Laporan PKU 1
Laporan PKU 1
Laporan PKU 1
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan dan rahmatNya maka kami bisa menyelesaikan sebuah laporan dengan tepat waktu.
Berikut ini kami akan mempersembahkan sebuah laporan dengan judul “Peranan
Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma dalam Meningkatkan Produksi Tanaman
Kelapa Sawit” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita dalam
pemeliharaan/pengendalian untuk meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit.
Terimakasih kepada pembimbing, guru dan semua yang telah menyempatkan diri
untuk hadir di seminar ini. Sebelumnya saya dan rekan saya berterimakasih atas kesempatan
ini sehinggga kami bisa berdiri disini untuk mempresentasikan hasil laporan kami selama pkl
dari tanggal 26 Agustus 2024 sampai 26 November 2024 dengan judul laporan “Peranan
Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma dalam meningkatkan produksi Tanaman
Kelapa Sawit.”
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi minyak sawit 2019 mencapai 51,8 juta ton CPO atau sekitar 9% lebih tinggi
dari produksi tahun 2018 sementara konsumsi domestik naik 24% menjadi 16,7 juta ton
dengan rincian konsumsi biodiesel naik 49%, pangan naik 14% dan oleokimia naik 9%.
Volume ekspor produk sawit tahun 2019 sebesar 35,7 juta ton naik 4% dari ekspor 2018.
Nilai ekspor produk minyak sawit termasuk oleokimia dan biodiesel 2019 diperkirakan
mencapai USD 19 milyar.
Berdasarkan data di atas di ketahui bahwa luasnya areal lahan perkebunan kelapa sawit
dan jumlah produksi sangat tinggi, mengakibatkan jumlah limbah yang di hasilkan pun tinggi
baik itu limbah padat (solid,tandan kosong dll). maupun limbah cair. Saat ini limbah kelapa
sawit memang sudah banyak yang mulai mencoba mendaur ulang dengan menjadikan pupuk,
tetapi masih belum memecahkan masalah limbah kelapa sawit. Apabila diolah atau di daur
ulang akan memberikan banyak manfaat bagi tanaman kelapa sawit sendiri bahkan juga
bermanfaat bagi ternak.
Kingdom Plantae
Sub Kingdom Tracheobionta
Super Devisi Sprematophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Sub Kelas Arecidae
Ordo Arecales
Famili Arecacea
Genus Elaeis
Spesies Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit(Elaeis guineensis Jacq) adalah jenis tumbuhan dari wilayah pesisir barat
afrika, terutama dari wilayah yang kini di kenal sebagai kamerun, kongo, angola, dan
guinea.Tanaman kelapa sawit tumbuh liar di hutan hujan tropis pada wilayah tersebut dan
telah di manfaatkan oleh penduduk setempat selama berabad-abad sebagai sumber makanan.
Tanaman ini juga di gunakan sebagai bahan baku untuk sebagai produk rumah tangga.Habitat
asli sawit adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15°
LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut
dengan kelembaban 80-90%.
Sejarah kelapa sawit bias ditelusuri hingga abad ke-15 ketika tanaman ini pertama kali
di temukan tumbuh di wilayah pesisir barat afrika. Tanaman kelapa sawit kemudian tersebar
ke seluruh dunia, termaksud asia tenggara.
Pada tahun 1844, kelapa sawit di bawah ke eropa pada .para pelaut portugis kemudian
menyebar ke seluruh dunia, termaksud ke amerika selatan dan asia tenggara.
Daun kelapa sawit berbentuk menyirip (pinnate) dengan helai daun panjang dan sempit.
Panjang pelepah kelapa sawit bisa mencapai 5-7 meter, tergantung umur dan kondisi pohon.
Daunnnya berwarna hijau tua. Pelepah daun (rachis) kuat dan berduri. Duri-duri ini terdapat
pada bagian pangkal dan sisi pelepah. Daun tumbuh dari titik tunbuh di puncak pohon dan
tersusun dalam bentuk spiral mengelilingi batang.
Buah kelapa sawit umumnya berbentuk oval atau bulat dengan ukyuran bervariasi,
biasanya sepanjang 2,5-5 cm. Buah muda berwarna hijau atau merah, dan berubah menjadi
oranye kemerahan atau ungu saat matang. Buah kelapa sawit tumbuh berkelompok dalam
tandan besar yang disebut tandan buah segar (TBS). Bagian daging buah berwarna oranye,
mengandung minyak yang disebut minyak sawit. Di dalam daging buah terdapat biji yang
juga mengandung minyak, dikenal dengan minyak inti sawit. Terdiri dari lapisan luarr yang
keras (pericarp) dan melindungi daging buah serta biji di dalamnya.
Bentuk batang kelapa sawit tegak, lurus, dan tidak bercabang, mirip dengan pohon
palem lainnya. Permukaan batang ditutupi dengan bekas pelepah daun yang membentuk pola
bersisisk. Seirirng bertambahnya usia, pelepah akan rontok, meningggalkan bekas yang jelas.
Batang kelapa sawit bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 20-30 meter tergantung umur
dan kondisi tumbuhnya. Diameter batang biasanya berkisar antara 30-50 cm, tergantung umur
pohon. Bagian luar batang berwrna coklat tua hinggga kehitaman, sedangkan bagian
dalamnya berwrna lebih terang dan terserat. Batangnya terserat keras dan tidak memiliki
kambium, sehinggga tidak mengalami penebalan sekunder seperti pohon berkayu lainnya.
Bunga kelapa sawit terbagi menjadi 2. Bunga kelapa sawit yang berjenis kelamin
jantan memiliki bentuk yang ramping memanjang, ujung kelopak bunganya agak meruncing.
Tangkai bunga jantan berukuran lebih panjang dari pada bunga betina dengan bentuk tangkai
yang lonjong. Tandan bunga jantan terbungkus oleh seludang bunga yang akan pecah
menjelang waktu bunga jantan mekar.
Pada hari pertama setelah kelopak terbuka, tepung sari keluar dari bagian ujung tandan
bunga, pada hari kedua di bagian tengah, sedangkan pada hari ketiga dibagian bawah tandan.
Pada hari ketiga keluarnya tepung sari, bunga jantan juga akan mengeluarkan bau yang
spesifik. Hal ini menandakan bunga jantan sedang aktif dan tepung sari dapat dipergunakan
atau diambil untuk penyuburan buatan (Sitepu, 2008).
Bunga betina kelapa sawit memiliki kekhasan pada bentuknya yang oval membulat,
ujung kelopak bunganya pun tampak rata. Tandan bunga betina berukuran panjang 24-45 cm.
pada tanda bunga betina terdapat 700-6.000 bulir bunga betina tergantung pada lokasi dan
umur tanaman (Tandon et al., 2001).
Waktu yang diperlukan agar semua bunga betina mekar pada setiap tandan bunga
betina sekitar 3 hari yang dimulai dari bagian pangkal tandan: biasanya 15% pada hari
pertama 60%mekar pada hari kedua, dan sisanya 15% mekar pada hari ketiga (Prasetyo dan
Agus, 2012).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit tanaman yang
mempengaruhi produksi kelapa sawit yang ada di PT. Harlitama Agri Makmur
2. Untuk mengetahui cara pengendalian gulma yang mempengaruhi produksi kelapa
sawit yang ada di PT. Harlitama Agri Makmur
1.4 Manfaat
Hasil praktek kerja lapangan ini di harapkan mendapatkan informasi tambahan
yang berhubungan dengan hama dan penyakit serta gulma dan cara pengendaliannya
untuk meningkatkan produktifitas tanaman kelapa sawit di PT. Harlitama Agri
Makmur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tungau
Ulat Api menyerang bagian daun Kelapa Sawit dan mampu menghabiskan
daun hingga helaian daun berlubang atau habis hingga meninggalkan bagian
yang dekat dengan tulang daun. Kehilangan daun dapat mencapai 90% per
pelepah daun seperti yang terlihat pada gambar 2. Hal tersebut dapat
mengganggu terjadinya proses fotosintesis pada tanaman sehingga
menghambat proses pembentukan bunga dan buah yang berdampak pada
penurunan kualitas, produksi, dan produktivitas Kelapa Sawit (Direktorat
Perlindungan Perkebunan, 2016).
3. Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus
B. Penyakit
1. Penyakit akar (Blast disease)
5. Anthracnose
Gulma merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh hampir dimana saja, namun
keberadaannya sangat tidak diinginkan di areal pertanaman. Pada tanaman kelapa
sawit gulma akan bersaing dalam mendapatkan unsur hara, cahaya, iklim mikro,
menyumbat saluran drainase yang dapat menyebabkan areal terendam air, hingga
menyulitkan evakuasi hasil panen dan pada akhirnya menurunkan produktifitas
kebun. Pertumbuhan gulma pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) akan sangat
cepat dikarenakan intensitas cahaya yang sampai permukaan tanah masih tinggi dan
memicu perkecambahan benih-benih gulma yang terdapat di sekitar pertanaman.
Pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit sangat penting untuk
memastikan pertumbuhan optimal dan produktivitas tanaman. Gulma adalah tanaman
pengganggu yang tumbuh di sekitar kelapa sawit dan dapat bersaing secara langsung
dengan tanaman utama untuk mendapatkan sumber daya penting seperti air, cahaya
matahari, nutrisi dan ruang tumbuh. Tanpa pengendalian yang tepat, gulma dapat
mengurangi ketersediaan unsure hara dan air yang seharusnya dimanfaatkan oleh
tanaman kelapa sawit, sehingga menurunkan tingkat pertumbuhan dan hasil panen.
Cyclosorus adalah
marga pakis anggota
suku Thelypteridaceae, anaksuku
Thelypteridoideae, dalam
klasifikasi Pteridophyte Phylogeny
Group tahun 2016 (PPG I). Sumber lain menggabungkan Cyclosorus ke dalam
genus Thelypteris dengan cakupan sangat luas; atau memperluas cakupan marga
untuk memasukkan anggota marga lain yang dipisahkan oleh PPG I. Sebagai
misal, Flora of China memasukkan ada sekitar 250 jenis (spesies), sementara PPG
I hanya memasukkan dua jenis saja.
Batang yang lebih muda berbentuk bulat dan ditutupi rambut, kaku, berwarna
coklat atau berwarna kemerahan. Daun-daun sederhana yang tersusun berlawanan
ditopang pada tangkai. Bentuknya lonjong atau berbentuk telur dan lebar di
pangkal, berujung runcing, dan hampir seluruh tepi daunnya bergigi halus.
Permukaan daun bagian atas jarang ditutupi rambut. Sedangkan permukaan daun
bagian bawah dan tepi daun lebih berambut. Daunnya juga memiliki penampilan
yang agak keriput dan memiliki lima urat berbeda yang tersusun hampir paralel
dari pangkal daun hingga ujungnya.
Tahi ayam, saliara atau tembelekan (Lantana camara) adalah jenis tumbuhan
berbunga dari famili Verbenaceae yang berasal dari wilayah tropis di Amerika
Tengah dan Selatan. Saliara dapat digunakan sebagai obat memar, keracunan
makanan, serta untuk penghentian pendarahan pada penderita penyakit kanker
rahim.
BAB III
METODE PRAKTEK
Waktu praktek dimulai pada hari Senin, 26 Agustus 2024 sampai dengan hari
Senin 25 November 2024. Praktek di, lakukan di PT. Harlitama Agri Makmur, Desa
Puuloro, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulewesi Tenggara.
Pengendalian hama penyakit dan gulma yang ada di PT. Harlitama Agri Makmur. Kali ini
kita akan mengkaji dan memberikan hasil dari pengamatan secara bersih sesuai dengan
pendekatan yang di lakukan. Temuan pengamatan sekarang di diskusikan dengan hasil
pengamatan terdahulu untuk mengkontribusikan gagasan yang kami temukan sesuai dengan
judul “Peranan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma dalam Meningkatkan
Produksi tanaman Kelapa sawit”. Pembahasan ini berisi pengamatan bersih yang kami
lakukan dilapangan dengan arahan pembimbing.
Dampak
- Pada tanaman TBM, tikus bisa menyerang batang, sehingga menyebabkan
kematian pada pokok kelapa sawit.
- Pada tanaman TM, tikus memakan buah sehingga menyebabkan kelihangan
produksi sebanyak 20% dan penurunan kualitas buah.
- Pada tanaman TM menyebabkan penurunan populasi serangga penyerbuk
Elaeidobius.
Manfaat Pengendalian Tikus
- Menurunkan tingkat kematian pokok pada tanaman TBM
- Menurunkan losis (kehilangan) produksi kelapa sawit
- Meningkatkan perkembanganbiakan serangga penyerbuk Elaedebius
Biaya Pengendalian
- Insektisida yang di gunakan adalah merk dagang Ratgon
- Kebutuhan Insektisida / Ha : 0,86 Kg/Ha (Ratgon 334 Butir /Kg)
- Harga Ratgon/Kg Rp. 38.000,-
- Upah Kerja pengendalian hama tikus Rp. 20.000/Ha
- Biaya pengendalian serangan tikus per Ha Rp. 52.539,-
B. Pengendalian Gulma
1. Weeding Gawangan Manual / Babat Gawangan
Cara Pengendalian
- Pengendalian gulma di lakukan 2 (dua) rotasi dalam setahun untuk menekan
pertumbuhan gulma
- Dilakukan dengan cara membabat (menebas) gulma menggunakan parang
- Pengendalian gulma secara manual dilakukan untuk persiapan penyemprotan
Dampak
- Gulma akan tumbuh tinggi, sehingga tidak bisa di lakukan penyemprotan
- Gulma akan menyerap unsur hara
- Akan menimbulkan persaingan antara gulma dan pokok kelapa sawit dalam
penyerapan unsur hara tanaman.
Manfaat Pengendalian
- Mengendalikan gulma yang mengganggu tanaman
- Untuk persiapan dilakukan penyemprotan
Biaya Pengendalian
- Biaya Weeding Gawangan Manual Rp. 120.000,- / Ha
2. Circle Weeding Manual / Garuk Piringan
Cara Pengendalian
- Dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul
- Piringan di garuk dengan diameter 2 meter
Dampak
- Piringan akan menjadi kotor, sehingga menyulitkan untuk pengutipan
brondolan pada piringan
- Piringan tidak bersih sehingga menyebabkan pemupukan tidak bisa di lakukan
- Gulma yang ada di piringan akan menyerap kandungan unsur hara
Mafaat Pengendalian
- Memudahkan dalam pengutipan brondolan pada piringan
- Persiapan pemupukan kelapa sawit
- Mengurangi perebutan penyerapan unsur hara
Biaya Pengendalian
- Biaya Circle Weeding Manual Rp. 1.500,- / Pkk
Dampak
- Kebun akan menjadi semak sehingga menyulitkan untuk melakukan pemanen
dan pemupukan
- Akan menimbulkan tempat hama dan penyakit seperti tempat sarang hama
tikus
- Gulma akan menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah
Manfaat Pengendalian
- Memudahkan untuk melakukan pemananen dan pemupukan
- Menghilangkan tempat bersarangnya hama dan penyakit
- Mengurangi persaingan dalam penyerapan unsur hara pada tanah
Biaya Pengendalian
- Pestisida yang di gunakan adalah merk dagang Gramaxone
- Luas Gawangan yang di semprot adalah 0,71 Ha
- Kebutuhan Pestisida / Ha : 0,85 Ltr
Rumus :
Luas Gawangan x Dosis Per Ha
Dosis yang di gunakan di PT. Harlitama Agri Makmur adalah 1,2 Liter / Ha,
dengan konsentrasi 100 cc
- Harga Gramaxone/Ltr Rp. 71.450,-
- Upah Kerja pengendalian hama tikus Rp. 55.000,-/Ha
- Biaya Semprot Gawangan per Ha Rp. 115.599,-
Dampak
- Piringan akan menjadi kotor, sehingga menyulitkan untuk pengutipan
brondolan pada piringan
- Piringan tidak bersih sehingga menyebabkan pemupukan tidak bisa di lakukan
- Gulma yang ada di piringan akan menyerap kandungan unsur hara
Manfaat Pengendalian
- Memudahkan dalam pengutipan brondolan pada piringan
- Persiapan pemupukan kelapa sawit
- Mengurangi perebutan penyerapan unsur hara
Biaya Pengendalian
- Pestisida yang di gunakan adalah merk dagang Gramaxone
- Luas Gawangan yang di semprot adalah 0,18 Ha
- Kebutuhan Pestisida / Ha : 0,22 Ltr
Rumus :
Luas Piringan x Dosis Per Ha
Dosis yang di gunakan di PT. Harlitama Agri Makmur adalah 1,2 Liter / Ha,
dengan konsentrasi 100 cc
- Harga Gramaxone/Ltr Rp. 71.450,-
- Upah Kerja pengendalian hama tikus Rp. 44.000,-/Ha
- Biaya Semprot Gawangan per Ha Rp. 59.400,-
Manfaat Pengendalian
- Memudahkan pengangkutan buah (TBS) ke TPH
- Mengurangi persaingan penyerapan unsur hara
Biaya Pengendalian
- Pestisida yang di gunakan adalah merk dagang Gramaxone
- Luas Pasar Pikul yang di semprot adalah 0,11 Ha
- Kebutuhan Pestisida / Ha : 0,14 Ltr
Rumus :
Luas Piringan x Dosis Per Ha
Dosis yang di gunakan di PT. Harlitama Agri Makmur adalah 1,2 Liter / Ha,
dengan konsentrasi 100 cc
- Harga Gramaxone/Ltr Rp. 71.450,-
- Upah Kerja pengendalian hama tikus Rp. 15.000,-/Ha
- Biaya Semprot Gawangan per Ha Rp. 24.646,-
Dampak
- Menyulitkan pengutipan brondolan dalam TPH
- Memudahkan pemisahan sampah yang ada di TPH yang akan di angkut ke
PKS
Manfaat Pengendalian
- Memudahkan pengutipan brondolan yang ada di TPH
- Buah yang akan di kirim ke PKS dalam keadaan bersih tanpa ada sampah
Biaya Pengendalian
- Pestisida yang di gunakan adalah merk dagang Gramaxone
- Luas TPH yang di semprot adalah 0,001 Ha
- Kebutuhan Pestisida / Ha : 0,001 Ltr
Rumus :
Luas TPH x Dosis Per Ha
Dosis yang di gunakan di PT. Harlitama Agri Makmur adalah 1,2 Liter / Ha,
dengan konsentrasi 100 cc
- Harga Gramaxone/Ltr Rp. 71.450,-
- Upah Kerja pengendalian hama tikus Rp. 5.000,-/Ha
- Biaya Semprot Gawangan per Ha Rp. 5.096,-
Dampak
- Lalang mempunyai zat alelopati yang menghambat pertumbuhan tanaman
- Menghalangi pertumbuhan gulma bermanfaat
- Tanah Menjadi gersang
- PH tanah menjadi rendah
Manfaat Pengendalian
- Menghilangkan zat alelopati yang terkandung dalam lalang
- Pertumbuhan tanaman semakin subur
- Menggatikan gulma bermanfaat
Biaya Pengendalian
- Pestisida yang di gunakan adalah merk dagang Round Up
- Kebutuhan Pestisida / Ha : 0,20 Ltr
Dosis yang di gunakan di PT. Harlitama Agri Makmur adalah 0.20 Liter / Ha,
dengan konsentrasi 100 cc
- Harga Round Up/Ltr Rp. 68.903,-
- Upah Kerja pengendalian hama tikus Rp. 20.000,-/Ha
- Biaya Semprot Gawangan per Ha Rp. 88.903,-
BAB V
KESIMPULAN
Hama dan penyakit harus di kendalikan, karena akan menyebabkan kerugian jika
dibiarkan bagi tanaman TM maupun TBM.
Hama dan penyakit yang tidak dikendalikan dan jika dibiarkan terus-menerus dapat
menyebabkan kematina bagi TBM
Gulma harus dikendalikan agar tidak menghambat proses panen dan pemupukan.
Gulma yang tidak dikendalikan denagan baik dan membuat persaingan unsur hara bagi
tanaman sawit
Gulma yang dibiarkan beigtu saja juga bisa menjadi sarang hama dan penyakit yang
berisiko meningkatkan biaya penanganan yang lebih besar lagi
Dapat kita simpulkan bahwa pengendalian hama, penyakit dan gulma berperan penting
dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman kelapa sawit. Pengendalian hama,
penyakit dan gulma diharapkan dapat meminimkan kerugian yang bisa terjadi dan
mendapatkan laba yang lebih maksimal.
BAB VI
PENUTUP
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena kita masih di beri
kesempatan untuk kita berdiri disini. Saya ingin mengucapkan terimakasih telah mengikuti
kegiatan seminar ini, di harapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita yang ada
disini dan maaf jika ada kesalahan kata karena manusia itu tempatnya salah.