Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pada Pelaksanaan Proyek Menara Jakarta Kemayoran
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pada Pelaksanaan Proyek Menara Jakarta Kemayoran
Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Pada Pelaksanaan Proyek Menara Jakarta Kemayoran
Abstract:
Title: Analysis of Factors Causing Delays in the Construction of Menara Jakarta Kemayoran Project, Name:
Sri Sulastri, NIM: 41118120116
Every construction project generally has an implementation plan and schedule. Construction plan creation
refers to the estimate when the building plan is made. Problems can arise if there is a mismatch between the
plan and its implementation. The Menara Jakarta Kemayoran Central Jakarta project experienced a delay of
32.54% in March.
There are many factors that cause delays, the aim of this study is to find out what area factors cause delays in
the construction projects and the dominant factors that cause delays in the construction of Jakarta Kemayoran
Tower Project. The research method used in this research is descriptive quantitative by determining the
research variables based on previous journals. Supported by the distribution of the 1st stage questionnaire
which was distributed to 7 experts and the 2nd stage questionnaire which was distributed to 40 respondents.
Questionnaires were distributed with respondents staff contractors and sub contractors at the Jakarta
Kemayoran Tower Project. The questionnaire analysis was assisted by the SPSS program. The analysis used is
descriptive statistical analysis, validity test, reliability test, normality test, multiple regression test, T- test, F-
test, and the coefficient of determination. Based on the results of the SPSS 25 analysis, there are 4 factors that
cause delays in the Jakarta Tower Project, namely: (1) There has been a design change by the owner, (2)
Preparation of work schedules and revisions by the consultant while construction is underway. The dominant
factors causing delays in the Jakarta Tower Project are time and control factors with indicators: Preparation of
work schedules and revisions by consultants when construction is ongoing with the highest regression
coefficient value of 0.526 with a coefficient of determination of 86.2%
Keywords: Causes of delays, construction projects, Jakarta Tower Project, SPSS
Page 2
Proyek pembangunan Menara Jakarta dimulai pada 3. Perumusan masalah
tanggal 1 Oktober 2017 yang berlokasi di Jalan Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan
Trembesi Raya Blok D Komplek Kota Baru Bandar beberapa rumusan masalah yang akan dibahas :
Kemayoran - Jakarta Utara. Proyek Menara Jakarta
a. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
ini terdiri dari 2 Tower Condo, 3 Tower Suite, 1
keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaan
Tower Office dan Mall.
Proyek Menara Jakarta Kemayoran ?
Pembangunan proyek Menara Jakarta dikerjakan
b. Apa faktor paling dominan penyebab
oleh PT. Multibangun Adhitama Konstruksi, selaku
keterlambatan pekerjaan Proyek Menara
kontraktor utama, yang mempunyai ruang lingkup
Jakarta Kemayoran ?
pekerjaan struktur dan arsitektur pasangan dinding
bata. c. Apa solusi alternatif penyelesaian
terhadap faktor dominan penyebab
Berdasarkan hasil wawancara di proyek Menara
keterlambatan pekerjaan Proyek Menara
Jakarta, PT. Multibangun Adhitama Konstruksi
Jakarta Kemayoran ?
selaku kontraktor utama proses pembangunan yang
dimulai pada pekerjaan struktur, mengalami 4. Maksud dan Tujuan Penelitian
berbagai macam permasalahan jika dilihat dari S- Adapun maksud dan tujuan dari perumusan
curve progress (terlampir) proyek Menara Jakarta masalah di atas yang akan dicapai dalam
ini pada bulan Maret mengalami keterlambatan penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:
sebesar 32,54%. a. Mengetahui faktor–faktor penyebab
keterlambatan pada pelaksanaan pekerjaan
Berdasarkan hasil obsevasi, diduga keterlambatan
sub struktur pada Proyek Menara Jakarta
terjadi disebabkan banyak faktor diantaranya
Kemayoran.
adalah faktor design yang berubah-rubah dan
b. Memperoleh faktor paling dominan
tenaga kerja tidak tercukupi. Faktor ini akan
penyebab keterlambatan pekerjaan Proyek
menjadi pedoman bagi owner atau kontraktor yang
Menara Jakarta Kemayoran.
terlibat dapat membuat perencanaan dan
c. Mendapatkan solusi alternatif
penjadwalan yang lebih baik lagi.
penyelesaian yang perlu diambil terhadap
Penyebab keterlambatan suatu proyek dapat di faktor paling dominan penyebab
analisis berdasarkan data statistik dan nantinya keterlambatan pekerjaan Proyek Menara
akan di ketahui faktor-faktor dominan penyebab Jakarta Kemayoran.
keterlambatan proyek Menara Jakarta ini. Faktor
dominan tersebut diharapkan dapat dipakai sebagai
dasar perbaikan internal manajemen agar proyek 5. Manfaat Penelitian
selanjutnya tidak mengalami kesalahan yang sama Manfaat dari penelitian ini adalah :
dan dapat selesai tepat waktu. Berdasarkan latar
1. Memperkaya konsep atau teori yang
belakang diatas, peneliti tertarik untuk membuat
membantu perkembangan ilmu
sebuah penelitian tugas akhir yang berjudul
pengetahuan terhadap manajemen
“ANALISIS FAKTOR PENYEBAB
konstruksi, khususnya yang terkait dengan
KETERLAMBATAN PADA PELAKSANAAN
faktor – faktor yang menyebabkan proyek
PROYEK MENARA JAKARTA
tersebut dipercepat, meskipun proyek
KEMAYORAN“
tersebut tidak mengalami masalah contoh
keterlambatan, dan mengetahui dampak
yang akan timbul dari proyek yang
2. Identifikasi Masalah melakukan percepatan pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,
identifikasi masalah yang terjadi di Proyek 2. Hasil dari penilitian dapat dipergunakan
Menara Jakarta Kemayoran, yaitu: sebagai bahan pertimbangan dalam
a. Adanya faktor penyebab keterlambatan merencanakan dan menjalankan proyek
pada pelaksanaan pekerjaan Proyek baik dalam skala besar maupun skala
Menara Jakarta Kemayoran kecil.
b. Faktor variabel manakah yang mempunyai
pengaruh dominan terhadap keterlambatan
pekerjaan Proyek Menara Jakarta II. TINJAUAN PUSTAKA
Kemayoran
Manajemen Proyek
c. Solusi alternatif penyelesaian terhadap
Manajemen proyek adalah manajamen yang
faktor dominan penyebab keterlambatan
mencangkup semua perencanaan, pelaksanaan,
pekerjaan Proyek Menara Jakarta
pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari
Kemayoran
awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk
menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, 8. Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto Wulfram, Management)
2005).
9. Manajemen Pengadaan Proyek (Project
Aspek Manjemen Proyek Procurement Management)
Menurut (PMBOK GUIDE–Fifth Edition, p.27-28)
10. Manajemen Pemangku Kepentingan
manajemen proyek meliputi beberapa tahapan,
Proyek (Project Stakeholder
yaitu proses inisiasi, proses perencanaan, proses
Management)
pelaksanaan, proses pengontrolan, proses
penutupan. Keterlambatan Proyek
Keterlambatan pada proyek adalah sebagaian
1. Proses Inisiasi, adalah kelompok proses
waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan
untuk mendapatkan pengesahan untuk
sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan
memulai suatu proyek.
beberapa kegiatan pada pelaksanaan menjadi
2. Proses Perencanaan, adalah kelompok tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai
proses yang diperlukan untuk menetapkan jadwal yang telah direncankan (Ervianto Wulfram,
skop proyek, dan mendefinisikan aktifitas 2005)
yang diperlukan untuk mencapai obyektif
Jenis-Jenis Keterlambatan
untuk mana proyek diadakan.
Keterlambatan pada proyek kontruksi dapat
3. Proses Pelaksanaan, adalah kelompok digolongkan menjadi 2 (dua) kelompok (Ervianto
proses yang dilaksankan untuk Wulfram, 2005) yaitu:
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang
1. Excusable delay, adalah gagalnya pihak
telah direncanakan sesuai spesifikasi yang
pengelola kontruksi menepati waktu
telah ditentukan.
penyelesaian sesuai dengan perjanjijan
4. Proses Pengontrolan, adalah kelompok yang telah disepakati. Penyebab kegagalan
proses yang diperlukan untuk menelusuri, pada proyek ini adalah permasalahan
mereview, dan mengatur kembali progress desain, perubahan pekerjaan oleh pemilik
dan kinerja proyek. proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi
normal, perselisihan pekerja, dan bencana
5. Proses Penutupan, adalah kelompok
alam.
proses yang dilaksankan untuk mengakhiri
proses manajemen proyek dan menutup Excusable delay sendiri dapat
proyek. dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu :
PMBOK Compensable & Noncompensable
PMBOK Project Management Knowledge Area
Excusable delay dapat dikelompokan
(PMBOK GUIDE–Fifth Edition) adalah
kedalam compensable maupun
komponen-komponen atau pembagian lingkup
noncompensable. Jika keterlambatan
bahasan atau bidang pengetahuan yang ada di
masuk dalam kategori compensable maka
dalam management proyek, yang terdiri atas
pihak yang dirugikan akan mendapat
sepuluh (10) area (Pastiarsa, 2015) yaitu:
tambahan waktu dan biaya ganti rugi
1. Manajemen Integrasi Proyek (Project sesuai dengn analisis yang telah
Integratiom Management) disepakati.
2. Manajemen Skop Proyek (Project Scope Critical & Noncritical Delay
Management)
Kondisi yang tidak menyebabkan
3. Manajemen Waktu Proyek (Project Time terjadinya penambahan waktu
Management) penyelesaian proyek disebut noncritical
delay. Kondisi yang menyebabkan
4. Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
terjadinya perubahan/bertambahnya waktu
Management)
penyelesaian proyek kontruksi disebut
5. Manajemen Kualitas Proyek (Project critical delay.
Quality Management)
2. Nonexcusable delay, adalah suatu kondisi
6. Manajemen SDM Proyek (Project Human saat terjadi penundaan pekerjaan yang
Resources Management) disebabkan oleh pihak pelaksana
kontruksi. Penyebab kegagalan pada
7. Manajemen Komunikasi Proyek (Project
kelompok ini adalah perencanaan
Comunication Management)
pelaksanaan yang tidak tepat oleh
kontraktor, ketidakmampuan sumber daya
manusia yang dimiliki kontraktor, Analisis Statik Deskriptif
kegagalan subkontraktor. Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data
mentah ke dalam suatu bentuk yang akan membuat
Nonexusable delay dapat berakibat
pembaca lebih mudah memahami dan menafsirkan
pemutusan hubungan kerja/kontrak. Pada
maksud dari data atau angka yang ditampilkan.
umumnya, nonexcusable delay tidak akan
Kegunaan utama statistik deskriptif ialah untuk
pernah mendapatkan perpanjangan waktu
menggambarkan jawaban-jawaban responden.
akan tetapi kontraktor akan melakukan
markup dalam schedule dengan Yang termasuk didalamnya ialah distribusi
melakukan percepatan pekerjaan. frekuensi. Distribusi frekuensi menggambarkan
pengaturan data secara teratur didalam suatu tabel.
Penyebab Keterlambatan
Data diatur secara berurutan sesuai dengan besar
Berikut ini beberapa hal yang mungkin bisa
kecilnya angka yang didapat.
menyebabkan suatu proyek mengalami
keterlambatan dalam pelaksanaanya (Pastiarsa, Cara Kerja Program SPSS
2015) yaitu: Program SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) digunakan dalam metode kuantitatif
1. Sasaran proyek dan kriteria sukses proyek
mulai dari penyusunan kuesioner. SPSS yang
tidak jelas. Kaitannya antara proyek
dipakai dalam metode penelitian ini adalah SPSS
dengan rencana strategis organisasi tidak
tipe 20. Kuesioner disusun untuk memperoleh
jelas.
informasi yang relevan dengan tujuan kajian, serta
2. Minimnya keterlibatan pengguna jasa informasi yang valid dan reliable. Isi pertanyaan
sejak awal proyek dan minimnya dalam kuesioner berupa fakta, pendapat dan sikap,
dukungan dan komitmen manajemen level informasi, atau persepsi-diri.
atas kepada tim proyek.
3. Kurang efektifnya komunikasi dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN
stakeholder atau pemangku kepentingan
proyek selama proyek berlangsung. Uraian Umum
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
4. Schedule proyek dan anggaran proyek
ini adalah metode analisis kuantitatif yaitu
yang tidak realistis
penelitian dengan mengumpulkan data primer dan
5. Ruang lingkup proyek tidak jelas. data sekunder. Data diperoleh dengan melakukan
Spesifikasi atau persyaratan proyek selalu penelitian langsung di proyek Menara Jakarta. Data
berubah-ubah. Tidak adanya sistem primer adalah data yang diperoleh langsung dari
pengendalian perubahan yang terintegrasi. sumber pertama baik dari individu maupun
perseorangan, seperti hasil wawancara, pengisian
6. Produktifitas yang rendah dan sumber
kuesioner, dan data sekunder adalah data yang
daya yang tidak efisien.
bersumber langsung dari pihak proyek, data
7. Minimnya keahlian dan kurangnya teknik- sekunder ini berupa S- curve proyek, laporan
teknik manajemen proyek dan manajemen bulanan, dan buku atau jurnal. Studi ini dilakukan
risiko yang telah teruji. dengan mengumpulkan literatur dan data sekunder
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan,
8. Prosedur dan dokumentasi yang tidak baik kemudian menentukan teknik pengumpulan data
serta tidak belajar dari proyek yang digunakan dan diperjelas dengan adanya
sebelumnya. analisis dengan metode statistik parametris dengan
9. Kurangnya perhatian untuk mengurai bantuan komputer program SPSS.
rencana dan pelaksanaan menjadi langkah-
langkah yang mudah dalam
pengelolannya. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Dilakukan di proyek Menara Jakarta
10. Perubahan pada faktor lingkungan politik, Jalan Trembesi Raya Blok D Komplek Kota Baru
ekonomi, dan sosial budaya. Bandar Kemayoran - Jakarta Utara.
11. Kesalahan dalam meramalkan kontinuitas
pasokan bahan baku.
Variabel Penelitian
12. Kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan kerja dengan ketersediaan
tenaga kerja.
Dalam penelitian ini ada beberapa situasi kejadian Dengan :
yang bisa mempengaruhi pelaksanaan
n = jumlah sampel yang diperlukan
keterlambatan Proyek Menara Jakarta dan variabel
– vaiabel yang mempengaruhinya akan dijadikan N = Ukuran populasi yang diketahui
identifikasi awal pada kuesioner pendahuluan yang
e = Presentase kesalahan yang ditolerir (5%)
akan disebarkan.
Instrumen
Jenis – jenis variabel penelitian dapat
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang
dikelompokan menurut beragam cara, namun
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
terdapat tiga jenis pengelompokan variabel yang
kegiatanya mengumpulkan data agar kegiatan
sangat penting dan mendapatkan penekanan.
tersebut menjadi sistemtis dan mudah. Maka
Karlinger, (2006: 58) antara lain :
pengumpulan pada penelitian menggunakan
1. Variabel bebas sering disebut independent, kuesioner/wawancara. Setelah seluruh data dan
variabel stimulus, predictor, antecedent. informasi yang diperoleh dari proyek dilakukan
Variabel bebas adalah variabel yang tahapan analisis dengan menggunakan alat bantu
mempengaruhi atau yang menjadi sebab atau software Statistical Product and Service
perubahannya atau timbul variabel terikat. Solutions ( SPSS ).
Variabel terikat adalah kondisis yang hendak
kita jelaskan.
2. Kuesioner
2. Variabel kontinu sebuah variabel kontinu
Pengumpulan data dengan metode angket yaitu
memiliki sehimpunan harga yang teratur
menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
dalam suatu cakupan (range) tertentu.
akan diisi atau dijawab oleh para responden yaitu
3. Variabel kategori yaitu yang berkaitan dengan seluruh staff dan karyawan PT. Multibangun
suatu jenis pengukuran yang dinamakan Adhitama Konstruksi Proyek Menara Jakarta.
pengukuran nominal. Dalam pengukuran
Sebelum disebar keseluruh responden yang ada
nominal terdapat dua himpunan bagian
pada proyek Menara Jakarta peneliti melakukan
(subset) atau lebih yang merupakan bagian
langkah awal yaitu melakukan kuesioner pakar
dari himpunan (set) obyek yang diukur. Jadi
untuk melakukan tahap wawancara atau pengisian
persoalah variabel ini adalah anatara “ ya”
kuesioner kepada para responden lainnya.
atau “tidak”.
Responden diminta mengisi daftar pertanyaan
kemudian memintanya untuk mengembalikannya
1. Populasi dan Instrumen Penelitian kepada peneliti secara langsung dan peneliti
Populasi mengumpulkan angket yang telah diisi oleh para
Populasi adalah wilayah generelasi yang terdiri atas responden. Kemudian kuesioner harus dicek
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan apabila kuesioner diisi tidak lengkap maka
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti kuesioner tidak dapat diolah datanya.
untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan Kuesioner Tahap 1
(Sugiyono – 2011:80). Untuk langkah awal Merupakan kuesioner yang ditunjukan untuk
penellitian harus menentukan secara jelas mengenai validasi variabel bebas oleh para pakar yang
populasi sasaran penelitian dan keseluruhan obyek terlibat secara langsung pada proyek Menara
penelitian yaitu seluruh staff yang bekerja pada PT. Jakarta. Bertujuan umtuk mengeliminasi variabel
Multibangun Adhitama Konstruksi Proyek Menara yang tidak digunakan pada kuesioner tahap
Jakarta. selanjutnya.
Sampel Kuesioner tahap 2
Menurut (Sugiyono, 2011), sampel adalah bagian Kuesioner yang merupakan hasil validasi aspek
atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh aspek yang terkait penyebab keterlambatan pada
populasi tersebut. Populasi penelitian ini adalah proyek Menara Jakarta. Kemudian dilakukan
seluruh staf karyawan yang bekerja pada PT. pengisian kuesioner yang diberikan pada responden
Multibangun Adhitama Konstruksi selaku main untuk mengetahui nilai dampaknya terhadap
kontraktor di Proyek Menara Jakarta yang keterlambatan. Adapun kriteria untuk pengisian
berjumlah 62 orang. Kemudian untuk menentukan kuesioner tersebut yaitu seluruh karyawan yang
jumlah sampel dengan ukuran populasi digunakan memiliki pendidikan yang menunjang dibidangnya
rumus Slovin. dan mempunyai pengelaman pekerjaan pada bidang
Dengan persamaan sebagai berikut ; konstruksi kurang lebihnya bekerja minimal 2
tahun.
N
n=
1+ N ¿ ¿
6. Uji T
3. Metode Uji Validitas Dan Uji Realibilitas Uji ini menguji bagaimana pengaruh terhadap
Setelah semua data terkumpul, kemudian dilakukan masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-
analisis data dengan cara kuantitatif, yaitu hasil sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat
survey berupa angket kuesioner dan wawancara dilakukan dengan membandingan t hitung dengan t
dari pakar dan responden diolah sesuai dengan tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada
metode yang digunakan. masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan
uji F (dilihat perhitungan SPSS pada Coef
Adapun metode analisis data yang digunakan pada Regression Full Mode/ Enter) atau bisa diganti
penelitian ini adalah analisis statik dengan dengan metode Stepwise.
menggunakan program SPSS.
7. Koefisien Determinasi (R2)
Uji Validitas Adjusted R square digunakan untuk mengetahui
Digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika dimana hal yang ditunjukan oleh besarnya
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh (satu). Koefisien determinasi (R2) nol variabel
kuesioner tersebut. Analisis ini dengan cara independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan variabel dependen
skor.
8. Validasi Pakar Tahap Ahir
r =N ∑ XY −( ∑ x ) ¿ ¿ ¿ Kuisioner pakar tahap awal dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab dengan pihak-pihak terkait
Dimana : yaitu koordinator manajer dan manajer unit Proyek
r = Koef Korelasi Menara Jakarta Kemayoran. Mengenai hasil dari
penelitian yang ada di lapangan dan peneliti
y = Skor Total Tiap Responden meminta masukan dan tindakan perbaikan dengan
n = Jumlah Responden pakar.
A Guide to the Project Management Body of Jordy Ladjo, Edwin Yurianto, Sentosa Limanto,
Knowledge (PMBOK® Guide –2000 Edition. Endro Wicaksono. (2015). Analisis Faktor
Faktor Penyebab Keterlambatan Pada
Andi, Susandi, Wijaya. H. (2003). On Representing Bangunan Tinggi Di Surabaya. Faktor
Factors Influencing Time Performance Of Keterlambatan , 1-8.
Shop-House Contructions In Surabaya. Sarwono, Jonathan. (2018): Statistik Untuk Riset
Dimensi Teknik Sipil, Vol. 5 No. 2, Skripsi. Andi, Yogyakarta
September.
Sugiono Dr, D. W. (2015). Statistic Non Parametic.
Bandung: Alva Beta.