1804 - Proses Cleaning Gandum
1804 - Proses Cleaning Gandum
1804 - Proses Cleaning Gandum
Disusun Oleh
Noviana Pratiwi
11140920000007
2017/1439 H
LEMBAR PENGESAHAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah begitu besar memberikan Rahmat dan limpahan hidayah-
Nya kepada penulis sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat
Besar Muhammad Saw, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
Usaha dan upaya untuk senantiasa melakukan yang terbaik atas setiap
kerja keras menjadikan akhir dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang terwujud dalam bentuk penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dengan judul “Proses Cleaning Gandum Pada Mill MNO di PT. Indofood
1. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS, selaku ketua Program Studi Agribisnis
PKL.
2. Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi
2
Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing PKL yang
Parfianto, selaku Deputy Head Miller atau Asisten Manager yang telah
PKL.
5. Bapak Thimoteus Dagomez, yang telah membantu penulis agar bisa
Flour Mills.
6. Bapak-bapak Miller, Foreman, Operator yang terdapat di Mill MNO
3
Penulis menyadari bahwa laporan ini mungkin masih banyak
bermanfaat dan dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................6
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................7
4
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................9
2.1 Gandum...................................................................................................33
2.2 Tepung Terigu..........................................................................................37
2.3 Manajemen..............................................................................................41
2.3.1 Pengertian Manajemen.....................................................................41
2.3.2 Fungsi-fungsi Manajemen................................................................42
2.4 Manajemen Produksi...............................................................................43
2.4.1 Pengertian Produksi.........................................................................43
2.4.2 Pengertian Manajemen Produksi.....................................................44
5
3.5 Kegiatan dan Pengalaman PKL...............................................................49
3.6 Catatan Harian.........................................................................................50
3.7 Keterampilan yang Diperoleh dari PKL..................................................55
5.1 Kesimpulan..............................................................................................76
5.2 Saran........................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................78
LAMPIRAN...........................................................................................................80
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
Indonesia adalah negara yang mempunyai jumlah penduduk yang
memerlukan jumlah bahan pangan yang tinggi, terutama bahan pangan pokok.
pokok.
hal yang sangat penting meningkat tidak semua makanan yang diproduksi oleh
cenderung memilih bahan pangan yang aman serta bergizi. Sehingga dalam
menyediakan bahan pangan yang memiliki kualitas bermutu adalah hal yang
harus didapatkan semua pangan. Pemenuhan akan hal kualitas dalam bentuk
menarik konsumen yang lebih banyak. Kemajuan teknologi yang sangat pesat
makanan dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat. Selain itu,
promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga sangat penting. Semua yang
9
menyangkut dengan produk yang dihasilkan tujuannya adalah memuaskan
para pelanggan.
memiliki industri bahan pangan yang memilki kapasitas besar dan mampu
Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills yang bergerak dibidang
terigu juga dijadikan sebagai bahan pangan dimana dapat diterima seluruh
gandum memiliki kandungan gluten yaitu jenis protein yang membantu dalam
proses pengembangan pada jenis makanan tertentu seperti roti. Selain diolah
tergantung jumlah protein yang terkandung dalam tepung terigu tersebut. Hal
industri skala besar dan industri rumahan, baik diolah menjadi roti, mie, kue
dan lain-lain.
10
Bahan dasar untuk memproduksi tepung terigu adalah gandum,
gandum yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi
Bogasari Flour Mills didatangkan dari negara lain seperti Kanada, Austrlia,
Amerika, India, Ukraina karena negara tersebut memiliki iklim yang cocok
namun menghasilkan tanaman gandum yang tidak sesuai dengan grade yang
diharapkan untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan tepung terigu yang
berkualitas.
merek tepung yang diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk Divisi
Bogasari Flour Mills baik untuk konsumen dalam negeri maupun luar negeri.
Tepung terigu yang diproduksi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi
Dengan demikian, konsumen dalam negeri maupun luar negeri dapat memilih
dan menyesuaikan jenis tepung terigu apa yang sesuai dengan produk olahan
11
Tujuan melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Indofood Sukses
Flour Mills
12
2. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
secara umum.
Flour Mills.
2. Bagi perusahaan, yaitu dapat menjalin kerjasama dengan pihak
Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, Cilincing, Tanjung Priuk,
November 2017. Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup masalah
yang akan diangkat untuk pembahasan laporan PKL adalah proses cleaning
13
gandum pada mill MNO di PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi
Bogasari Flour Mills yang meliputi proses awal datangnya gandum dari wheat
silo, proses pembersihan awal sampai dengan pembersihan akhir sehingga siap
berdiri secara notarial pada tanggal 7 Agustus 1970 dengan nama PT.
Sudikatmono.
pemerintah (BULOG) dan mendapatkan upah gilling. Pada saat itu semua
pemasaran dan penetapan harga jual tepung terigu sepenuhnya diatur oleh
14
pemerintah (BULOG). Pada tahun 1998 semua sistem tata niaga yang
Makmur Tbk. Divisi Bogasari Flour Mills menjadi produsen tepung terigu
secara mandiri.
antara lain pada tahun 1977 didirikan Divisi Tekstil untuk memproduksi
kantong terigu dengan ukuran 25 kg yang terbuat dari kain blacu. Pada
Pada tanggal 28 Juli 1992 PT. Bogasari Flour Mills diakuisisi oleh
15
Kegiatan utama PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi
A dan mill B adalah 650 ton gandum per hari. Pada tahun pertama total
terigu.
baru di Jakarta yaitu mill C. Kemudian pada tahun 1975, pabrik di Jakarta
Gunung Putri dan Bojong Gede Kabupaten bogor serta Depok untuk
kapasitas produksi 60.000 metrik ton per tahun. Produk yang dihasilkan
adalah Long Pasta dan Short Pasta, dan hampir 80% ditujukan untuk
16
pasaran ekspor ke negara-negara Jepang, Hongkong, Australia, Korea
Tirreno dan Chewy dengan ukuran 2,5 dan 5 kilogram. Selain La Fonte
juga diproduksi Bogasari Biru dan Bogasari Merah untuk produksi lokal.
Jakarta pada tahun 1996, merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
(SNI) mulai tahun 1999, tepung terigu Bogasari diberi tambahan fortifikan
antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek
utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat
17
di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai
Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya. Tepung terigu
18
PT. ISM Bogasari memiliki visi dan misi dalam mencapai tujuan
yang ingin dicapai suatu perusahaan. Adapun visi PT. Indofood Sukses
mewujudkan visi. Misi dari PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi
teknologi.
internasional.
19
Deputy
OPU Head
Porduct Milling
Facility Departement
Departement
PPIC
Automation Departement
Departement
FSBP
Material Departement
Stores
Departement FMP
Departement
Bogasari Flour Mills adalah Deputy OPU Head yang membawahi4 Senior
20
Divisi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap
1. Operations Division
A. Milling Departement
21
ditetapkan. Tugasnya antara lain melaksanakan produksi sesuai
dibantu oleh deputy head miller dan miller. Milling department dibagi
2 terdiri dari mill KL dan DE. Wilayah 3 terdiri dari mill FG dan HIJ
tersebut dipimpin oleh satu orang manager dan tiga deputy. Berikut ini
1. Manager
keputusan manajerial.
deputy head miller yang bekerja secara bergantian atau shift. Tugas dari
bertanggung jawab atas kegiatan mill apabila manager tidak ada, dan
3. Miller
22
Miller merupakan section head yang berada di bawah deputy
4. Foreman
5. Operator
23
Bertanggung jawab atas penyimpanan tepung terigu sementara
24
hingga bangunan tempat produksi berlangsung. Bagian ini dibagi
25
1.5.4 Produk
gandum berupa 76% tepung terigu, 1,5% tepung industri, dan 22,5
berupa bran dan pollard. Bahan baku gandum diolah menjadi menjadi
membuat crumb roti lebih putih. Tepung ini khusus dijadikan sebagai
2. Cakra Kembar
26
Australia dan Amerika. Tepung ini mempunyai sifat gluten yang ulet
dan kuat. Tepung ini cocok dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan
3. Segitiga Biru
hard wheat dan soft wheat, sehingga dihasilkan tepung terigu dengan
berasal dari Amerika dan Kanada, campurannya adalah 60% soft wheat
adalah 50% soft wheat dan 50% hard wheat. Tepung ini merupakan
lain sebagai bahan dasar pembuatan roti, cake, mie kering, mie basah,
dan biskuit.
4. Kunci Biru
5. Lencana Merah
27
6. Segitiga Hijau
1.5.4.2 Pasta
28
memproduksi pasta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
dengan air, telur dan garam. Diproses secara natural tanpa tambahan
kering dan dalam 3 tipe bentuk – Panjang yang paling populer adalah
vermicelli (little worms). Beberapa jenis pasta yang lain dengan bentuk
makaroni. Pasta ukuran kecil seperti siku disebut dita lisci, sedangkan
Dengan Bentuk dan jenis beraneka ragam dan cara penyajiannya relatif
29
mudah. Pasta sangat cocok untuk dijadikan bahan dasar hidangan
1.5.4.3 By Product
diolah menjadi pakan ternak, yaitu pellet dan diolah menjadi bahan
1. Bran
Kepala Kuda”.
2. Pollard
granulasinya lebih kecil daripada bran. Produk ini diminati oleh pabrik
30
Feed Meal dan peternak sapi perah. Produk ini dikemas dengan
3. Tepung industri
roller, yaitu tepung yang dihasilkan dari endosperm yang berada dekat
abu yang cukup tinggi. Tepung industri juga berasal dari proses
sebagai bahan dasar lem dalam pembuatan kayu industri, selain itu
4. Pellet
bran dan pollard. Produk ini digunakan sebagai pakan ternak. Produk
5. Germ
31
dari tepung, karena dapat mempengaruhi kualitas tepung yang
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gandum
Warna kulit bervariasi antara putih, merah, dan cokelat. Ada yang
bervarietas musim semi (spring) dan musim dingin (winter). Jenis gandum
berbeda dengan jenis gandum yang lain. Bjinya lebih keras dan warna kulit
33
cokelat. Jenis gandum ini digunakan dalam pembuatan macaroni dan
spaghetty. Varietas ini banyak dihasilkan oleh negara Kanada dan Amerika.
(Gambar 5) yang terdapat pada semua jenis biji gandum. Susunan biji gandum
1. Dedak (Bran)
pengolahan, bran akan menjadi sekam. Sekam tersusun dari selulosa (serat)
yang tidak dapat dicerna, serta mengandung vitamin B dan elemen mineral,
sedangkan lapisan aleuronnya kaya akan protein dan vitamin B, terutama asam
nikotinat (niasin).
2. Endosperm
34
Endosperm merupakan biji bagian terbesar dari gandum yaitu sekitar 80-
85% berat total biji. Bagian inilah yang akan di ubah menjadi tepung melalui
proses penggilingan sebagian besar endosperm tersusun atas pati, selain itu
B1 dan 32% vitamin B2), 12% asam nikotinat, serat dan beberapa mineral.
3. Germ
Germ merupakan biji sebenarnya atau embrio, yang terletak pada bagian
bawah biji. Lembaga hanya menyusun 2,5 % berat biji, lembaga kaya akan
krim, macaroni, kue, bahan pakan ternak seperti gabah, dedak, bungkil, dan
Canada, Amerika serikat, dan Eropa timur lainnya. Jenis-jenis gandum dari
bernama Australia Prime Hard (APH), Australia Hard (AH), Australia Praire
White (APW), Australia Standard White (ASW), Australia Soft (AS), dan
dengan nama Canada Western Red Spiring (CWRS), Canada Western Amber
35
Winter (CWRW). Negara lain penghasil gandum yaitu Amerika Serikat, yang
menghasilkan gandum dengan nama Hard Red Winter (ARW), Hard Red
Spring (HRS), Hard White Winter (HWW), Hard White Spring (HWS), Soft
Red Winter (SRW), Soft White Winter (SWW), Soft White Spring (SWS), Dark
dengan Russian Wheat, dan negara India yang menghasilkan gandum dengan
protein yang terdapat pada gandum adalah albumin (larut dalam air), slobulin
(larut dalam garam netral), gliadin (larut dalam etanol 70%), dan glutenin
(tidak larut dalam alkohol tetapi larut dalam basa atau asam encer).
Gambar 6. Jenis-jenis Gandum
Kandungan protein dapat berbeda-beda tergantung jenis dan tempat gandum
36
Karbohidrat yang terdapat dalam gandum sebagian besar adalah pati, dan pati
Pati tersusun atas dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Jika pati
bagian pendek dan apabila di dinginkan akan membentuk gel yang buram
(Deman, 1997).
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir
gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue kering, biskuit,
mi,cake, roti, dan lain-lain. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari
banyak zat pati yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung
terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam
menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Salam dkk,
2012).
37
Tepung terigu yang mempunyai kadar protein tinggi akan memerlukan air
lebih banyak agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-
tinggi untuk mendapatkan volume yang besar, tetapi ada kemungkinan roti
menjadi alot. Oleh karena itu, dalam pembuatan roti perlu penambaha bahan-
bahan lain yang berfungsi untuk mengempukkan roti seperti gula, margarin
tepung terigu protein tinggi dengan tepung terigu protein sedang juga dapat
dilakukan, tujuannya agar kadar protein terigu turun sehingga roti yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan, seperti tekstur lebih lembut (Mudjianti &
Yuliati, 2004).
Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan roti dan mie.
kandungan protein dalam roti. Biasanya mutu terigu yang dikehendaki adalah
terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8 - 12%, kadar abu 0,25 –
Gandum yang telah diolah menjadi tepung terigu menurut Rustandi (2011)
38
Tepung ini mudah dicampur dan difermentasikan, memiliki daya serap
air tinggi elastis, serta mudah digiling. Jenis tepung ini cocok untuk membuat
Tepung ini memiliki daya serap rendah, sukar diuleni, dan daya
39
Tabel 1. SNI 01-3751-2009 Syarat Mutu Tepung Terigu
40
2.3 Manajemen
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Selain itu juga,
manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management berasal dari kata
dari kata manage memang biasanya dikaitkan dengan suatu tindakan yang
41
sasaran yang telah ditentukanmelalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
a. Perencanaan (Planning)
terlebih dahulu tujuan yang diharapkan pada suatu jangka waktu tertentu atau
periode waktu yang telah ditetapkan, serta tahapan yang harus dilalui untuk
b. Pengorganisasian (Organizing)
42
kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara
c. Pengarahan (Directing)
atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau beberapa bawahan,
atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan dalam
d. Pemotivasian (Motivating)
e. Pengendalian (Controlling)
rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Dengan
demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan
43
Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, manusia
memerlukan barang dan jasa. Suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan
membagikan guna itu diantara orang banyak. Sedangkan menurut Drs. Eko
sumber alam, tanaga kerja, modal dan teknologi. Pada hakekatnya produksi
merupakan pencipta atau penambahan faedah atau bentuk, waktu dan tempat
manusia. Pengertian produksi secara luas luas adalah usaha atau kegiatan
yang dilakukan yang dapat menimbulkan kegunaan dari suatu barang dan jasa
44
meliputi modal, mesin, material dan manusia dengan keahlian manajerialnya
manajemen produksi.
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
keluaran (output) berupa barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen
45
BAB III
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai
Divisi Bogasari Flour Mills yang beralamat di Jl. Raya Cilincing No. 1,
Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Adapun bata-batas lokasi perusahaan ini adalah
sebagai berikut :
Depo Pertamina.
b. Sebelah utara, terdapat dermaga kedua milik Bogasari Yang
Koja Bahari, PT. Sarpindo Soybean Industri, PT. Pelita Bahari, dan
Laut Jawa.
c. Sebelah selatan, berbatasan dengan dengan Jalan Raya Cilincing
d. Sebelah timur,berbatasan dengan Jalan Sindang Laut dan PT.
Eastern Polyester.
46
Praktek Kerja Lapang dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan
Jumat dari Pukul 08.00 – 16.00 dan hari Sabtu pukul 08.00 – 14.00, dengan
waktu istirahat selama 1 (satu) jam dari pukul 12.00 – 13.00 WIB.
pabrik.
Bogasari penulis lakukan bersama Raisha Nisrina dan Rahmi Fataya selaku
teman satu jurusan Agibisnis. Selain itu juga ada beberapa mahasiswa yang
berasal dari Universitas lain yaitu Universitas Sebelas Maret Solo, Universitas
University.
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills selalu
menerima mahasiswa yang ingin melakukan praktek kerja lapang. Banyak dari
47
Perguruan Tinggi dari dalam Pulau Jawa ataupun luar Pulau Jawa. Banyaknya
Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills memberikan respon yang
ditunjuk oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills
dibantu oleh Deputy Head Manager (Asisten Manager) yaitu Bapak Muhamad
membantu saya dalam memahami proses produksi di Mill MNO. Dan tidak
lupa para pekerja yang berada di Mill MNO mulai dari Miller, Foreman dan
bekerja, dan mereka juga yang selalu membantu saya dalam moril maupun
Wheat Silo, Departemen FSBP (Flour Silo Bulk and Packing), Departemen
FMP (Flour Mixing and Packing), dan Divisi Technical Support yang
48
dengan menjadi tepung lalu dikemas dalam berbagai macam kemasan. Mereka
memiliki pribadi yang baik, terbuka apa adanya selalu menjawab pertanyaan
Indofoof Sukses Makmur, Tbk Divisi Bogasari Flour Mills, antara lain sebagai
berikut :
49
3.6 Catatan Harian
berlangsung.
2. Mengunjungi divisi Pelletizing, dijelaskan tentang bagaimana alur
menggunakan kapal.
5. Mengunjungi Departemen FMP (Flour Mixing and Packaging), yaitu
50
3. Melakukan pengujian moisture untuk gandum yang akan digiling.
4. Melakukan pengujian monitoring offal (benda-benda asing selain
laboratorium.
2. Melakukan kunjungan ke mill AB dan mill KL tujuannya agar
1. Melakukan induksi atau perkenalan awal dengan rekan PKL baru dan
51
2. Mengunjungi Pellet Silo B yatiu tempat penyimpanan pellet setelah
diproduksi.
3. Mengunjungi FSBP (Flour Silo Bulk and Packing) dan BPP (By
Product Packing).
4. Mengunjungi FMP (Flour Mixing and Packaging).
moisture, dan ash dari line transfer, nir mill, dan mill.
2. Membantu mengantarkan sampel tepung ke laboratorium untuk diuji
kualitasnya.
3. Kunjugan ke laboratorium yaitu mengetahui tentang job description
oktober.
2. Melakukan induksi kembali berkenalan dengan rekan kerja baru
52
4. Membantu mengantarkan sampe tepung terigu untuk di uji kualitasnya
di laboratorium.
November 2017)
laboratorium.
5. Mempelajari lebih lanjut tata letak mesin dari lantai dasar sampai ke
lantai 8.
6. Mengetahui cara kerja FCA atau mesin untuk mengetahui kapasitas
di mill MNO.
8. Ikut membantu membersihkan separator first break di lantai 5 mill
MNO.
53
9. Melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang dilakukan selama 3 bulan
melaksanakan PKL.
10. Ikut memperingati kegiatan ulang tahun PT. Indofood Sukses Makmur,
konsumen.
4. Mengetahui produk-produk tepung terigu lain selain yang umumnya
ada di pasaran.
5. Mengetahui produk sampingan atau by product hasil dari pengolahan
54
55
BAB IV
1. Jetty (Dermaga)
Wheat Silo.
2. Wheat Silo
56
Wheat silo adalah tempat penyimpanan gandum sementara
gandum yang akan digiling. Gandum yang berasal dari Jetty B akan
chain conveyor. Wheat silo dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Wheat Silo
A dan Wheat Silo B. Wheat silo A terdiri dari 60 unit silo dengan
kapasitas maksimum 3000 ton per unit. Namun kapasitas aktual yang
digunakan sebesar 2850 ton per unit. Wheat silo B memiliki 80 unit
silo dengan kapasitas maksimum 2800 ton per unit silo. Namun
kapasitas aktual yang dipakai sebesar 2750 ton per unit silo.
terdiri dari Pre cleaning, First cleaning dan Second cleaning proses. Pre
cleaning adalah proses sangat awal dari pembersihan gandum dan sebelum
masuk ke raw wheat bin dan untuk membersihkan offal yang berukuran
57
dengan gandum sehingga dapat mempengaruhi mutu produk. Proses
second cleaning bertujuan untuk membersihkan debu dan kulit yang masih
58
rangka mencegah defisiensi dan meningkatkan kesehatan (WHO 2006).
Fortifikasi yang ditambahkan, antara lain Fe, Zn, vitamin B1, vitamin B2,
departemen FSBP (Flour Silo Bulk and Packing) , FMP (Flour Mixing
silo. Flour silo terbuat dari bahan beton dan berkapasitas 170 ton per
silo dengan kapasitas maksimum sebesar 180 ton per silo. Tepung
distribusikan dari mill menuju flour silo dengan chain conveyor (Line
59
E, F, G, H). Dimana masing-masing line berkecepatan 25 ton/jam
(line E), 80 ton/jam (line F), 180 ton/jam (Line G dan F). Setelah
sebesar 20 ton.
Mixing, dan Packing. Tepung diterima dari dari FAM (Feeding After
Milling) dari dari 2 jalur, yaitu Line 1 dan Line 2 dan Direct Flour
maka ada sisa atau hasil sampingan yaitu brand, pollard, IF (Industrial
Flour). Bran yaitu berupa kulit gandung yang tidak ikut terkestraksi dan
60
kg dengan merk dagang “Cap Kepala Kuda”. Polland adalah bagian
proteinnya lebih baik jika dibandingkan dengan bran. Produk ini diminati
oleh pabrik Feed Meal dan peternak sapi perah. Produk ini dikemas
yaitu tepung yang dihasilkan dari endosperm yang berada dekat dengan
merk dagang “Cap Anggrek”. Produk ini biasa digunakan sebagai bahan
dasar lem dalam pembuatan kayu industri, selain itu juga dapat digunakan
61
4.2 Proses Cleaning Section
berat jenis, ukuran, bentuk, panjang, dan sifat magnet. Impurities atau offal
adalah material non-gandum yang ikut terbawa bersama gandum saat proses
sunflower, seed
gandum busuk
plastik
62
Maka dari Gambar
itu, proses cleaning
Contoh perlu
Impurities dilakukan
atau Offal sebelum gandum
biji gandum dari impurities atau offal (material selain gandum yang tidak
layak digiling) yang akan mempengaruhi mutu tepung terigu yang dihasilkan.
Proses pembersihan ini dilakukan dalam beberapa tahapan dan berbagai prisip
seperti:
4.2.1 Pre-Cleaning
63
Sebelum masuk kedalam tahap first cleaning dan second cleaning,
gandum yang berasal dari wheat silo melewati proses pre-cleaning. Tahap
ini bertujuan untuk membersihkan gandum dari offal atau impuritis yang
kedalam proses. Proses ini juga membuat aliran gandum lebih lancar
baik.
bergerak, maka material yang pass through akan masuk ke dalam raw
wheat bin sedangkan material yang tailing pada ayakan akan ditampung
mill MNO, terdapat 4 buah raw wheat bin di setiap millnya jika dikali tiga
64
masing sebesar 283 ton. Setelah gandum mengalami proses pre-cleaning,
gandum akan dibersihkan kembali pada proses first dan second cleaning.
cleaning. Proses pembersihan ini dilakukan dari raw wheat bin sampai
tertahan dalam magnet separator berupa serbuk besi, baut, plat, uang
mill MNO adalah sebesar 50 ton per jam, namun aktualnya sebesar 45 ton
65
per jam. Kapasitas ini diatur oleh flow regulator (FCA) sehingga kapasitas
dapat disesuaikan dengan setting kapasitas cleaning. Fungsi lain dari FCA
adalah sebagai alat pencampur dua atau beberapa macam gandum sesuai
dengan grist yang akan digiling atau diconditioning, atau bisa juga sebagai
alat pengukur kapasitas aliran gandum. FCA terdapat 4 buah pada setiap
mill jika dikali tiga maka di mill MNO terdapat 12 FCA pada first cleaning
impurities (offal) yang lebih besar dan lebih kecil dari gandum. Mesin
separator memiliki 2 jenis ayakan, yaitu ayakan atas (kasar) dan ayakan
yang sudah dipisahkan, akan masuk ke jalur pembuangan offal yang dibagi
menjadi 2 jalur yaitu jalur offal kasar (material besar) dan offal halus
66
Gambar Separator
komponen yang berat jenisnya kecil atau ringan akan disalurkan menuju
mesin Carter Day. Gandum yang dialirkan kedalam mesin dry stoner dari
mesin TRC adalah sekitar 70% sedangkan sebanyak 30% dialirkan menuju
gandum dari batu-batu yang mempunyai ukuran yang lebih besar dan lebih
kecil dari gandum. Alat ini memisahkan gandum dengan partikel lainnya
sedikit diatas ayakan dan batu yang memiliki berat jenis yang besar (batu)
67
menuju outlet gandum. Material yang paling ringan seperti offal halus atau
gandum dengan partikel lain berdasarkan ukuran dan bentuk. Mesin ini
memiliki 2 tipe silinder, yaitu Long corn dan Round corn. Slinder long
corn akan memisahkan gandum dari offal kasar yang bentuknya lebih
panjang dan besar dari gandum. Round corn berfungsi untuk memisahkan
gandum dari material yang berukuran lebih kecil dari gandum seperti
broken wheat (gandum pecah). Silinder carter day memiliki pocket atau
masuk kedalam pocket dan offal yang berukuran lebih besar dari gandum
tidak akan bisa masuk kedalam pocket sehingga offal akan tailing pada
mesin dan dibuang menuju outlet offal. Sedangkan produk atau gandum
68
yang masuk kedalam pocket, pada setengah putaran silinder akan jatuh
kedalam collecting tray yang berada di tengah silinder. Pada silinder round
corn, broken wheat akan masuk kedalam pocket dan akan terpisah dengan
dari carter day akan disalurkan kemesin horizontal scourer. Mesin scourer
gandum. Prinsip kerja dari scourer yaitu mesin akan mengalami gesekan
antara biji gandum, gesekan antara gandum dengan beater atau pemukul,
debu, kulit, dan bakteri akan terkelupas dan akan lolos (pass through)
debu dan kulit yang masih menempel pada gandum dengan mesin aspirator
69
udara yaitu Tarara (TRR). yang sudah dibersihkan pada first cleaning,
pengkondisian (Conditioning).
Separator
TRC
Scourer
TRR
70
Dampening dan
Conditioning
Gambar
4.2.3 . Alur proses
Dampening first cleaning Process
dan Conditioning pengendalian gandum pada
cleaning section
gandum. Proses ini bertujuan untuk menambahkan kadar air pada gandum.
Penambahan kadar air bertujuan untuk mencegah terjadi moisture loss pada
a. Memaksimalkan penggilingan
Gandum yang kering atau gandum yang memiliki kadar air yang
rendah akan lebih hancur dimana bagian kulit akan tetap ikut dalam
c. Melunakkan endosperm.
Dampener ini akan melakukan penambahan air dengan cara spray dan
merata.
71
Air yang ditambahkan terhadap gandum bergantung kepada
kadar air awal gandum, kadar air tepung yang dikehendaki dan
M 2−M 1
W= xK
100−M 2
Keterangan:
diatur sedemikian rupa sehingga kadar air tepung sesuai dengan target
72
gandum. Tempering bin pada mill MNO terdapat 12 bin dimana
jam, dan gandum soft memiliki conditioning time selama 6-14 jam.
Gandum hard memiliki granula yang lebih rapat dan terikat secara kuat
lama.
Dampener
Tempering Bin
Second Cleaning
73
melekat pada gandum. Gandum yang sudah di conditioning pada
tempering bin, akan masuk kembali kedalam mesin scourer dan Tarara
penggilinganan gandum pada mill MNO adalah sebesar 45 ton per jam
yang dapat menghasilkan tepung sebanyak 1000 ton dalam satu hari.
Scourer
TRR
Magnet
Separator
Hopper
Milling
74
Gambar. Alur proses second cleaning pengendalian gandum pada cleaning
section
BAB V
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
proses milling yaitu memisahkan endosperm dari bran dan germ serta
5.2 Saran
75
Saran dari hasil pengamatan Praktik Lapangan disampaikan di
bawah ini:
produksi karena masih ada tenaga kerja yang tidak memakai APD
76
DAFTAR PUSTAKA
Astawan, M. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. Tiga Serangkai.
Solo.
Makfoeld, 1982 Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Dian Rakyat.
Jakarta.
77
Nasution, A. S. 2009. Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman. Grasindo. Jakarta
Salam, A.R., Haryotejo, B., Mahatama, E., dan Fakhrudin, U,2012. Kajian
Dampak Kebijakan Perdagangan Tepung Terigu Berbasis SNI. Jurnal
Standardisasi BSN. (14): 117-130.
78
LAMPIRAN
79