Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksaanaan Proyek (Studi Kasus Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket Iii Kabupaten Aceh Barat)
Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksaanaan Proyek (Studi Kasus Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket Iii Kabupaten Aceh Barat)
Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksaanaan Proyek (Studi Kasus Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket Iii Kabupaten Aceh Barat)
Abstrak: Salah satu tujuan pembangunan proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami
Paket III Kabupaten Aceh Barat adalah membangun saluran sebagai sarana tempat menata dan
mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan air pertanian sehingga mengatur sistim penanaman secara
tepat waktu untuk menunjang peningkatan penghasilan di bidang pertanian. Umumnya dalam masa
pelaksanaan proyek sangat sering terjadi permasalahan seperti keterlambatan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Akibat timbulnya permasalahan ini maka dampak yang terjadi adalah keterlambatan
penyelesaian pekerjaan atau terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek. Untuk menghindari hal-
hal tersebut diatas maka perlu dilakukan kajian atau analisis tentang penyebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek. Dalam melakukan analisis ini, metode yang digunakan adalah metode statistik
yaitu analisis reabilitas dan analisis varians. Skala yang digunakan untuk pengukuran adalah skala
Likert. Dari hasil analisis ini diketahui faktor utama atau rangking berdasarkan nilai mean tertinggi
sampai terendah penyebab keterlambatan penyelasaian proyek adalah aspek perencanaan dan
penjadwalan, aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan pemilik dan kontraktor), aspek Lingkup dan
Dokumen pekerjaan (kontrak), aspek sistim organisasi, koordinasi dan komunikasi, aspek sistim
insfeksi, control dan Evaluasi pekerjaan, aspek kesiapan/penyiapan sumber daya. kajian penyebab
keterlambatan pelaksaanaan proyek ini disarankan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konstruksi
agar dapat lebih memperhatikan lagi kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam
penyelesaian pekerjaan agar nantinya hal-hal yang tidak diharapkan seperti keterlambatan penyelesaian
proyek dapat diantisipasi segera dan proyek dapat berjalan lancar sesuai dari yang diharapkan pada
masa mendatang.
Dalam pelaksanaan rehabilitasi sarana dan pengertian proyek konstruksi adalah suatu
prasarana tentunya terdapat kendala-kendala upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk
mengenai hal pelaksanaan seperti tenaga kerja, bangunan atau infrastruktur.
lahan, faktor sosial, permasalahan ketidak sesuaian
usulan dengan realisasi lapangan dan pergantian Kontrak dan Pelaksana
tenaga kerja. Oleh sebab itu pihak-pihak terkait Widiarti (2011) menyebutkan kontrak
harus mempunyai rencana pelaksanaan dan konstruksi mempunyai pengertian adalah suatu
penjadwalan waktu yang jelas terhadap kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
pelaksanaannya. Selain hal tersebut diatas perlu untuk konstruksi suatu aset ataupun suatu
juga harus di pertimbangkan hal-hal apa saja yang kombinasi aset, baik yang berhubungan erat
mendukung untuk kesuksesan proyek tersebut satu sama lain ataupun saling tergantung dalam
seperti hal pendukungan sumber daya manusia, hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau
keahlian, metode pelaksanaan, komunikasi di tujuan. Kajian Dewi pada tahun 2004 (dikutip
lapangan dan lain-lainnya. Perencanaan dan dari Soeharto 1996) menjelaskan bahwa
penjadwalan ini dibuat selalu mengacu pada kondisi pelaksana (kontraktor) secara umum dibedakan
anggapan-anggapan dan perkiraan. Pada saat menjadi kontraktor umum, kontraktor spesialis
pelaksanaan pekerjaan terjadi ketidak sesuaian dan kontraktor utama.
antara anggapan dan perkiraan dengan kondisi yang
Pengertian Keterlambatan (Delay)
sebenarnya maka akan timbul permasalahan-
Sebuah hasil kajian (Ervianto 2004)
permasalah di lapangan. Akibat timbulnya
berpendapat keterlambatan adalah sebagian
permasalahan ini maka dampak umum yang terjadi
waktu pelaksana yang tidak bisa di manfaatkan
adalah keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau
sesuai dengan rencana sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek.
beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi
Salah satu kegiatan pembangunan sarana dan
tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat
prasarana yang direncanakan untuk peningkatan
sesuai jadwal yang telah direncanakan.
bidang pertanian adalah Pembangunan Rehabilitasi
Keterlambatan waktu pelaksanaan suatu proyek
Prasarana Pertanian Pasca Tsunami Paket III
juga disebabkan oleh beberapa masalah
Kabupaten Aceh Barat.
diantaranya masalah dengan Desain konstruksi
Tabel 1. Matrik hubungan Antara jenis keterlambatan dengan sebab-sebab keterlambatan waktu
pelaksanaan proyek ditinjau dari aspek manajemen
Kategori jenis
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan keterlambatan
CD NED ED
A. Aspek perencanaan dan penjadwalan
1 Penetapan jadwal proyek yang amat ketat oleh pemilik
Kategori jenis
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan keterlambatan
CD NED ED
Kualitas teknis dan menajerial yang buruk dari personil personil dalam organisasi kerja
7
kontraktor
Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian-bagian dalam organisasi kerja
8 O
kontraktor
2 Kurangnya keahlian dan ketrampilan serta motivasi kerja para pekerja-pekerja langsung O
3 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai dengan aktifitas pekerjaan yang ada O
Pendanaan kegiatan proyek yang tidak terencana dengan baik (kesulitan pendanaan di
7 O
kontraktor )
Tidak terbayarnya kontraktor secara layak sesuai haknya ( kesulitan pembayaran oleh
8 O
pemilik )
Kategori jenis
No Tinjauan Aspek dan sebab keterlambatan keterlambatan
CD NED ED
2 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan oleh pemilik yang lama O
3 Proses pengujian dan evaluasi uji bahan dari pemilik yang tidak relevan O
Proses dan tata cara evaluasi kemajuan pekerjaan yang lama dan lewat jadwal yang
7 O
disepakati
Terjadi hal-hal tak terduga seperti kebakaran, banjir, badai/angin rebut, gempa bumi,
3 O
tanah longsor,cacat amat buruk
5 Adanya hura-hura/kerusuhan,perang O
Perubahan
7 situasi atau kebijaksanaan politik/ekonomi pemerintah O
tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan kaidah-kaidah probabilitas tidak dipakai disini.
ini berhubungan langsung dengan pekerjaan Terdapat beberapa cara pengambilan sampel
fisik konstruksi di lapangan. Berdasarkan non random yang dikenal selama ini
penggolongannya, tenaga konstruksi dapat diantaranya adalah sebagai berikut :
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: 1. Convinient atau Accidental Sampling yaitu
1. Pengawas, bertugas untuk mengawasi dan sampel diambil atas dasar seadanya tanpa
mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan terlebih dahulu. Juga
dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. mengenai jumlah sampel yang dikehendaki
Setiap pengawas membawahi sejumlah tidak berdasarkan partimbangan-
pekerja lapangan; pertimbangan yang dapat
2. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), dipertanggungjawabkan dan asal
terdiri dari berbagai macam tukang yang memenuhi keperluan saja, sehingga derajat
memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang keterwakilannya tidak dapat dijamin.
kayu, tukang besi, tukang batu, tukang Kesimpulan yang diperoleh dari sampel
alumunium dan tukang cat. Dalam akan bersifat kasar dan sementara;
melaksanakan pekerjaan biasanya mereka 2. Purposive Sampling yaitu pengambilan
dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja sampel dilakukan atas dasar pertimbangan
(buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan peneliti yang menganggap bahwa unsur-
buruh tak terlatih). unsur yang dikehendaki telah ada dalam
anggota sampel yang diambil.
Skala Penilaian 3. Quota Sampling yaitu pengambilan
Nurmawari (2008) menyebutkan skala sampelnya hanya berdasarkan
Likert digunakan untuk mengukur sikap pertimbangan peneliti saja. Bila pada
seseorang terhadap sesuatu. Skala Likert terdiri sampel accidental jumlah sampelnya
dari pernyataan dan alternatif jawaban. ditentukan seadanya, maka pada sampel
Alternatif jawaban terdiri dari : Sangat setuju, quota ini besar sampelnya telah diberikan
setuju, netral, kurang setuju dan tidak setuju. jatah tertentu. Untuk sampel ini akan lebih
baik bila peneliti telah benar-benar
Teknik Pengambilan Sampel mengenal daerah maupun situasi daerah
Terdapat beberapa teknik pengambilan dimana akan dilakukan penyelidikan.
sampel diantaranya adalah pengambilan sampel Sugiyono (2003), menyebutkan bahwa
Non Random. Sampel non random disebut juga jumlah anggota sampel sering dinyatakan
non probability sampling. Lubis dan Arma dengan ukuran sampel. Untuk sampel yang
(2010) menyebutkan, dalam pengambilan 100% mewakili populasi adalah sama
sampel disini daftar pemilihan peneliti sangat dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
berperan. Pengambilan secara random dan Rumus untuk menghitung ukuran sampel
dari populasi yang diketahui jumlahnya dipercaya untuk digunakan sebagai alat
adalah sebagai berikut: pengumpul data. Analisis reliabilitas yang
.N.P.Q
2
umum digunakan adalah analisa Cornbach
S= . (1) Alpha. Adapun pengujian dengan
D (N-1) + .N.P.Q
2 2
menggunakan koefisien Cornbach Alpha
Dimana : harus lebih besar atau sama dengan 0,6
S = jumlah sampel
yaitu nilai yang dianggap dapat menguji
2 = harga table chi kwadrat
valid tidaknya kuisioner yang digunakan.
P = proporsi kelompok pertama
Dengan rumus - rumus sebagai berikut :
N = populasi
2
Q = populasi kelompok kedua = (1)
[1 12
............. (1)
D = derajat ketelitian keterangan :
dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
2
r = reliabilitas instrumen
Harga P=Q=0,5 dan nilai d = 0,1
k = banyaknya butir pertanyaan atau
banyaknya soal
Metode Pengolahan Data
2 = jumlah varians butir
Sugiyono (1998) menyebutkan didalam
12 = varians total
statisitik induktif berbagai uji statistik yang
Rumus untuk varians butir dan varians
dapat digunakan pada dasarnya dapat
total :
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu uji
2 ()2
parametik dan non parametik. Uji parametik 12 =
2
(2)
adalah suatu uji statistik dimana sebaran 2 =
2
(3)
datanya sudah diketahui dan berdistribusi
keterangan:
normal atau mendekati normal dengan jumlah
Jki = jumlah kuadrat seluruh butir
data sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) data.
Jks= jumlah kuadrat subjek
Uji ini dilakukan untuk mengetahui model
matematis dari distribusi populasi data yang
b. Analisis deskriptif
akan dianalisis. Uji non parametriks digunakan
Narbuko dan Achmadi, (2004)
untuk penelitian penjelasan. Metode yang
menyebutkan bahwa penelitian deskriptif
digunakan untuk menyelesaikan perhitungan
yaitu penelitian yang berusaha untuk
pada penelitian ini adalah analisis reliabilitas,
menuturkan pemecahan masalah yang ada
analisis deskriptif dan analisis variansi.
sekarang berdasarkan data-data dan juga
menyajikan data, menganalisis dan
a. Analisis reliabilitas
menginterpretasi.
Arikunto (2002) menyebutkan analisis
reliabilitas menunjuk pada satu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
paket III Aceh Barat pada dinas pertanian Aceh aspek lingkup dan dokumen pekerjaan
Barat adalah sebagai berikut : (kontrak), rata-rata (mean) tertinggi 3,03 pada
Histogram hasil output Aspek perencanaan setelah pekerjaan selesai dan mean terendah
dan penjadwalan dapat dilihat pada 2,73 pada variabel lambatnya proses
c. Aspek sistim organisasi, koordinasi dan mean terendah pada aspek yang ditinjau
komunikasi sebagai faktor penyebab keterlambatan.
Histogram hasil output aspek sistim
organisasi, koordinasi dan komunikasi e. Aspek sistim insfeksi, control dan evaluasi
dapat dilihat pada Gambar 3 berikut : pekerjaan.
Histogram hasil output Aspek sistim
insfeksi, control dan evaluasi pekerjaan
dapat dilihat pada Gambar 5 berikut :
(Aspek diluar kemampuan pemilik dan Hipotesis Secara Simultan (hasil uji-F)
kontraktor)
Berdasarkan Gambar 6 Histogram output Dalam penelitian ini hipotesis yang
aspek lain-lain (Aspek diluar kemampuan diberikan oleh peneliti adalah terdapat beberapa
pemilik dan kontraktor), pada skala aspek yang sangat berpotensial menyebabkan
dengan nilai rata-rata (mean) 3,43 adalah adalah analisis varian bertujuan untuk menguji
variable transportasi kelokasi proyek yang apakah ada perbedaan yang signifikan bilangan
sulit dan variabel dengan nilai mean rata-rata (mean) dari variabel yang diamati.
terendah 3,20 adalah Kondisi lapangan Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut
Berdasarkan analisis pada tiap-tiap aspek membandingkan Fhitung yang dihitung dengan
maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan
(mean) tertinggi terdapat pada aspek HA diterima atau dapat pula dilihat dari level of
jawaban dari pada para responden. Hal ini Analisis variansi dari keseluruhan aspek-
aspek yang sangat berpotensial tsunami paket III Aceh Barat pada Dinas
menyebabkan keterlambatan penyelesaian Pertanian Aceh Barat dapat dilihat pada Tabel 5.