Teknik Modelling Dan Bimbingan Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Siswa SMP X Surakarta

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi

p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125 -133

Ratri, P. M., & Pratisti, W. (2019). Teknik modelling dan bimbingan konseling kelompok untuk
meningkatkan motivasi belajar pada siswa SMP X Surakarta. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi,
4(2), 125-133. https://doi.org/10.23917/indigenous.v4i2.7730.

Teknik Modelling dan Bimbingan Konseling Kelompok untuk Meningkatkan


Motivasi Belajar pada Siswa SMP X Surakarta
Prapti Madyo Ratri1, Wiwien Dinar Pratisti2
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta12
praptimr@gmail.com1, wiwien.pratisti@ums.ac.id2
Abstract: The main and often conveyed guidance counselimg teacher complaints are the lack of enthu-
siasm of student in learning and lack of motivation to learn. Effort to overcome the problem of learning
motivation have been carried out by showing varied result. This research aims to examine the effect of
counseling guidance by using the model on increasing the motivation of junior hight school students
learn. The experimental design used was in the form of one group pretest posttest design, while the
selection of research subjects was conducted using a scale of learning motivation and the results of the
counseling teacher interview. Students who show low learning motivation will be selected as research
subjects. Based on the scale that has been disseminated and the results of interviews with selected coun-
seling guidance teachers 8 students. Measuring learning motivation using a scale of learning motivation,
interviews and observation. The efectiveness of the infleuence of group counseling guidance was tested
using a nonparametric test with wilcoxon technique. The result show a coefficient of -2,366 with a sig-
nificance level of 0.018 (p<0.05) which can be interpreted that there is an increase in learning motiva-
tion after group counseling is given guidance. Thus it can be concluded that group counseling guidance
using models can incrase student motivation.

Keyword: Motivation to learn; model; group counseling gudance

Abstrak: Keluhan guru bimbingan konseling yang utama dan sering disampaikan adalah kurang-
nya semangat siswa dalam belajar dan kurang menunjukkan motivasi untuk belajar. Upaya untuk
mengatasi permasalahan motivasi belajar telah banyak dilakukan dengan menunjukkan hasil yang
bervariasi. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Bimbingan Konseling Kelompok
dengan menggunakan model pada peningkatan motivasi belajar siswa Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Rancangan eksperimen yang digunakan berupa one group pretest-posttest design. Delapan sis-
wa menunjukkan motivasi belajar rendah berdasarkan skala motivasi belajar dipilih menjadi subjek
penelitian. Intervensi yang digunakan adalah bimbingan konseling dan bimbingan konseling. Data
yang terkumpul dianalisis menggunakan uji nonparametrik dengan teknik wilcoxon. Hasilnya menun-
jukkan koefisien sebesar -2,366 dengan taraf signifikansi 0,018 (p< 0,05), yang dapat diartikan bahwa
nilai post test lebih besar daripada nilai pre-test sehingga dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar setelah diberikan bimbingan konseling kelompok. kesimpulannya bahwa bimbingan
konseling kelompok dengan menggunakan model dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kata Kunci: Motivasi belajar; model; bimbingan konseling kelompok


PENDAHULUAN masih mengalami beberapa masalah umum,
meskipun dalam jenjang sekolah menengah
Proses belajar mengajar dilaksanakan pertama ini setiap mata pelajaran diampu oleh
oleh guru sebagai tenaga pengajar terkadang satu guru. SMP X di Surakarta merupakan

Utami & Pratisti | 125


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125-133

salah satu sekolah pada jenjang pendidikan prestasi dan memperbaiki sikap siswa terhadap
menengah pertama, yang membuka kelas tugas-tugas sekolah, sehingga motivasi dapat
mulai dari kelas tujuh sampai dengan kelas membangkitkan rasa puas dan meningkatkan
sembilan, masing-masing tingkatan kelas prestasi belajar siswa.
memiliki kelas program khusus, global, dan Hasil wawancara subjek, pada
regular. Berdasarkan hasil wawancara yang dasarnya siswa termotivasi untuk melakukan
diakukan dengan bapak wali kelas 7G dan aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin
Guru BK, menyampaikan bahwa pada masing- mendapatkan kesenangan dari pelajaran atau
masing kelas memiliki karakteristik siswa merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga yang
yang berbeda-beda. Sebagai salah satu sekolah termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka
dijenjang pendidikan menengah pertama, SMP memperoleh penghargaan atau menghindari
X di Surakarta mempunyai gambaran yang hukuman dari luar dirinya sendiri. Berdasarkan
beragam mengenai kondisi berlangsungnya hasil penyebaran angket, dari 25 siswa SMP
proses kegiatan belajar mengajar pada tiap- Muhammadiyah X Surakarta, terdapat 10
tiap tingkatan kelas beserta kendala-kendala siswa yang memiiki motivasi belajar rendah,
yang dihadapi oleh tenaga pengajar/guru dalam namun gugur 2 karena ketika proses wawancara
menjalin interaksi dengan siswa selama proses dan konseling awal kedua subjek tidak masuk
belajar mengajar berlangsung. sekolah. Permasalahan terkait kurangnya
Hasil wawancara awal dengan wali kelas motivasi belajar, terutama pada siswa kelas
dan guru mata pelajaran menunjukkan bahwa, 7 SMP X di Surakarta perlu mendapatkan
mayoritas guru pelajaran mengalami kendala penanganan. Jika permasalahan terus menerus
yang umum dihadapi dalam proses pembelajaran terjadi maka dapat menghambat proses
di sekolah yang disebutkan antara lain siswa perkembangan kemampuan para siswa di jenjang
kurang bersemangat dalam menerima pelajaran, pendidikan menengah pertama, terutama pada
siswa kurang termotivasi untuk mengikuti prestasi belajar siswa. Menurut Sadirman (2003)
pelajaran, hal tersebut tercermin dalam motivasi belajar sangat penting karena motivasi
perilaku siswa yang sering ramai sendiri ketika belajar merupakan syarat mutlak dalam proses
guru sedang menjelaskan, dan banyaknya siswa pencapaian prestasi belajar siswa.
yang tidak mau mengerjakan tugas jika tugas Beberapa cara dapat dilakukan untuk
yang diberikan tersebut dirasa sulit. Kehidupan meningkatkan motivasi siswa yaitu dengan
akademis semua murid, ada waktunya teknik modelling. Teknik modelling secara
menghadapi kesalahan, nilai yang buruk, tidak langsung atau symbolic merupakan cara
kebosanan, kelelahan, hilangnya kebulatan atau prosedur yang dilakukan menggunakan
tekad, dan ujian-ujian yang menakutkan. media seperti film, video, dan buku pedoman.
Adakalanya mereka yang memiliki motivasi Modelling simbolik dilakukan dengan cara
tinggi sekalipun menunjukkan kemerosotan, mendemonstrasikan perilaku yang dikehendaki
keraguan-raguan, ketakutan, dan kecemasan. atau yang hendak dimiliki siswa melalui media,
Efektivitas pelaksanaan proses belajar mengajar dalam penelitian ini menggunakan film.
dalam kelas dipengaruhi beberapa faktor, salah Konseling kelompok dengan menggunakan
satunya adalah faktor internal dari siswa sendiri model merupakan teknik konseling yang
terkait motivasi belajarnya. digunakan untuk mempelajari tingkah laku
Alderfer (dalam Nashar, 2004) men- baru dengan mengamati model dan mempelajari
jelaskan motivasi belajar adalah kecenderungan keterampilan yang dimiliki oleh sang model
siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang yang berperan sebagai rangsangan bagi pikiran-
didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi pikiran, sikap-sikap, dan perubahan tingkah
atau hasil belajar sebaik mungkin. McClel- laku individu dengan mengamati seorang model
land (2005) menambahkan bahwa motivasi dan kemudian diperkuat untuk mencontoh
belajar pada umumnya dapat mempertinggi tingkah laku sang model, yang dilakukan secara

126 | Teknik Modelling dan...


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125 -133

berkelompok Corey (1998). skor 60,53 % menjadi 65,45 %. Selain itu dari
Layanan bimbingan konseling kelompok hasil uji t juga menunjukkan bahwa adanya
merupakan suatu cara memberikan bimbingan perubahan prosentase motivasi belajar siswa,
kepada individu melalui kegiatan kelompok peningkatan yang signifikan setelah dilakukan
(Tohirin, 2007). Menurut Sukardi (2008) layanan penguasaan konten dengan teknik
layanan bimbingan kelompok merupakan modelling.
layanan bimbingan yang memungkinkan Penelitian lain dilakukan oleh Fauzi
sejumlah peserta didik secara bersama-sama (2008) menyatakan bahwa berdasarkan
memperoleh berbagai bahan dari narasumber hasil bahwa layanan bimbingan kelompok
tertentu yang digunakan untuk menunjang dengan menggunakan teknik modelling
kehidupan sehari-hari baik individu maupun efektif meningkatkan motivasi belajar siswa
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat SMA Unggul Negeri 8 Palembang. Penelitian
serta untuk pertimbangan dalam mengambil tersebut didukung dengan hasil penelitian yang
keputusan. Sedangkan modelling merupakan dilakukan oleh Laksono (2017), dengan judul
belajar melalui observasi dengan menambahkan “Keefektifan layanan bimbingan kelompok
atau mengurangi tingkah laku yang teramati, dengan teknik modelling untuk meningkatkan
menggenalisir berbagai pengamatan sekaligus motivasi belajar siswa kelas XI jurusan Tata Boga
melibatkan kognitif (Komalasari, 2011). di SMK Negeri 1 Kersana Brebes tahun ajaran
Rosjidan (1998) berpendapat sama 2016/2017”. Penelitian ini menguji tentang
bahwa penerapan teknik modelling menunjuk teknik modelling dan bimbingan kelompok yang
pada proses dimana tingkah laku individu atau- digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar
pun kelompok bertindak sebagai stimulus yang siswa. Hasil penelitian tersebut membuktikan
mempengaruhi pikiran, sikap dan tingkah laku bahwa Motivasi belajar siswa sebelum diberikan
pengamatnya. Komalasari (2011) menambah- layanan bimbingan kelompok teknik modelling
kan bahwa teknik modelling digunakan dalam masih tergolong kategori rendah. Setelah
layanan konseling kelompok karena teknik mendapatkan perlakuan layanan bimbingan
modelling dapat menunjukkan terjadinya suatu kelompok dan teknik modelling, motivasi belajar
proses belajar melalui pengamatan terhadap siswa meningkat.
orang lain dan perubahan terjadi melalui penga- Hasil penelitian yang dilakukan
matan. Konselor menunjukkan kepada klien Yuniarwati (2008) dengan judul meningkatkan
tentang perilaku model melalui film. Siswa yang motivasi belajar melalui layanan bimbingan
memiliki motivasi belajar rendah akan mampu kelompok dengan teknik modelling pada siswa
lebih terarah dalam memperbaiki tingkah laku kelas XI Aph 1 SMK N I Cepu Semester Gasal
sesuai dengan model yang diamati berdasarkan Tahun 2017 / 2018 menyatakan bahwa teknik
model. Sehingga melalui modelling, siswa dapat modelling dapat meningkatkan motivasi belajar
mengubah tingkah laku yang lama dan mem- siswa kelas XI APH 1 SMK Negeri I Cepu
peroleh tingkah laku yang baru dalam masa semester Gasal Tahun 2017 / 2018.
perkembangan proses belajar. Cara yang lainnya untuk meningkatkan
Penelitian Rahmanto (2011) tentang motivasi belajar siswa adalah dengan bimbingan
upaya meningkatkan motivasi belajar melalui konseling. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarti
layanan penguasaan konten dengan teknik (2018) peningkatkan motivasi belajar siswa
modelling pada siswa SMA NU 05 Brangsong melalui bimbingan kelompok, hasil simpulan
Tahun ajaran 2010/2011 menyatakan bahwa menyatakan ada peningkatkan motivasi belajar
motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui melalui bimbingan kelompok pada siswa kelas
layanan penguasaan konten dengan teknik VII. H SMP Negeri 1 Trangkil Pati semester 2
modelling. Hal ini dapat dilihat dari prosentase tahun pelajaran 2017/ 2018, teruji dan terbukti
siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah kebenarannya berdasarkan data-data hasil
naik sebesar 4,92 % yang sebelumnya memiliki temuan mulai kondisi awal sampai siklus 2 ada

Utami & Pratisti | 127


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125-133

peningkatan sebesar 27.86%. kelompok dengan media audiovisual juga ada


Penelitian lain dilakukan oleh peningkatan dari Siklus I ke Siklus II menjadi
Purwanita, Dantes dan Setuti (2013) dengan lebih aktif. Hasil dari penelitian tersebut
judul penelitian penerapan bimbingan layanan bimbingan kelompok dengan media
kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar audiovisual mampu memberikan dampak
siswa yang mengalami kesulitan belajar di kelas terhadap peningkatan motivasi belajar Siswa
VII C SMP Negeri 3 Singaraja menyatakan dari kelas X MAN 1 Kudus.
hasil penelitian, bimbingan kelompok dapat Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
meningkatkan motivasi belajar siswa yang ingin mengetahui bagaimana efektifitas teknik
mengalami kesulitan belajar dengan hasil pada modelling dan bimbingan konseling kelompok
awal sebelum diberikan perlakuan, motivasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di
belajar siswa dalam kategori rendah dengan rata- SMP X Surakarta.
rata persentase yaitu 61,26%. Siswa tersebut
kemudian diberikan perlakuan yaitu layanan METODE
bimbingan kelompok. Hasil yang diperoleh
yaitu dari 9 orang siswa yang diberikan layanan Penelitian ini adalah penelitian quasi
yang mampu mencapai kriteria ketuntasan di experiment yang menggunakan one group pretest
atas 65% adalah 4 orang, sedangkan 5 orang – post test design (Shadish, Cook & Campbell,
lainnya belum mencapai kriteria ketuntasan di 2002). Variabel bebas dalam penelitian ini
atas 65%. berupa bimbingan konseling dengan teknik
Penelitian tersebut diperkuat dengan modelling, sedangkan variabel tergantung
hasil penelitian Mutammimah (2018) dengan berupa motivasi belajar. Pengukuran dilakukan
judul peningkatan motivasi belajar melalui dua kali, di awal/sebelum perlakuan diberikan
bimbingan kelompok dengan media audiovisual (pre-test) dan di akhir/sesudah perlakuan (post-
pada siswa kelas X MAN 1 Kudus. Kondisi test), di awal penelitian dilakukan pengukuran
motivasi belajar siswa yang menjadi subjek terhadap variabel tergantung pada subjek.
penelitian sebelum bimbingan kelompok Kemudian setelah diberikan perlakuan
diperoleh hasil yang tergolong kurang, hal dilakukan pengukuran kembali terhadap
tersebut dapat terlihat dari hasil pre-test variabel tergantung pada subjek dengan alat
pemberian skala motivasi belajar sebelum ukur yang sama (Seniati & Setiadi, 2005).
pelaksanaan bimbingan kelompok dengan Penelitian ini dilakukan di SMP X
media audiovisual, berada dalam kategori Surakarta, kelas 7. Peneliti menggunakan
rendah/kurang. Peningkatan yang dialami metode random sampling dalam menentukan
setelah mendapat layanan bimbingan kelompok subjek dengan menggunakan skala motivasi
dapat terlihat dari hasil post-test mengalami skor belajar. Kelompok siswa tersebut diminta
peningkatan, dan berdasarkan hasil observasi untuk menjadi peserta dan terlibat aktif dalam
peneliti dan kolaborator proses bimbingan mengikuti suatu pelatihan yang disampaikan
Tabel 1 Data Identitas Subjek Penelitian
No Nama Usia Jenis Kelamin
1. MRP 13 tahun Laki-Laki
2. DM 13 tahun Perempuan
3. APP 13 tahun Laki-Laki
4. NAA 13 tahun Perempuan
5. ADPP 13 tahun Laki-Laki
6. AEP 13 tahun Laki-Laki
7. BR 13 tahun Laki-Laki
8. PDL 13 tahun Perempuan

128 | Teknik Modelling dan...


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125 -133

Tabel 2. Data Motivasi Belajar Pre-Test dan Post-Test


No Nama Pre-Test Kategori Post-Test
1. MRP 121 Sedang 157
2. DM 127 Sedang 178
3. APP 123 Sedang 123
4. NAA 129 Sedang 135
5. ADPP 117 Sedang 121
6. AEP 124 Sedang 146
7. BR 101 Sedang 142
8. PDL 127 Sedang 168

oleh tim dari peneliti. dilanjutkaan dengan pemberian materi tentang


Asesmen awal dengan skala motivasi pengertian motivasi, jenis-jenis motivasi, dan
pada 127 siswa, terdapat 25 orang siswa yang fungsi motivasi dalam belajar.
menunjukkan skor motivasi belajar rendah, 10 Sesi ketiga berdurasi 120 menit
orang di antaranya bersedia menjadi subjek dengan menayangkan video motivasi belajar
penelitian, namun pada saat pelaksanaan 8 dengan judul “Sepatu Dahlan”. Video tersebut
orang siswa yang bersedia untuk menjadi subjek menceritakan tentang seorang anak yang
penelitian dan akan mendapatkan intervensi memiliki motivasi dan semangat belajar
berupa teknik modelling dan bimbingan tinggi, meskipun berasal dari keluarga yang
konseling kelompok . sederhana dan sering di dipandang sebelah
Subjek berjumlah 8 orang Penelitian mata namun tidak pernah merasa kecil hati dan
ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan justru anak tersebut membuktikan bahwa dia
memberikan perlakuan kepada sekelompok memiliki semangat serta motivasi belajar yang
subjek dan dilakukan pengukuran sebelum dan tinggi dan mampu berprestasi. Pada sesi ke-4,
sesudah perlakukan diberikan. Berdasarkan setelah siswa melihat video tersebut, peneliti
isian identitas yang dilakukan oleh subjek meminta kepada siswa untuk mengemukakan
penelitian, diperoleh 5 orang siswa laki-laki pendapatnya mengenai video yang telah dilihat,
dan 3 orang siswa perempuan yang kesemuanya pembelajaran apa yang bisa diperoleh dari
berusia 13 tahun dan bersekolah di sekolah yang video tersebut. Tujuan bimbingan kelompok
sama. Berikut ini merupakan identifikasi subjek dengan menampilkan video yaitu agar siswa
penelitian (tabel 1). dapat melihat, memperhatikan dan meniru
Intervensi yang diberikan berupa perilaku model yang memiliki motivasi belajar
pelatihan teknik modelling dan bimbingan baik. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada
konseling kelompok. Treatment dilaksanakan siswa tentang motivasi belajar untuk melihat
sebanyak 3 kali pertemuan dengan 4 sesi. Pada apakah setelah dilakukan layanan bimbingan
sesi pertama diberikan pretest untuk mengetahui kelompok dengan menampilkan video “Sepatu
kondisi awal tingkat motivasi belajar siswa. Dahlan” pemahaman siswa mengenai motivasi
Pertemuan kedua berlangsung selama 45 menit, belajar mengalami peningkatan atau tidak.
pada sesi kedua peneliti menentukan kelompok Dari beberapa pertanyaan yang diberikan
subjek. Kelompok subjek dipilih berdasarkan peneliti, siswa terlihat lebih antusias menjawab
hasil skor angket siswa yang didapat dari hasil pertanyaan mengenai motivasi belajar
pretest. Kemudian setelah kelompok ditentukan, dibandingkan sebelum diberikan perlakuan
peneliti melaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik modelling dan bimbingan
dengan memberikan pemahaman tentang konseling. Selain memberikan pertanyaan secara
motivasi belajar. Sebelum memberikan materi lisan kepada siswa, pada sesi akhir pertemuan
motivasi belajar, diajukan pertanyaan untuk ke-empat peneliti melakukan posttest untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang motivasi, melihat pemahaman siswa tantang motivasi

Utami & Pratisti | 129


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125-133

Tabel 3 Data deskriptif pre-test dan post-test


N Mean Std. Dev Min Max
8 120,25 8,664 101 120
8 146,25 20,422 121 178

belajar. digunakan untuk melihat perbedaan secara


Pengukuran motivasi belajar siswa kualitatif. Perbandingan skor pre-test dan post-
menggunakan skala motivasi belajar yang test dapat dilihat pada tabel 2. Analisis data yang
terdiri atas 50 aitem berdasarkan aspek motivasi digunakan oleh peneliti dengan menggunakan
belajar menurut Suryabrata (2006) yaitu adanya uji non-parametric wilcoxon.
sifat ingin tahu, adanya sifat yang kreatif dan Tabel 3 dapat diketahui bahwa subjek
keinginan untuk maju, adanya keinginan untuk berjumlah 8 orang. Selain itu, diperoleh hasil
mendaoatkan simpati dari orang lain, guru mean (rata-rata) pre-test skala motivasi belajar
dan teman-temannya, adanya keinginan untuk sebesar 120.25, sedangkan hasil post-test skala
memperbaiki kegagalan, adanya keinginan motivasi belajar sebesar 146.25. Berdasarkan
untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mean
pelajaran dan adanya penghargaan. Skala yang pre-test dan post-test mengalami perubahan
digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil yakni sebesar 26. Selanjutnya, skor minimal
adopsi skala motivasi belajar dalam penelitian subjek pada skala pre-test sebesar 101 dan skor
Desitasari (2016). Skala yang digunakan maksimal sebesar 129, sedangkan untuk skala
Desitasari (2016) memiliki nilai validitas post-test skor minimal sebesar 121 dan skor
bergerak dari 0,75 sampai 0,91, sedangkan nilai maksimal sebesar 178.
reliabilitas yaitu 0,914. Dari hasil tabel 4 dapat diketahui
Teknik analisis data yang digunakan bahwa sejumlah 7 peserta yang mengalami
untuk menguji hipotesis adalah statistik non peningkatan skor motivasi belajar yang dilihat
parametrik dengan menggunakan rumus pada baris positive ranks, dan sejumlah 1
Wilcoxon match pairs, untuk mengetahui peserta memperoleh skor tetap dilihat dari baris
perbedaan signifikan pre test dan post test Ties menunjukkan 1 peserta yang mengalami
dengan jumlah sampel kurang dari 25. kesamaan mean antara pre-test dan post-test.
Perhitungan dalam uji wilcoxon untuk sampel Selanjutnya, berdasarkan analisis uji non-
dibawah 25 adalah dengan membandingkan parametric wilcoxon didapat nilai koefisien
tabel perhitungan yang ada (Sugiyono, 2005). sebesar -2.366, dengan Sig 2-tailed sebesar
0,018 (p<0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada
HASIL DAN PEMBAHASAN perbedaan yang signifikan pada motivasi belajar
pre-test (sebelum mengikuti intervensi) dengan
Hasil skoring data skala motivasi belajar post-test (setelah mengikuti intervensi). Hasil
dibuat kategorisasi. Penelitian ini menggunakan tersebut menunjukkan bahwa rerata post-test
5 kategori jawaban, yaitu sangat rendah (SR), lebih tinggi dibandingkan dengan rerata pre-
rendah (R), sedang (S), tinggi (T), dan sangat test, yang dapat diartikan bahwa telah terjadi
tinggi (ST). Skor mentah digunakan untuk peningkatan skor motivasi belajar. Berdasarkan
menguji hipotesis secara statistik, dan kategorisasi penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
Tabel 4. Tabel Peningkatan Skor Pre-Post Test
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 0(a) 0,00 0,00
Positive Ranks 7(b) 4,00 28,00
Ties 1(c)
Total 8

130 | Teknik Modelling dan...


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125 -133

Tabel 5. Hasil Signifikansi Uji Wilcoxon


Hasil Post-Pre-test Makna
Nilai Z -2,366
ada pengaruh
signifikansi 0,018

bahwa secara kuantitatif intervensi tentang motivasi belajar siswa kelas VIII 6 SMP Negeri
teknik modelling dan bimbingan konseling 2 Singaraja.
efektif untuk meningkatkan motivasi belajar. Hasil intervensi menunjukkan bahwa
Hasil kualitatif didapatkan dari peningkatan motivasi belajar siswa bervariasi.
wawancara yang dilakukan kepada beberapa Peningkatan motivasi belajar yang dicapai siswa
guru mengungkapkan bahwa siswa memiliki disebabkan karena keantusiasan siswa mengikuti
minat dalam mengikuti pembelajaran di kelas, konseling kelompok untuk dapat meningkatkan
siswa-siswi lebih rajin masuk kelas untuk motivasi belajarnya. Siswa juga memperoleh
mengikuti proses belajar mengajar dan ketika pemahaman dan pengalaman melalui model
guru memberikan tugas, siswa dengan cepat yang ditampilkan. Menurut Soekaji (2003)
untuk mengerjakannya. ada beberapa efek meneladani seorang model
Menurut penuturan siswa setelah baik langsung maupun tidak langsung
diberikannya intervensi teknik modelling dan yaitu belajar hal baru melalui pengamatan,
bimbingan kelompok siswa menjadi lebih pelepasan perilaku, memahami perilaku dan
bersemangat dalam mengikuti pemberalajaran mempermudah timbulnya perilaku.
di kelas, memiliki contoh atau teladan yang Gunarsa (1996) yang menyatakan
mampu dicontoh dalam kesehariannya bahwa efek dari meneledani meliputi
terutama dalam hal belajar dan siswa menjadi pengambilan respon atau keterampilan baru,
lebih disiplin dalam belajar. hilangnya respon takut setelah melihat tokoh,
Penelitian ini bertujuan untuk melalui pengamatan terhadap tokoh seseorang
mengetahui pengaruh teknik modelling dan terdorong untuk melakukan seseuatu yang
bimbingan konseling kelompok terhadap mungkin sudah diketahui atau dipelajari dan
peningkatan motivasi belajar siswa SMP. tidak ada hambatan. Selain itu konseling
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan kelompok yang diberikan benar-benar membuat
secara kuantitatif didapatkan hasil bahwa siswa menjadi lebih memahami tujuan dan
terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar makna dari konseling agar nantinya apabila
sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Hal siswa tersebut mengalami permasalahan, siswa
tersebut dibuktikan dari hasil analisis pada bisa datang kepada guru Bimbingan Konseling
uji Wilcoxon didapatkan hasil mean (rata- untuk mengutarakan permasalahannya.
rata) pre-test skala motivasi belajar sebesar Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut, dapat
120.25, sedangkan hasil post-test skala motivasi disimpulkan bahwa pemberian teknik modelling
belajar sebesar 146.25 dengan nilai koefisien dan bimbingan konseling kelompok mampu
sebesar -2.366, dengan Sig 2-tailed sebesar meningkatkan Motivasi Belajar siswa SMP X
0,018 (p<0,05). Maka keputusannya adalah Surakarta.
Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti
teknik modelling dan bimbingan konseling SIMPULAN
kelompok efektif untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa SMP. Hal ini sesuai dengan hasil Berdasarkan analisis yang telah
penelitian yang dilakukan oleh Rumiani, dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teknik
Suarni, & Putri (2014) menyatakan bahwa hasil modelling dan bimbingan konseling kelompok
penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian efektif dapat meningkatkan motivasi belajar
konseling behavioral teknik modelling melalui siswa SMP dengan nilai koefisien sebesar
konseling kelompok terbukti meningkatkan -2.366, dengan Sig 2-tailed sebesar 0,018

Utami & Pratisti | 131


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125-133

(p<0,05). Tingkat motivasi belajar siswa sebelum semangat sekolah, memiliki teladan dalam
diberikan intervensi termasuk dalam kategori menggapai cita-cita, tidak mudah putus asa dan
sedang, sedangkan setelah diberikan intervensi lebih fokus pada hal yang sedang dikerjakan.
tingkat motivasi belajar siswa dalam kategori Saran kepada sekolah untuk mempelajari
tinggi dan sangat tinggi. intervensi sehingga dapat diterapkan ketika
Berdasarkan hasil observasi yang pembelajaran dan meningkatkan perannya,
dilakukan dengan teknik check list, dapat diambil bukan sekedar menjadi pengajar namun juga
sebuah kesimpulan bahwa perilaku motivasi sebagai pendamping siswa saat mengahadapi
belajar rendah siswa-siswi setelah dilakukan kesulitan khususnya terkait aktivitas sekolah
intervensi teknik modelling dan bimbingan sehingga siswa mendapatkan dukungan yang
konseling kelompok terdapat 8 perilaku yang cukup di sekolahan. Saran kepada siswa untuk
mengalami penurunan inetnsitas, dan 2 perilaku mempertahankan motivasi belajarnya agar lebih
dengan intensitas yang relatif tetap. Sedangkan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
berdasarkan analisis kualitatif diperoleh bahwa dan apabila siswa mengalami situasi motivasi
siswa mendapatkan beberapa manfaat selama belajar mulai turun maka siswa perlu menyusun
mengikuti pelatihan teknik modelling dan target pembelajaran serta mengingat model yang
bimbingan konseling kelompok, seperti lebih diberikan ketika proses intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Desitasari, N. (2016). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi belajar siswa
SMP. Naskah Publikasi Skripsi. Fakultas Psikologi UMS
Corey, G (1998). Teori dan praktet konseling & psikoterapi. Bandung : PT Reflika Aditama
Fauzi, T. (2008). Efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa SMA Negeri 8 Palembang. Jaeducation. 1(1), 1–6.
Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Komalasari,K. (2011). Pembelajaran kontekstual. Konsep dan aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama
Laksono, A.P. (2017). Keefektifan layanan bimbingan kelompok dengan teknik modelling untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI jurusan tata boga di SMK Negeri 1 Kersana
Brebes Tahun Ajaran 2016/2017. Unpublished minor thesis. Universitas Negeri Semarang.
Mc Clelland, (2005). Studies in motivation. New York: Appleton Craft.
Mutammimah, E. (2018). Peningkatan motivasi belajar melalui bimbingan kelompok dengan
media audiovisual pada siswa kelas X MAN 1 Kudus. Konseling Edukasi: Journal of
Guidance and Counseling. 2(1). Retrieved from http://journal.stainkudus.ac.id/index.
php/Konseling_Edukasi/article/download/3932/pdf
Nashar. (2004). Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia
Press.
Purwanita, N.W.H., Dantes, N., & Setuti, N. M. (2013). Penerapan bimbingan kelompok untuk
meningkatkan motivasi belajar di kelas VII C SMP Negeri 3 Singaraja. Jurnal Ilmiah
Bimbingan Konseling. 1(1). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/view/
908/778
Rahmanto, B. D. (2011). Upaya meningkatkan motivasi belajar melalui layanan penguasaan kont
en dengan teknik modelling pada siswa SMA NU 05 Brangsong tahun ajaran 2010/2011.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

132 | Teknik Modelling dan...


e-ISSN: 2541-450X Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi
p-ISSN: 0854-2880 2019, 4(2),125 -133

Rosjidan, M.A. (1998). Pengantar konseling . Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
Tesis
Rumiani, N.W., Suarni, N.K., & Putri, D.A.W.M. (2014). Penerapan konseling behavioral
teknik modelling melalui konseling kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas VIII 6 SMPN 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Ejournal Undiksha Juru-
san Bimbingan Konseling, 2(1). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/
view/3656/2944
Santrock, J. W. (2001). Lifespan development. McGraw-Hill: Boston
Sardiman (2003). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soekaji, S. (2003). Modifikasi perilaku penerapan sehari-hari dan penerapan profesional. Yogyakarta:
LIBERTY
Sudarti, K. (2018). Peningkatkan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok. Jurnal
Prakarsa Paedagogia, 1(1), 14-23.
Sukardi (2008). Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi, dan prakteknya. Jakarta : PT. Bumi
Aksara
Suryabrata, S. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tohirin (2007). Bimbingan dan konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Yuniarwati, C.T,. (2008). Meningkatkan motivasi belajar melalui layanan bimbingan kelompok
dengan teknik modelling pada siswa Kelas XI Aph 1 SMK N I Cepu semester gasal tahun
2017 / 2018. Empati, 8(1), 1-11.
Yusuf, S. (2009). Program bimbingan dan konseling di sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Utami & Pratisti | 133

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy