205880-Evaluasi-Keterlambatan-Proyek-Pembanguna

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Evaluasi Keterlambatan Proyek Pembangunan Gedung Kantor

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau


Doli Patumona1), Hendra Taufik2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : Dolipatumona@gmail.com
Taufik27@yahoo.com

Abstract

Completion time determination project management, is among the first and the most important
in the process of planning because it can be the basis of the whole planning. Project completion
delay means overhead raise due to the elongation of construction time. it can inflict financial
losses due to the possibility cost penalty of delays. The project of Regional Office of Civil Work
Department is having a delay of 28 days from its contract duration. Final contract work at 80
weeks can only be fulfilled at 99,83% from 100% planned. Hence, the project is having a 0,17%
delay. Project delay should be resolved by increasing the pace of construction on the remaining
works. Construction acceleration can be done by means of overtime work, equipment and
workers addition, and shift system. The analysis conducted focuses on works that are on the
critical path after the third addendum. From the analysis, it can be obtained that the cost due to
delay stands at Rp.5.891.016.348,00. The cost that the contractor will spend by accelerating the
works are Rp. 4.637.245.856,41 from overtime work alternative, Rp. 329.443.076,99 from
equipment and workers addition alternative, and Rp. 1.713.439.777,73 from shift system
alternative.
Keywords: construction delay, construction cost, duration shortening, overtime work, equipment
and workers addition, shift system.

A. PENDAHULUAN
Suatu rangkaian kegiatan dapat ini disebabkan setiap kegiatan dalam
dibedakan atas dua jenis, yaitu kegiatan rutin lapangan apapun, cara-cara mencapai tujuan
dan kegiatan proyek. Kegiatan rutin adalah yang telah ditetapkan selalu memerlukan
suatu kegiatan terus menerus yang berulang perencanaan, pengorganisasian, pengisian
dan berlangsung lama, sedangkan kegiatan jabatan, pengarahan dan pengendalian
proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang dimana semuanya memerlukan fungsi-fungsi
hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya dalam manajemen. Penjadwalan dibuat untuk
berlangsung dalam jangka waktu yang menggambarkan perencanaan dalam skala
pendek. Oleh karena itu, suatu kegiatan waktu. Penjadwalan menentukan kapan
proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan,
yang jelas serta hasil kegiatan yang bersifat sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber
unik. (Imam Soeharto, 1992). Setiap kegiatan daya akan disesuaikan waktunya menurut
diperlukan bantuan orang lain untuk kebutuhan yang akan ditentukan.
mencapai tujuan diperlukan manajemen. Hal

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


Pada tahun 2011 s.d 2013 pemerintah overhead selama proyek masih berlangsung.
kota Pekanbaru telah membangun gedung Dari sisi pemilik, keterlambatan proyek akan
high risk building Kantor Dinas Pekerjaan membawa dampak pengurangan pemasukan
Umum Provinsi Riau Jl. SM. Amin yang karena penundaan pengoperasian fasilitasnya
sebelumnya Kantor Dinas Pekerjaan Umum (Alifen et al. 2000).
Provinsi Riau di Jl. Riau sudah berusia lebih Proyek pembangunan Kantor Dinas
dari 40 tahun yang kondisinya kurang Pekerjaan Umum Provinsi Riau direncanakan
mendukung untuk aktivitas operasional selesai pada tanggal 16 Juni 2013 dengan 560
sehari-hari. Sehingga dirasakan sudah tidak hari kerja (PT. Waskita (Persero), 2013),
efisien dalam beraktivitas yang berdampak namun dalam pelaksanaannya proyek
pada produktivitas kerja kurang optimal mengalami keterlambatan. Pada tanggal 16
terutama sektor pelayanan terhadap publik. Juni 2014 penyelesaian proyek baru
Berdasarkan kondisi existing kantor dinas mencapai 99,83%, dimana pekerjaan
Pekerjaan Umum Provinsi Riau, diperlukan mekanikal elektrikal dan interior gedung
lokasi lahan baru untuk peningkatan belum selesai sepenuhnya (PT. Waskita
prasarana fisik berupa bangunan baru yang (Persero), 2013). Pada 14 Juli 2013,
lebih baik untuk dapat menampung kegiatan pekerjaan proyek dinyatakan selesai dan
perkantoran Dinas Pekerjaan Umum Provinsi dilakukan peresmian gedung, namun masih
Riau. banyak perbaikan di sana sini, yakni
Pada waktu pelaksanaannya perbaikan elektrikal, plumbing, dan
kontraktor mengalami beberapa pengecatan.
permasalahan mulai dari keterbatasan alat Aktivitas Keterlambatan proyek
berat khusus pekerjaan pondasi dalam sampai sebenarnya dapat diatasi dengan mengadakan
dengan kekurangan tenaga kerja untuk percepatan durasi proyek namun percepatan
pekerjaan arsitektur dan furnitur, durasi dapat mengakibatkan pertambahan
keterlambatan material Alluminium biaya. Oleh karena itu diperlukan analisis
Composit Panel (ACP) yang datang dari optimalisasi durasi proyek sehingga dapat
Jakarta sehingga implementasi proyek tidak diketahui berapa lama suatu proyek tersebut
seperti yang direncanakan, atau dapat diselesaikan dan mencari adanya
dikatakan kemajuan proyek lebih lambat. kemungkinan percepatan waktu pelaksanaan
Akibat keterlambatan yang terjadi akan proyek. Metoda Percepatan yang dapat
mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh dilakukan adalah dengan menambah jumlah
kontraktor, biaya langsung dan biaya tidak pekerja, mengadakan shift pekerjaan,
langsung akan bertambah. Dampak menggunakan material dan alat kerja yang
keterlambatan waktu pelaksanaan proyek lebih cepat penggunaannya dan dengan
terhadap biaya proyek sangat perting untuk menambah jam kerja atau lembur.
dianalisa, karena kontraktor mengalami Berdasarkan latar belakang tersebut,
kurugian baik di segi waktu maupun biaya. dijadikan rumusan masalah dalam penulisan
Keterlambatan proyek sering kali ini, yaitu Evaluasi Keterlambatan Proyek
menjadi sumber perselisihan dan tuntutan Pembangunan Gedung Kantor Dinas
antara pemilik dan kontraktor, sehingga akan Pekerjaan Umum Provinsi Riau. Analisa ini
menjadi sangat mahal nilainya baik di tinjau dilakukan dengan metode percepatan
dari sisi kontraktor maupun pemilik. perkerjaan dengan menambah jam kerja
Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai (lembur), metode percepatan perkerjaan
dengan kontrak, di samping itu kontraktor dengan menambah tenaga kerja (Man
juga akan mengalami tambahan biaya Power), dan metode percepatan perkerjaan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


dengan sistem shift dan menambah 3. Tepat spesifikasi (on specification) dimana
jumlah/kapasitas alat pada aktifitas aktifitas proyek harus sesuai dengan spesifikasi
tertentu. yang telah ditetapkan.
Tujuan dilakukan penelitian ini
adalah: 2. Kurva “S”
1. Untuk menganalisis biaya pelaksanaan Kurva S adalah suatu grafik yang
proyek terhadap nilai kontrak dengan disusun untuk menunjukkan hubungan antara
adanya percepatan pekerjaan. nilai kumulatif biaya atau jam orang yang
2. Untuk menganalisis biaya pelaksanaan telah digunakan atau persentase (%)
proyek terhadap nilai kontrak dengan penyelesaian terhadap waktu. Kurva S
adanya keterlambatan pekerjaan dengan menggambarkan kemajuan volume pekerjaan
sanksi adanya penalti atau denda yang diselesaikan sepanjang berlangsungnya
pekerjaan. proyek atau bagian dari proyek. Pengendalian
3. Untuk menganalisis apakah kontraktor proyek pada umumnya menekankan pada
mengalami keuntungan atau kerugian pengendalian jadwal. Pengendalian jadwal
dalam mengerjakan proyek tersebut jika dilakukan berdasarkan penyerapan biaya
dilakukan percepatan atau jika melalui perhitungan kurva S (Rika Amelia.
menerapkan adanya denda pekerjaan 2009).
4. Menentukan metoda percepatan yang Kurva S sangat bermanfaat untuk
membutuhkan biaya paling minimum. dipakai sebagai laporan bulanan dan laporan
untuk pimpinan proyek karena dapat dengen
1. Pengertian Manajemen Proyek jelas menyelesaikan masalah – masalah atau
Manajemen proyek adalah kegiatan persoalan kemajuan proyek dalam bentuk
merencanakan, mengorganisasikan, yang mudah dipahami.
mengarahkan dan mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan untuk mencapai 3. Jaringan kerja (Network Planning)
tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan Jaringan kerja adalah suatu alat yang
sumber daya tertentu pula.Manajemen proyek digunakan untuk merencanakan,
sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis menjadwalkan, dan mengawasi kemajuan
yang yang menuntut kemampuan akuntansi, dari suat uproyek. Jaringan kerja
fleksibilitas, inovasi, kecapatan, dan menggambarkan beberapa hal seperti berikut
perbaikan yang berkelanjutan (Nurhayati :(Nurhayati, 2010).
(2010). 1. Kegiatan – kegiatan proyek yang harus
Handoko (1999:98) menyatakan dilaksanakan
tujuan manajemen proyek adalah sebagai 2. Urutan kegiatan yang harus logis
berikut: 3. Ketergantungan antara kegitan
1. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau 4. Waktu kegitan melalui kegiatan kritis
jadwal yang merupakan salah satu sasaran
utama proyek, keterlambatan akan Manfaat dari jaringan kerja adalah sebagai
mengakibatkan kerugian, seperti berikut :
penambahan biaya, kehilangan 1. Sebagai dasar dalam perhitungan
kesempatan produk memasuki pasar. penyelesaian waktu pelaksanaan proyek.
2. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya 2. Sebagai dasar dalam penjadwalan tenaga
yang harus dikeluarkan sesuai dengan kerja dan peralatan.
anggaran yang telah ditetapkan. 3. Sebagai alat komunikasi antara seluruh
menejer dan kelompok.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


4. Sebagai alat perhitungan waktu apabila 5. Pengertian Keterlambatan
ada penundaan proyek. suatu pekerjaan sudah ditargetkan harus
5. Sebagai dasar dalam menggambaran cash selesai pada waktu yang telah ditetapkan
flow dari suatu proyek. namun karena suatu alasan tertentu tidak
6. Sebagai alat untuk mengidentifikasikan dapat dipenuhi maka dapat dikatakan
kegiatan yang kritis sehingga tidak terjadi pekerjaan itu mengalami keterlambatan. Hal
keterlambatan dalam penyelesaian. ini akan berdampak pada perencanaan semula
serta pada masalah keuangan. Keterlambatan
4. Lintasan Kritis yang terjadi dalam suatu proyek konstruksi
Jalur kritis terdiri dari rangkaian akan memperpanjang durasi proyek atau
kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama meningkatkan biaya maupun keduanya.
sampai pada kegiatan terakhir proyek Adapun dampak keterlambatan pada klien
(Soeharto, 1999). Lintasan kritis (Critical atau owner adalah hilangnya kesempatan
Path) melalui aktivitas-aktivitas yang jumlah untuk menempatkan sumber dayanya ke
waktu pelaksanaannya paling lama. Jadi, proyek lain, meningkatkan biaya langsung
lintasan kritis adalah lintasan yang paling yang dikeluarkan yang berarti bahwa
menentukan waktu penyelesaian proyek bertambahnya pengeluaran untuk gaji
secara keseluruhan, digambar dengan anak karyawan, sewa peralatan dan lain
panah tebal (Badri,1997). sebagainya serta mengurangi keuntungan
Badri (1997) menjelaskan bahwa (Levis dan Atherley ,1996).
manfaat yang didapat jika mengetahui
lintasan kritis adalah sebagai berikut : 6. Penyebab keterlambatan
1. Penundaan pekerjaan pada lintasan kritis Levis dan Atherley dalam Langford
menyebabkan seluruh pekerjaan proyek (1996) mencoba mengelompokkan penyebab-
tertunda penyelesaiannya. penyebab keterlambatan dalam suatu proyek
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, menjadi tiga bagian yaitu :
bila pekerjaan-pekerjaan yang ada pada 1. Excusable Non-Compensable Delays,
lintasan kritis dapat dipercepat. penyebab keterlambatan yang paling
3. Pengawasan atau kontrol dapat dikontrol sering mempengaruhi waktu pelaksanaan
melalui penyelesaian jalur kritis yang tepat proyek pada keterlambatan tipe ini adalah
dalam penyelesaiannya dan kemungkinan :
di trade off (pertukaran waktu dengan 1) Act of God, seperti gangguan alam
biaya yang efisien) dan crash program antara lain gempa bumi, tornado,
(diselesaikan dengan waktu yang optimum letusan gunung api, banjir, kebakaran
dipercepat dengan biaya yang bertambah dan lain-lain.
pula) atau dipersingkat waktunya dengan 2) Forse majeure, termasuk didalamnya
tambahan biaya lembur. adalah semua penyebab Act of God,
4. Time slack atau kelonggaran waktu kemudian perang, huru hara, de mo,
terdapat pada pekerjaan yang tidak melalui pemogokan karyawan dan lain -lain.
lintasan kritis. Ini memungkinkan bagi 3) Cuaca, ketika cuaca menjadi tidak
manajer/pimpro untuk memindahkan bersahabat dan melebihi kondisi normal
tenaga kerja, alat, dan biaya ke pekerjaan- maka hal ini menjadi sebuah faktor
pekerjaan di lintasan kritis agar efektif dan penyebab keterlambatan yang dapat
efisien. dimaafkan (Excusing Delay).
2. Excusable Compensable Delays,
keterlambatan ini disebabkan oleh Owner
client, kontraktor berhak atas

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


perpanjangan waktu dan claim atas proyek lain, meningkatnya biaya tidak
keterlambatan tersebut. Penyebab langsung (indirect cost) karena bertambahnya
keterlambatan yang termasuk dalam pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa
Compensable dan Excusable Delay adalah peralatan serta mengurangi keuntungan
: (Lewis dan Atherley,1996).
1) Terlambatnya penyerahan secara total
lokasi (site) proyek 8. Microsoft Project 2013
2) Terlambatnya pembayaran kepada Microsoft Project 2013 adalah sebuah
pihak kontraktor aplikasi untuk mengelola suatu
3) Kesalahan pada gambar dan spesifikasi proyek.Microsoft project merupakan sistem
4) Terlambatnya pendetailan pekerjaan perencanaaan yang dapat membantu dalam
5) Terlambatnya persetujuan atas gambar- menyusun penjadwalan (scheduling) suatu
gambar fabrikasi proyek atau rangkaian pekerjaan.Microsoft
3. Non-Excusable Delays, Keterlambatan ini project juga mampu membantu melakukan
merupakan sepenuhnya tanggung jawab pencatatan dan pemantauan terhadap
dari kontraktor, karena kontraktor penggunaan sumber daya (resource), baik
memperpanjang waktu pelaksanaan yang berupa sumber daya manusia maupun
pekerjaan sehingga melewati tanggal yang berupa peralatan.
penyelesaian yang telah disepakati, yang
sebenarnya penyebab keterlambatan dapat 9. Metoda Pemendekan Durasi
diramalkan dan dihindari oleh kontraktor. Pemendekan durasi dapat dilakukan
Dengan demikian pihak owner client dapat dengan ketentuan sebagai berikut:
meminta monetary damages untuk 1. Dilakukan pada kegiatan lintasaan kritis
keterlambatan tersebut. Adapun 2. Jumlah pemendekan durasi yang diadakan
penyebabnya antara lain : sesuai dengan durasi waktu yang
1) Kesalahan mengkoordinasikan dibutuhkan untuk mengatasi
pekerjaan, bahan serta peralatan keterlambatan.
2) Kesalahan dalam pengelolaan keuangan Rumus pemendekan durasi dengan
proyek metode penambahan jam kerja (lembur) tiap
3) Keterlambatan dalam penyerahan shop kegiatan (Saldjana, 1995)
drawing/gambar kerja : . . .
4) Kesalahan dalam mempekerjakan
.
personil yang tidak cakap
Rumus untuk tambahan biaya peralatan yang
dilemburkan : .
7. Dampak Keterlambatan
keterlambatan akan berdampak pada .
perencanaan semula serta pada masalah Rumus pemendekan durasi dengan
keuangan. Keterlambatan dalam suatu proyek metode penambahan tenaga kerja (Saldjana,
konstruksi akan memperpanjang durasi 1995) : .
proyek atau meningkatkan biaya maupun . .
keduanya. Adapun dampak keterlambatan Untuk kegiatan yang menggunakan alat berat,
pada owner adalah hilangnya potensial rumus tambahan biayanya sebagai berikut
income dari fasilitas yang dibangun tidak (Saldjana, 1995) : ! .
sesuai waktu yang ditetapkan, sedangkan " .
pada kontraktor adalah hilangnya kesempatan Rumus penambahan biaya dengan
untuk menempatkan sumber dayanya ke kerja shift tiap kegiatan (Saldjana, 1995) :

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


. . 1. Studi Literatur
. Penelitian ini diawali dengan
melakukan kajian terhadap sejumlah literatur
Rumus untuk kegiatan yang menggunakan yang dapat mendukung pendekatan analisis,
alat berat : ! . ## $## meliputi: metoda percepatan durasi yang akan
. digunakan dan serta penggunaan software
Keterangan : Microsoft Project 2013.
: Biaya makan pekerja lembur tiap 2. Data dan Lokasi Penelitian
hari (Rp/hari) Penelitian ini secara keseluruhan
: Biaya pemilikan per hari (Rp) menggunakan data sekunder yang diperoleh
: Biaya pemilikan per jam (Rp) dari data Pembangunan Kantor Dinas
: Biaya trasportasi pekerja tambahan Pekerjaan Umum Provinsi Riau.
tiap orang (Rp/orang)
3. Teknik Pengumpulan Data
: Durasi rencana awal (hari)
Data yang dikumpulkan dalam studi
: Durasi setelah pemendekan (hari) ini meliputi data sekunder. Data sekunder
: Lamanya lembur (jam/satu minggu) adalah data – data pendukung yang dapat
: Faktor pengali upah lembur dijadikan input dan refrerensi yang
P : Jumlah peralatan (orang/hari) digunakan dalam melakukan analisis
: Jumlah peralatan tambahan (orang) keterlambatan dan percepatan. Data
## : Jumlah peralatan shift siang (unit) sekunder dapat berupa data penjadwalan dan
# : Jumlah peralatan shift malam (unit) kurva S, laporan harian pekerjaan, kontrak
: Tambahan waktu lembur proyek.
(jam/minggu)
T : Jumlah tenaga kerja per hari 4. Teknik Pengolahan Data
(orang/hari) Data untuk mengetahui bandingan
" : Biaya mobilisasi per unit (RP/hari) besaran biaya keterlambatan dan biaya
## : Tenaha kerja shift siang (orang) percepatan dengan bantuan program
# : Tenaha kerja shift malam (orang) microsoft excel , dan Microsoft Project 2013
: Upah pekerja per jam (Rp/hari)
: Upah pekerja per hari (Rp/hari) C.HASIL DAN PEMBAHASAN
$## : Lama shift siang (jam) Berdasarkan data yang diperoleh,
$# : Lama shift malam (jam) Upah tanaga kerja berasal dari Daftar Harga
Y : Tambahan biaya Dan Upah Dilingkungan Dinas Perumahan
Pemukiman dan Cipta Karya Kota Pekanbaru
B. METODOLOGI PENELITIAN Pada Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan
Penelitian ini dilakukan pada proyek Umum Provinsi Riau yang dapat dilihat
Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan seperti dibawah ini :
Umum Provinsi Riau. Metoda penelitian Pekerja = Rp.55.000,00
Tugas Akhir ini dibagi dalam tiga bagian Kepala tukang = Rp.80.000,00
besar yakni pengumpulan data, pengolahan Tukang batu = Rp.70.000,00
data dan mendapatkan keluaran yang akan Tukang besi = Rp.70.000,00
dianalisis. Tukang kayu = Rp.70.000,00
Mandor = Rp.85.000,00
Biaya makan = Rp.35.000,00
Biaya transportasi = Rp. 100.000,00

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


Berdasarkan hasil pengolahan data
yang telah dilakukan maka diperoleh hasil
sebagai berikut :

1. Lintasan Kritis Pekerjaan.


Tabel 1.1 Pekerjaan yang mengalami lintasan kritis

No Uraian pekerjaan Durasi

1 Pek. Pasangan Paving Blok K 300 t= 8 cm warna natural motif bata 40


2 Pek. Pasangan Paving Blok K 175 t= 6 cm warna natural motif bata 25
3 Pek. Alumunium Composit Panel warna silver tebal 4 mm + rangka pada Pos 14
4 Pek. Alumunium Composit Panel warna silver tebal 4 mm + rangka pada Pos 7
5 Pek. Pasangan bata 1/2 batu camp 1:5 tanpa kolom praktis 3
6 Pek. Pasangan Keramik Homogenious uk 30x30 cm warna hitam 5
7 Pek. Plafond kalsiboard 4mm + rangka furing 4
8 Pek. Plafond gypsum 9mm + rangka furing 6
9 Pek. Pengecatan dinding dalam 3
10 Pek. Pengecatan dinding luar 6
11 Pek. Pengecatan plafond 3

Tabel 1.2 Biaya kepemilikan peralatan


Biaya Biaya
No Jenis alat kepemilikan kepemilikan Mobilisasi
per jam per hari
1 Excavator Rp.558.748 Rp.3.911.239 Rp.2.000.000
2 Vibrator Loader Rp.309.951 Rp2.169.659 Rp.2.000.000
3 Dumb Truck Rp.201.603 Rp.1.411.221 -

1. Alternatif Kerja Lembur

Pekerja (Y1) MakaY1=((5,71x20)x4x(35.000+ (7.857,14x1,5))-


Da = 40 hari ((40-39)(4x55.000))
Da = 40 hari
D1 = 5,71 minggu = Rp. 15.875.816,33
T =3 orang D1 = 5,71 minggu
t1 = 20 jam/minggu Perhari = Rp. 15.875.816,33 : 39
Uph= Rp. 55.000,00 T = Rp.
= 3407.072,21 orang
Dc = 39 hari Perjam = Rp. 407.072,21 : 4
f1 =1,5 = 20
t1 = Rp 101.768,05 jam/minggu
T1 = 3 orang
Uph = Rp. 55.000,00
Bm = Rp. 35.000,00
Upj= Rp. 7.857,14

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


Tabel 1.3 Hasil analisa biaya alternatif
tenaga kerja lembur No Item pekerjaan Pekerja

(1) (2) (3)


No Item pekerjaan Pekerja
(1) (2) (3) Pek. Pengecatan Rp. 692.041
11
Pek. Pasangan plafond
Paving Blok K 300
t= 8 cm warna Rp. 15.875.816
1
natural motif bata Berdasarkan hasil analisa Analisa
penambahan biaya untuk setiap masing –
masing alternatif :
Pek. Pasangan 1. Alternatif kerja lembur.
Paving Blok K 175 Alternatif kerja lembur dapat
2 t= 8 cm warna Rp. 9.860.510 menyelesaikan pekerjaan selama 56
natural motif bata lampiran hari berdasarkan hasil analisa
microsoft project 2013 dan dengan
Pek. Alumunium tambahan biaya sebesar
Composit Panel Rp. 218.983.595,41
3 warna silver tebal 4 Rp. 7.265.714 2. Alternatif penambahan tenaga kerja.
mm + rangka pada Alternatif penambahan tenaga kerja dan
Pos Jaga 1 peralatan dapat menyelesaikan pekerjaan
Pek. Alumunium selama 35 hari berdasarkan hasil analisa
Composit Panel microsoft project 2013 dan dengan
4 warna silver tebal 4 Rp. 3.522.857 tambahan biaya sebesar
mm + rangka pada Rp. 329.443.076,99
Pos Jaga 2 3. Alternatif kerja shift
Pek. Pasangan bata Alternatif kerja shift dapat menyelesaikan
5 1/2 batu camp 1:5 Rp. 1.038.061 pekerjaan selama 42 hari berdasarkan hasil
tanpa kolom praktis analisa microsoft project 2013 dan dengan
Pek. Pasangan tambahan biaya sebesar
Keramik Rp. 240.685.690,73 .
Rp. 1.840.102
6 Homogenious uk Dari ketiga alternatif diatas, alternatif
30x30 cm warna yang paling efisien untuk menyelesaikan
hitam pekerjaan adalah alternatif kerja lembur,
Pek. Plafond karena perbedaan waktu penyelesaian tidak
Rp. 959.388
7 kalsiboard 4mm + begitu dengan alternatif kerja shift.
rangka furing 4. Biaya Keterlambatan
Nilai Kontrak =
Pek. Plafond gypsum Rp. 1.494.082
8 Rp. 210.393.441.000,-
9mm + rangka furing
Keterlambatan = 28 Hari
Denda perhari =1/1000xNilai Kontrak
Pek. Pengecatan Rp. 692.041 =1/1000x
9 Rp. 210.393.441.000,-
dinding dalam
= Rp. 210.393.441,-

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


Total denda yang harus dibayar = 28 hari x biaya sebesar 21 % dari biaya denda selama
Rp. 210.393.441,- = Rp. 5.891.016.348,- 28 hari
Alternatif kerja shift upah yang
Hasil analisa biaya yang dikeluarkan dikeluarkan sebesar Rp. 1.713.439.777,73
pada masing – masing alternatif dengan dengan waktu penyelesaian pekerjaan selama
durasi diperoleh dari hasil lintasan kritis 42 hari pada pekerjaan landscape dan sarana
network planning yang dihubungkan dengan luar dengan hemat biaya sebesar 71 % dari
biaya pinalti keterlambatan sebagai berikut : biaya denda selama 28 hari.
1. Alternatif kerja lembur. Jadi dari analisa dan perhitungan yang
Durasi Normal = 63 Hari dilakukan bahwa alternatif Penambahan
Durasi Kerja Lembur = 56 Hari tenaga kerja dan peralatan adalah alternatif
Percepatan =7 Hari yang paling murah dan efisien.
Durasi Keterlambatan = 28 Hari
Durasi Keterlambatan setelah mengalami
percepatan = 21 Hari D. KESIMPULAN DAN SARAN
Biaya penambahan kerja lembur Berdasarkan hasil analisis data dan
= Rp. 218.983.595,41 pembahasan di atas, maka dapat ditarik
Biaya Keterlambatan per hari kesimpulan dari penelitian ini sebagai
= Rp. 210.393.441,00 berikut:
Total biaya yang dikeluarkan dengan Dari analisa yang dilakukan maka dapat
menggunakan metode kerja lembur ditarik kesimpulan sebagai berikut :
(Overtime) adalah = Rp. 218.983.595,41
+ (21 x Rp. 210.393.441,00) 1. Alternatif kerja lembur.
= Rp. 4.637.245.856,41 Alternatif kerja lembur dapat
menyelesaikan pekerjaan selama 105 hari
Ketiga alternatif diatas dihubungkan dengan tambahan biaya sebesar Rp.
dengan biaya pinalti keterlambatan, alternatif 218.983.595,41, dan durasi keterlambatan
yang paling efisien untuk menyelesaikan setelah percepatan 17 Hari dengan biaya
pekerjaan adalah alternatif kerja Penambahan denda sebesar
Tenaga Kerja dan Peralatan yaitu dengan Rp.3.576.688.497,00
durasi percepatan 28 Hari dengan total biaya TotalBiaya =
Rp. 329.443.076,99. Rp.218.983.595,41+Rp.3.576.688.497,00
Dari analisa yang dilakukan, alternatif = Rp. 3.795.672.092,41
penambahan tenaga kerja dan peralatan hemat biaya sebesar 21 %
merupakan alternatif yang paling murah
dibandingkan dengan alternatif yang lainnya 2. Alternatif penambahan tenaga kerja.
yakni sebesar Rp. 329.443.076,99.dengan Alternatif penambahan tenaga kerja dan
waktu penyelesaian selama 35 hari pada peralatan dapat menyelesaikan pekerjaan
pekerjaan landscape dan sarana luar dengan selama 88 hari dengan tambahan biaya
hemat biaya sebesar 94 % dari biaya denda sebesar Rp. 354.079.643,19, dan durasi
selama 28 hari. keterlambatan setelah percepatan 0 Hari
Alternatif kerja lembur tambahan dengan biaya denda sebesar Rp. 0,00
upah yang dikeluarkan sebesar Rp. Total Biaya = Rp. 354.079.643,19 + Rp.
4.637.245.856,41 dengan waktu penyelesaian 0,00
pekerjaan selama 56 hari pada pekerjaan = Rp. 354.079.643,19
landscape dan sarana luar dengan hemat hemat biaya sebesar 94 %

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


3. Alternatif kerja shift
Alternatif kerja shift dapat menyelesaikan
pekerjaan selama 94 hari dengan
tambahan biaya sebesar Rp.
240.685.690,73, dan durasi keterlambatan
setelah percepatan 6 Hari dengan biaya
denda sebesar Rp. 1.262.360.646,00
Total Biaya = Rp. 240.685.690,73
+ Rp. 1.262.360.646,00 =
Rp. 1.503.046.336,73
hemat biaya sebesar 71 %

Berdasarkan simpulan di atas


disarankan kepada pihak kontraktor perlu
diberikan percepatan pekerjaan menggunakan
metoda penambahan tenaga kerja da
peralatan agar denda yang dikeluarkan tidak
terlalu besar.

E. DAFTAR PUSTAKA
Alifen, R. 2000. Analisa “What If” Sebagai
Metode Antisipasi Keterlambatan
Durasi Proyek, Dimensi Teknik Sipil,
Vol. 2 No. 1, Maret.
Amelia, R. (2009). Alternatif mengurangai
dampak keterlambatan proyek
terhadap waktu dan biaya (Studi
kasus: gedung telkomsel
(telecomucation center). Pekanbaru:
Universitas Riau.
Nurhayati. (2010). Manajemen Konstruksi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saldjana. (1995). Studi Dampak
Kererlambatan Proyek Terhadap
Peningkatan Biaya Kontraktor.
Bandung: Instritut Teknologi
Bandung.
Soeharto, I. (1995). Manajemen Proyek Dari
Konsepsual Sampai Operasional.
Jakarta: Erlangga.
Sudarsana, D. K., 2008. Pengendalian Biaya
Dan Jadwal Terpadu Pada Proyek
Konstruksi, Jurnal Ilmiah, Universitas
Udayana

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy