Psikologi 6

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

COLLASE Journal of Elementary Education

Volume 06 Number 03, Mei 2023


E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education

Pengaruh motivasi belajar terhadap pembentukan karakter


mandiri peserta didik kelas IV SDN Cikate

Usi Susilawati1, Syarip Hidayat2


1,2
Universitas Pendidikan Indonesia, Jalan Dadaha No.18 Tasikmalaya, Indonesia
1
usisusilawati@upi.edu, 2 hidayat@upi.edu

Abstract
This study aims to determine the effect of learning motivation on the formation of independent character
of students. Independent character is the main discussion of the problems that often occur in the scope
of elementary school age. The low level of independence of students in learning activities has a parallel
relationship with learning motivation which is the basis that encourages and moves students to have
independent characters. This research was conducted using a quantitative approach with correlational
methods to examine the relationship between research variables. This research was conducted at SDN
Cikate Sukabumi, the sample used in the study was Class IV. The research instrument used to examine
the correlation between variables is a questionnaire using a rating scale. Analysis of research data was
carried out using descriptive and inferential statistics in the SPSS application. The results showed that
there was a positive relationship between learning motivation and the independent character of students.
This study found that there was a significant relationship between motivation and the independent
character of fourth grade students at SDN Cikate. Motivation affects the independence of students by
32.2%. The strength of the relationship between motivation and the independent character of students is
in the medium category. The higher the self-motivation of students, the higher the independent character
of students.

Keywords: learning motivation, independent character.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap pembentukan karakter
mandiri peserta didik. Karakter mandiri menjadi bahasan utama atas permasalahan yang banyak terjadi
di lingkup usia sekolah dasar. Rendahnya tingkat kemandirian peserta didik dalam aktivitas pmbelajaran,
memiliki hubungan sejajar dengan motivasi belajar yang menjadi dasar yang mendorong dan
menggerakan peserta didik memiliki karakter mandiri. Penelitian ini dilakukan menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional untuk mengkaji hubungan antar variable penelitian.
Penelitian ini dilakukan di SDN Cikate Sukabumi, sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Kelas
IV. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengkaji korelasi antar variable adalah angket denggan
menggunakan rating scale. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan statistika
deskriptif dan inferensial dalam aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan
positif antara motivasi belajar dengan karakter mandiri peserta didik. penelitian ini menemukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan karakter mandiri peserta didik kelas IV SDN
1 Cikate. Motivasi mempengaruhi kemandirian peserta didik sebesar 32,2%. Kekuatan hubungan antara
motivasi dengan karakter mandiri peserta didik termasuk kategori sedang. Semakin tinggi motivasi pada
diri peserta didik maka semakin tinggi pula karakter mandiri peserta didik.

Kata kunci : Motivasi belajar, Karakter mandiri.

1. Pendahuluan
Membentuk motivasi belajar terhadap peserta didik memiliki urgensitas yang sangat penting untuk
dilakukan, hal tersebut dikarenakan oleh motivasi belajar sangat mempengaruhi karakter peserta didik
terutama dalam membentuk kemandirian peserta didik dalam belajar. Motivasi dipandang sebagai
landasan penting dalam menumbuhkan dan membuat kemandirian peserta didik menetap dalam hati
dan fikiran peserta didik. Peserta didik diharuskan memiliki bekal motivasi belajar dalam mencapai
kemandirian belajar. Motivasi belajar berperan untuk mengawal, menjaga, melakukan dan
mengevaluasi bahkan meninjau ulang hasil belajar. Selain motivasi belajar, pendidikan karakter juga

519
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pembelajaran di sekolah tidak hanya memberikan penilaian
secara akademik saja, namun juga memberikan pelayanan dan pendidikan untuk menciptakan manusia-
manusia yang memiliki sifat baik. (Faizah, 2017)

Sekolah memiliki fungsi untuk mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran yang betumpu


pada Standar Nasional Pendidikan. Seperangkat kurikulum yang menunjang juga diperlukan untuk
membantu mewujudkan tercapainya suatu pendidikan. Seperti halnya di Indonesia, pemerintah terus
mengembangkan kurikulum agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik lagi
kedepannya. Kurikulum yang digunakan untuk saat ini di sekolah dasar yaitu kurikulum 2013. Dimana
pada kurikulum 2013 tidak hanya menonjolkan dari segi pengetahuan saja, namun pembentukan
karakter juga penting untuk ditonjolkan. Dalam membentuk karakter peserta didik, pemerintah telah
membuat program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Dari berbagai karakter yang dikembangkan
dalam PPK, salah satunya yaitu karakter mandiri.

Karakter yang paling dibutuhkan pada jenjang usia sekolah dasar adalah karakter mandiri, karena
sebagai tahap awal pembentukan kemampuan dan kepribadian peserta didik yang lebih kompleks.
Karakter mandiri dapat menjadi dasar peserta didik dalam menemukan pengalaman baru, pengetahuan
baru, Saat ini sikap mandiri kurang dimiliki oleh peserta didik. Banyak kasus seperti peserta didik
sekolah dasar kurang tanggung jawab dalam hal mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah (PR), yang
seharunya dikerjakan oleh mereka sendiri akan tetapi kenyataannya dikerjakan oleh orang tua, apalagi
di masa pandemi seperti sekarang ini. Dari kasus tersebut dapat dikatakan bahwa karakter mandiri itu
harus dimiliki oleh seorang pelajar. Dengan permasalahan tersebut, peneliti akan mengambil fokus
penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Pembentukan Karakter Mandiri Peserta
didik Sekolah Dasar”. (Kusnoto, 2017)

Memahami definisi motivasi berdasarkan makna dasar didefinisikan sebagai suatu usaha sadar untuk
mengarahkan, menggerakan, serta menjaga tingkah laku individu dalam hal ini peserta didik agar
terdorong untuk melakukan sesuatu dalam mencapai hasil dan tujuan yang ditentukan. Menurut Clayton
Aldefer (dalam Nashar, 2004 hlm. 42) Motivasi belajar didefinisikan sebagai kecenderungan peserta
didik dalam melakukan tindakan kegiatan belajar atas dasar dorongan alamiah atau keinginan untuk
mencapai prestasi dan hasil belajar yang baik. Sedangkan Sudarwan (2002:) menyatakan bahwa
motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorngan, kebutuhan, semnagat, tekanan atau mekanisme
psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prsetasi tertentu sesuai
dengan apa yang dikehenndakinya.

Lebih lanjut dalam memahami motivasi ditinjau dari kajian behavior membahas mengenai motivasi
bukan sebagai sesuatu yang terdapat "di dalam" peserta didik yang mendorong perilaku peserta didik,
tetapi sebagai setara dengan perilaku luar peserta didik. Ini adalah perspektif behaviorisme. Dalam
bentuknya yang paling menyeluruh, behaviorisme berfokus hampir sepenuhnya pada apa yang dapat
dilihat atau didengar secara langsung tentang perilaku seseorang dan memiliki komentar yang relatif
sedikit tentang apa yang mungkin ada "di bawah" atau "di dalam") perilaku tersebut. Ketika berbicara
tentang motivasi, perspektif ini meminimalkan atau bahkan mengabaikan perbedaan antara dorongan
atau energi dalam diri peserta didik dengan perilaku lahiriah yang mengekspresikan dorongan atau
energi tersebut. Keduanya dianggap sama da setara dapat diasumsikan sebagai bagian dari motivasi.
(Gopalan dkk., 2017)

Heruman (2008:43) mengemukakan bahwa “pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari Motivasi
menimbulkan peserta didik untuk melakukan belajar dengan tekun sehingga memudahkan dalam
mendapatkan hasil belajar yang baik. Dengan demikian semakin banyak jenis motivasi dalam diri
peserta didik menunjukan banyak daya yang menggerakan peserta didik untuk belajar. Motivasi dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
a) Motivasi Internal, motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik, meliputi didalam situasi dan
kondisi belajar, memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik. Contohnya seorang peserta
didik berkeinginan secara sungguh-sungguh untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan atau

520
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
nilai dengan tujuan agar mampu merubah tingkah lakunya.
b) Motivasi eksternal, yaitu motivasi yang timbul dari luar diri peserta didik. Contohnya seorang
peserta didik itu belajar karena ia tahu besok pagi akan ada ujian dengan harapan mendapatkan
nilai baik sehingga akan dipuji oleh teman-temannya. Jadi yang penting ia bukan ingin belajar
karena mengethaui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik agar mendapatkan hadiah.

Frandsen dalam (Saptono, 2016) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi yakni:


a) Cognitive motives, yaitu motif yang berkaitan dengan motivasi intrinsik. Contohnya adalah
kepuasan individual dengan pengembangan intelektual.
b) Self expression, yaitu keinginan untuk mengaktualisasikan diri sebagai suatu penampilan diri.
c) Self enhancement, yaitu seseorang meningkatkan diri melalui pengembangan kompetensi untuk
mencapai prestasi.

Kata karakter berasal dari Bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar),
seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Dari pengertian tersebut, karakter
kemudian diartikan sebagai ciri atau tanda, yang melahirkan suatu pandangan bahwa karakter adalah
pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang. Sedangkan Menurut KBBI karakter
diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti sesorang yang menjadi pembela dari
lainnya; tabiat; watak. Sebagai suatu konsep akademis, karakter memiliki makna substantif dan proses
psikologis yang sangat mendasar. Lickona (1992:50) dalam Mangun Budiyanto, dkk (2014) hlm 110
mengungkapkan bahwa merujuk dari konsep good character yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa
karakter adalah “the life of right conduct-right conduct in relation to other persons and in relation to
oneself”. Yang artinya karakter dapat dimaknai sebagai kehidupan berperilaku baik atau penuh
kebajikan, yakni berperilaku baik terhadap pihak lain (Tuhan Yang Maha Esa, manusia, dan alam
semesta) dan terhadap diri sendiri. (Cohen & Morse, 2014)

Mandiri merupakan sikap atau perilaku seorang individu melakukan segala aktivitasnya sendiri tanpa
harus bergantung dan tanpa bantuan orang lain. Menurut Mustari (2011) dalam Deana Dwi Rita Nova
(2019) hlm 115 menyatakan bahwa mandiri merupakan sikap dan perilaku yangv tidak mudah
bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan menurut Langevel yang dikutip
oleh Soelaiman menyatakan bahwa mandiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengambil
keputusan atas kehendaknya sendiri dalam melakukan tindakan. Berdasarkan teori-teori diatas dapat
disimpulkan bahwa mandiri merupakan suatu sikap dan perilaku yang tidsk bergantung pada orang lain
dalam memenuhi kebutuhannya. Orang yang mandiri akan berusaha keras untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapinya tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang mandiri tidak akan terwujud
selama tidak memiliki mandiri atau belajar menjadi pribadi yang mandiri. (Akhir, 2021; Raihan, 2020)

2. Metode
Tujuan dalam penelitian adalah untuk menelusuri hubungan antar variable penelitian yaitu motivasi
belajar dengan pembentukan karakter mandiri peserta didik. Sehingga metode yang tepat digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Lebih lanjut pada
Gambar 2 memvisualisasikan desain penelitian korelasional yang dilakukan. (Creswelll, 2018)

521
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education

Gambar 1. Design Penelitian Korelasional

Lebih spesific untuk menjabarkan prosedur penelitian yang dilakukan diinformasikan melalui gambar
2 dibawah, yang digambarkan dari studi pendahuluan hingga melakukan analisis data hasil penelitian.

Gambar 2. Prosedur penelitian korelasional

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cikate yang beralamat di Desa Cikembar, Kecamatan
Cikembar Kabupaten Sukabumi. Pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode kuesioner atau angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa butir-
butir pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu motivasi belajar dan pengembangan
karakter mandiri peserta didik. Selain itu instrumen penelitian juga dilakukan uji validitias dan
reliabilitas dengan melakukan uji coba kepada peserta didik berbeda sekolah. Hasil uji coba lapangan
terdapat beberapa item yang tidak valid kemudian disempurnakan dan diperbaiki, sehingga pada hasil
uji coba yang ke dua semua item pernyataan yang digunakan untuk penelitian telah menunjukan nilai
vaid. (Darmayanti, 2017) Sejalan dengan itu reliabilitas instrumen pada variabel motivasi belajar
memiliki nilai koefisien sebesar 0.640 dengan kriteria reliabel sedangkan variabel karakter mandiri
memiliki nilai koefisien sebesar 0.708 dengan kriteria reliabel. (Sugiyono, 2020)

Gunawan, (2017) mengungkapkan bahwa analisis korelasional dapat dilakukan dengan Analis
deskriptif dan inferensial, sejalan dengan penelitian ini analisis hasil data penelitian dilakukan
menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Motivasi belajar dan karakter mandiri peserta

522
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
didik kelas IV di SDN Cikate dideskripsikan menggunakan analisis deskriptif dari hasil perhitungan
nilai rata-rata hipotetik dan standar deviasi hipotetik. Sedangkan melalui analisis inferensial dilakukan
dengan menggunakan analisis korelasi person atau product moment dan analisis koefisien determinasi
parsial. (Islamiyah & Sobri, 2019; Sudaryono, 2018)

3. Hasil dan Diskusi


3.1 Hasil
Motivasi belajar peserta didik kelas IV SDN Cikate dilihat dari 4 aspek motivasi belajar yaitu intrinsic
goal orientation, ekstrinsic goal orientation, control of learning beliefs dan self-efficacy yang kemudian
disusun ke dalam 6 butir pertanyaan sehingga didapatkan data motivasi belajar peserta didik kelas IV
SDN Cikate sebagai berikut:

MOTIVASI BELAJAR
F Persentase
21

13

4
55%

34%

11%

0%

0%
0

0
SANGAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT
RENDAH

Gambar 3. Diagram Kategori Variabel Motivasi Belajar

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa motivasi belajar peserta didik kelas IV di SDN Cikate 55%
berkategori sangat tinggi, 34% berkategori tinggi, 11% berkategori rendah, 0% berkategori rendah dan
sangat rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar motivasi belajar peserta didik kelas IV
di SDN Cikate sangat tinggi dan paling sedikit berkategori sedang. Selain itu analisis yang dilakukan
terhadap Karakter mandiri peserta didik kelas IV SDN Cikate dilihat dari 4 aspek mandiri yaitu
tanggung jawab, percaya diri, disiplin dan inisiatif yang kemudian disusun ke dalam 8 butir pertanyaan
sehingga didapatkan data karakter mandiri pada peserta didik kelas IV SDN Cikate sebagai berikut:

KARAKTER MANDIRI
F Persentase
16
15

6
42%
39%

16%

3%

0%
0

SANGAT TINGGI SEDANG RENDAH SANGAT


TINGGI RENDAH

Gambar 4. Diagram Kategori Variabel Karakter Mandiri

523
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa karakter mandiri peserta didik kelas IV di SDN Cikate 39%
berkategori sangat tinggi, 42% berkategori tinggi, 16% berkategori rendah, 3% rendah dan 0%
berkategori sangat rendah. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik kelas IV di
SDN Cikate memiliki kemandirian yang tinggi dan hanya 3% yang rendah. Data yang diperoleh harus
berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu
menggunakan uji Kolgomorov-Smimov dengan bantuan perhitungan SPSS dan di dapatkan hasil uji
Kolgomorov-Smimov sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Uji Kolmogorov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 38

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.68887973

Most Extreme Differences Absolute .157

Positive .067

Negative -.157

Kolmogorov-Smirnov Z .970

Asymp. Sig. (2-tailed) .303

a. Test distribution is Normal.

Pengambilan keputusan pendistribusian data yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data
penelitian berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data
penelitian tidak berdistribusi normal. Berdasarkan tabel tersebut nilai signifikansi yang ditunjukan pada
aymp.sig.(2-tailed) yaitu 0.303 dan lebih besar dari 0.05 (0.303>0.05) maka data dalam penelitian ini
berdistribusi normal dan memenuhi persyaratan analisis. Selain itu analisis correlation person juga
perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan karakter mandiri yang
terbentuk dalam peserta didik. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS nilai koefisien korelasi adalah 0.
568 dengan signifikansi 0.000. karena signifikansi<0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
terdapat hubungan motivasi belajar dengan kemandirian peserta didik.

Untuk melihat koefisien korelasi hasil analisis korelasi product moment signifikan atau tidak maka
perlu dibandingkan dengan r tabel. Dengan taraf kepercayaan 0.05 (5%) maka r tabel dari N=38 yaitu
0.320 dan r hitung bernilai 0.568 maka r hitung> r tabel=0.568>0.320 sehingga Ho di tolak dan Ha
diterima. Artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemandirian peserta
didik. Nilai koefisien juga bertanda positif yang artinya semakin tinggi motivasi belajar peserta didik
maka semakin tinggi kemandirian peserta didik dalam pembelajaran. Adapun penelitian ini
menghasilkan nilai koefisien sebesar 0.568 yang berarti kekuatan hubungan antara motivasi belajar
dengan kemandirian peserta didik termasuk kategori sedang.

3.2 Diskusi
Daya pendorong dalam diri individu berasal dari motivasi. Melalui motivasi individu akan bersedia
melakukan sesuatu dengan perfoma yang baik. Motivasi dibutuhkan dalam diri peserta didik sebagai
pendorong dirinya untuk melakukan belajar dengan tekun sehingga memudahkan dalam mendapatkan
hasil belajar yang baik. Semakin banyak jenis motivasi dalam diri peserta didik maka semakin banyak
pula daya yang menggerakan peserta didik untuk belajar. Dari data hasil penelitian di SDN 1 Cikate
khususnya peserta didik kelas IV sebagaian besar memiliki motivasi belajar berkategori sangat tinggi
yaitu sebesar 55% dan tidak ada peserta didik yang memiliki motivasi rendah atau sangat rendah. Dilihat

524
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
dari aspek intrinsic goal orientation sebagian peserta didik memiliki 55% berkategori tinggi yang
artinya sebagian besar peserta didik sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi bersumber dari dalam
dirinya sendiri. Peserta didik yang memiliki intrinsic goal orientation ditunjukan dengan keingintahuan
terhadap materi dan bersungguh-sungguh dalam memahami materi. Ia menyadari perilaku yang harus
dilakukan untuk mendukung upaya belajarnya, seperti memperhatikan guru ketika menyampaikan
materi dan bertanya kepada guru ketika tidak memahami materi. (Gopalan et al., 2017)

Selain aspek intrinsic goal orientation yang berkategori tinggi, peserta didik kelas IV SDN 1 Cikate
juga memiliki 53% berkategori sangat tinggi dalam aspek Ekstrinsic Goal orientation yang artinya
sebagian besar peserta didik juga mendapatkan motivasi belajar yang sangat tinggi bersumber dari luar
atau lingkungan peserta didik. Motivasi tersebut dapat dilihat dari adanya keinginan mendapatkan nilai
yang paling bagus dan merasa sedih ketika mendapatkan nilai yang kecil. Pada aspek control of learning
beliefs sebagian peserta didik memiliki 53% berkategori tinggi yang artinya sebagian besar peserta
didik memiliki kesadaran yang baik dalam perilakunya ketika belajar. Peserta didik menyadari jika ia
bersungguh-sungguh dalam belajar maka akan mudah memahami metari dan sebaliknya jika tidak
bersungguh-sungguh tidak akan bisa memahami materi. Peserta didik sadar bahwa perilakunya
menentukan hasil yang akan didapatkan, sehingga ia tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh
dilakukan ketika belajar. Selanjutnya pada aspek self-efficacy sebagian peserta didik memiliki 53%
berkategori sangat tinggi yang artinya peserta didik memiliki percaya diri atas kemampuan dirinya
sendiri. Peserta didik yakin bisa memahami semua materi yang diajarkan guru dan bisa mengerjakan
semua tugas dari guru walaupun sulit. Dari adanya keyakinan akan kemampuan diri sendiri ia akan
menunjukan kemampaun terbaiknya.

Mandiri merupakan sikap atau perilaku seorang individu yang dapat melakukan segala aktivitasnya
sendiri tanpa harus bergantung dan tanpa bantuan orang lain. Dengan adanya karakter mandiri dalam
diri peserta didik diharapkan agar peserta didik menyadari akan perannya di lingkungan sekitar dan
menciptakan perubahan (Maryono, Budiono, & Okha, 2018). Peserta didik kelas IV SDN 1 Cikate
sebagian besar memiliki kemandirian yang tinggi, artinya peserta didik mampu memaksimalkan
kemampuan dirinya sendiri ketika melakukan kegitan-kegiatan belajar dengan rasa tanggungjawab,
percaya diri, disiplin dan berinisiatif. Pada aspek tanggungjawab, sebagian besar peserta didik memiliki
34% berkategori sangat tinggi yang artinya sebagian besar peserta didik sudah menyadari akan
tanggungjawabnya dan melakukan perannya sebagai peserta didik dengan sangat baik. Disisi lain masih
terdapat 8% peserta didik yang rendah dalam aspek tanggungjawab. Siswa yang sudah paham akan
perannya dalam belajar, ia aktif dalam kegiatan belajar seperti berani memberikan pendapat ketika
ketika guru bertanya dan juga tidak malu bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan. (Prasetyo,
2017)

Selanjutnya aspek percaya diri, sebagian besar peserta didik memiliki 50% berkategori sangat tinggi
yang artinya sebagian besar peserta didik dapat mengikuti kegiatan belajar dengan percaya diri. Dengan
kepercayaan diri, peserta didik dapat mengandalkan dirinya dan tidak bergantung kepada orang lain
seperti mengerjakan tugas sendiri, berusaha mencari dan memahami materi dari sumber belajar lain
selain kepada guru. Pada aspek disiplin sebagian besar peserta didik memiliki 61% berkategori sangat
tinggi yang artinya sebagian besar peserta didik sangat baik dalam menjalankan dan melaksanakan
kegitan belajar sesuai dengan arahan yang telah ditentukan. Kedisiplinan mengarahkan peserta didik
melakukan kegiatan belajar yang secara sadar dan tidak dipaksa oleh orang lain. Ia hanya mematuhi
arahan dan aturan yang telah disepakati bersama seperti mengumpulkan tugas dari guru dengan tepat
waktu, mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh-sungguh. Sedangkan pada aspek inisiatif sebagian
besar peserta didik memiliki 42% berkategori sangat tinggi yang artinya peserta didik memiliki
kesadaran akan kebutuhan belajarnya dan memahami apa yang harus dilakukannya dalam menunjang
keberhasilan belajar seperti belajar secara teratur dan tidak belajar ketika jika ada ulangan saja.
(Nurmala, 2017)

Dari ke empat aspek karakter mandiri, peserta didik kelas IV SDN 1 Cikate memiliki disiplin paling
banyak yang berkategori sangat tinggi daripada aspek yang lain yaitu sebesar 61%. Sedangkan aspek

525
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
yang rendah paling banyak dari aspek tanggungjawab dan disiplin daripada aspek yang lain yaitu
sebesar 8%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik memiliki disiplin yang sangat
tinggi dalam belajar namun juga masih ada yang rendah dalam tanggungjawab dan disiplin belajar.

Peserta didik yang memiliki karakter mandiri diharapkan dapat memecahkan dan menyelesaikan
masalahnya sendiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain (Prasetyaningtyas, 2020). Dalam
Pendidikan, karakter mandiri diperlukan untuk mengoptimalkan potensi dan prestasi belajar karena
melalui karakter mandiri peserta didik dapat mengontrol dirinya sendiri untuk belajar dengan berbagai
cara dan tanpa paksaan (Nasution, Rahayu, Yazid, & Amalia, 2018). Maka dari itu, peserta didik perlu
difasilitasi untuk menjadi pribadi yang mandiri. Sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu motivasi
menjadi salah satu faktor yang dapat menumbuhkan karakter mandiri. Motivasi belajar memiliki
pengaruh terhadap karakter mandiri peserta didik kelas IV di SDN 1 Cikate. Pengaruh motivasi belajar
terhadap karakter mandiri peserta didik termasuk kategori sedang. Semakin baik motivasi yang dimiliki
peserta didik akan meningkat pula kemandiriannya, begitu juga sebaliknya jika motivasi rendah maka
kemandirian peserta didik pun akan rendah. Dalam penelitian ini ditemukan motivasi belajar
mempengaruhi kemandirian peserta didik sebesar 32.2% dan 67.8 % dipengaruhi oleh variabel lain.
Dengan demikian dalam upaya meningkatkan kemandirian peserta didik tidak hanya motivasi belajar
namun juga faktor-faktor lain yang dapat menunjang. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
(Septiana & Sholeh, 2021) dengan subjek penelitian pada siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1
Semarang, bahwa Motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 75,9% untuk meningkatkan
Kemandirian belajar siswa.

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapatkan kesimpulan bahwa motivasi belajar
memberikan dorongan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu yang dapat mendukung kegiatan
belajar dengan penuh kesadaran, sungguh-sungguh dan percaya diri. Peserta didik di kelas IV SDN
Cikate sebagian besar memiliki motivasi belajar berkategori sangat tinggi dan tidak ada peserta didik
yang memiliki motivasi rendah atau sangat rendah. Melalui karakter mandiri peserta didik dapat
mengontrol dirinya sendiri untuk belajar dengan berbagai cara, menyelesaikan tugas dan perannya di
lingkungan sekitar tanpa bergantung kepada orang lain. Sebagian besar peserta didik kelas IV di SDN
Cikate memiliki kemandirian yang tinggi dan hanya 3% yang rendah. Adapun penelitian ini
menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan karakter mandiri peserta
didik kelas IV SDN Cikate. Motivasi mempengaruhi kemandirian peserta didik sebesar 32,2%.
Kekuatan hubungan antara motivasi dengan karakter mandiri peserta didik termasuk kategori sedang.
Semakin tinggi motivasi pada diri peserta didik maka semakin tinggi pula karakter mandiri peserta
didik.

5. Referensi
Akhir, M. (2021). The Implementation Of Character Education In Indonesian Language Learning For
Class Va Students At SD Inpres Parangrea , Bajeng District , Gowa Regency , South Sulawesi.
6(2).
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta.
Cohen, T. R., & Morse, L. (2014). Moral Character: What it is and what it does.
Creswelll, C. W. J. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative adn Mixed Methods Approaches.
In Journal of Chemical Informa tion and Modeling (Vol. 53, Issue 9). SAGE Publication, Inc.
Dhamayanti, M., Rachmawati, A. D., Arisanti, N., Setiawati, E. P., Rusmi, V. K., &Gopalan, V., Bakar,
J. A. A., Zulkifli, A. N., Alwi, A., & Mat, R. C. (2017). A review of the motivation theories in
learning. AIP Conference Proceedings, 1891(October 2017).
https://doi.org/10.1063/1.5005376
Gunawan, I. (2017). Pengantar Statistika Inferensial. Jakarta: Rajawali Pers.
Islamiyah, S., & Sobri, A. Y. (2019). Correlation between Implementation of Character Education
Strengthening and Teacher ’ s Teaching Behavior with Student ’ s Character Formation.
382(Icet), 607–612.

526
COLLASE Journal of Elementary Education
Volume 06 Number 03, Mei 2023
E-ISSN: 2614-4093
P-ISSN: 2614-4085
Creative of Learning Students Elementary Education
Kusnoto, Y. (2018). Internasilisai Nilai-nilai Pendidikan karakter Pada Satuan pendidikan. Sosisal
Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial 4 (2), 247-256.
Maryono, Budiono, H., & Okha, R. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter Mandiri Di Sekolah
Dasar. 7(3), 20–41.
Nasution, N., Rahayu, R. F., Yazid, S. T., & Amalia, D. (2018). Pengaruh Kemandirian Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa. JURNAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH, 12(1), 9–14.
https://doi.org/10.47971/mjpgmi.v2i1.63
Nurmala, D. A., Tripalupi, L. E., & Suharsono, N. (2014). Pengaruh Motivasi Belajar dan Aktivitas
Belajar Terhadap Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 4 (1).
Prasetyo, S. (2017). Implementasi Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dini Dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (Mea). LITERASI (Jurnal Ilmu Pendidikan), 7(1), 48.
https://doi.org/10.21927/literasi.2016.7(1).48-57
Prasetyaningtyas, F. W. (2020). Pembelajaran Karakter Mandiri Melalui Pendidikan Seni Di SD Negeri
Pandeanlamper 02 Semarang. JPKS (Jurnal Pendidikan Dan Kajian Seni), 5(1), 56–66.
Raihan, I. C. (2020). Factors That Influence the Character of Students in School. 105–114.
https://doi.org/10.36941/jesr-2020-0050
Saptono, Y. J. (2016). Motivasi dan Keberhasilan Belajar Peserta didik. REGULA FIDEI: Jurnal
Pendidikan Agama Kristen, I (1), 189–212.
Sekarwana, N. (2017). Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Skrining Kekerasan terhadap Anak “
ICAST-C ” versi Bahasa Indonesia. JKP, 5(3), 280–289.
Septiana, W. O. A., & Sholeh, M. M. A. (2021). Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kemandirian
Belajar Siswa Kelas Xi SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang pada Mata Pelajaran Fiqih
selama Masa Pandemi Covid-19. Sultan Agung Fundamental Research Journal, 2(1), 33–40.
Retrieved from http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/safrj/article/view/13582
Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. Rajawali Press.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D) (27th
ed.). Alfabeta

527

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy