Isi Laporan Magang Jeni
Isi Laporan Magang Jeni
Isi Laporan Magang Jeni
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Jenis E.
dalam
memecahkan
masalah
teknis
agronomis
Fakultas
Pertanian
Universitas
Ratu
Samban
dapat
1.4. Permasalahan
1. Topografi yang miring dan berbukit.
Topografi yang miring dan berbukit memperlambat pembukaan
lahan karena harus melakukan dua tahap pembuatan terasan, yang pertama
menggunakan exsapator baru di ratakan menggunakan bulldozer.
1.5.
Metode Pendekatan
Pelaksanakan kegiatan magang ini digunakan beberapa metode pendekatan
yaitu :
1. Observasi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan untuk mengetahui kegiatan aktualnya yang berhubungan dengan
pembukaan lahan.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan dialog kepada
Manager Estate, Senior Asisten, Asisten Divisi, Mandor, Krani, serta
buruh yang bekerja Di PT. AEP ( Anglo Estern Plantation) Bengkulu
yakni PT. Mitra Puding Mas Estate (MPM), PT. Alno Sapta Buana Estate
(ASB), PT. Alno Pangeran Estate (APN), PT. Alno Air Ikan Estate (AAI),
dan PT. Alno Sumindo Estate (ASM).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Pahan, 2013 Klasifikasi tanaman kelapa sawit sabagai berikut :
Divisi
: Embryophytha Siphonagama
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Monocotyledonae
Famili
Subfamili
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
Kelapa sawit adalah tanaman tropis yang tumbuh baik antara garis lintang
130 LU dan 120 LS, terutama dikawasan Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Tanaman kelapa sawit tumbuh baik didaerah tropis, dataran rendah yang panas
dan lembab. Curah hujan yang baik adalah 2.500 mm -3000 mm per tahun yang
turun merata sepanjang tahun. Penting untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah
distribusi hujan yang merata. Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimum
sekitar 240-2800C, untuk tumbuh dengan baik. Meskipun demikian, tanaman
masih bisa tumbuh pada suhu terendah 1800C dan tertinggi 3200. Beberapa faktor
yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adalah lama penyinaran dan
ketinggian tempat. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat
dalam (proses asimilasi) juga untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah.
Karenanya, intensitas, kualitas dan lama penyinaran sangat berpengaruh dalam
proses fotosintesis (Anonim, 2013).
Akar tanaman kelapa sawit pada saat kecambah yang baru tumbuh
memiliki akar tunggang, tetapi akar ini mudah mati dan di ganti dengan akar
serabut, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam
tanah,sedangkan yang tumbuh kesamping bisa mencapai radius 16 m tergantung
umur tanaman. Kelapa sawit tergolong tanaman yang memiliki biji keping satu
(monokotil), oleh karnanya batang kelapa sawit tidak berkambium dan umumnya
tidak tumbuh bercabang, kecuali pada tanaman yang tumbuh abnormal. Batang
kelapa sawit tumbuh tegak lurus (pototropi) dan di bungkus oleh pelepah daun.
Bagian bawah batang umumnya lebih besar dari bagian atasnya, hinga umur
tanaman 3 tahun. Batang kelapa sawit belumbisa terlihat karena masih terbungkus
oleh pelepah daun.Setiap tahun batang kelapa sawit tumbuh pada tanaman setelah
berumur 4 tahun, batang mulai memperlihatkan pertumbuhan memanjang,
ketebalan batang tergantung pada kekuatan pertumbuhan daun-daunnya. Batang
kelapa sawit yang di budidayakan maksimum mencapai tinggi 15-18 m sedangkan
kelapa sawit liar bisa mencapai 30 m (Anonim, 2013).
Daun kelapa sawit tersusun majemuk menyirip membentuk suatu pelepah
yang panjangnya antara 7,0-9,0 m, dimana jumlah daun setiap pelepah berkisar
antara 250-400 helai. Pada pohon kelapa sawit yang di pelihara, dalam satu
batangnya terdapat 40-50 pelepah daun, sedangkan pada tumbuhan kelapa sawit
liar bisa mencapai 60 pelepah.
Kelapa sawit tergolong tumbuhan berumah satu (monoceous) yang berati
bunga betina dan bunga jantan terdapat dalam satu pohon, namun tidak berada
dalam satu tandan yang sama. Walau demikian ,kadang-kadang di jumpai pada
satu tandan terdapat bunga jantan dan juga bunga betina (hermafrodit). Bunga
sawit muncul dari ketiak daun, setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu
infloresn (bunga majemuk) biasanya,beberapa infloresn gugur pada fase-fase awal
perkembanganya sehinga pada individu tanaman terlihat beberapa ketiak daun
tidak menghasilkan infloresn dari proses inisiasi awal sampai membentuk
infloresn lengkap pada ketiak daun memerlukan waktu 2,5-3 tahun.Infloresn akan
muncul dari ketiak daun beberapa saat menjelang antesis (penyerbukan). Buah
kelapa sawit menempel pada karangan yang di sebut tandan buah.Dalam satu
tandan terdapat ratusan bahkan ribuan butir buah. Tandan buah akan mencapai
ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5-5 tahun. Pada umur ini mulai dibentuk
zat-zat minyak yang disusun dalam sel-sel pengisi disela-sela disabut buah.
Minyak sabut (CPO) berwarna jinga kerena mengandung karoten. Bersamaan
dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah warna dari ungu
menjadi orannye merah.
secara
maksimal.
Faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor
yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis,
perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.
1. Iklim
a. Penyinaran matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5
jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara terkanal baik
karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi
dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
b. Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa
sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada
antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik
jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang
diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat tandan bunga mengalami merata
sepanjang tahun.
c. Curah hujan dan kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik,
dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan yang baik adalah
2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah
pertanaman yang ideal untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah
yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian tempat
lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan
terhambat dan produksinya pun akan rendah
2. Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung
pada karakter lingkungan fisik tempat pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan.
Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah latosol, podsolik
merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis. Kesesuaian
tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat
fisis dan kimia tanah.
a. Sifat kimia tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan
pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang memiliki pH rendah biasanya
dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol
atau gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan
lapisan bahan organik yang belum terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH
rendah.
b. Sifat fisik tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau
sedikit miring, solum dalam dan mempunyai drainase yang baik, tanah
gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat
dengan permukaan tanah. Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus
mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara alamiah
maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai
berpasir dan tanah gambut tebal. Dalam menentukan batas-batas yang tajam
mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang
relatif sulit.
BAB III
METODE
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Praktek magang ini dilaksanakan selama 1 bulan lebih dari tanggal 31
Januari sampai dengan tanggal 5 Maret. Lokasi magang dilaksanakan di PT. AEP (
Anglo Estern Plantation) Bengkulu, yang terdiri dari 4 Estate yaitu di PT. Mitra
Puding Mas Estate, PT. Alno Sapta Buana Estate, PT. Alno Pengeran Estate, PT.
Alno Air Ikan Estate, dan PT. Alno Sumindo Estate.
3.2. Metode Pelaksanaan Magang
Pelaksanaan magang ini melibatkan mahasiswa untuk melakukan seluruh
kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan. Beberapa metode yang
digunakan dalam pelaksanaan magang diantaranya :
1. Observasi
Sebelum terjun ke lapangan, mahasiswa magang berkesempatan untuk
mempelajari terlebih dahulu teori tentang teknis lapangan sebelum langsung
mengamati dan mempraktekkan bagaimana cara kerja praktek teknis di
lapangan.
2. Praktek
Para mahasiswa magang langsung mempraktekkan dilapangan apa yang
sedang dilaksanakan di perkebunan tersebut dengan diarahkan oleh Manager
langsung, Sonior Asisten, Asisten Divisi dan Mandor yang mendampingi.
3. Diskusi
Selama pelaksanaan praktek magang mahasiswa melakukan diskusi
baik dengan rekan-rekan sesama kelompok magang maupun dengan Manager
langsung, Senior Asisten, Asisten Divisi dan Mandor maupun dengan para
pekerja dikebun kelapa sawit selama pelaksanaan kegiatan magang
berlangsung.
3.3.
Kegiatan Di Lapangan
Kegiatan di lapangan adalah seluruh rangkaian kegiatan kebun yang ada dan
2.
Penyisipan
Penyisipan dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati, sakit
atau kerdil sehingga diperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan seragam.
Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil inventarisasi pada areal TBM
tanaman yang perlu disisip pada masa TBM I sampai III setiap satu bulan
sekali, dan setelah TBM III penyisipan cukup dilakukan setiap satu tahun
sekali.
3. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Penanaman tanaman penutup tanah (Leguminosa cover crop), di PT.
AEP jenis LCC yang di gunakan adalah macuna bracteata, kacang kacangan
ini sangat baik untuk mengurangi erosi permukaan tanah, memperbaiki aerasi,
menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan organik serta cadangan
unsur hara. Akar tanaman kacangan dapat memfiksasi nitrogen dan juga dapat
mencegah pertumbuhan gulma. Jika tanaman telah menutupi areal dengan
sempurna maka akan menghemat biaya penyiangan gulma dan tanaman
kelapa sawit dapat terhindar dari serangan hama kumbang oryctes.
4.
Pemupukan.
Pemupukan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan
5. Pemberantasan Gulma
Sistem atau cara penyemprotan yaitu dengan cara mikron herbi, spot
spraying, dan lalang kontrol. dan pengaplikasiannya dilakukan setiap 3 bulan
sekali sesuai dengan pertumbuhan gulma, serta alat-alat yang digunakan
dalam aplikasi herbisida yaitu : masker, sarung tangan, alat semprot (kep)
dengan muata bobot 15 liter air dan mikron herbi dengan bobot 5 liter.
Jenis herbisida yang diaplikasikan di kebun PT. AEP adalah sebagai berikut :
1) Clean up digunakan untuk lalang dan semua gulma yang ada di areal
sawit
3) Lindomin digunakan untuk gulma berdaun lebar
5) Starlon digunakan untuk membunuh anak kayu.
5. Pemangkasan (Pruning)
Alat yang digunakan untuk memangkas adalah dodos dan egrek,
pemangkasan juga dilakukan untuk membuang pelepah yang kering, pelepah
yang telah dipangkas tidak diperbolehkan dibuang disembarang tempat, tetapi
10
Panen
Jumlah dan mutu minyak tergantung pada tingkat kematangannya buah
saat dipanen. Panen harus menghasilkan tandan buah segar (TBS) pada
kematangan optimum. pemotongan TBS yang kurang matang akan
mengakibatkan berkurangnya minyak, sedangkan TBS yang terlalu matang
atau busuk akan menghasilkan minyak dengan FFA yang tinggi.
1) Pengaturan ancak dan rotasi panen
Areal TM harus terpanen secara keseluruhan hari senin sampai
sabtu dengan rotasi 4 kali perbulan termasuk pada priode panen puncak.
Apabila rotasi panen tidak dapat tercapai sesuai dengan standar, maka EM
(Estate Manager ) mengambil kebijakan untuk menambah tenaga panen
dan pembrondol.
2) Sistem panen
a. Sistem Ancak Tetap
Sistem ancak tetap yaitu setip pemanen menanen pada areal
yang sama dikerjakan secara rutin , dan pemanen harus bertanggung
jawab menyelesaikan sesuai dengan luas yang ditentukan setiap hari
tanpa ada yang tertinggal. Apabila pemanen tidak bekerja, maka
mandor panen harus mencari penggantinya.
b. Sistem Ancak Giring
Sistem ancak giring yaitu setiap pemanen memanen pada ancak
panen yang telah ditetapkan setiap harinya oleh mandor panen.
Pembagian areal selalu berubah disesuaikan dengan kerapatan panen
dalam kehadiran pemanen.
3) Pengumpulan TBS di TPH (tempat penumpukan hasil)
Buah yang telah dipanen diletakkan dipinggir piringan arah jalan
pikul dan gagang panjang harus dipotong mepet dalam bentuk V
11
12
BAB IV
PEMBAHASAN
13
AEP
Pada awal tahun 1990 PKS TASIK dibangun dan selesai sekitar
Agustus 1991
Tahun 1995 PT. ANAK TASIK bergabung dengan AEP
Akhir Juni 1996 PT. MITRA PUDING MAS dan PT. ALNO AGRO
tengah
dengan
membeli
PT.
SAWIT
GRAHA
MANUNGGAL
Tahun 2008 PT. RIAU AGRINDO AGUNG dan PT. KARYA
KENCANA SENTOSA TIGA serta PT ELAP bergabung dengan AEP
Group.
d. Budidaya Singkat :
Aspek kegiatan pengembangan kelapa sawit bermula dari
pembukaan lahan, penanaman kacangan, pembibitan, penanaman,
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) hingga menjadi Tanaman
Menghasilkan (TM)
14
15
16
sebagainya
Coorporate Social Responsibility (CSR)
AEP Group memandang penting adanya kepedulian terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitarnya sebagai salah satu komitmen untuk memberikan
kontribusi yang positif dan nyata dengan adanya program CSR
Adapun bentuk program CSR antara lain :
1. CommunityDevelopment (CD)
2. Conservation Program (CP)
3. Community Empowering (CE)
4. Kemitraan dan Humas
4.2.
17
3. Imas
4. Tumbang
5. Pembuatan sarana dan prasarana
6. Konservasi tanah dan air
7. Penanaman kacangan
1. Survey Lahan
Sebelum proses pembukaan lahan maka yang paling utama di lakukan
adalah Survey lahan, survey lahan ini bertujuan untuk memastikan luas areal
lahan yang telah di kuasai, dan membuat batas batas areal dengan areal lain
sekaligus memberikan informasi mengenai tofografi dan kondisi lahan yang akan
di buka.
2. Penentuan Target LC (Ha)
Untuk memastikan luas areal yang dibuka dalam target pembukaan lahan
pertahun serta menentuakan sistem pembukaan lahan yang dilakukan
3. Blocking dan Boundry
Blocking
Boundry
4. Imas Tumbang
Main Road yakni jalan utama dengan lebar 7-8 m merupakan jalan yang
menghubungkan antara satu divisi dengan divisi lain maupun dari divisi ke
pabrik. Jalan utama ini di lalui kendaraan lebih sering dan lebih berat,
termasuk kendaraan umum, sehingga harus di perkeras dengan batu atau
pengoralan, jalan utama biasanya di bangun secara terpadu dengan
infastruktur lain seperti perumahan, bengkel dan kantor.
19
mempertahan kan kesuburan tanah baik dari aspek biologi, kimia maupun fisika.
Adapun beberapa cara dalam konserfasi tanah dan air adalah
Teras kontur :
Pada arel berbukit merumpuk sekaligus dilaksanakan pada saat
pembuatan teras dan kayu kayu di rumpuk diantara teras (dinding bukit).
Pembuatan teras kontur hanya diperlukan pada lahan berbukit dengan
kemiringan 1530, kurang dari 15cukup dibuat tapak kuda sedangkan
lebih dari 30 tidak perlu teras (unplantable area). Ukuran teras lebar 4 m
kemiringan 10 15 ke arah dinding bukit, setiap 50 m dibuat stop bund
setinggi 50 cm selebar 1 m.
Teras sangat di butuhkan untuk tindakan konserfasi tanah sekaligus
sebagai tempat tanam, yang di buat dengan diameter 4 m dengan posisi
miring ke arah dinding bukit menggunakan bulldozer, membentuk sudut
minimal 100-150.
8.
Penanaman kacangan
Penanaman kacangan juga termasuk dalam konservasi tanah dan air,
20
B. Mucuna SP
MB (mucuna bracteata)
MC (mucuna cochichinensis)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Dalam pembukaan lahan baik primer maupun sekunder perusahaan tidak
melakukan pembakaran (zero burning).
2. alat yang di gunakan untuk melakukan pembukaan lahan adalah
menggunakan alat berat seperti bulldozer dan exapator.
3. Untuk lahan berbukit proses merumpuk di lakukan sekaligus dalam
pembuatan teras.
5.2. Saran
21
1. Untuk pihak universitas bisa bekerja sama lebih baik lagi kepada pihak
perrusahaan agar mahasiswa dapat belajar tentang kelapa sawit lebih detail
lagi.
2. Untuk laporan Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik serta
saran yang konstruktif demi perbaikan laporan ini sehingga dapat lebih
disempurnakan dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Pahan, I., 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga
Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit . Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya & Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Sunarko, 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
Kemitraan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sukamto,H., 2011 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya. Jakarta.
22
LAMPIRAN
23
Gambar 4. Terasan
Gambar 5. Rumpukan
24
Gambar 6. Penanaman
Gambar 7.
Pruning progresif
25
26
27