7324 19588 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education

p-ISSN:2620-3251|e-ISSN: 2615-6121
Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui


Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization
Diana putri utami1, Melly Andriani2
1,2
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
e-mail: dianaputriutami96@gmail.com

ABSTRACT. This research aimed to improve student learning motivation by implementing of


Team Assisted Individualization type of cooperative learning model in increasing student
learning motivation on Mathematics subject at the fourth grade of integrated Islamic Elementery
School of Darul Hikmah Pekanbaru. It was instigated by the low of students learning
motivation. They were: student did not attantion to the teacher explain the material, not ask or
not answer the teacher questions, not working on assegnmrnt from the teacher, in and out during
the learning process. It was a Classroom Action Reseasch. Subject of this research were a teacher
subject and twenty-five students. It was administrated for two meetings and every meeting
comprised two meetings. Observation and documentation were the technique of collecting the data.
The technique of data analysis were used descriptive analysis with presentage. Based on the data
analysis showed that implamentation of Team Assisted Individualization type of cooperative
learning model could increase student learning motivation. It could be known before the action,
the percentage of students learning motivation was 40.57% ot it was on “low” category. After
the action in the first cycle, the persentage increasing to 61.14 or it was on “high” category. In the
second cycle, indicators determined. Therefore, it could be concluded that the implamentation of
Team Assisted Individualization type of cooperative learning model could increase student
learning motivation.

Keywords: The Team Assisted Individualization, Student Learning Motivation.

PENDAHULUAN
Motivasi belajar merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang siswa.
Apalah artinya siswa pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Motivasi adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Apabila siswa termotivasi maka
siswa akan belajar dengan segenap tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin untuk
mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Seperti halnya yang telah diungkapkan di
atas, bahwa motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan dalam pembelajaran.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar
adalah sebagai berikut: (1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |9
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

akhir; (2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan
teman sebaya; (3) Mengarahkan kegiatan belajar; (4) Membesarkan semangat belajar; (5)
Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-selanya
adalah istirahat atau bermain) yang bersinambungan; individu dilatih untuk menggunakan
kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.
Berdasarkan penjelasan di atas jelas betapa pentingnya motivasi belajar bagi siswa
Di dalam Al-Qur’an surat Al Mujaadilah ayat 11, Allah SWT berfirman:

                

               

Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",


Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Dengan demikian, jelas bahwa betapa besarnya motivasi yang diberikan Islam
dalam hal pendidikan, sehingga Allah SWT akan mengangkat derajatnya baik di dunia
maupun di akhirat nanti. Dengan mengetahui segala sesuatu yang terhampar di alam
semesta, barulah manusia dapat beriman melalui kesadarannya. Dalam agama Islam,
seorang muslim tidak hanya ditekankan untuk mepelajari pelajaran agama saja, mempelajari
ilmu pengetahuan lainnya seperti halnya ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
matematika dan lain sebagainya.
Untuk menjadikan siswa termotivasi, maka guru memiliki tanggung jawab untuk
mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan
salah satu faktor yang menentukan terhadap keberhasilan siswa. Dengan demikian, guru
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak hanya dituntut mampu menyampaikan
materi pembelajaran dan menguasai bahan pelajaran tetapi harus dapat membuat siswa
termotivasi dalam proses belajar mengajar. Termasuk dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran matematika. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada
semua siswa, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah lanjutan untuk membekali siswa
dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, dan kreatif serta kemampuan kerja
sama.
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang penulis lakukan di SD IT Darul Hikmah
Pekanbaru, dan mata pelajaran matematika telah diajarkan pada siswa, namun motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih tergolong rendah. Ini diketahui dari
hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru mata pelajaran matematika kelas IV SD
IT Darul Hikmah Pekanbaru, yaitu yang bernama Ibu Afrina, ditemui gejala-gejala sebagai
berikut:
1. Diketahui dari 25 orang siswa, hanya 44% atau 11 orang siswa yang menyelesaikan
tugas dari guru.
2. Diketahui dari 25 orang siswa, hanya 48% atau 12 orang siswa yang tidak menyerah
ketika tidak mendapatkan jawaban.

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |10
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

3. Diketahui dari 25 orang siswa, ada 56% atau 14 orang siswa yang tidak mengumpulkan
tugas tepat waktu.
4. Diketahui dari 25 orang siswa, hanya 40% atau 10 orang siswa yang mengerjakan soal-
soal dengan wajah yang ceria.
5. Diketahui dari 25 orang siswa, hanya 48% atau 12 orang siswa yang giat membaca buku
dan selalu memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran.
Sebelumnya guru telah menggunakan berbagai metode sebagai berikut:
a. Menggunakan berbagai pendekatan dan metode yang bervariasi dalam pembelajaran
seperti kombinasi antara metode ceramah dan tanya jawab, dan pemberian tugas.
b. Mengurangi kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
media gambar, khususnya media gambar yang berhubungan dengan materi
pembelajaran.
Guru telah berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Diantaranya sebagai berikut :
a. Memancing siswa agar tetap semangat dengan memberikan pertanyaan diawal dan
diakhir pembelajaran.
b. Memberikan pujian dan mengaktifkan siswa agar termotivasi dalam belajar.
Berdasarkan gelaja-gejala yang dikemukakan di atas, dapat dianalisa bahwa motivasi
belajar siswa masih rendah, khususnya pada mata pelajaran matematika. Oleh karena itu
peneliti bermaksud menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization.
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah mengombinasikan
pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual, maksudnya proses pembelajaran
dalam bentuk kelompok 4-5 orang yang heterogen yang bertujuan untuk mempersiapkan
diri masing-masing anggotanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada saat evaluasi
dilakukan. Tim berfungsi sebagai wadah untuk memastikan bahwa anggotanya benar-benar
telah siap melakukan pertanggungjawaban proses belajar mengajar, intinya adalah penilaian
dilakukan secara individu bukan tim.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization untuk Meningkatkan Motivasi Belajar siswa pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas IV SD IT Darul Hikmah Pekanbaru”.

METODOLOGI
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti dalam penelitian ini
sebagai pelaksana penelitian, pengumpulan data, penganalisis data dan pelaporan hasil
penelitian melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Untuk
mengumpulkan data di lapangan penulis menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
Teknik analisis data terhadap aktivitas guru dan siswa dilaksanakan menggunakan
teknik persentase. Setelah data terkumpul melalui observasi, data tersebut diolah dengan
menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai berikut:

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |11
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

Keterangan:
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
100% = Bilangan tetap

Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil observasi, maka dilakukan


pengelompokan atas 5 kriteria sebagai berikut:
a. 86%-100% Baik Sekali
b. 71%-85% Baik
c. 56%-70% Cukup
d. 41%-55% Kurang
e. <40% Sangat Kurang

Motivasi belajar adalah hasil observasi melalui indikator motivasi belajar siswa.
untuk menghitung motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan analisis data statistik
deskriptif.
Interval kategori untuk motivasi belajar siswa:
a. 81%-100% Sangat Tinggi
b. 61%-80% Tinggi
c. 41%-60% Sedang
d. 21%-40% Rendah
e. 0%-20 % Rendah Sekali

TEMUAN DAN DISKUSI


Siklus I
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 21 Maret 2019 jam
pelajaran ke 1 dan 2. pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 22 Maret
2019 pada jam pembelajaran ke 4 dan 5. Dalam pelaksanaan pembelajaran melibatkan
seluruh siswa kelas IV B. pelaksanaan pembelajaran dilakukan berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan dan berpedoman pada silabus,
dan kurikulum dengan mengikuti langkah model pembelajaran TAI.
Pada pertemuan I diperoleh persentase ketercapain guru dalam melaksanakan
pembelajaran sebesar 55,56% dengan kategori kurang. Pertemuan 2 sebesar 63,89%
dengan kategori cukup.

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |12
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

Tabel 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus I


Siklus Pertemuan Aktivitas Guru(%) Kategori
I I (Pertama) 55,56% Kurang
II (Kedua) 63,89% Cukup
Rata-rata 61,11% Cukup

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I


Aktivitas siswa secara klasikal atau keseluruhan pada siklus I pertemuan 1 sebesar
62,67% dengan kategori cukup, pertemuan 2 sebesar 68,89% dengan kategori cukup.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I
Siklus Pertemuan Aktivitas Guru(%) Kategori
I I (Pertama) 62,67% Cukup
II (Kedua) 68,89% Cukup
Rata-rata 65,78% Cukup

Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus I


Motivasi belajar siswa secara klasikal atau keseluruhan sebelum tindakan sebesar
40,57% dengan kategori rendah. Sedangkan pada siklus I pertemuan 1 sebesar 57,14%
dengan kategori sedang, pertemuan 2 sebesar 64% dengan kategori tinggi.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I
Siklus Pertemuan Aktivitas Guru(%) Kategori
I Sebelum Tindakan 40,57% Rendah
I (Pertama) 57,14% Sedang
II (Kedua) 64% Tinggi
Rata-rata 61,14% Tinggi

Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I sebagaimana yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran matematika siklus I (pertemuan 1 dan 2), berada diklasifikasi “tinggi”, karena
rata-rata persentase pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah 61,14% dan berada
pada rentang 61%-80%, walaupun motivasi belajar siswa secara keseluruhan sudah berada
pada kategori tinggi, akan tetapi masih ada indikator motivasi yang belum mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu ada tiga indikator motivasi, yang
pertama bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, kedua timbulnya rasa
keingintahuan dan keberanian siswa, ditandai dengan siswa giat membaca buku dan selalu
memperhatikan guru menjelaskan pelajaran, dan yang ketiga mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru dengan wajah yang ceria, untuk perbaikan di siklus II guru akan lebih

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |13
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

mengontrol setiap siswa di dalam kelompoknya. Melihat hal itu, peneliti melanjutkan
penelitiannya pada siklus II dengan harapan bisa menigkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran TAI dengan cara
memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I.

Siklus II
Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I
Siklus II pertemuan 3 sebesar 83,33% dengan kategori baik dan pertemuan 4
sebesar 88,89% dengan kategori baik sekali. Berdasarkan hasil tersebut terjadi peningkatan
dari siklus I ke silklus II.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada Siklus II
Siklus Pertemuan Aktivitas Guru(%) Kategori
II III (Ketiga) 83,33% Baik
IV (Keempat) 88,89% Baik Sekali
Rata-rata 87,5% Baik Sekali

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II


Aktivitas siswa secara klasikal atau keseluruhan pada siklus II pertemuan 3 sebesar
75,56% dengan kategori baik, pertemuan 4 sebesar 84,44% dengan kategori baik.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II
Siklus Pertemuan Aktivitas Guru(%) Kategori
II III (Ketiga) 75,56% Baik
IV (Keempat) 84,44% Baik
Rata-rata 80% Baik

Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus I


Motivasi belajar siswa secara klasikal atau keseluruhan pada siklus II pertemuan 3
sebesar 57,14% dengan kategori sedang, pertemuan 2 sebesar 64% dengan kategori tinggi.
Tabel 6. Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I
Siklus Pertemuan Aktivitas Guru(%) Kategori
II III (Ketiga) 74,85% Tinggi
IV (Keempat) 81,71% Tinggi
Rata-rata 77,42% Tinggi

Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II yang dilakukan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada siklus II

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |14
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

(pertemuan 3 dan 4) ini berada pada klasifikasi “tinggi”, karena rata-rata persentase
77,42% dan berada pada rentang 61%-80%. Setelah dilaksanakan tindakan melalui model
pembelajaran TAI dan diamati oleh observer, selanjutnya peneliti melakukan refleksi yang
tujuannya untuk memperbaiki kesalahan dan kelemahan yang terjadi pada siklus II. Pada
siklus II ini proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Adapun motivasi belajar
yang diperoleh siswa menunjukan peningkatan. Sebagai mana diketahui pada siklus II
ketuntasan siswa secara klasikal meningkat menjadi 77,42. Artinya motivasi belajar siswa
pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dengan rentang
61%-80%. Untuk itu peneliti tidak perlu melakukan siklus berikutnya.
Pembahasan
Aktivitas Guru
Aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model
pembelajaran TAI terjadi peningkatan. Pada siklus 1 setelah dilakukan observasi maka
aktifitas guru dengan penerapan model pembelajaran TAI pada siklus I ini berada pada
kategori cukup, dan aktifitas guru dengan penerapan model pembelajaran TAI pada siklus
II ini berada pada kategori baik sekali dengan persentase 87,5%. Perbandingan aktivitas
guru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Aktivitas Guru
Siklus Rata-rata Kategori
Siklus I Pertemuan 1 55,56% Kurang
Siklus I Pertemuan 2 63,89% Cukup
Siklus II Pertemuan 3 83,33% Baik
Siklus II Pertemuan 4 88,89% Baik Sekali
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1
sebesar 55,56% dengan kategori kurang, pada pertemuan 2 sebesar 63,89% dengan
kategori cukup, pada siklus II pertemuan 3 sebesar 83,33% dengan kategori baik, dan
pada pertemuan 4 sebesar 88,89% dengan kategori baik sekali. Berdasarkan hasil tersebut
terjadi peningkatan.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa I mencapai 65,78% dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus
II sebesar 80% dengan kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Aktivitas Siswa
Siklus Rata-rata Kategori
Siklus I Pertemuan 1 62,67% Cukup
Siklus I Pertemuan 2 68,89% Cukup
Siklus II Pertemuan 3 75,56% Baik
Siklus II Pertemuan 4 84,44% Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa siklus I pertemuan
1 sebesar 62,67% dengan kategori cukup, pada pertemuan 2 sebesar 68,89% dengan

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |15
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

kategori cukup, pada siklus II pertemuan 3 sebesar 75,56% dengan kategori baik, dan
pada pertemuan 4 sebesar 84,44% dengan kategori baik.
Motivasi Belajar Siswa
Perbandingan antara motivasi belajar siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus II
secara jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Motivasi Belajar Siswa
Siklus Rata-rata Kategori
Sebelum Tindakan 40,57% Rendah
Siklus I 61,14% Tinggi
Siklus II 77,42% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa sebelum
tindakan sebesar 40,57% dengan kategori rendah, pada siklus I sebesar 61,14% dengan
kategori tinggi dan pada siklus II sebesar 77,42% dengan kategori tinggi.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran TAI dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD IT Darul
Hikmah Pekanbaru pada mata pelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa dari 7 indikator motivasi yang diamati. Sebelum
dilakukan tindakan diperoleh rata-rata persentase 40,57% dengan kategori “rendah”
karena berada pada rentang 21%-40%. Pada siklus I motivasi belajar siswa secara klasikal
meningkat menjadi 61,14% berada pada rentang 61%-80% dengan kategori “tinggi”.
Selanjutnya pada siklus II, motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika
mengalami peningkatan dengan rata-rata persentase 77,42% berada pada rentang 61%-
80% dengan kategori “tinggi”.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang berhubungan dengan model pembelajaran
TAI adalah: (1) Guru disarankan agar teliti dalam mencermati nilai rata-rata siswa, agar
terbentuk kelompok secara heterogen; (2) Guru disarankan agar menguasai materi
pembelajaran yang akan di ajarkan; (3) Guru disarankan agar menciptakan persepsi bahwa
keberhasilan setiap siswa ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya supaya kerja sama
siswa di dalam kelompok bisa terlaksana dengan baik; (4) Kepada guru disarankan untuk
menjadikan model pembelajaran TAI sebagai salah satu alternatif model pembelajaran
yang diterapkan di kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
yang lain; (5) Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat menggunakan model
pembelajaran TAI ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

REFERENSI
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |16
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperetif Tipe Team Assisted
Individualization

Hamalik, O. (2015). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Hartono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, M. (2012). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Istarani & Ridwan, M. (2014). 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: CV. Media
Persada.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. (2006). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. (2014). Interaksi & Motifas Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Schunk, D (2012). Motivasi dalam Pendidikan: Teori, Penelitian dan Aplikasi, Edisi
Ketiga. Jakarta Barat: Permata Puri Media.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:
Ar-ruz Media.
Slavin, R, E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sudjono, A. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Uno.H.B. (2013). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

El-Ibtidaiy: Journal of Primary Education, Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal 9–17 |17

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy