.58 37
17. Lambatnya penyediaan tenaga kerja 4.11 7
dapat dilihat pada tabel berikut: 18. Keahlian tenaga kerja kurang 4.00 11
19. Kurangnya jumlah tenaga kerja 3.90 15
Tabel 4.1Komposisi kelompok responden dan 20. Kedisiplinan tenaga kerja kurang 3.54 39
tingkat pengembalian kuisioner 21. Kurangnya produktivitas kerja 4.07 8
22. Terjadi mogok kerja 3.89 17
23. Rendahnya motivasi kerja 3.63 33
Jumlah Kuisioner 24. Ketidakhadiran Kerja 3.76 26
Responden Disebar Kembali Persentase 25. Penggantian tenaga kerja baru 3.16 45
26. Lambatnya penyediaan Peralatan 4.18 4
Owner 30 28 93,33% 27. Jumlah peralatan yang kurang 4.20 2
Kontraktor 30 27 90,00% 28. Peralatan yang tidak tepat 3.67 31
29. Peralatan sering rusak 3.86 23
30. Kekurangan suku cadang 3.89 17
31. Peralatan moderen yang kurang 3.78 25
Identifikasi Faktor-faktor Non Excusable 32. Masalah alokasi peralatan 3.60 36
Delays 33. Kualitas peralatan 3.89 16
34. Sulitnya mobilisasi alat 3.21 43
Hasil perangkingan menunjukkan bahwa 35. Kapasitas alat kurang 3.79 24
36. Metode keja yang tidak tepat/salah 4.16 5
10 (sepuluh) teratas yang menjadi faktor-faktor Perencanaan Penjadwalan kurang
37. 4.16 5
baik
utama non excusable delays yang berkontribusi 38. Sistem Manajerial yang kurang baik 3.61 35
39. Pengalaman Kontraktor kurang 3.87 20
terhadap waktu pelaksanaan proyek konstruksi
40. Kurangnya komunikasi dengan owner 3.98 12
di Kabupaten Aceh Jaya yaitu pengiriman 41. Subkontraktor tidak dapat diandalkan 3.87 22
42. Tim proyek kurang kompeten 3.74 28
material terlambat; jumlah peralatan yang Kurangnya manajemen dan
43. 3.87 20
pengawasan
kurang; perencanaan dana proyek kurang baik; 44. Banyaknya pekerjaan ulang 3.30 41
45 Teknologi sudah usang 3.67 31
lambatnya penyediaan peralatan; metode kerja
Identifikasi tindakan koreksi meminimalisir
yang tidak tepat; perencanaan penjadwalan faktor-faktor Non Excusable Delays
kurang baik; lambatnya penyediaan tenaga Hasil perangkingan, maka 5 (lima)
kerja; kurangnya produktivitas kerja; tidak teratas faktor tindakan koreksi untuk
tersedianya material yang cukup; serta sistem meminimalisir faktor-faktor non excusable
pengadaan material yang tidak tepat; delays yang berkontribusi terhadap waktu
Tabel 4.2 Rangking faktor - faktor non pelaksanaan proyek konstruksi di Kabupaten
excusable delays Aceh Jaya yaitu perkiraan waktu yang akurat;
No Faktor-fakrtor non excusable delays RII Rank
1. Perencanaan Dana Proyek Kurang membuat sistem mekanisme pengawasan;
4.20 3
baik
2. Kesulitan Keuangan Oleh Kontraktor 3.89 17 perkiraan biaya proyek yang akurat; penyediaan

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 32


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

peralatan yang cukup dan memadai; serta responden reliabel. Hasil analisa reliabilitas
metode konstruksi yang tepat; terhadap tindakan koreksi untuk meminimalisir
Tabel 4.3 Rangking tindakan koreksi me- faktor-faktor non excusable delays dari
minimalisir faktor-faktor non excusable
delays responden kelompok owner adalah 0,98
Tindakan koreksi meminimalisir
No
faktor-faktor non excusable delays
RII Rank sedangkan reliabilitas untuk responden
1. Perkiraan biaya proyek yang akurat 4.22 3
2. Perkiraan waktu yang akurat 4.37 1 kelompok kontraktor adalah 0,94 dan lebih
3. Mempercepat pembersihan lapangan 3.61 18
Menggunakan teknologi yang up to
besar dari nilai koefisien Cornbach Alpha yaitu
4. 3.80 12
date
5. Kemampuan manajemen proyek 4.01 7
0,6 sehingga jawaban responden disebut
Menggunakan suplier/subkontraktor
6.
yang berpengalaman
3.91 11 reliabel.
Melakukan pertemuan awal
7. 3.69 15
konstruksi
Penyediaan tenaga kerja yang tepat
8.
dan terlatih
3.96 9 Analisa Korelasi Rank Spearman
9. Menggunakan peralatan yang tepat 3.30 23
10. Membuat penjadwalan yang tepat 3.20 25
Analisa Korelasi Rank Spearman
11. Metode konstruksi yang tepat 4.09 5
12. Melibatkan masyarakat 3.74 13
dihitung untuk mengetahui nilai selisih
13. Manajemen dan pengawasan 3.69 15
14. Penyediaan material yang tepat 3.52 20
rangking antara kelompok Owner dan
Komunikasi dan koordinasi antara Kontraktor (dᵢ). Hasil analisa korelasi rank
15. 3.42 22
pihak yang terlibat
Studi kelayakan dan ivestigasi spearman menunjukkan bahwa dengan taraf
16. 4.07 6
lapangan
17. Mempelajari pengalaman masa lalu 3.62 17
signifikan 5%, maka diperoleh rs sebesar 0,977.
18. Penyediaan dana yang memadai 3.49 21
19. Memberikan hadiah selamat 3.25 24 Oleh karena r yang dihitung lebih besar dari r
20. Meningkatkan kehadiran kerja 3.58 19
Membuat sistem mekanisme tabel maka Ho ditolak dengan demikian H1
21. 4.24 2
pengawasan
Penyediaan peralatan yang cukup dan diterima, sehinga dapat disimpulkan bahwa
22. 4.11 4
memadai
Menggunakan peralatan yang adanya hubungan yang signifikan tentang
23. 3.71 14
moderen
24. Pembayaran yang tepat 3.93 10 faktor-faktor non excusable delays yang
25. Manajemen resiko 3.98 8
berkontribusi terhadap waktu pelaksanaan
Analisa Reliabilitas proyek konstruksi di Kabupaten Aceh Jaya.
Analisa reliabilitas dilakukan terhadap
jawaban dari kedua kelompok responden, yaitu KESIMPULAN DAN SARAN

sebanyak 28 responden kelompok Owner dan Kesimpulan


27 responden kelompok kontraktor. 1. Berdasarkan penelitian dan pembahasan
Hasil perhitungan reliabilitas faktor- yang dilakukan, maka 10 (sepuluh)
faktor non excusable delays untuk responden teratas faktor-faktor non excusable delays
kelompok owner adalah 0,957 sedangkan yang berkontribusi terhadap waktu
reliabilitas untuk responden kelompok pelaksanaan proyek konstruksi di
kontraktor adalah 0,923 dan lebih besar dari Kabupaten Aceh Jaya yaitu pengiriman
nilai koefisien Cornbach Alpha yaitu 0,6 dan material terlambat; jumlah peralatan yang
analisa tersebut menunjukkan bahwa jawaban kurang; perencanaan dana proyek kurang

33 - Volume 3, No. 1, Februari 2014


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

baik; lambatnya penyediaan peralatan; DAFTAR PUSTAKA


metode kerja yang tidak tepat; Abdullah, M.R, 1999, Potensi Efek pada Mara
perencanaan penjadwalan kurang baik; Large Konstruksi Akibat Proyek Penundaan
Konstruksi, International Journal of
lambatnya penyediaan tenaga kerja; Integrated Engineering (Issue on Civil and
Environmental Engineering)
kurangnya produktivitas kerja; tidak Antill, JM. 1989, Critical Part Method In
tersedianya material yang cukup; serta Costruction Parctical, A Wiley Inter Science
Publication, USA.
sistem pengadaan material yang tidak Arikunto, S 2010, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
tepat; Atmaja, LS 2009, Statistika Untuk Bisnis dan
2. Berdasarkan penelitian dan pembahasan Ekonomi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Carrara, Alison & Kimpland, S., 2002, Save Time
yang dilakukan, maka 5 (lima) teratas and Money With Pre- Planning. Smart
Solution : Helping Contractors Save Money
faktor tindakan koreksi untuk and Enchance Productivity, Rockville, USA.
meminimalisir faktor-faktor non Ervianto, W.I, 2004, Manajemen Proyek Konstruksi.
Penerbit ANDI, Yokyakarta.
excusable delays yang berkontribusi Kerzner, H, (2006), Project Management – A System
Aproach To Planning Schedulling And
terhadap waktu pelaksanaan proyek Controlling, John Wiley and Sons New York.
konstruksi di Kabupaten Aceh Jaya yaitu Leonda, G, 2008, Studi Keterlambatan Penyelesaian
Proyek Konstruksi Pada Tahun 2007 di
perkiraan waktu yang akurat; membuat Daerah Belitung. Tugas Akhir Universitas
Islam Indonesia, Yokyakarta.
sistem mekanisme pengawasan;
Majid. I.A., 2006, Causes And Effect Of Delays In
perkiraan biaya proyek yang akurat; Construction Project, Jurnal Teknik Sipil,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
penyediaan peralatan yang cukup dan Mandalie, 2008, Usulan Penggunaan Short Interval
Planning Pada Proyek Konstruksi, Skripsi
memadai; metode konstruksi yang tepat;
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Saran Narbuko, C.dan Achmadi. A. 2004. Metodelogi
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Penelitian ini diharapkan dapat Nazir, M, 2009, Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia
Indonesia.
memberikan acuan dan bahan evaluasi oleh
Nega. F, 2008, Cost And Effect of Cost Overruns On
peneliti selanjutnya, sehingga untuk masa yang Public Building Constructionproject In
Ethiopia, Master Thesis Adis Ababa
akan datang faktor-faktor non excusable delays University
Proboyo, B, 1999, Keterlambatan Waktu
pada pelaksanaan proyek konstruksi dapat
Pelaksanaan Proyek : Klasifikasi dan
diminimalisir. Berdasarkan hasil yang diperoleh peringkat penyebab-penyebabnya, Dimensi
Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra,
dari pengolahan data dalam penelitian ini Surabaya.
penulis menyarankan agar untuk penelitian Samsul Bahri, 2010, Analisis Faktor Penyebab
Tidak Selesainya Pekerjaan Konstruksi
sejenis kedepan perlu juga diberikan kuisioner Gedung Dengan Metode Short Interval
Planning. MT thesis, Universitas Syiah
kepada konsultan pengawas untuk melihat lebih Kuala.
detail tentang faktor-faktor non excusable Saputra, R 2012, „Analisis Faktor- faktor Risiko
Tahap Penawaran Terhadap Kinerja Proyek
delays yang berkontribusi pada pelaksanaan (Studi Kasus Pekerjaan Konstruksi Rawa di
Provinsi Aceh)‟, MT thesis, Universitas Syiah
proyek konstruksi. Kuala.
Sujarweni, W dan Endrayanto, P 2011, Statistik

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 34


Jurnal Teknik Sipil
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

untuk Penelitian, Edisi pertama, Graha Ilmu,


Yogyakarta.
Suliyanto, 2011, Perbedaan Pandangan Skala Likert
Sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval.
Proseding Seminar Nasional Statika
Universitas Diponegoro, 2011 ISBN 978-
979-097-142-4.
Suwanto, 2009, Faktor Tidak Selesainya Pekerjaan
Pada Proyek Konstruksi, Skripsi: Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan, Univesitas
Kristen Petra, Surabaya.
Trihendradi, C 2012, Step By Step SPSS 20 Analisa
Statistik, Andi, Yogyakarta.
Trauner, T. 2009, Types of Construction Delays,
Retrieved on 7th July, 2011.
Wang dan Bernad TH 1992, Develoment of The
Malaysian Construction Contractors Industri
its Concept, Approach and Strategi,‟ Paper
On Asean International Symposium On
Constructio Develoment.
Widhiawati, I,A,R, 2009, Analisis Faktor-Faktor
Keterlambatan Pelaksanaan Proyek
Konstruksi,Jurnal Teknologi Electro,Vol. 8.
Zakia, 2012, Kajian Penyebab Keterlambatan
Pelaksanaan Proyek (Studi Kasus
Pembangunan Rehabilitasi Prasarana
Pertanian Pasca Tsunami Paket III di
Kabupaten Aceh Barat. MT thesis,
Universitas Syiah Kuala.

35 - Volume 3, No. 1, Februari 2014

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy