Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec - Gandusari Kab - Blitar
Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec - Gandusari Kab - Blitar
Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan Punishment Di SDN Ngaringan 05 Kec - Gandusari Kab - Blitar
Yusvidha Ernata
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan
IKIP Budi Utomo Malang
Email: yusvidha_ernata@yahoo.co.id
ABSTRACT: This study aims to analyze the motivation of learners through the provision of
reward and punishment in SDN Ngaringan 05. This study used a descriptive quantitative
approach. Number of samples 22 learners. Data obtained through the instruments developed
researcher with the item number of instruments as much as 10 items. Measurement of the
individual statements using a Likert scale, namely: 1) strongly disagree; 2) do not agree; 3)
doubtful; 4) agree and 5) strongly agree. Data collection techniques used are questionnaires
and interviews unstructured. The results showed that administration of reward and punisment
can provide major influence on students' motivation. The right strategy will affect the
learning process is increasing continuously achieve maximum results. To the teacher strives
to motivate learners so that they are more interested in the learning process. One way to
giving reward and punisment didactic. Demonstrated a high percentage of the results of
research in which 73% of students feel happy if the work / tasks performed to get an award
from Mr / Mrs teacher. 59% said it does not agree that there are learners who arrive late and
often reprimanded Mr / Mrs teacher. 64% of students agreed that learners feel embarrassed
if too frequent violations.
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi belajar peserta didik
melalui pemberian reward dan punishment di SDN Ngaringan 05. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif jenis deskriptif. Jumlah sampel 22 peserta didik. Data
diperoleh melalui instrumen yang dikembangkan peneliti dengan jumlah item instrumen
sebanyak 10 item. Pengukuran terhadap masing-masing pernyataan menggunakan skala
Likert, yaitu: 1) sangat tidak setuju; 2) tidak setuju; 3) ragu-ragu; 4) setuju dan 5) sangat
setuju.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan wawancara tidak
terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian reward dan punisment dapat
memberikan pengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa. Strategi yang tepat akan
mempengaruhi proses pembelajaran semakin meningkat secara terus menerus mencapai
hasil yang maksimal. Untuk itu guru senantiasa berupaya memotivasi peserta didik agar
mereka lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Salah satu caranya dengan cara
memberikan reward dan punisment yang bersifat mendidik. Prosentase tinggi ditunjukkan
dari hasil penelitian dimana 73% peserta didik merasa senang jika pekerjaan/tugas yang
dilaksanakan mendapatkan penghargaan dari Bapak/Ibu Gurunya. 59% menyatakan sangat
tidak setuju jika peserta didik ada yang datang terlambat dan sering mendapat teguran dari
Bapak/Ibu guru. 64% siswa menyatakan setuju bahwa peserta didik merasa malu jika terlalu
sering melakukan pelanggaran.
berfungsi sebagai pendorong usaha dan didik dan reward memiliki pengaruh
pencapaian prestasi. Adanya motivasi positif dalam kehidupan peserta didik.
yang baik dalam belajar akan Reward merupakan alat pendidikan yang
menunjukkan hasil yang baik. Upaya mudah dilaksanakan dan dapat
yang tekun dan terutama didasari adanya menyenangkan para peserta didik, untuk
motivasi, maka seseorang yang belajar itu reward dalam suatu proses pendidikan
akan dapat melahirkan pretasi yang baik dibutuhkan keberadaannya demi
(Sardiman, 2007). Berdasarkan uraian di meningkatkan motivasi belajar peserta
atas dapat diketahui bahwa reward dan didik. Maksud dari pendidik memberi
punishment di samping sebagai alat reward kepada peserta didik adalah
pendidikan juga sebagai alat motivasi supaya peserta didik menjadi lebih giat
bagi peserta didik dalam mencapai lagi usahanya untuk memperbaiki
prestasi belajar peserta didik setinggi- prestasi yang telah dicapainya, dengan
tingginya. Untuk itu diperlukan adanya kata lain peserta didik menjadi lebih
pemberian reward dan keras kemauannya untuk belajar lebih
punishment disekolah-sekolah. baik. Reward yang diberikan kepada
SDN Ngaringan 05 adalah salah peserta didik bentuknya bermacam-
satu lembaga pendidikan formal di macam. Menurut Sardiman (2007)
Kabupaten Blitar, terletak di bawah kaki reward dapat dibedakan menjadi empat
gunung Kelud kabupaten Blitar, macam, yaitu: a) Pemberian angka atau
meskipun di SDN Ngaringan 05 tidak nilai, angka sebagai simbol kegiatan
menerapkan sistem full day belajar, angka yang dimaksud adalah
school seperti sebagian besar sekolah- bonus nilai/tambahan nilai bagi peserta
sekolah di kota, akan tetapi tidak didik yang mengerjakan tugas dengan
menutup kemungkinan peserta didik akan baik; b) Pemberian hadiah,
merasa bosan pada pelajaran yang setiap reward berbentuk hadiah disini adalah
hari diajarkan di sekolah. Dengan pemberian berupa barang. Reward berupa
memberikan reward dan punishment, pemberian barang ini disebut juga
kegiatan belajar menjadi lebih reward materiil, yaitu hadiah yang terdiri
menyenangkan, terkendali, dari alat-alat keperluan sekolah, seperti
dan bervariasi.Mengingat pentingnya pensil, penggaris, buku dan lain
pemberian reward dan punishment di sebagainya; c) Pemberian pujian akan
sekolah, maka terdapat keinginan memupuk suasana yang menyenangkan
melakukan penelitian tentang analisis dan mempertinggi gairah belajar serta
motivasi belajar peserta didik melalui sekaligus akan membangkitkan harga diri
pemberian reward dan punishment. peserta didik sehingga prestasi belajar
Reward dan punishment merupakan suatu peserta didik ikut meningkat.
bentuk teori penguatan positif yang Dalam memberikan reward seorang
bersumber dari teori behavioristik. guru hendaknya dapat mengetahui siapa
Menurut teori behavioristik belajar yang berhak mendapatkan reward ,
adalah perubahan tingkah laku sebagai seorang guru harus selalu ingat akan
akibat dari adanya interaksi antara maksud reward itu. Seorang peserta
stimulus dan respon. Belajar merupakan didik yang pada suatu ketika
bentuk perubahan yang dialami peserta menunjukkan hasil lebih baik dari pada
didik dalam hal kemampuannya untuk biasanya, mungkin sangat baik diberi
bertingkah laku dengan cara yang baru reward.Dalam hal ini seorang guru
sebagai hasil interaksi antara stimulus hendaklah bijaksana, jangan sampai
dan respon (Budiningsih, 2005). reward menimbulkan iri hati pada peserta
Peranan reward dalam proses didik yang lain yang merasa dirinya lebih
pengajaran cukup penting terutama pandai, tetapi tidak mendapat
sebagai faktor eksternal dalam reward.Setelah memperhatikan uraian
mempengaruhi dan mengarahkan tentang maksud reward , serta macam-
perilaku peserta didik. Hal ini macam reward yang baik diberikan
berdasarkan atas berbagai pertimbangan kepada peserta didik, ternyata bukanlah
logis, diantaranya reward biasanya dapat soal yang mudah. Menurut
menimbulkan motivasi belajar peserta Purwanto(2006) ada beberapa syarat
786 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790
yang harus diperhatikan oleh seorang jasa. Upah adalah sebagai pembayar
guru sebelum memberikan reward pada suatu tenaga, pikiran, atau pekerjaan yang
peserta didik, yaitu: a) Untuk memberi telah dilakukan seseorang. Sedangkan
reward yang pedagogis perlu sekali guru reward sebagai alat pendidikan tidaklah
benar- benar mengenal peserta didiknya demikian, untuk itu seorang guru harus
dan tahu menghargai dengan tepat. selalu ingat maksud dari pemberian
Reward dan penghargaan yang salah dan reward itu.
tidak tepat dapat membawa akibat yang Tujuan yang harus dicapai dalam
tidak diinginkan; b) Reward yang pemberian reward adalah untuk lebih
diberikan kepada seorang peserta didik mengembangkan motivasi yang bersifat
janganlah hendaknya menimbulkan rasa intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam
cemburu atau iri hati bagi peserta didik artian peserta didik melakukan suatu
lain yang merasa pekerjaannya juga lebih perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari
baik, tetapi tidak mendapat reward; c) kesadaran peserta didik itu sendiri.
Memberi reward hendaklah hemat, Dengan reward itu, juga diharapkan
terlalu sering atau terus menerus memberi dapat membangun suatu hubungan yang
reward akan menjadi hilang arti positif antara guru dan peserta didik,
reward itu sebagai alat pendidikan; d) karena reward itu adalah bagian dari
Janganlah memberi reward dengan pada penjelmaan rasa cinta kasih sayang
menjanjikan terlebih dahulu sebelum seorang guru kepada peserta didik.
peserta didik menunjukkan prestasi Jadi, maksud dari reward yang
kerjanya apalagi bagi reward yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai
diberikan kepada seluruh kelas. seorang peserta didik, tetapi dengan hasil
Reward yang telah dijanjikan lebih yang dicapai peserta didik, guru
dahulu hanyalah akan membuat peserta bertujuan membentuk kata hati dan
didik terburu-buru dalam bekerja dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras
akan membawa dalam kesukaran bagi pada peserta didik. Seperti halnya telah
beberapa peserta didik yang kurang disinggung di atas, bahwa reward di
pandai;e) Pendidik harus berhati-hati samping merupakan alat pendidikan
memberikan reward, jangan sampai represif yang menyenangkan,
reward yang diberikan pada peserta didik reward juga dapat menjadi pendorong
diterima sebagai upah dari jerih payah atau motivasi bagi peserta didik untuk
yang telah dilakukannya. belajar lebih baik lagi.
Lebih lanjut Purwanto (2006) Seperti halnya
berpendapat bahwa sebagian ahli reward,punishment diberikan sebagai
pendidikan menyetujui dan menganggap usaha mengembalikan peserta didik ke
penting reward dipakai sebagai alat untuk arah yang baik dan memotivasinya
membentuk kata hati peserta didik. menjadi pribadi yang imajinatif, kreatif
Sebaliknya ada pula ahli-ahli pendidikan dan produktif. Punishment sebagai alat
yang tidak suka sama sekali pendidikan, meskipun mengakibatkan
menggunakan reward. Mereka penderitaan bagi peserta didik yang
berpendapat bahwa reward itu dapat dihukum, namun dapat juga menjadi alat
menimbulkan persaingan yang tidak motivasi, alat pendorong untuk
sehat pada peserta didik. Menurut mempergiat aktivitas belajar peserta didik
pendapat mereka, seorang guru (meningkatkan motivasi belajar peserta
hendaklah mendidik peserta didik supaya didik). Ia berusaha untuk dapat selalu
mengerjakan dan berbuat yang baik memenuhi tugas-tugas belajarnya, agar
dengan tidak mengharapkan pujian atau terhindar dari bahaya hukuman. Dengan
reward tetapi semata-mata karena adanya punishment itu diharapkan supaya
pekerjaan atau perbuatan itu memang peserta didik dapat menyadari kesalahan
kewajibannya.Menurut Purwanto (2006) yang diperbuatnya, sehingga peserta
reward adalah alat yang mendidik, maka didik jadi berhati-hati dalam mengambil
dari itu reward tidak boleh berubah tindakan.Punishment bisa dikatakan
sifatnya menjadi upah. Upah adalah berhasil apabila dapat menimbulkan
sesuatu yang mempunyai nilai sebagai perasaan penyesalan akan perbuatan yang
ganti rugi dari suatu pekerjaan atau suatu telah dilakukannya. Di samping itu
787 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790
didik menyatakan setuju ditunjukkan hal itu akan menjadikan kebiasaan yang
dengan prosentase tinggi yaitu 73%, kurang menguntungkan dalam kegiatan
dimana setiap pelanggaran harus ada belajar mengajar. Dikhawatirkan peserta
tindak lanjut baik berupa teguran ataupun didik giat belajar dan mengerjakan tugas
sanksi. bila hasil kerjanya mendapatkan imbalan
Tabel 2 dari guru. Tetapi bila tidak ada imbalan
Respon peserta didik terhadap punisment yang peserta didik akan menjadi malas belajar
diterima
dan mengerjakan tugas. Alangkah
SS S R TS STS Rata-
No Pernyataan
rata bijaksana jika guru tidak
5 4 3 2 1
Saya datang 0 2 0 13 7 memberitahukan terlebih dahulu kepada
1 terlambat ke 8.2
sekolah
0% 9% 0% 59% 32% peserta didik sebelum ia menyelesaikan
Saya 1 16 0 3 7 tugasnya dengan baik. Dengan kata lain
mendapat
teguran dari reward bisa diberikan secara spontanitas
2 Bapak/Ibu 16.4
Guru karena
5% 73% 0% 14% 32% kepada peserta didik yang menunjukkan
datang
terlambat
prestasi kerjanya. Dengan begitu maka
Saya 0 16 6 3 2 peserta didik akan merasa bangga karena
mendapat
teguran dari hasil kerjanya dihargai baik itu berupa
Bapak/Ibu
Guru karena
materi ataupun ungkapan. Hal itu juga
3 18
tidak 0% 73% 27% 14% 9% menjadi dorongan bagi peserta didik lain
menyelesaikan
tugas tepat untuk turut berprestasi dalam belajar dan
pada
waktunya semua kegiatan sekolah.
Saya merasa 0 14 3 0 5
malu karena
4 sering
0% 64% 14% 0% 23%
14 SIMPULAN
melakukan
pelanggaran Hasil penelitian menjelaskan bahwa
Saya akan
berusaha
12 10 0 0 0 pemberian reward dan punisment harus
memperbaiki dapat diterapkan secara tepat dan efisein.
5 kinerja saya 20
setelah
55% 45% 0% 0% 0% Dalam arti penerapan reward dan
mendapat
teguran
punisment harus disesuaikan dengan
Rata – rata 2.6 11.6 1.8 3.8 4.2 15.32 situasi dan kondisi peserta didik pada saat
itu. Memberikan reward dan punisment
Hasil penelitian menunjukkan dengan mudah akan menghilangkan nilai
bahwa pemberian reward dan punisment efektifitasnya, karena peserta didik akan
dapat memberikan pengaruh besar menjadi jenuh dan tidak mempan dengan
terhadap motivasi belajar siswa. Strategi reward dan punisment tersebut. Oleh
guru dalam meningkatkan motivasi atau karena itu, ada kaitannya antara reward
prestasi peserta didik di sini dengan dan punisment yang bersifat mendidik
upaya mencari tahu secara terus menerus sehingga bisa memberikan motivasi bagi
bagaimana seharusnya peserta didik itu peserta didik yang dalam kondisi prestasi
belajar menggunakan metode yang menurun. Melihat hal ini baik guru
menarik sesuai dengan situasi dan kondisi maupun pihak sekolah berkepentingan
peserta didik. Strategi yang tepat akan untuk mencoba menerapkan
mempengaruhi proses pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan
semakin meningkat secara terus menerus reward dan punisment. Guna merangsang
mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu atau memunculkan motivasi dalam diri
guru senantiasa berupaya memotivasi peserta didik sehingga hasil belajar yang
peserta didik agar mereka lebih tertarik diperoleh semakin maksimal.
untuk mengikuti proses pembelajaran
Salah satu caranya dengan cara DAFTAR PUSTAKA
memberikan reward dan punisment yang
bersifat mendidik. Budiningsih, Asri. (2005).Belajar dan
Keampuhan reward dan punisment Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta.
sebagai alat bantu pendidikan untuk
Depdiknas. (2003).Undang-Undang Republik
mendapatkan umpan balik dari peserta
Indonesia No. 20 Tentang Sistem
didik akan terasa jika penerapannya tepat. Pendidikan Nasional. Jakarta:
Terlalu sering memberikan reward dan Depdiknas.
punisment juga tidak dibenarkan, sebab
790 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 781-790