Isi Laporan Magang Jeni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Kelapa sawit Elaeis guinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis yang


berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya,
termasuk Indonesia. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan nasional. Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan saat ini terdiri
dari dua jenis yang umum di tanam yaitu E. guineensis dan E. oleifera. Antara 2
jenis tersebut mempunyai fungsi dan keunggulan di dalamnya.

Jenis E.

guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi sedangkan E. oleifera memiliki


tinggi tanaman yang rendah. banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini
untuk mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. Jenis E.
oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman
sumber daya genetik yang ada. (Syahputra, 2011).
Masa umur ekonomis kelapa sawit yang cukup lama sejak mulai tanaman
mulai menghasilkan, yaitu sekitar 25 tahun menjadikan jangka waktu perolehan
manfaat dari investasi di sektor ini menjadi salah satu pertimbangan yang ikut
menentukan bagi kalangan dunia (Krisnohardi, 2011).
Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona
luasnya terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar
negara atau perkebunan besar swasta. Saat ini perkebunan rakyat sudah
berkembang dengan pesat. Permintaan minyak kelapa sawit di samping digunakan
sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan sebagai bahan mentah
industri nonpangan. Jika dilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit
jauh lebih rendah dari pada minyak nabati lainnya (Risza, 1994).
Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di
karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman
penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati
yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat
menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya
hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko, 2007).

1.2. Tujuan Praktek Magang


1. Tujuan Umum
Pelaksanakan kegiatan magang, mempunyai beberapa tujuan yang
ingin dicapai dalam kegiatan magang di PT. AEP (Anglo Estern
Plantation) bengkulu PT. Mitra Puding Mas Estate, PT. Alno Pangeran
Estate, PT. Alno Sapta Buana Estate, PT. Alno Air Ikan Estate, dan PT.
Alno Sumindo Estate adalah :
a. Sebagai studi banding antara teori yang didapatkan di bangku kuliah
dengan pelaksanaan teknis di lapangan dan melatih mahasiswa
dalam mengintegritaskan diri dengan masyarakat disekitar lokasi
magang.
b. Mendewasakan pola cara berpikir dan meningkatkan daya nalar
mahasiswa

dalam

memecahkan

masalah

teknis

agronomis

perkebunan kelapa sawit di lapangan secara ilmiah dan melatih


mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di
bangku kuliah untuk diterapkan langsung di lapangan.
c. Bagi

Fakultas

Pertanian

Universitas

Ratu

Samban

dapat

meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dengan memperoleh


masukan melalui mahasiswa yang melaksanakan kegiatan magang.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :
a. mempelajari tahap-tahap pembukaan lahan pada tanaman kelapa
sawit di PT. AEP Group Bengkulu, sebagai bahan perbandingan
antara teori dengan praktek lapangan.
b. Mengetahui dan mempelajari teknikteknik pembukaan lahan kelapa
sawit.
1.3. Manfaat Praktek Magang
Adapun manfaat kegiatan magang ini adalah
a. Mahasiswa dapat mengetahui tahap tahapan dalam pembukaan lahan
b. Menambah wawasan mahasiswa tentang kelapa sawit khususnya pada
pembukaan lahan kelapa sawit

1.4. Permasalahan
1. Topografi yang miring dan berbukit.
Topografi yang miring dan berbukit memperlambat pembukaan
lahan karena harus melakukan dua tahap pembuatan terasan, yang pertama
menggunakan exsapator baru di ratakan menggunakan bulldozer.
1.5.

Metode Pendekatan
Pelaksanakan kegiatan magang ini digunakan beberapa metode pendekatan

yaitu :
1. Observasi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan untuk mengetahui kegiatan aktualnya yang berhubungan dengan
pembukaan lahan.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan dialog kepada
Manager Estate, Senior Asisten, Asisten Divisi, Mandor, Krani, serta
buruh yang bekerja Di PT. AEP ( Anglo Estern Plantation) Bengkulu
yakni PT. Mitra Puding Mas Estate (MPM), PT. Alno Sapta Buana Estate
(ASB), PT. Alno Pangeran Estate (APN), PT. Alno Air Ikan Estate (AAI),
dan PT. Alno Sumindo Estate (ASM).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Pahan, 2013 Klasifikasi tanaman kelapa sawit sabagai berikut :
Divisi

: Embryophytha Siphonagama

Kelas

: Angiospermae

Ordo

: Monocotyledonae

Famili

: Arecaceae (dahulu di sebut Palmae)

Subfamili

: Cocoideae

Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis jacq

Kelapa sawit adalah tanaman tropis yang tumbuh baik antara garis lintang
130 LU dan 120 LS, terutama dikawasan Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Tanaman kelapa sawit tumbuh baik didaerah tropis, dataran rendah yang panas
dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500 mm -3000 mm per tahun yang
turun merata sepanjang tahun. Penting untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah
distribusi hujan yang merata. Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimum
sekitar 240-2800C, untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, tanaman
masih bisa tumbuh pada suhu terendah 1800C dan tertinggi 3200. Beberapa faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adalah lama penyinaran dan
ketinggian tempat. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat
dalam (proses asimilasi) juga untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah.
Karenanya, intensitas, kualitas dan lama penyinaran sangat berpengaruh dalam
proses fotosintesis (Anonim, 2013).
Akar tanaman kelapa sawit pada saat kecambah yang baru tumbuh
memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan di ganti dengan akar
serabut, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam
tanah,sedangkan yang tumbuh kesamping bisa mencapai radius 16 m tergantung
umur tanaman. Kelapa sawit tergolong tanaman yang memiliki biji keping satu
(monokotil), oleh karnanya batang kelapa sawit tidak berkambium dan umumnya
tidak tumbuh bercabang, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang
kelapa sawit tumbuh tegak lurus (pototropi) dan di bungkus oleh pelepah daun.

Bagian bawah batang umumnya lebih besar dari bagian atasnya, hinga umur
tanaman 3 tahun. Batang kelapa sawit belumbisa terlihat karena masih terbungkus
oleh pelepah daun.Setiap tahun batang kelapa sawit tumbuh pada tanaman setelah
berumur 4 tahun, batang mulai memperlihatkan pertumbuhan memanjang,
ketebalan batang tergantung pada kekuatan pertumbuhan daun-daunnya. Batang
kelapa sawit yang di budidayakan maksimum mencapai tinggi 15-18 m sedangkan
kelapa sawit liar bisa mencapai 30 m (Anonim, 2013).
Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk suatu pelepah
yang panjangnya antara 7,0-9,0 m, dimana jumlah daun setiap pelepah berkisar
antara 250-400 helai. Pada pohon kelapa sawit yang di pelihara, dalam satu
batangnya terdapat 40-50 pelepah daun, sedangkan pada tumbuhan kelapa sawit
liar bisa mencapai 60 pelepah.
Kelapa sawit tergolong tumbuhan berumah satu (monoceous) yang berati
bunga betina dan bunga jantan terdapat dalam satu pohon, namun tidak berada
dalam satu tandan yang sama. Walau demikian ,kadang-kadang di jumpai pada
satu tandan terdapat bunga jantan dan juga bunga betina (hermafrodit). Bunga
sawit muncul dari ketiak daun, setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu
infloresn (bunga majemuk) biasanya,beberapa infloresn gugur pada fase-fase awal
perkembanganya sehinga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun
tidak menghasilkan infloresn dari proses inisiasi awal sampai membentuk
infloresn lengkap pada ketiak daun memerlukan waktu 2,5-3 tahun.Infloresn akan
muncul dari ketiak daun beberapa saat menjelang antesis (penyerbukan). Buah
kelapa sawit menempel pada karangan yang di sebut tandan buah.Dalam satu
tandan terdapat ratusan bahkan ribuan butir buah. Tandan buah akan mencapai
ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5-5 tahun. Pada umur ini mulai dibentuk
zat-zat minyak yang disusun dalam sel-sel pengisi disela-sela disabut buah.
Minyak sabut (CPO) berwarna jinga kerena mengandung karoten. Bersamaan
dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah warna dari ungu
menjadi orannye merah.

2.2 Syarat tumbuh


Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan
kondisi lingkungan yang baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat
berproduksi

secara

maksimal.

Faktor-faktor

yang

dapat

mempengaruhi

pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor
yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,
perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
1. Iklim
a. Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5
jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik
karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi
dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
b. Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa
sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada
antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik
jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang
diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata
sepanjang tahun.
c. Curah hujan dan kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik,
dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah
2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah
pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah
yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat
lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan
terhambat dan produksinya pun akan rendah
2. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung
pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.

Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik
merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian
tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat
fisis dan kimia tanah.
a. Sifat kimia tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan
pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya
dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol
atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan
lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH
rendah.
b. Sifat fisik tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau
sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah
gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat
dengan permukaan tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus
mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah
maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam
mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang
relatif sulit.

BAB III
METODE
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Praktek magang ini dilaksanakan selama 1 bulan lebih dari tanggal 31
Januari sampai dengan tanggal 5 Maret. Lokasi magang dilaksanakan di PT. AEP (
Anglo Estern Plantation) Bengkulu, yang terdiri dari 4 Estate yaitu di PT. Mitra
Puding Mas Estate, PT. Alno Sapta Buana Estate, PT. Alno Pengeran Estate, PT.
Alno Air Ikan Estate, dan PT. Alno Sumindo Estate.
3.2. Metode Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang ini melibatkan mahasiswa untuk melakukan seluruh
kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan. Beberapa metode yang
digunakan dalam pelaksanaan magang diantaranya :
1. Observasi
Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa magang berkesempatan untuk
mempelajari terlebih dahulu teori tentang teknis lapangan sebelum langsung
mengamati dan mempraktekkan bagaimana cara kerja praktek teknis di
lapangan.
2. Praktek
Para mahasiswa magang langsung mempraktekkan dilapangan apa yang
sedang dilaksanakan di perkebunan tersebut dengan diarahkan oleh Manager
langsung, Sonior Asisten, Asisten Divisi dan Mandor yang mendampingi.
3. Diskusi
Selama pelaksanaan praktek magang mahasiswa melakukan diskusi
baik dengan rekan-rekan sesama kelompok magang maupun dengan Manager
langsung, Senior Asisten, Asisten Divisi dan Mandor maupun dengan para
pekerja dikebun kelapa sawit selama pelaksanaan kegiatan magang
berlangsung.
3.3.

Kegiatan Di Lapangan
Kegiatan di lapangan adalah seluruh rangkaian kegiatan kebun yang ada dan

sedang berlangsung di PT. AEP Region Bengkulu adapun kegiatannya adalah :


8

1. Kegiatan Di Areal Land Clearing ( Pembukaan Lahan )


untuk kegiatan di areal pembukaan lahan di antaranya adalah mulai
dari survey lahan, menentukan target lahan yang akan di buka, blocking dan
baundyn imas tumbang,pembuatan sarana dan prasarana seperti pembuatan
jalan gorong gorong, konsevasi tanah dan air, dan penanaman kacang
kacangan. Yang akan di bahas lebih detile lagi di bab pembahasan.

2.

Penyisipan
Penyisipan dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati, sakit

atau kerdil sehingga diperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan seragam.
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi pada areal TBM
tanaman yang perlu disisip pada masa TBM I sampai III setiap satu bulan
sekali, dan setelah TBM III penyisipan cukup dilakukan setiap satu tahun
sekali.
3. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman penutup tanah (Leguminosa cover crop), di PT.
AEP jenis LCC yang di gunakan adalah macuna bracteata, kacang kacangan
ini sangat baik untuk mengurangi erosi permukaan tanah, memperbaiki aerasi,
menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan organik serta cadangan
unsur hara. Akar tanaman kacangan dapat memfiksasi nitrogen dan juga dapat
mencegah pertumbuhan gulma. Jika tanaman telah menutupi areal dengan
sempurna maka akan menghemat biaya penyiangan gulma dan tanaman
kelapa sawit dapat terhindar dari serangan hama kumbang oryctes.
4.

Pemupukan.
Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan

produktifitas tanaman. Agar mencapai sasaran, pemupukan harus di dukung


dengan pelaksanaan kultur tekhnis yang tepat.
Adapun pola yang di terapkan di AEP group terdiri dari 4 T :
1. Tepat jenis ( tunggal, majemuk dll)

2. Tepat dosis ( sesuai LSU, visual, produksi dll)


3. Tepat waktu ( bulan basah dan bulan kering)
4. Tepat cara/aplikasi (tabur, tanam, larik dll)
Pemupukan pada masa TBM 1 3 dengan cara ditabur :
1. TBM 1 : jarak 10 cm dari batang/pokok, lebar sebaran pupuk 30 cm
mengarah ke luar.
2. TBM 2 : jarak 15 cm dari batang/pokok, lebar sebaran pupuk 50 cm
mengarah ke luar.
3. TBM 3 : jarak 15 cm dari batang/pokok, lebar sebaran pupuk 100-150
cm mengarah ke luar.
Pemupukan pada masa TM dengan cara dipocket/lubang pada ketiga sisi
dalam piringan.

Tiga lubang aplikasi pada bulan Februari

Tiga lubang aplikasi pada bulan Juni


Tiga lubang aplikasi pada bulan Oktober

5. Pemberantasan Gulma
Sistem atau cara penyemprotan yaitu dengan cara mikron herbi, spot
spraying, dan lalang kontrol. dan pengaplikasiannya dilakukan setiap 3 bulan
sekali sesuai dengan pertumbuhan gulma, serta alat-alat yang digunakan
dalam aplikasi herbisida yaitu : masker, sarung tangan, alat semprot (kep)
dengan muata bobot 15 liter air dan mikron herbi dengan bobot 5 liter.
Jenis herbisida yang diaplikasikan di kebun PT. AEP adalah sebagai berikut :
1) Clean up digunakan untuk lalang dan semua gulma yang ada di areal
sawit
3) Lindomin digunakan untuk gulma berdaun lebar
5) Starlon digunakan untuk membunuh anak kayu.
5. Pemangkasan (Pruning)
Alat yang digunakan untuk memangkas adalah dodos dan egrek,
pemangkasan juga dilakukan untuk membuang pelepah yang kering, pelepah
yang telah dipangkas tidak diperbolehkan dibuang disembarang tempat, tetapi

10

harus disusun pada rumpukan atau gawangan mati. pemangkasan tidak


diperbolehkan membuang pelepah pokok yang masih muda karena pelepah
tersebut masih aktif dan dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses
fotosintesis.
6.

Panen
Jumlah dan mutu minyak tergantung pada tingkat kematangannya buah

saat dipanen. Panen harus menghasilkan tandan buah segar (TBS) pada
kematangan optimum. pemotongan TBS yang kurang matang akan
mengakibatkan berkurangnya minyak, sedangkan TBS yang terlalu matang
atau busuk akan menghasilkan minyak dengan FFA yang tinggi.
1) Pengaturan ancak dan rotasi panen
Areal TM harus terpanen secara keseluruhan hari senin sampai
sabtu dengan rotasi 4 kali perbulan termasuk pada priode panen puncak.
Apabila rotasi panen tidak dapat tercapai sesuai dengan standar, maka EM
(Estate Manager ) mengambil kebijakan untuk menambah tenaga panen
dan pembrondol.
2) Sistem panen
a. Sistem Ancak Tetap
Sistem ancak tetap yaitu setip pemanen menanen pada areal
yang sama dikerjakan secara rutin , dan pemanen harus bertanggung
jawab menyelesaikan sesuai dengan luas yang ditentukan setiap hari
tanpa ada yang tertinggal. Apabila pemanen tidak bekerja, maka
mandor panen harus mencari penggantinya.
b. Sistem Ancak Giring
Sistem ancak giring yaitu setiap pemanen memanen pada ancak
panen yang telah ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen.
Pembagian areal selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen
dalam kehadiran pemanen.
3) Pengumpulan TBS di TPH (tempat penumpukan hasil)
Buah yang telah dipanen diletakkan dipinggir piringan arah jalan
pikul dan gagang panjang harus dipotong mepet dalam bentuk V

11

sebelum diangkut ke TPH. Buah disusun rapi di TPH dan brondolan


ditumpuk sesuai dengan takaran beralaskan goni bekas pupuk dipisah
dengan tandan. pengawasan panen dilapangan dilakukan dan pemeriksaan
yang cukup untuk pencatatan janjang yang terletak di TPH.

12

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Singkat Anglo-Eastern Plantations Group Indonesia


Anglo Eastern Plantation (AEP) Group merupakan salah satu perusahaan
terkemuka yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. AEP
Group memiliki beberapa perusahaan yang berada pada wilayah/region yang
berbeda, Bengkulu merupakan termasuk salah satu wilayah/region yang ada. pada
wilayah ini (Bengkulu) AEP Group memiliki tujuh estate/kebun yang terletak
pada tiga kabupaten yaitu Kabupaten Muko muko : Air Ikan Estate, Pangeran
Estate, Kahuripan Estate dan Sapta Buana Estate Kabupaten Bengkulu Utara :
Mitra Puding Mas Estate & MOM (PKS), Sumindo Estate & SOM (PKS)
Kabupaten Bengkulu Tengah : Riau Agrindo Agung Estate
a. Visi Anglo Eastern Plantation Group :
Menjadi perusahaan yang terbaik dalam segala hal, High quality dan Low
cost
b. Misi Anglo Eastern Plantation Group :
1. Menciptakan kepemimpinan dan manajemen yang efektif
2. Membina tim karyawan yang terlatih, berkomitmen dan bermotivasi
3. Bekerja dengan sikap mental yang positif dan penekanan yang
seimbang antara pencapaian hasil dan hubungannya
4. Kecermatan yang profesional serta berintegrasi tinggi
5. Peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya
c. Sejarah Singkat :
AEP Group memulai investasi di Indonesia pada tanggal 1 Januari
1978. Sejarah pengembangan tiap tahun adalah sebagai berikut :

Tahun 1978 AEP hanya memiliki PT.UKINDO (kebun blangkahan)

dan PT. MUSAM UTJING.


Tahun 1982 AEP mengembangkan usahanya dengan membuka PT.
TASIK RAJA

13

Pada awal Tahun 1983 PT. SIMPANG AMPAT bergabung dengan

AEP
Pada awal tahun 1990 PKS TASIK dibangun dan selesai sekitar

Agustus 1991
Tahun 1995 PT. ANAK TASIK bergabung dengan AEP
Akhir Juni 1996 PT. MITRA PUDING MAS dan PT. ALNO AGRO

UTAMA berlokasi di Bengkulu dibeli oleh AEP


Pada tahun 2002 AEP membangun pabrik di MPM
Tahun 2003 AEP kembali membangun pabrik di Blangkahan
Pada tahun 2004 PT. BINA PITRI JAYA dan PT Hijau Prian Perdana

bergabung dengan AEP


Tahun 2005 AEP membangun pabrik di BINA PITRI JAYA
Tahun 2007 PT. CAHAYA PELITA ANDIKA dan BANGKA
MALINDO LESTARI dibeli oleh AEP sekaligus AEP ekspansi di
kalimantan

tengah

dengan

membeli

PT.

SAWIT

GRAHA

MANUNGGAL
Tahun 2008 PT. RIAU AGRINDO AGUNG dan PT. KARYA
KENCANA SENTOSA TIGA serta PT ELAP bergabung dengan AEP
Group.

d. Budidaya Singkat :
Aspek kegiatan pengembangan kelapa sawit bermula dari
pembukaan lahan, penanaman kacangan, pembibitan, penanaman,
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) hingga menjadi Tanaman
Menghasilkan (TM)

Pembukaan Lahan (Land Clearing) : Proses pembukaan lahan


terdiri dari imas tumbang, rumpuk (stacking), mekanisasi, khusus
areal dengan topografi berbukit perlu dibuat terasan

Penanaman kacangan (Legume Cover Crop/LCC) :Tanaman


penutup tanah (cover crops) sangat berperan penting pada konservasi
tanah maupun air.
Ada dua jenis LCC yang digunakan yaitu
LCC konvensional : PJ (Pueraria javanica), CM (Colopogonium
mucunoides), CC (Colopogonium caeruleum) dan Mucuna Perawatan

14

Kacangan meliputi penyemaian, penanaman, penyiraman, pemupukan


dan pengendalian gulma.

Pembibitan (Nursery) :Pembibitan meliputi dua tahap yaitu Pre


Nursery (PN) dan Main Nursery (MN). Tahap PN umur bibit hingga 3
bulan sedangkan tahap MN umur bibit hingga umur 10 12 bulan.
AEP Group menggunakanproduk dari 5 (lima) Balai Penyedia Bahan
Tanaman (Seed Producers) dalam negeri yaitu : DxP Socfin (PT.
Socfindo, Bangun Bandar, Medan) DxP Topaz (PT. Tunggal Yunus,
Asian Agri, Topaz, Riau) DxP Bahlias (PT. London Sumatera, Bahlias,
Perdagangan) DxP Sriwijaya (PT. Selapan Jaya, Bina Sawit Makmur,
Sumsel) DxP MRS (PPKS, Marihat Research Station, P. Siantar)

Penanaman (Planting) :Penanaman dilakukan setelah proses


pembukaan lahan selesai, kegiatan penanaman meliputi pemancangan
berfungsi agar baris tanam sesuai, pembuatan lubang tanam,
pemupukan dasar dengan menggunakan RP dan proteksi tanaman
untuk menghindari dari serangan hama. Pada areal terasan pola
penanaman mengikuti kontur (bentuk terasan) sedangkan areal datar
megikuti ola segitiga atau mata lima

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) :Masa TBM kelapa sawit


berkisar 30 36 bulan Adapun kegiatan yang dilakukan selama masa
TBM yaitu :

Pemupukan, Weeding circle, Dongkel Anak Kayu,

Basal Prunning, Kastrasi, Pengendalian Hama Penyakit dan


Penyisipan

Tanaman Menghasilkan (TM) :Umur produktif kelapa sawit


mencapai kurang lebih 25 tahun. Adapun kegiatan yang dilakukan
selama masa TM yaitu :

Pemupukan, Spraying circle, Spraying

selektive, Dongkel Anak Kayu, Pengendalian Hama Penyakit,


Progessive Prunning dan Pemanenan.

Kriteria panen tandan buah segar

15

e. Flow Chart Processing FFB/tandan buah sawit :

16

Limbah Pabrik : Hasil pengolahan kelapa sawit berupa limbah pabrik


masih dapat digunakan kembali ke lapangan sebagai, adapun hasil
limbahnya berupa : Janjangan kosong, Abu janjang hasil pembakaran
janjangan kosong, Solid hasil

pengendapan limbah pabrik dan lain

sebagainya
Coorporate Social Responsibility (CSR)
AEP Group memandang penting adanya kepedulian terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitarnya sebagai salah satu komitmen untuk memberikan
kontribusi yang positif dan nyata dengan adanya program CSR
Adapun bentuk program CSR antara lain :
1. CommunityDevelopment (CD)
2. Conservation Program (CP)
3. Community Empowering (CE)
4. Kemitraan dan Humas

4.2.

Pembukaan Lahan Kelapa Sawit (Land Clearing)


Tahapan Dalam Pembukaan Lahan Adalah
1. Survey lahan (lampiran 1)
2. Penentuan target land clearing

17

3. Imas
4. Tumbang
5. Pembuatan sarana dan prasarana
6. Konservasi tanah dan air
7. Penanaman kacangan
1. Survey Lahan
Sebelum proses pembukaan lahan maka yang paling utama di lakukan
adalah Survey lahan, survey lahan ini bertujuan untuk memastikan luas areal
lahan yang telah di kuasai, dan membuat batas batas areal dengan areal lain
sekaligus memberikan informasi mengenai tofografi dan kondisi lahan yang akan
di buka.
2. Penentuan Target LC (Ha)
Untuk memastikan luas areal yang dibuka dalam target pembukaan lahan
pertahun serta menentuakan sistem pembukaan lahan yang dilakukan
3. Blocking dan Boundry
Blocking

Areal datar blocking dilakukan bersamaan dengan pembuatan badan


jalan yang nantinya di fungsikan sebaagai batas block

Pada area berbukit dengan menggunkaan batas alam (sungai, parit,


lembah) sebagai batas blok

Boundry

Sebagai pemisah areal HGU dengan lahan masyarakat

Sebagai Jalan kontrol

Untuk mencegah serangan hama (babi hutan, gajah, dll) dengan


membangun parit batas

4. Imas Tumbang

Imas merupakan kegiatan memotong rapat semua kayu-kayuan pokok


yang

berdiameter <20 cm, hal ini bertujuan untuk memudahkan

pelaksanaan penebangan atau penumbangan pohon yang berukuran >20


18

cm pekerjaan ini di lakukan dengan cara manual menggunakan parang atau


kampak

Tumbang merupakan kegiatan menumbang pokok yang berdiameter >20


cm, pekerjaan ini di lakaukan menggunakan gergaji rantai (chain saw) dan
alat berat (buldozer dan exapator)
Perusahaan AEP khususnya di PT. Alno Sumindo Estate divisi 2 yang

sedang melakukan pembukaan lahan hutan skunder, proses pembukaan lahannya


di lakukan dengan cara mekanis atau menggunakan alat berat. Proses imas
tumbangnya di lakukan sekaligus pembuatan terasan
Untuk pembukaan lahan hutan primer, Setelah pohon di imas dan tumbang
selanjutnya di cincang (pruning) & di rumpuk (staking), Pada area berbukit
merumpuk sekaligus dilaksanakan pada saat pembuatan teras dan kayu kayu di
rumpuk diantara teras (dinding bukit).
5. Pembuatan Sarana dan Prasarana
a. Jalan Kebun
Panjang dan kualitas jalan di kebun merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam menjamin kelancaran pengangkutan bahan dan alat dan
produksi serta pengontrolan lapangan. Rencana pembuatan jaringan jalan harus
selaras dengan desain kebun secara keseluruhan, yang di sesuaikan dengan
kondisi topografi dan kebutuhan kebun. Berdasarkan kebutuhan di lapangan
terdapat beberapa jenis jalan, antara lain :

Main Road yakni jalan utama dengan lebar 7-8 m merupakan jalan yang
menghubungkan antara satu divisi dengan divisi lain maupun dari divisi ke
pabrik. Jalan utama ini di lalui kendaraan lebih sering dan lebih berat,
termasuk kendaraan umum, sehingga harus di perkeras dengan batu atau
pengoralan, jalan utama biasanya di bangun secara terpadu dengan
infastruktur lain seperti perumahan, bengkel dan kantor.

Collection Road yakni berfungsi utama sebagai tranfortasi produksi dan


perawatan sekali gus pembatas block dengan lebar 5 m. Jalan ini terdapat di
antara blok dan behubungan dengan jalan utama, untuk PT.AEP Bengkulu

19

jalan collection road juga di lakukan pengoralan sehingga jarang pengankutan


tbs menggunakan jonder.
b. Pembuatan jembatan dan gorong-gorong
Untuk pembukaan lahan pada hutan primer pembuatan jembatan
menggunakan kayu besar atau temporari ( jembatan sementara ), setelah tnaman
kelapa sawit sudah mulai produksi barulah di buat jembatan permanen, gorong
gorong dan box.
7.

Konservasi tanah dan air


Merupakan tindakan pengawetan pada tanah maupun air yang berfungsi

mempertahan kan kesuburan tanah baik dari aspek biologi, kimia maupun fisika.
Adapun beberapa cara dalam konserfasi tanah dan air adalah

Teras kontur :
Pada arel berbukit merumpuk sekaligus dilaksanakan pada saat

pembuatan teras dan kayu kayu di rumpuk diantara teras (dinding bukit).
Pembuatan teras kontur hanya diperlukan pada lahan berbukit dengan
kemiringan 1530, kurang dari 15cukup dibuat tapak kuda sedangkan
lebih dari 30 tidak perlu teras (unplantable area). Ukuran teras lebar 4 m
kemiringan 10 15 ke arah dinding bukit, setiap 50 m dibuat stop bund
setinggi 50 cm selebar 1 m.
Teras sangat di butuhkan untuk tindakan konserfasi tanah sekaligus
sebagai tempat tanam, yang di buat dengan diameter 4 m dengan posisi
miring ke arah dinding bukit menggunakan bulldozer, membentuk sudut
minimal 100-150.
8.

Penanaman kacangan
Penanaman kacangan juga termasuk dalam konservasi tanah dan air,

penyediaan bahan Organik dan Hara N (nitrogen)


Jenis kacangan yang digunakan di AEP Group dikategorikan dalam 2
kelompok yaitu
A. Kacangan Konvensional
PJ (pueraria javanica)
CM (colopogonium mucunoides)
CC (colopogonium caeruleum)

20

B. Mucuna SP
MB (mucuna bracteata)
MC (mucuna cochichinensis)

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Dalam pembukaan lahan baik primer maupun sekunder perusahaan tidak
melakukan pembakaran (zero burning).
2. alat yang di gunakan untuk melakukan pembukaan lahan adalah
menggunakan alat berat seperti bulldozer dan exapator.
3. Untuk lahan berbukit proses merumpuk di lakukan sekaligus dalam
pembuatan teras.
5.2. Saran

21

1. Untuk pihak universitas bisa bekerja sama lebih baik lagi kepada pihak
perrusahaan agar mahasiswa dapat belajar tentang kelapa sawit lebih detail
lagi.
2. Untuk laporan Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta
saran yang konstruktif demi perbaikan laporan ini sehingga dapat lebih
disempurnakan dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Pahan, I., 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga
Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit . Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya & Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Sunarko, 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sukamto,H., 2011 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya. Jakarta.

22

LAMPIRAN

Gambar 1. Alat untuk pembukaan lahan

23

Gambar 2. Jalan main road

Gambar 3. Jalan collection road

Gambar 4. Terasan

Gambar 5. Rumpukan

24

Gambar 6. Penanaman

Gambar 7.

Pruning progresif

Gambar 8. Pengendalian Hama Tikus

25

Gambar 9. Perbanyakan mucuna

Gambar 10. Pengendalian gulma

Gambar 11. Pasca panen

Gambar 12. Pabrik kelapa sawit

26

Gambar 1. Foto bersama staf PT Alno Sumindo

27

Anda mungkin juga menyukai

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy